Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
URETRITIS (PRIA)
URETRITIS GO
URETRITIS NON GO
URETRITIS SPESIFIK
Tanda uretritis
Subjektif:
Nyeri kencing ringan-berat Keluar cairan jernih nanah Riwayat kontak seksual
Objektif:
Laboratorium
Wanita
Cervicitis.
Infeksi Saluran Genital Bawah. Peradangan Rongga Panggul Infeksi Genital Non Spesifik
Pasangan mempunyai IMS Berganti pasangan Pernah menderita IMS PSK Usia Seksual aktif
FLUOR ALBUS
Fluor
albus adalah cairan kental keputihan yang keluar dari vagina dan rongga uterus.
Sinonim : leukorrhea
PATOFISIOLOGI
Tidak semua fluor albus bersifat patologis.
Sekret vagina normal (fisiologis) bersifat :
encer tidak kental, tidak berwarna tidak berbau biasanya terdapat pada forniks posterior dipengaruhi kadar hormon
PATOFISIOLOGI
Lingkungan vagina normal Hubungan dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina, hasil metabolit lain Lacobacillus menghasilkan hidrogen peroksida Toksik terhadap bakteri patogen pH optimal : 3,8 4,2
PATOFISIOLOGI
Sekret vagina abnormal Terjadi perubahan warna dan jumlah, misalnya :
Keputihan disertai rasa gatal Sekret vagina yang bertambah banyak Rasa panas saat kencing Sekret vagina putih dan menngumpal Berwarna putih keabuan atau kuning dengan bau
menusuk
INFEKSI
2.
IRITASI
Bakteri : Chlamydia,Bakterial Vaginosis dan Gonokokus Jamur : Candida Protozoa : Trichomonas vaginalis Virus : virus Herpes dan Human Papilloma virus Sperma, pelicin, kondom Sabun cuci, pelembut pakaian Deodoran, sabun Cairan antiseptik untuk mandi Pembersih vagina Celana ketat Tissue toilet berwawarna
3. 4.
Tanda Infeksi
Subjektif:
Nyeri kencing ringan-berat Keluar cairan jernih nanah Riwayat kontak seksual
Objektif:
Laboratorium
11
GONORE MENYERANG
PRIA URETRA KEL TYSON KEL COWPER KEL PARAURETRA PROSTAT EPIDIDIMIS TESTIS WANITA CERVIKS BARTHOLIN KEL SKEIN SALPHINX OVARIUM PID
12
CONYUNCTIVA
LARINKS PHARINKS
SENDI
SEPTIKEMIA PERICARD
RECTUM
DISSEMINATA
13
DEFINISI
Semua penyakit disebabkan Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus gram negatif Umumnya mengenai :
14
EPIDEMIOLOGI
350 juta penduduk setiap tahun terinfeksi
Gonore 60 % Infeksi campuran Negara maju Chlamydia> Gonore Cofaktor HIV/ AIDS. Yang mendapat pengobatan dan sembuh sekitar 10 %
15
ETIOLOGI
GRAM NEGATIF
INTRASELULER DIPLOKOKUS
16
STRAIN RESISTENSI.
NGPP (Neisseria Gonorhoeae penghasil penisilinase)
TRNG QRNG ARNG
17
PATOGENESIS
PERLEKATAN (pili dan
protein permukaan) SEL EPITEL MENEMBUS JARINGAN. PMNL MIKRO ABSES PENYEBARAN
18
GEJALA KLINIK
INFEKSI PADA PRIA URETRA PARS ANTERIOR
Tes Thompson
19
DISURI
INTERMENSTRUAL BLEEDING MENORRHAGIA NYERI PUNGGUNG
20
DIAGNOSIS
Anamnesis, klinis, laboratoris
LABORATORIUM Cat Gram duh tubuh Kultur : Thayer martin/modifikasi TM Tes definitif ( tes Oksidase, Fermentase) Tes NGPP (Beta laktamase, Yodometri, Penisilin discdifusion, Tes Thomson ELISA
Pria : bahan dari duh tubuh uretra/sed.urine/sekret massage prostat Wanita : bahan dari uretra, srviks, muara kel.bartholin, rektum
21
KOMPLIKASI
PRIA Tisonitis Parauretritis Cowperitis : sakit pada perineum, disuri Infeksi uretra pars post vesica urinaria : polakisuri, hematuri Prostatitis : nyeri hebat pd perineum, nyeri saat BAB, febris Vesikulitis Funikulitis Epididimitis : febris, edema, kulit skrotum tanda radang (+) Infertilitas
22
KOMPLIKASI
WANITA Bartholinitis : edema labium mayus (tu. 1/3 bagian bawah), tanda radang akut PRP jaringan parut, tuba infertilitas Salpingitis
Diseminata : Arthritis, myocarditis, endocarditis,
23
Uretritis :
duh tubuh mukopurulen, nyeri, panas, disuri, polakisuri OUE merah, edema,
Cervisitis : Asimtomatik >> Serviks merah, erosi, sekret mukopurulen Proktitis : (tenesmus, Eritema, sekret/duh tubuh, pruritus perdarahan rektum)
Pertimbangkan, efektivitas, dosis tunggal, efek samping, tempat infeksi, resistensi, kemungkinan infeksi C. trachomatis bersamaan
25
27
28
PILIHAN Kanamisin 25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg Spektinomisin 25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg Pantau dalam 48 jam PENCEGAHAN : Sesudah lahir mata dibersihkan tetesi Nitras argensi 1% atau salep tetrasiklin 1% Ibu Go (+) bayi beri Seftriakson 50mg/KgBB, intramuskuler s/d max. 125mg Pilihan : Kanamisin Spektromisin
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
SPESIFIK PENYEBAB:
Chlamydia trachomatis. Ureaplasma urealyticum Trichomonas vaginalis Jamur Herpes Simplex Adenovirus Haemophilus sp Bacteriodes urealyticum NON SPESIFIK
46
47
PENDAHULUAN
Chlamydia trachomatis terdiri dari 15 serovars : A, B, Ba, C : penyebab trachoma D, E, F, G, H, I, J, K : penyebab infeksi saluran genital,conjungtivitis, pneumonia infantile L1, L2, L3, penyebab LGV (Limfogranuloma venereum)
48
EPIDEMIOLOGI
Th. 1997 : > 500.000 kasus (200/100.000 penduduk)
Amerika Serikat : 3-4 juta kasus/tahun WHO: 90 juta kasus
49
PENYEBAB
Chlamydia trachomatis serovar D,E,F,G,H,I,J Mempunyai dinding sel dan membran sel Sitoplasma mengandung DNA & RNA Multiplikasi hanya pada sel (intraseluler obligat) Membentuk inklusi dalam sitoplasma Antigen : MOMP (mayor outer membrane protein), lipopolisakarida, HSP (heat shock protein) Menyebabkan respon imun : pembentukan antibodi dan imunitas seluler
50
CHLAMYDIA TRACHOMATIS.
Proses masuk kedsalam sel :
1. 2. 3.
4. 5.
Elementari Bodi melekat dalam sel Masuk kedalam sel Berfubah menjadi retikulate bodi (bertumbuh dan berkembang biak) Berubah menjadi Elementari bodi Dilepaskan untuk menginfeksi.
51
52
Uretritis Arthritis / atralgia Lesi mukokutaneus Conjungtivitis +/- gx sistemik : panas, myalgia, anoreksia, BB turun
53
54
55
56
vaginal discharge purulent servicitis mukopurulen nyeri perut bawah post coital/intermenstrual bleeding Dysuria pelvic inflammatory disease (PID)
57
CERVICITIS
Menyerang epitel silindris serviks Sulit dibedakan dengan proses inflammasi lain pada serviks Gejala :
58
59
60
Diagnosis dengan :
laparoskopi (gold standart) biopsi endometrium
61
62
Biasanya tidak panas Batuk seperti pertusis, sputum + X-ray : infiltrat interrtitial simetris Laboratorum : eosinophilia, hypergamaglobulinemia, IgM Jika mungkin dilakukan : aspirasi trakea , biopsi paru
B. Inclusion-particle conjunctivitis
Dapat diisolasi dari bayi yg menderita blennorrhea : 15-20% Konjungtivitis tampak 5-15 hari, sering unilateral Kelopak mata edema dan mengalami peradangan disetai sekret supurative
63
65
66
67
PENYEBAB
4 bakteri vagina :
Gardnerella vaginalis Bacteroides sp. Mobiluncus sp. Mycoplasma hominis
68
PATOGENESA
TERJADI PERGANTIAN NORMAL FLORA (LACTO BACILUS SPP) TERGANGGUNYA EKOSISTEM. H2O MENGHILANG SUSANA ANEROB. PERUBAHAN PH MENJADI ALKALI. PRODUKSI AMINE WHIFF TEST (KOH 10 %)
69
tipis, cair dan berbau amis seperti bau ikan bau bertambah setelah melakukan hubungan seksual duh tubuh vagina melekat pada dinding vagina dan vestibulum
70
71
Laboratorium :
Sekret vagina berbau amis jika diteteskan KOH 10% (whiff test / tes amin positif) pH duh tubuh vagina > 4,5 (4,7-5,7) Mikroskopis :
sediaan apus dengan pewarnaan gram atau
sediaan basah clue cells clue cells 20% pada sel epitel leukosit normal < 15/lp.
72
73
Diagnosis
Didapatkan 3 dari 4 tanda-tanda berikut (Amsel, 1983) : Cairan vagina homogen,putih / keabu-abuan pH duh tubuh vagina > 4,5 Duh tubuh vagina berbau seperti ikan sebelum atau sesudah penembahan KOH 10% (Whiff test +) Clue cells
74
Komplikasi
WANITA HAMIL : Ketuban pecah dini Lahir prematur Bayi berat lahir rendah
75
Penatalaksanaan
Metronidazol 400 atau 500 mg 2 x 1 (7hari) Metronidazol 2 gram po dosis tunggal Klindamisin 300 mg po 2 x 1 (7hari) Metronidazol gel 0,75% - 1 aplikator (5 gr) intravaginal
(2 kali sehari selama 5 hari) Klindamisin krim 2% - 1 aplikator (5 gr) intravaginal (sebelum tidur selama 7 hari)
76
77
DEFINISI
INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH TRICHOMONAS VAGINALIS.
Trichomonas vaginalis Berbentuk ovoid ukuran 10-20 mmikron , mempunyai 4 flagella dengah pergerakannya Melakukan perlekatan pada selaput lendir Bersifat anaerobik.
78
PATOGENESIS
INFEKSI YANG PALING BANYAK PADA SALURAN GENITO
URINARI. WANITA TERBANYAK PADA VAGINA. BISA PADA URETRA DAN KEL SKENE. ISOLASI PADA KANDUNG KENCING PRIA BANYAK DI-URETRA. GEJALA BISA ASIMPTOMATIS, GEJALA RINGAN, SAMPAI AKUT DAN PERADANGAN HEBAT. SEKRESI BANYAK MENGANDUNG PMNL BAU KHAS SEPERTI IKAN AMIS.
79
80
Pada WANITA
Masa inkubasi : 5 28 hari Keluhan dan Gejala Simptom (20%-50%). keluhan dan gejala :
sekret vagina
sedikit sampai banyak encer kuning / kehijauan berbusa (10% - 30%) klasik berbau. Vulvitis dan vaginitis. bila jumlah kuman banyak sekali strawberry cervix (2%) rasa tidak enak di perut bagian bawah.
81
Pada PRIA
Keluhan dan Gejala : sering asimtomatik. sebagai pasangan seksual wanita yang terinfeksi keluhan dan gejala :
+ duh tubuh uretra (50% - 60%) :
jarang purulen jumlah sedikit atau sedang Uretritis (disuria, iritasi uretra, sering miksi) Prostatitis Epididimitis Tidak ada gejala sama sekali / gambaran klinis ringan
82
83
84
Strawberry Cervix
85
Laboratorium
Pada wanita : pH sekret vagina > 5 Tes amin / whiff test dapat positif Mikroskopis (sediaan basah) : tampak Trichomonas vaginalis dengan pergerakan flagela yang khas Dapat ditemukan clue cells karena biasa didapatkan bersamaan dengan BV
87
88
Penatalaksanaan :
Metronidazol 2 x 500 mg po (7 hari)
atau
89
Komplikasi
Wanita hamil : Partus prematur Bayi Berat Lahir Rendah
90
91
C. pseudotropicalis
C. krusei
92
KVV :
Infeksi oportunistik
Faktor predisposisi / faktor risiko : Hormonal kadar karbohidrat (DM) Pemakaian antibiotika jangka panjang suhu dan kelembaban Imunosupresi Iritasi / trauma
93
Gatal / panas / iritasi pada vulva (vulva lecet) Eritema Edema Maserasi Pseudomembran Dapat timbul fisura Terdapat lesi satelit papulopustuler Tidak berbau Sekret vagina : seperti kepala susu / krim (banyak) seperti susu pecah (bila sedikit dan cair) pada dinding vagina biasa dijumpai gumpalan seperti keju (cottage cheese). tidak berbau / berbau asam
94
95
Balanitis
96
97
98
99
Laboratorium
PH duh tubuh vagina 4,5 Tes amin / Whiff test : negatif Mikroskopis (pengecatan gram dan KOH 10%) :
bentuk ragi : blastospora bentuk lonjong pseudohifa seperti sosis panjang bersambung hifa asli bersepta (kadang-kadang)
100
101
102
Penatalaksanaan
Medikamentosa : Mikonazol atau Klotrimazol 200 mg intravaginal, setiap hari selama 3 hari Atau Klotrimazol 500 mg intravaginal dosis tunggal Atau Flukonazol 150 mg po dosis tunggal Atau Itrakonazol 200 mg po 2 kali sehari selama 1 hari Atau Nistatin 100.000 IU intravaginal setiap hari selama 14 hari
103
Penatalaksanaan
(misal : produk berparfum) Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintetis Hilangkan faktor predisposisi
104
105
Ulkus mole : penyakit infeksi genital akut, setempat , auto-inoculable , disebabkan Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis khas ulkus pada tempat masuk, seringkali disertai supurasi KGB regional.
106
ETIOLOGI
H. ducreyi
merupakan bakteri gram negatif, anaerobik fakultatif, bentuk batang pendek , ujung bulat, tidak bergerak,
107
PATOGENESIS
Trauma / abrasi
Kuman menginfeksi
GAMBARAN KLINIS
Masa inkubasi 1- 5 hari. Awal : makula atau papul pustula pecah ulkus yang khas. Sifat ulkus : multipel, lunak, nyeri tekan, dasarnya kotor dan mudah berdarah, tepi ulkus menggaung, kulit sekitar ulkus berwarna merah
109
PREDILEKSI
pria : di daerah preputium, glans penis, batang penis,
frenulum dan anus wanita : vulva, klitoris, serviks dan anus. Pembesaran kelenjar limfe inguinal tidak multipel, terjadi pada 30% kasus yang disertai radang akut. Kelenjar melunak pecah sinus (sangat nyeri disertai febris).
110
Giant Chancroid : ulkus hanya satu , cepat meluas, bersifat destruktif. Transient chancroid : ulkus kecil, sembuh sendiri setelah 4-6 hari, disusul perlunakan kelenjar limfe inguinal 10-20 hari kemudian. Ulkus mole serpiginosum : terjadi inokulasi dan penyebaran dari lesi yang konfluen pada preputium, skrotum dan paha. Ulkus bertahan bertahun-tahun.
111
Ulkus mole gangrenosum : varian yang disebabkan super infeksi dengan bakteri fusosprikhetosis, menimbulkan ulkus fagedenik. Dapat menyebabkan destruksi jaringan yang cepat dan dalam. Ulkus mole folikularis (follicularis chancroid) : pada folikel rambut, terdiri atas ulkus kecil multipel. Dapat terjadi di vulva atau pada daerah genitalia yang berambut. Lesi ini sangat superfisial. Ulkus mole papular (ulcus molle elevatum) : papul berulserasi dan granulomatosa. DD/ : donovanosis atau kondiloma lata sifilis stadium II.
112
LABORATORIUM
Pemeriksaan langsung bahan ulkus pewarnaan gram. Positif jika ditemukan kelompok basil yang tersusun seperti barisan ikan.
Kultur pada media agar coklat, agar Muller Hinton atau media yang mengandung serum dengan vancomysin. Positif bila kuman tumbuh dalam waktu 2-4 hari (dapat sampai 7 hari).
113
Tes serologi Ito-Reenstierna ( 0,1 ml antigen disuntikan intradermal pd kulit lengan bawah ) Positif bila setelah 24 jam atau lebih timbul indurasi yang berdiameter 5 mm.
Tes ELISA dengan menggunakan whole lysed H. ducreyi. Tes lain yang dapat digunkan adalah tes fiksasi komplemen, presipitin dan aglutinin.
114
DIAGNOSA
Anamnesa
Gejala klinik yang khas Pemeriksaan langsung bahan ulkus
115
DIAGNOSA BANDING
Herpes genitalis
Aphthae Skabies Piodermi
Amobeasis kutis
Dermatitis EEM Epidermoid Ca
116
PENYULIT
Adenitis inguinal
Fimosis atau Parafimosis
Fistel uretra
Fistel rektovagina
117
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sistemik
Azithromycin 1 gr, oral, single dose Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi intra muscular Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari Amoksisilin + asam klavunat 3 x 125 mg selama 7 hari Streptomisin 1gr sehari selama 10 hari Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 7 hari
118
PENATALAKSANAAN
Pengobatan lokal
119
120
Difinisi
Kelaina kulit berupa vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjonjot yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) Bersifat jinak ,superfisial terutama didaerah genital.
121
Etiologi
HPV gol Papova Virus virus DNA
Telah dikenal 80 tipe. Tipe yang menyebabkan kondiloma: 6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52 dan 56 Tipe 16 dan 18 erat hubungannya dengan Ca servik Penularan: secara langsunghub. Seks
122
Epidemiologi
Penyebaran bersifat kosmopolit higiene memegang peranan Lingkungan lembab dan basah mempermudah timbulnya penyakit ini. Biasanya diikuti infeksi penyakit lain: trikomoniasis, kandidiasis, dan infeksi genetal non spesifik. Laki-laki= Wanita (insiden tinggi pada seksual aktif, usia 17-33 th)
123
Patogenesis
HPV replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa virus pada lapisan terbawah, protein kapsid dan virus infeksius pada lapisan superfisial sel yangberdiferensiasi.
Lap. Basalis tempat yang diinvasi mikroabrasi mukosa Fase laten: tanpa gejala sebulan setahun Inkubasi: 3 minggu- 8 bulan
124
Predileksi
Terutama didaerah lipatan
Laki-laki: perineum dan sekitar anus, sulcul
coronarius, glan penis, muara urethra eksterna,korpus dan pangkal penis. Wanita : vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang porsio uteri.
125
Gambaran Klinis
Awal : papul jarum pentul papilomatosa seperti bunga kol Jika mendapat tekanal bilateral pipih seperti jengger ayam. Disertai Fluor albus Hamil estrogen tinggi kelembaban tinggi dan vaskularisasi meningkat pertumbuhan cepat Kadang disertai: panas, gatal, nyeri dan mudah berdarah
126
Pemeriksaan Penunjang
Tes Asam Asetat (acetowhite)sensitifitasnya
tinggi terutama untuk C.acuminata dan infeksi HPV subklinis. Cara: As. Asetat 3-5% dioleskan pada lesi dengan lidi kapas tunggu 5-10 menit perubahan warna putih. Pemeriksaan Histopatologi
127
Diagnosis Banding
Veruka vulgaris: vegetasi tidak bertangkai, kering
berwarna abu-abu atau sama dengan kulit. Kondiloma lata: sifilis std II plakat erosif, banyak spirochaeta pallidum permukaan lebih halus, bentuk lebih bulat. Karsinoma sel skuamosa: vegetasi seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau.
128
Penatalaksanaan
Penatalaksaan Umum: Jaga kebersihan , berhubungan seks dengan memakai kondom Penatalaksanaan khusus Kemoterapi: podofilin 25%, TCA 50%, %Fluorourasil 1-5% Imunoterapi: Interferon, Imiquimod krim 5%. Pembedahan: bedah scalpel, bedah beku, Bedah laser.
129
Komplikasi
Perubahan displasia terhadap daerah sekitarnya
Transformasi kearah malignansi genitourinaria Penularan ke janin atau pasangan seksual
130
Prognosis
Sering residif tapi prognosisnya baik
Pada wanita dengan sistem imun yang kurang
persisten kondiloma, dapat juga menjadi displasia vulva, vagina, atau serviks.
131
Sinonim
LGV dikenal juga sebagai: 1. Limfogranuloma inguinale 2. Limfogranuloma tropikum 3. Limfopatia venereum 4. Tropical bubo 5. Climatic bubo 6. Strumous bubo 7. Paradenitis inguinalis 8. Durand Nicolas Favre disease
132
EPIDEMIOLOGI
Bersifat sporadis tropik dan sub-tropik Sering dijumpai didaerah rural sosial ekonomi
rendah Dijumpai di usia 20-40 th Laki-laki : Wanita = 5:1 Lesi primer laki-laki penis kel. Limfe inguinal Wanita : intravaginal/servikal intrapelvik, anus atau rektal.
133
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
2. Stadium lanjut
Sindroma anorektal Esthiomen (elefantiasis genetal)
134
Lesi primer Setelah masa inkubasi 3-12 hari, tidak khas (erosi, papul, ulkus dangkal tdk sakit sembuh sendiri, tanpa jaringan parut) Lokasi (pria): sulcus coronarius frenulumpreputiumbatang penis uretrascrotum, dapat disertai limfangitis dan abses-abses kecil bag dorsal penis bubonuli Lokasi (wanita): dindind post vaginaporsio post servik vulva Lesi ekstragenital terjadi pada mulut, jari, anus dan rektum.
135
setelah lesi primer menghilang. Kelenjar limfe inguinal membesar, padat dan nyeri berlekatan dengan sekitarnya(bentukan paket memanjang). Pembesaran kelenjar diatas dan dibawah lig inguinal pauparti celahsign of groove. Pembesaran kelenjar femoral, inguinal superfisial dan profundus menyebabkan bentuk seperti tangga ettage bubo. Laki-laki > sering, pada wanita lesi primer umumnya terletak lebih dalam drainase kearah kelenjar limfe di daerah pelvis. Menyebabkan terjadinya fistel di inguinal sembuh parut
136
Pemeriksaan penunjang
Pengecatan Giemsa badan inklusi Chlamydia
Tes Serologi : CFT (Complement Fixation Test) RIP (Radio Isotop Presipitation) Kultur jaringan yolk sac embrio ayam
137
138
139
140
141
142
Definisi
Infeksi pada genital dan sekitarnya
Herpes simplex virus (HSV) Vesikel / erosi / ulkus dangkal berkelompok diatas
143
144
Etiologi
Herpes simplex virus (HSV) Unna (1883) , penyakit menular melalui hubungan
seksual Sharlitt (1940), membedakan HSV1 dan HSV 2 Sebagian besar penyebab adalah HSV 2, bisa juga HSV 1 (16,1%) karena hubungan seksual orogenital, penularan melalui tangan
145
Awal kehidupan
HSV 2:
Kontak seksual 5-95% populasi dewasa 80% genital, 20% orolabial Periode seksual aktif
146
Epidemiologi
Peningkatan insiden herpes genitalis
147
Patogenesis
Terpajan HSV dapat terjadi infeksi: Episode I infeksi primer (inisial) Episode I non infeksi primer Infeksi rekuren Asimtomatik Tidak terjadi infeksi
148
Asymptomatic infection
LATENCY
LATENCY
Reactivation
ERIK LYCKE Scand J Infect Suppl. 78: 7-14, 1991
149
kulit Antibodi spesifik belum ada Lesi luas, gejala konstitusi berat Virus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion sakralis, berdiam serta bersifat laten
150
151
Infeksi rekuren
Faktor pencetus +
Virus mengalami reaktivasi dan multiplikasi kembali -
152
Faktor pencetus
Trauma Koitus berlebihan Demam Gangguan pencernaan Stres emosi Kelelahan Makanan yang merangsang Alkohol Obat-obatan ( imunosupresif, kortikosteroid)
153
Infeksi rekuren
Pendapat terjadinya : Faktor pencetus -> reaktivasi virus dalam ganglion. Virus turun melalui akson saraf perifer ke sel epitel kulit yang disarafinya, mengalami replikasi, multiplikasi-> lesi Virus terus menerus dilepaskan ke sel-sel epitel. Pencetus + ->kelemahan setempat -> lesi rekuren
154
Gejala klinis
Masa inkubasi berkisar 3-7 hari , lebih lama.
Manifestasi klinis dipengaruhi :
Faktor hospes Pajanan terdahulu dengan HSV Episode terdahulu Tipe virus
Gejala dapat berat dapat asimtomatik, penelitian retrospektif 70% infeksi HSV 2 asimtomatik
155
Gejala klinis Rasa terbakar, gatal daerah lesi (beberapa jam sebelum
lesi +) Setelah lesi timbul, gejala konstitusi (malaise, demam, nyeri otot) Vesikel berkelompok, mudah pecah -> erosi multipel, dasar eritem Infeksi sekunder - -> sembuh 5-7 hari, jaringan parut -
156
Gejala klinis
Infeksi inisial Lebih berat, lebih lama Kelenjar limfe regional membesar,nyeri Penyembuhan lama -> 2-4 minggu, serangan berikut lebih cepat Dapat terjadi disuria ( lesi di daerah uretra, periuretra), dapat retensi urin Infeksi di servix -> perubahan difus, ulkus multipel, ulkus besar dan nekrotik. Dapat tanpa gejala.
157
Gejala klinis
Infeksi rekuren Dapat terjadi cepat atau lambat Gejala lebih ringan Nyeri, gatal +, gejala prodromal + Lesi bersifat lokal Penyembuhan lebih cepat 2minggu Antibodi spesifik +
158
Gejala klinis
Tempat predileksi: Pria :
Preputium, glans penis,batang penis, uretra, daerah anal. Daerah skrotum jarang Labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina, servix Perianal, bokong, mons pubis jarang
Wanita:
159
Gejala klinis
Herpes genitalis atipikal Wanita:
Manifestasi yang tidak khas, bentuk fisura, furunkel, ekskoriasi, eritema vulva nonspesifik Rasa gatal, nyeri +
Pria: Fisura liniar pada preputium, bercak merah di glans penis Lesi ektragenital : paha, bokong, sela paha sering pada
160
anogenital Lesi lebih luas Imunodefisiensi tidak berat -> rekurensi lebih sering, kesembuhan lama
162
Komplikasi
Paling ditakuti -> pada bayi baru lahir
Awal kehamilan -> abortus / malformasi kongenital
(mikrosefali) Bayi lahir, ibu herpes genitalis -> hepatitis, infeksi berat, ensefalitis, keratokonjuntivitis, erupsi kulit, lahir mati
163
Diagnosis
Klinis : Kelompok vesikel multipel, riwayat lesi yang sama sebelumnya Nyeri Diagnosis banding: Ulkus karena Treponema pallidum, Ulkus karena Haemophylus ducrey Penyebab non infeksi
164
Deteksi antigen:
Deteksi partikel virus:
Diagnosis
Paling sederhana, tes tzank, cat giemsa -> sel raksasa inti banyak Mikroskop elektron -> kelompok virus herpes tak dapat dibedakan Kultur jaringan -> cara paling baik. Titer virus tinggi, hasil positif dalam 24-48 jam. Lama dan mahal Tes mendeteksi antigen HSV -> lebih cepat
Secara imunologik: imunofluoresen,
imunoperoksidase, ELISA
166
Diagnosis
Pemeriksaan ELISA, menentukan adanya antigen HSV. Sensitivitas 95%, sangat spesifik. Waktu 4,5 jam. Dapat untuk deteksi antibodi terhadap HSV dalam serum Imunoperoksidase tak langsung, imunofluoresensi langsung memakai antibodi poliklonal ->hasil positif dan negatif palsu. Antibodi monoklonal pada imunofluoresensi -> menentukan tipe virus Imunoflouresensi tak langsung kerokan lesi, sensitivitas 78-88%
167
Penatalaksanaan
Tujuan:
Mencegah infeksi ( terapi profilaksis) Memperpendek masa sakit dan kekerapan komplikasi
infeksi primer Mencegah terjadi latensi dan rekurensi klinis setelah episode pertama Mencegah rekurensi pada yang asimtomatik Mengurangi transmisi penyakit Eradikasi infeksi laten
Pengobatan profilaksis
Penerangan sifat penyakit, dapat menular bila sedang
serangan -> abstinensia Proteksi individual, digunakan alat perintang dengan busa spermisidal dan kondom . Menghindari faktor pencetus Konsultasi psikiatrik , stres -> serangan
169
dan antipruritus Zat pengering antiseptik, yodium povidon mengeringkan lesi, mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
170
Pengobatan spesifik
Infeksi inisial / episode pertama: Asiklovir 200 mg per oral, 5 kali sehari, selama 7 hari Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 7 hari Mengurangi pembentukan lesi baru, mengurangi lama nyeri, mengurangi waktu penututupan luka, perkembang biakan virus. Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit
171
Pengobatan
Infeksi rekuren Asiklovir, 200 mg per oral, 5 kali sehari, selama 5 hari Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali sehari, selama 5 hari Atau keadaan ringan, krim asiklovir. Pengobatan dilakukan sejak masa prodromal atau dalam 1 hari setelah timbul lesi. Pengobatan memperpendek waktu lesi genital
172
Pengobatan
Supresif: Asiklovir, 400 mg per oral, 2 kali sehari, secara terus menerus. Atau valasiklovir, 500 mg per oral, sekali dalam sehari Pengobatan akan menurunkan frekuensi kambuhan. Pengobatan ini mengurangi tetapi tidak menghentikan perkembang biakan virus yang asimtomatik
173
Pengobatan
Penyakit dengan gejala berat: Asiklovir, 5-10 mg per kg BB, intravenus berikan setiap 8 jam, selama 5-7 hari atau sampai tercapai perbaikan klinis
174
Pengobatan
Masa kehamilan:
Episode pertama infeksi primer, asiklovir oral Persalinan pervaginam, ibu herpes genital -> resiko
tertular herpes neonatal (saat akan dilahirkan) Ibu dengan infeksi rekuren -> bayi resiko tertular rendah Anamnesa, pemeriksaan fisik baik -> indikasi cs Bayi dari ibu dengan ulkus genital aktif/ kultur virus + > isolasi, observasi cermat. Spesimen dari lesi ibu, lakukan kultur virus 24-48 jam stl lahir Asiklovir, tidak kontraindikasi mutlak untuk wanita hamil
175
Pengobatan
Neonatus: Asiklovir, 10 mg per kg BB, intravenus 3 kali sehari, selama 10-21 hari
176
Pengobatan
Ko- infeksi HIV: Dapat terjadi ulserasi kulit dan mukosa persisten dan atau berat -> area luas Lesi sangat nyeri, atipis Respon dengan asiklovir +, dosis dinaikkan periode lebih lama Asiklovir 400 mg per oral 3-5 kali perhari sampai resolusi +
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188