Anda di halaman 1dari 7

STEP 1 Diskrepansi : Selisih tempat yang dibutuhkan dan tempat yang tersedia pada gigi dalam

lengkung rahang dengan menggunakan model. Penghitungan diskrepansi digunakan untuk mengetahui kelebihan atau kekurangna tempat sehingga dapat menentukan rencana perawatan yang tepat. Maloklusi : Bentuk hubungan rahang atas dan rahang bawah yang menyimpang dari

bentuk yang normal

STEP 2 1. Apa saja etiologi dari maloklusi? 2. Bagaimana menganalisa diagnosa pada pasien maloklusi? 3. Bagaimana cara menghitung diskrepansi pada model? 4. Apa saja dasar pertimbangan pada perawatan orthodonsia? 5. Apa saja rencana perawatan pada bidang orthodonsia?

STEP 3 1. Etiologi maloklusi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor Umum, yaitu faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi terjadinya maloklusi diantaranya: Herediter Lingkungan. Lingkungan yang dimaksut bisa lingkungan pre natal (sebelum kelahiran) atau post natal (setelah kelahiran). Lingkungan pre natal biasanya akibat konsumsi obat-obatan atau zat kimia yang mempengaruhi kondisi kehamilan. Sedangkan lingkungan post natal yang merupakan lingkungan yang mempengaruhi setelah kelahiran misalnya pada proses kelahiran menggunakan forceps, kecelakaan, jatuh yag mengakibatkan fraktur pada condil sehingga menyebabkan asimetri muka.

Penyakit sistemik. Contoh penyakit sistemik adalah penyakit yang mengganggu produksi hormon sehingga mempengaruhi pertumbuhan rahang dan gigi,misalnya : hipertiroid,hipotiroid.

kelainan kongenital. Bad Habbit Problema diet Posisi tubuh

2. Faktor Lokal, yaitu faktor yang langsung mempengaruhi terjadinya maloklusi. faktor ini melibatkan kelainan pada gigi diantaranya : Persistensi gigi sulung Tanggal prematur Anomali gigi (bentuk, jumlah) Letak salah benih Karies DDM

Pada kasus maloklusi kelas I, etiologi umumnya disebabka oleh adanya diskrepansi baik rahang atas maupun bawah. Maloklusi kelas II yang terbagi menjadi 2 sub divisi umumnya dikarenakan faktor genetik ,lingkungan dan juga skeletal . Maloklusi kelas III dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor skeletal.

2. Tahap analisa diagnosa pada orthodonsia 1. Analisa Umum. Identifikasi Pasien (nama,umur,alamat). Umur penting diketahui untuk

menentukan pasien pada fase gigi

pergantian atau gigi permanen yang

berpengaruh pada rencana perawatan pasien. Tinggi Badan dan Berat Badan Identifikasi keluhan utama Keadaan fisik Riwayat penyakit sistemik tertentu

Etiolohi karena adanya faktor herediter Bad Habbit

2. Analisa Lokal Intra Oral Pemeriksaan intra oral meliputi keadaan mukosa,gigi,lidah Ekstra Oral meliputi pemeriksaan: bibir, tipe wajah,tipe kepala,lengkung gigi,bentuk palatum, kesimetrian wajah. 3. Analisa fungsional Path of closure Gangguan pada TMJ Free way space

4. Analisa Model Bentuk lengkung gigi Jumlah lebar 4 insisiv rahang atas .Hal ini untuk mengethaui apakah adanya makrodontia atau mikrodontia. Jumlah total 4 insisiv normal adalah 28-36mm Diskrepansi model.Kekurangan tempat kurang dari 4 mm tidak perlu dilakukan ekstraksi, pada kekurangan 5-9 mm perlu adanya pertimbangan untuk ekstraksi atau ekspansi/strippling. Sedangkan kekurangan 10mm atau lebih perlu dilakukan ekstraksi. Curve of spee. Yaitu garis imajiner antara insisal edge insisiv dan molar dua permanen.terdapat tiga penilaian, datar,cembung (-) , cekung (+) Pergeseran gigi Pergeseran terhadap garis median Gigi yang salah posisi Relasi rahang atas dan rahang bawah.

Secara universal diagnosa dibagi dua ,yaitu 1. Essential : meliputi analisa umum, analisa lokal, analisa fungsional, dan analisa model 2. Tambahan:

Chepalometri : untuk mengetahui pola skeletal dan profil wajah Elektromiografi : mengetahui adanya anomali atau kelainan pada tonus-tonus otot facial Radiografi pergelangan tangan BMR

3. Menghitung diskrepansi pada model Menghitung diskrepansi pada model harus mengetahui availabel space dan required space pada model. Available space dihitung dengan menggunakan brushwire dari mesial gigi molar permanen I kiri ke molar permanen I kanan dilewatkan pada lengkung rahang yang benar. Atau dengan menggunakan tabel sitepu dengan mengetahui jumlah 4 insisiv rahang bawah lalu dicocokkan pada nilai yang sesuai. Reqquired space adalah tempat yang dibutuhkan dengan cara menghitung jumlah lebar mesio distal pada lengkung yang terbesar gigi permanen kiri sampai mesial gigi molar pertama permanen kanan. Diskrepansi dihitung dengan mengurangi available space dengan required space. Bila hasil + maka terjadi kelebihan space sehingga tidak perlu adanya ekstraksi, sedangkan bila hasil maka terjadi kekurangan tempat. 4. Dasar pertimbangan rencana perawatan Pertimbangan umur Keadaan gigi, menyangkut keparahan maloklusi dan OH pasien Kematangan tulang Estetika Finansial Kooperatif dari pasien

Indikasi Alat lepasan : Hanya untuk beberapa gigi yang abnormal/maloklusi digunakan pada masa gigi pergantian

Indikasi Alat cekat :

Untuk umur diatas 12 tahun Digunakan pada pasien pada fase gigi permanen Kelainan maloklusi bersifat kompleks

5. Rencana Perawatan 1. Early Treatment, pada perawatan ini meliputi: Preventif treatment : pada fase ini belum terjadi adanya maloklusi, sehingga perawatan lebih ditekankan pada tindakan pencegahan seperti pemberian DHE, space maintainer. Interseptif treatment: merupakan perawaan yang mencegah adanya maloklusi yang berkembang lebih parah. Pada tahap ini sudah terjadi maloklusi tapi belum parah. 2. Corrective treatment Sudah terjadi maloklusi, sehingga diperlukan perawatan orthodontic lebih lanjut. 3. Rehabilitative treatment

STEP 4 MAPPING

Pasien datang dengan maloklusi

Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan Objektif

PemeriksaanPenunjang

Analisa

Klasifikasi Maloklusi

Etiologi dasar Pertimbangan

Rencana Perawatan

Ekstraksi

non Ekstraksi

Piranti ortho cekat

Piranti ortho lepasan

STEP 5 1 Mengetahuio dan memahami klasifikasi maloklusi 2. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat analisa diagnosa 3. Mengetahui dan memahami macam dan rencana perawatan 4. Mengetahui dan memahami desain alat lepasan

Anda mungkin juga menyukai