Definisi
Gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani
KARAKTERISTIK C. TETANI
Bakteri Gram positif anaerob Tahan panas Dapat membentuk spora Menghasilkan neurotoksin, yaitu tetanospasmin dan tetanolysin
Tempat masuk kuman kedalam tubuh : Luka tusuk dan luka lecet. Luka operasi. gigi berlubang Otitis media. Tali pusat bayi yang terkena infeksi. Pada 10 - 20% kasus tidak ada riwayat luka atau ditemukan bekas luka.
Kuman ini menghasilkan toksin yang disebut tetanospasmin. Suatu toksin yang kuat sekali; 1 mg toksin ini dapat membunuh 50 - 70 juta tikus. Epidemiologi. Kuman tetanus dapat ditemukan pada 20 - 65% contoh tanah yang diperiksa. Selain itu juga dapat ditemukan pada Saluran pencernaan beberapa macam binatang sebagai penghuni normal.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Inkubasi 3-21 hari (rata-rata 8 hari).letak luka yang jauh dari CNS masa inkubasi lebih panjang Tetanus general: peningkatan tonus otot dan spasme menyeluruh. Peningkatan tonus otot masseter (trismus), disfagia (spasme otot faring), kekakuan/nyeri leher, bahu, otot punggung (opistotonus), reflek spasme, perut mengeras, kekakuan otot meluas dari dagu dan otot fasial (risus sardonicus) lengan kaku
SISTEM SKORING
Gejala Inkubasi < 7 hari 8-12 hari > 12 hari < 3 hari 4-6 hari > 7 hari spontan rangsang Skor 3 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 Keterangan: Tetanus ringan : 37 Tetanus sedang: 812 Tetanus berat : > 13
Onset
Disfagia Kejang
Trismus, risus sardonicus, perut papan, opistotonus, kaku kuduk Gejala aktivitas simpatis dan kardiovascular Spasme laring
DIAGNOSIS
Berdasar temuan klinis, tidak ada tes laboratorium yang spesifik Kultur luka dilakukan pada kasus yang dicurigai tetanus. C. tetani dapat diisolasi dari luka pasien tanpa tetanus, hasil positif bukan merupakan bukti bahwa organisme menghasilkan toksin. Angka leukosit dapat meningkatkadar enzim otot meningkat Kadar antitoksin serum 0,15 U/ml protektif terhadap tetanus
Tes spatula dengan oropharynx swab gag reflex (pasien berusaha menggigit spatula)
PENANGANAN DASAR
Antibiotik Penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/kali i.m. tiap 12 jam, atau Ampisilin 150 mg/kgBB/hari i.v. dibagi dalam 4 dosis, atau Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari p.o. dibagi dalam 4 dosis (maks. 2 g), atau Sefalosporin generasi ke-3, atau Metronidazol loading dose 15 mg/kgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam, atau Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari p.o dibagi dalam 4 dosis
Netralisasi toksin
IU i.m. (u/ TN : 500 IU i.v.) Bila tidak tersedia, berikan anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, i.m. dan i.v. (skin test) (u/ TN 10.000 IU i.v.) Anti kejang Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB/kali i.v. tiap 2-4 jam, TN 0,3-0,5 mg/kgBB/kali Dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/kgBB/hari dirawat di PICU/NICU Dosis pemeliharaan 8 mg/kgBB/hari p.o. dibagi dalam 6-8 dosis Perawatan luka Dilakukan setelah diberi anti toksin dan anti kejang
PENANGANAN UMUM
(Bebaskan jalan nafas dan pemberian O2, stimulasi minimal)
PROGNOSIS
Tergantung skoring Black (1991) Skor : 0-1 (ringan) -- kematian 2-3 (sedang) -- kematian 4 (berat) -- kematian 5-6 (sangat berat) - kematian
Skor Masa inkubasi Awitan penyakit Tempat masuk Spasme Panas badan takikardia
1 <7 < 48 jam Fr. Terbuka, operasi, suntikan Ada > 38.4 Ada
DPT atau DT diberikan pada umur : 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 bulan, dan 4 - 6 tahun.
Serum anti toksin pada anak yang mendapat imunisasi lengkap dapat mencegah tetanus selama 10 tahun. Untuk mempertahankan kekebalan maka dianjurkan imunisasi ulang pada umur 15 tahun, 25 tahun dan seterusnya. Untuk imunisasi ulang ini diberikan Tetanus toxoid adsorbed serum.