Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN Kita manusia di dunia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.

Tapi akankah kita pernah berpikir kita telah menjalankannya dengan baik? Mari kita renungkan. Alam adalah sumber penghidupan bagi makhlukNya. Alam adalah sumber pembelajaran yang luar biasa. Alam adalah perpustakaan ilmu yang sangat besar bagi orang-orang yang mau mempelajarinya. Tapi pernahkah kita berpikir? Jika, kita sebagai manusia hanya merusak sistem keseimbangan alam, tanpa memperbaikinya? Hingga sekarang terdengar kabar-kabar di berita di temukan ular phyton maupun ular sanca yang cukup besar di pemukiman rumah warga dan memakan hewan ternah warga seperti kambing, ayam, bebek dan lain-lain. Jika kita berpikir lebih dalam, ular-ular tersebut sebnaranya telah terusik ekosistemnya, telah terusik tempat tinggalnya. Mereka sulit mencari makan. Dibalik terusiknya mereka, ada tangan-tangan jail dari para manusia karena keserakahannya. Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dengan sempurnanya, bisa melihat, meraba, mendengar, mengecap, serta berpikir. Bahkan manusia bisa lebih dari itu. Tapi sayangnya kita sebagai manusia kurang bersyukur akan semua itu. Manusia terlalu lalai untuk mengingat Sang Pencipta dan mengucap syukur atas kelebihannya. Tidakkah pernah berpikir? Saya pernah mendengar cerita, di suatu hari di tempat kelompok bermain anak-anak sang guru pernah bertanya : Sebutkan Keajaiban di dunia ciptaan Sang Pencipta, disaat anak-anak lain menyebutkan jawaban seperti tujuh keajaiban di dunia seperti borobudur, Menara Eiffel dan lain-lain, disini ada seorang anak yang sangat menakjubkan, sebut saja di adek Chandra. Disini adek chandra menyebutkan keajaiban itu berupa mata, telinga, tangan. Lalu sang guru dengan tulusnya bertanya kepada anak itu, kenapa kamu menjawab ini? Bisa diberikan alasannya Nak?. Si adek Chandra dengaan polosnya menjawab : karena dengan mata kita bisa melihat, dengan telinga kita bisa mendengar, dengan tangan kita bisa menulis, bisa makan. Dari cerita tersebut, seharusnya kita lebih berpikir dewasa, jika anak kecil saja bisa berpikir sedemikian rupa, mengapa kita tidak? Dalam paper ini, penulis mencobaa mengulas sedikit tentang semut. Mengapa semut? Karena semut adalah makhluk kecil yang sangat mengagumkan dan sangat luar

biasa. Saat menjelajahi dunia semut yang istimewa ini, kita akan dibuat terkagum-kagum oleh sistem yang sempurna ini dan semakin merasa perlu untuk berpikir dan menyelidiki. Betapa menakjubkannya tentang dunia teman kecil kita ini. Yang terkadang membuat kita para manusia merasa kesal karenanya. Tetapi, dibalik itu semua kita dapat mengambil banyak pelajaran dari teman kita satu ini. Dan yang tanpa kita sadari pula, kita jarang sekali memperhatikan semut-semut yang ada di sekitar kita, bahwa jumlah semut tersebut jumlahnya sangat banyak. Semoga kita dapat lebih bijak terhadap alam, dan lebih bijak terhadap sesama dan dapat mengambil pelajaran dari dunia semut ini.

BAB II PEMBAHASAN Tentang Semut Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia.

Perbandingannya, untuk setiap 700 juta semut yang muncul ke dunia ini, hanya terdapat 40 kelahiran manusia. Semut merupakan serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Tubuh semut terdiri atas 3 bagian, yaitu : kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).

Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang sama-sama memiliki antena. Tubuh semut juga seperti serangga lainnya yang memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan bagi tubuh juga untuk tempat melekatnya otot. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubanglubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. Pada bagian kepala semut nampak banyak organ-organ, mulai dari mata, walaupun kebanyakan dari mata semut adalah buta. Ada antena dan juga organ sensor lainnya. Lalu pada bagian dada terdapat 3 pasang kaki, yang pada ujungnya terdapat semacam cakar kecil yang membantu untuk berpijak dan mencakar. Lalu pada perut terdapat berbagai organ-organ penting seperto orga reproduksi. Ada juga yang memiliki sengat untuk membunuh mangsanya, atau hanya sekedar untuk mempertahankan diri. Luar Biasanya Semut Semut adalah makhluk yang kehidupan sosialnya sangat luar biasa. Setiap kali kita memperhatikan semut, tiap kali semut berpapasan dan berjalan pasti akan saling menyapa. Selain itu semut merupakan suatu koloni pekerja keras. Meraka tidak pernah mengeluh satu sama lain. Ada semut pekerja, ada semut ratu, ada semut penjaga. Semuanya bekerja teratur sesuai kodratnya. Berikut sistem kasta yang ada pada semut : Anggota kasta pertama adalah ratu dan semut-semut jantan, yang memungkinkan koloni berkembang biak. Dalam satu koloni bisa terdapat lebih dari satu ratu. Ratu mengemban tugas reproduksi untuk mening-katkan jumlah individu yang membentuk koloni. Tubuhnya lebih besar daripada tubuh semut lain. Sedang tugas semut jantan hanyalah membuahi sang ratu. Malah, hampir semua semut jantan ini mati setelah kawin. Anggota kasta kedua adalah prajurit. Mereka mengemban tugas seperti membangun koloni, menemukan lingkungan baru untuk hidup, dan berburu. Kasta ketiga terdiri atas semut pekerja. Semua pekerja ini adalah semut betina yang steril. Mereka merawat semut induk dan bayi-bayinya; membersihkan dan memberi makan. Selain semua ini, pekerjaan lain dalam koloni juga merupakan tanggung jawab

kasta pekerja. Mereka membangun koridor dan serambi baru untuk sarang mereka; mereka mencari makanan dan terus-menerus membersihkan sarang.

Setiap individu dalam koloni semut melakukan bagian pekerjaan-nya sepenuhnya. Tak ada yang mencemaskan posisi atau jenis tugasnya. Ia hanya melakukan apa yang diwajibkan. Yang penting adalah keber-lanjutan koloninya. Walaupun dalam semut ada pembagian sistem kasta, akan tetapi mereka tidak pernah protes terhadap satu sama lain? Apakah kita sebagai manusia dapat melakukan seperti apa yang semut lakukan? Sungguh ironi. Dalam koloni semut juga dikenal dengan semut penjaga. Semut penjaga ini adalah semut pekerja. Hanya saja semut ini biasanya memiliki kepala yang berukuran besar yang bisa menutupi lubang sarangnya. Dalam sarang semut, semut penjaga ini menjaga layaknya satpam pada manusia. Dan hanya semut dari sesama koloninya saja yang boleh masuk kedalam sarang. Jika bukan koloninya akan langsung mentah-mentah di tolaknya. # Semut penjaga pintu sarang menjaga pintu sarang dengan baik, begitupun semut pekerja yang lain menjalankan tugasnya dengan baik

Semut adalah koloni yang cukup besar atau bisa dikatakan keluarga besar. Tidak ada rasa iri ataupun rasa bersaing dalam semut. Para semut senantiasa tolong menolong dan melakukan yang terbaik bagi koloninya. Semut adalah makhluk kecil akan tetapi

sarangnya sangatlah besar. Didalamnya terjadi aktivitas-aktivitas yang sangat luar biasa. Berikut denah sarang semut dapat digambarkan : 1. Sistem Pertahanan Udara 2. Rumah kaca 3. Pintu utama dan pintu samping 4. Ruang siap pakai 5. Pekuburan barang-barang 6. Ruang penjaga 7. Lapisan luar 8. Ruang pengasuh 9. Depot daging 10. Depot biji-bijian 11. Perawatan bayi larva 12. Ruang musim dingin 13. Departemen pemanasan pusat 14. Ruang persalinan 15. Ruang peratuan Nhah sungguh luar biasanya para semut mendesain sarangnya, yang bisa saja kita sebut adalah kastil. Semut mempunyai perancang atau arsitektur yang sangat luar biasa. Dialah Sang Pencipta. Tidak kita sangka bahwa semut kecil ini adalah pembangun istana yang sangat megah bukan? Nhah sarang semut ini dilindungi oleh sistem keamanan yang diawasi ketat. Di dalam, berbagai kegiatan sistematis dan dinamis terjadi, karena ribuan prajurit sedang melaksanakan tugas mereka dengan teramat tertib. Rahasia keteraturan ini sebenarnya tampak bahwa bangunan itu telah dirancang dalam bentuk yang sepenuhnya cocok bagi penghuninya untuk bekerja. Keunikan markas tersebut bukan hanya itu. Meski luas, bangunan ini dipanaskan secara seragam. Suhu tetap konstan sepanjang hari berkat sistem pemanas sentral yang sangat canggih. Penyebab lainnya adalah sekat luar yang sangat efektif melawan segala kondisi cuaca. Jika ditanya bagaimana dan oleh siapa markas semacam ini di-rancang, semua orang akan menjawab bahwa markas ini dirancang dengan teknologi tinggi oleh kerja tim profesional. Bangunan markas seperti ini hanya bisa dibangun oleh mereka yang

memiliki tingkat pendidikan, budaya, kecerdasan, dan logika tertentu. Namun, bangunan markas ini sebenarnya adalah sebuah sarang semut. Menghimpun informasi yang diperlukan untuk membangun markas semacam ini memakan sebagian besar usia manusia. Namun, seekor semut yang baru menetas dari telur sudah tahu tugasnya saat itu juga dan mulai bekerja tanpa membuang waktu. Ini menunjukkan bahwa semut memiliki informasi tersebut sebelum ia lahir. Semua informasi tersebut diilhamkan dalam diri semut pada saat penciptaannya oleh Sang Pencipta yang menciptakan mereka. Semua semut jika kita lihat nampak kecil, namun semut terdiri dari beberapa jenis dan ukuran yang berbeda sesuai dengan kemampuan, ukuran serta cara hidup si semut. Di dunia sendiri ditemukan sekitar kurang lebih 8800 jenis semut yang berbeda. Setiap spesies memiliki kekhasan masing-masing. Semut petani merupakan salah satu spesiesnya. Semut petani sering juga disebut attas, semut-semut pemotong daun. Kekhasan dari semut ini adalah mereka sering membaawa potongan-potongan daun diatas kepala mereka. Pertama-tama mereka membuka jalan dari dan untuk pulang ke sarang. Mereka berjalan pelan, sambil membersihkan jalan yang mereka lewati. Mereka menyingkirkan kerikil, daun-daun dan ranting disepanjang jalan. Sehingga jalan yang nantinya mereka lewati saat pulang seperti jalan bebas hambatan. Setelah bekerja keras, jalan bebas hambatan ini lurus dan rata layaknya dibuat dengan peralatan khusus. Attas berjalan kembali ke sarangnya melalui jalur ini, dibawah daun yang mereka bawa dengan cara menjepit dengan capitnya. Disini attas selalu bersembunyi di bawah daun, karena mereka harus mempertahankan diri dari serangan musuh. Attas pekerja sendiri, sepanjang hari bekerja jauh dari sarangnya, untuk mencari, memotong, dan mengangkat daun. Jadi attas sebenarnya sulit untuk melindungi diri, karena capitnya yang keras digunakan untuk bekerja sepanjang hari. Lalu siapa yang melindunginya? Saat bekerja attas biasanya bersama semut pekerja yang ukurannya lebih kecil. Semut pekerja kecil ini naik diatas daun yang diangkat attas dan meneropong situasi sekitar, ada tanda-tanda keberadaan serangan atau tidak. Jadi, pada saat ada musuh menyerang meraka melindungi semut yang lainnya tanpa memperdulikan betapa kecilnya mereka. Bukankah ini contoh pengorbanan diri yang sangat mengagumkan? Pertanyaannya lagi, untuk apa sih sebenarnya attas memotong daun dan membawa kembali ke sarangnya?

Alasan mereka membawa potongan daun tentu saja bukan untuk perlindungan dari matahari. Semut ini juga tidak memakan potongan daun. Ternyata Attas menggunakan daun untuk memproduksi jamur. Daun itu sendiri tidak dapat mereka makan karena di dalam tubuh mereka tak ada enzim yang dapat mencerna selulosa dalam daun. Semut pekerja menumpuk potongan daun setelah ia kunyah, dan ia simpan di ruang-ruang dalam sarang di bawah tanah. Di ruangan ini mereka menanam jamur di atas daun. Dengan ini, mereka memperoleh protein yang mereka butuhkan dari pucuk jamur. Semut telah di-rancang dan diprogram untuk mengerjakan tugas yang mereka laksanakan. Peristiwa yang diamati tadi sudah cukup untuk membuktikan bahwa semut dimunculkan, dengan mengetahui ilmu pertanian. Pola perilaku kompleks seperti ini bukanlah fenomena yang bisa berkembang bertahap seiring waktu. Pola-pola ini adalah hasil dari pengetahuan yang komprehensif dan kecerdasan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai