Anda di halaman 1dari 14

Penegakkan Hukum Diwilayah Laut Yuridiksi Nasional Artikel Kepelautan 1. Pengertian Umum.

a. Penegakan hukum di laut adalah segala kegiatan yang dilaksanakan oleh TNI AL dalam rangka menegakkan hukum dan menjaga keamanan di laut. b. Pengejaran adalah proses dan upaya untuk menghentikan dan menangkap pelaku yang patut di duga melakukan tindak pidana dan melarikan diri. c. Penangkapan adalah tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau kapal apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan dalam hal serta menurut cara yang diatur oleh undang-undang. d. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP dan Undang-Undang tertentu. e. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik sesuai KUHAP dan ketentuanketentuan khusus yang diatur dalam undang-undang tertentu dan ditujukan untuk mencari serta mengumpulkan bukti agar membuat terang tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya. f. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. Benda yang dapat disita adalah benda yang digunakan untuk melakukan tindak pidana, dan atau berhubungan dengan suatu tindak pidana, dan atau hasil dari suatu tindak pidana, benda tersebut dapat berupa antara lain speed boat, kapal, dokumen-dokumen, ikan, kayu, dll. g. Penggeledahan adalah tindakan penyidik untuk menaiki dan memasuki kapal, kendaraan air, instalasi dan bangunan di laut, badan dan atau pakaian tersangka serta tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP dan undang-undang tertentu lainnya. h. Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang dan atau kapal pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras digunakan untuk melakukan tindak pidana atau hasil dari tindak pidana. i. Penahanan adalah penempatan tersangka pada tempat tertentu oleh penyidik dengan penetapannya (surat perintah), dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. j. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajibannya berdasarkan Undang-Undang kepada penyidik yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. k. Laporan Kejadian adalah laporan yang dibuat oleh Perwira Jaga tentang telah atau sedang terjadinya suatu tindak pidana dan diserahkan kepada penyidik yang berwenang. l. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,

penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, lihat sendiri dan ia alami sendiri. m. Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Sebagai contohnya ahli dibidang mutu/kualitas ikan, jenis/mutu kayu dll. n. Rupbasan (Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara) adalah tempat penyimpanan barang bukti baik dalam tahap penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan pengadilan. Apabila di suatu daerah tidak ada Rupbasan maka barang bukti tersebut dapat disimpan menurut sifat dan jenisnya sehingga tempat tersebut sebagai Rupbasan sementara. o. Illegal adalah suatu tindakan/kegiatan yang tidak sah, tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bertentangan dengan hukum.

2. Zona Yurisdiksi dalam Hukum Laut Internasional. Menurut Konvensi Hukum laut Internasional (UNCLOS 1982) zona yurisdiksi dalam hukum laut terbagi atas : a. b. c. d. e. f. g. Perairan Pedalaman. Perairan Kepulauan. Laut Teritorial. Zona Tambahan. ZEE. Landas Kontinen. Laut Lepas.

Indonesia sebagai Negara Kepulauan menurut UNCLOS 1982 yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 memiliki perairan sebagai berikut :

a.

Perairan Indonesia (Perairan Pedalaman, Perairan Kepulauan dan Laut Teritorial).

1)

Wilayah Perairan Indonesia meliputi Perairan Pedalaman, Perairan Kepulauan dan Laut Teritorial.

a) Perairan Pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamannya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat dari garis penutup mulut sungai, teluk dan pelabuhan.

b) Perairan Kepulauan Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dari garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai. c) Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia.

dalam

2) Kewenangan. Indonesia mempunyai kedaulatan di perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial serta ruang udara diatas perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial serta dasar laut dan tanah dibawahnya termasuk sumber kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Semua peraturan perundang-undangan Indonesia diberlakukan sepenuhnya di perairan pedalaman, sedangkan di perairan kepulauan dan laut teritorial pelaksanaannya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan Hukum Laut Internasional dan Hukum Internasional lainnya. 3) Hak bagi pengguna laut di perairan Indonesia. a) b) Hak lintas damai di perairan Indonesia. Hak lintas alur laut kepulauan ALKI.

c) Hak lintas transit di selat yang digunakan untuk pelayaran internasional (Selat Malaka dan Selat singapura). d) Hak akses dan komunikasi sesuai perjanjian bilateral.

b.

Zona Tambahan.

1) Zona tambahan adalah zona yang berbatasan dengan laut teritorial yang diukur dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur.

lebarnya 24 mil laut

2) Kewenangan. Mencegah terjadinya/memproses secara hukum atas pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan kepabeanan, fiskal, imigrasi dan sanitasi. 3) Hak bagi pengguna laut. Hak kebebasan pelayaran dan penerbangan serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut.

c.

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

1) ZEEI adalah suatu area laut diluar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia yang lebarnya 200 mil laut diukur dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur. 2) Kewenangan :

a) Hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam, baik hayati maupun non-hayati (termasuk usaha perikanan), dari perairan diatas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta berkenaan dengan kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi di zona tersebut, seperti produksi energi dari air, arus dan angin. b) Yurisdiksi berkaitan dengan pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan, riset ilmiah kelautan serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. c) : (1) ZEEI. (2) Melindungi dan mengamankan pulau-pulau buatan, instalasi-instalasi maupun alatalat lainnya dalam rangka kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam hayati maupun non hayati di ZEEI. (3) (4) (5) Mengawasi dan menindak kegiatan penangkapan ikan tanpa izin. Mencegah perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran laut. Mencegah Riset ilmiah kelautan tanpa ijin. Melindungi dan mengamankan sumber daya alam hayati maupun non hayati d Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan yurisdiksi di ZEEI antara lain

3) Hak bagi pengguna laut. Hak kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut. d. Landas Kontinen Indonesia.

1) Landas Kontinen Indonesia meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya dari daerah dibawah permukaan laut yang terletak diluar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratnya hingg pinggiran luar tepi kontinen atau hingg jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur. Batas luar landas kontinen tidak boleh melebihi 350 mil laut dari garis pangkal atau hingg jarak 200 mil dalam hal tepi landas kontinen lebarnya kurang dari 200 mil. 2) Kewenangan negara pantai atas landas kontinen adalah sebagai berikut :

a) Mempunyai hak berdaulat untuk mengeksploitasi dan eksplorasi sumber kekayaan alam di landas Kontinen. b) Negara pantai mempunyai hak eksklusif untuk mengizinkan dan mengatur kegiatan dalam rangka mengeksplorasi atau mengeksploitasi sumber kekayaan alam di Landas kontinen negara pantai tersebut. 3) Hak bagi pengguna laut. Hak kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut.

e.

Laut Lepas.

1) Laut lepas adalah semua bagian laut yang tidak termasuk dalam ZEE, Laut Teritorial, Perairan Kepulauan atau Perairan Pedalaman suatu negara. 2) Kewenangan. Di laut lepas setiap negara harus mencegah, menindak dan bekerjasama untuk menumpas perbuatan-perbuatan yang diatur dalam UNCLOS 1982, meliputi : a) b) c) d) e) f) Perompakan/pembajakan. Perdagangan manusia. Penyiaran gelap. Kapal tanpa bendera/kebangsaan. Narkotika dan bahan psikotropika. Terorisme di laut.

3) Hak bagi pengguna laut. Kebebasan di laut lepas meliputi kebebasan berlayar, penerbangan, memasang kabel/pipa di bawah laut, kebebasan membangun pulau buatan/instalasi lainnya, menangkap ikan, kebebasan riset ilmiah kelautan, dengan memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam UNCLOS 1982 dan hukum Internasional lainnya.

Laut Pedalaman, atau Seto-Naikai, dikelilingi oleh 3 pulau utama, yaitu Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Menyeberang dari pulau Honshu ke Shikoku sekarang menjadi sangat mudah dan menyenangkan, berkat rangkaian tujuh jembatan tersebut, di antaranya jembatan Seto Ohashi, Akashi-kaikyo Ohashi, dan Shimanami-kaido. Perahu dan kapal ferry juga beroperasi ke pulau Shikoku dari kota-kota seperti Osaka, Kobe, Hiroshima, Onomichi, dan Wakayama. Laut Pedalaman, yang dikaruniai dengan pemandangan laut yang luar biasa indah dan iklim yang lembut, sangatlah tenang, damai dan indah. Lebih dari 600 pulau bertebaran di atas area seluas 8,200 km2. Berjalan kaki atau bersepeda di sepanjang rute Shimanami-kaido (total panjangnya 60km) sangat direkomendasikan, jika Anda ingin benar-benar menikmati keindahan pemandangan Laut Pedalaman. Shimanami-kaido merupakan rute wisata yang ideal karena ketujuh jembatan tersebut menghubungkan 6 pulau yang lebih kecil yang berada di antara Honshu dan Shikoku. Pemandangan pesisir yang sangat beragam merupakan perpaduan yang menarik dari berbagai pelabuhan kecil, desa-desa nelayan, ladang-ladang garam, dan tanah pertanian yang ditemukan di antara lereng-lereng pulau yang landai. Naoshima Cultural Village (Desa Buday Naoshima) di Pulau Naoshima di Laut Pedalaman dapat dicapai kira-kira dalam waktu 1 jam 30 menit dari Okayama, dengan kereta api, kapal ferry, dan mobil. Desa ini memiliki museum seni kontemporer yang elegan dan arsitekturnya merupakan perpaduan yang harmonis dengan lingkungan alam pulau yang tenang.

Anda mungkin juga menyukai