07a Pertemuan Keenam
07a Pertemuan Keenam
Tentang Ruh
Ruh kita tidak terletak dalam tubuh kita. Dia di luar ruang dan waktu, sedangkan tubuh kita di dalam ruang dan waktu. Ruh yang diluar ruang waktu ini menyatakan diri di dalam ruang waktu dengan medium tubuh/fisik kita. Setiap ungkapan diri adalah kehendak ruh, dan fisik kita merupakan medium tempat sang ruh (sang power,sang qudrah) menyatakan kekuasaan dan kehendaknya.
Ke ahadiyah-an Allah
Semula, Allah dalam ke-ahdiyah-an-Nya, tidak ada yang lain selain Dia: Martabat Pertama (m.I). Allah yang bisa diterangkan (melalui sifatsifatNya) bukanlah Allah yang sebenarnya melainkan persepsi kita tentang Allah. Ku kenal Tuhanku dengan Tuhanku, bukan dg akalku, ibadahku atau kesucianku, melainkan karena Tuhanku yang mengenalkan Diri kepada ku (marifat Rasul terhadap Allah). Allah menyatakan bahwa, tidak ada Tuhan selain Dia (Ali Imran [3]: 18)
Misi Manusia
Berbeda dengan makhluk lain yang hanya memiliki misi kehadiran yang terbatas, manusia hadir di bumi memiliki misi yang jauh lebih penting. Dia diberi kebebasan. Kebebasan yang dia miliki itu dia arahkan ke mana, di situlah letak nilai manusia. Jika kebebasan digunakan untuk mengambil alih manajerial Allah (peran khalifah), manusia bisa mencapai jenjang martabat yang ke tujuh.
Kehidupan Malam
Dengan menundukkan malam berarti ada kehidupan malam, sebuah kehidupan untuk menggali diri. Allah melanjutkan firmanNya: Dan Allah telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya [14]:33 Pada tahap tertinggi ini ; manusia tidak berurusan dengan alam semesta, walaupun bisa menundukkannya. Dia sedang berurusan dengan yang menjalankan alam semesta ini.
Ar Rahim-syahadah
Orang-orang beriman yang sanggup melakukan peran dirinya dalam rahimiyyah Allah, mereka berkondisi menjelaskan adanyaTuhan (bersyahadat). Dialah Allah, tiada Tuhan kecuali Dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih (ar Rahman), Maha Penyayang (ar Rahim) . Al Hasyr *59+: 22
Rahimiyyah-Syahadat
Sejak manusia diciptakan, kehendak Tuhan selanjutnya melewati ciptaan Nya itu. Tuhan tidak menciptakan semesta budaya. Tuhan menciptakan alam realitas mulai dari alam anorganik sampai kehidupan insani. Setelah itu, kehendak Tuhan dititipkan kepada manusia (yang telah memadai mewakili Nya di muka bumi): Kamu tidak dapat menghendaki, kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam [81]: 29
Munculnya gagasan
Jika muncul persoalan dalam hidup, manusia akan berfikir untuk menciptakan gagasangagasan dalam mengatasi problem tersebut. Terciptanya gagasan inilah manifestasi dari sifat manajerial Al Khaliq (Yang Menciptakan) yang beroperasi pada diri manusia. Allah telah menitipkan ide-ide Nya kepada manusia yang dinilai Nya telah memadai untuk bisa mengungkapkan kehendak2 Nya.
Manusia = Mikrokosmos
Setiap penciptaan mulai dari anorganik sampai dengan manusia, jutaan malaikat secara kumulatif mendukung proses ini. Dengan demikian, semua kekuatan (malaikat) penyangga Arsy Tuhan yang bekerja di alam semesta ini ternyata dimiliki manusia. Dalam hal ini manusia disebut mikrokosmos ( jagad raya dalam bentuknya yang kecil). Jadi , segala kepandaian dan keterampilan sebenarnya kita miliki (potensial, sayang tidak bisa terungkap)
Penutup
Ada pesan yang perlu kita perhatikan, bahwa jika kita punya gagasan-gagasan yang baik jangan hanya disimpan dalam kepala saja. Kita harus mampu membebaskan ide tersebut dari otak kita agar bisa ditangkap oleh orang lain. Yang lebih penting lagi bagaimana membentuk rupa atau meujudkannya sehingga membuat gagasan kita itu bermanfaat bagi manusia.