Anda di halaman 1dari 4

FENOMENA GOLPUT DI INDONESIA

KELOMPOK 5: DINA NURHINDAZAH FIRMAN BAGUS SETYAWAN NI MADE MARTINIASIH RANDI AGUNG VRYDITA YESRI PUTRI ZSAZSA PAMELLA QUAMILIA ZULFA KUMALA

Kasus
Angka golput atau masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya di pemilu 2014, diprediksi tinggi. Hal ini dikarenakan kasus korupsi yang membelit politikus berbagai partai politik (parpol). Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Iberamsjah menjelaskan, tingginya angka golput pada pemilu 2014 mendatang diakibatkan oleh masyarakat yang sudah tidak percaya lagi terhadap partai politik. Sementara partai politik merupakan satu-satunya kendaraan menuju proses demokrasi yang diatur di negeri ini. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik, kata dia, dikarenakan kasus korupsi yang kerap kali menyeret politikus partai politik. Bahkan hampir semua partai politik besar terlibat kasus korupsi di KPK. Citra parpol besar saat ini identik dengan korupsi, sebut saja Partai Demokrat, PDIP, Golkar, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), terjerat semua oleh KPK dalam kasus korupsi. Sehingga ini akan berdampak pada pemilu 2014, yakni akan kehilangan perolehan suara yang pada pemilu sebelumnya dirgolong tinggi. Bahkan pemenang asli Pilgub Jabar 2013 adalah golput yang mendapat 36% jumlah suara, mengalahkan pasangan Aher-Deddy yang hanya mampu meraih 32% dari total jumlah suara yang sah.

Aplikasi Teori Sikap


Sikap adalah proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek. Penilaian tersebut merupakan hasil proses mengolah dan menghubungkan suatu stimulus (objek sikap) dengan suatu respon. Dalam sikap ini adanya respons penilaian negatif, karena masyarakat mempunyai pandangan negatif terhadap caloncalon pemimpin dalam pemilihan umum tersebut yang menimbulkan respon negatif dan berujung pada golput. Penilaian bisa didapat dari media massa, atau orang lain.

Aplikasi Teori Komunikasi Massa


Banyak penjabat yang juga anggota partai poltik terlibat dalam banyak kasus, mulai dari kasus penyuapan, penyelewengan kekuasaan dan lain-lain. Dalam hal ini media massa selaku watchdog role menyampaikan realitas yang ada. Media massa banyak mengkritik dan membeberkan perbuatan yang dilakukan oleh elite politik. Dalam kasus ini masyarakat yang telah melihat tanyangan ini di media massa akan berpikir lagi untuk memilih politik tersebut dalam pemilu. Dan karena semakin banyaknya penjabat dari berbagai politik menghiasi media massa dengan citra yang buruk, maka ini mempengaruhi sikap dan pandangan masyarakat terhadap pemberitaan di media massa. Maka tidak akan menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk memilih golput.

Anda mungkin juga menyukai