SumBer Daya
Alam Riau
Dan
Kepulauan
Riau
[Septiadhi Wirawan]
[Sumber Daya Alam Anorganik]
[07/250925/TK/32472]
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
ANALISA POTENSI ALAM RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
SECTION 2.1
SECTION 2.2
SECTION 2.3
SECTION 3.1
SECTION 3.2
SECTION 3.3
1
BAB I. PENDAHULUAN: RIAU DAN KEPULAUAN RIAU, POTENSI KAMPUNG
ANAK MELAYU
Gurindam-V
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
PENDAHULUAN
I
ndonesia sebuah negeri yang sangat besar tercatat tak kurang dari 16.000 pulau
berada dalam kesatuan negara Republik Indonesia ini. Dan tak salah lagi,
kepulauan ini sudah dikenal semenjak ratusan tahun yang lalu. Tercatat sudah
semenjak abad ke 13 perdagangan dengan pedagang dari arab sudah dilakukan di
semenanjung malaka. Banyak pedagang pedagang lain pula seperti dari china dan
India. Dan semenjak abad ke 16, pedagang pedagang eropa masuk dan mulai
memonopilo perdagangan rempah di Indonesia. Sampai akhirnya belanda secara
serius menjajah nusantara ini dan membuat koloni dan menggali kekayaan alam
Indonesia untuk dikirimkan ke negeri asalnya negeri kincir angin.
Abstraks tersebut merupakan sebuah gambaran, keadaan Indonesia sebuah
negeri yang menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah. Sebuah anugerah yang
terletak di posisi strategis ini sudah dari dahulu menjadi incaran banyak sekali pihak
pihak. Namun hal yang masih sangat disayangkan
adalah kekayaan ini, sebuah potensi yang
Jumlah penduduk miskin
tersembunyi di alam nusantara masih belum mampu (penduduk yang berada
dibawah Garis Kemiskinan) di
sepenuhnya teroptimalkan untuk dikembangkan Indonesia pada bulan Maret
2007 sebesar 37,17 juta (16,58
menjadi asset Negara yang mampu mengantarkan persen).
2
sebuah buku yang ditulis oleh mantan ketua MPR Amien Rais, pembagian profit di
beberapa Oil dan Gas Plant di Indonesia jelas jelas tidak menguntungkan pihak
Indonesia. Sungguh sangat disayangkan keadaan ini menyebabkan kita menjadi seperti
tidak berdaulat di negeri sendiri dimana, kekayaan alam kita yang melimpah justru
dikuasai oleh pihak asing. Namun anggapan ultra nasionalisme yang terlalu menutup
mata atas modal asing, dimana konsep berdiri di atas kaki sendiri di tranlasikan terlalu
sederhana juga tidak benar. Kondisi bangsa ini belum mampu memang untuk
mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya. Bayangkan untuk kegiatan
ekspllorasi saja dalam usaha pencarian sumber minyak baru sudah menghabiskan
biaya yang sangat tinggi. Belum lagi teknologi terbaru dalam semua kegiatan
pengembangan sumberdaya alam kita masih dibilang sedikit tertinggal.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis berkenan untuk memaparkan
potensi kekayaan alam yang tersimpan dalam bumi Indonesia dan dalam kesempatan
ini akan dispesialisasikan kepada dua provinsi yang berada di pulau sumatera, Riau
yang kini telah pecah menjadi dua provinsi yaitu Riau, dan Kepulauan Riau. Kedua
provinsi ini merupakan dua provinsi yang berada pada gerbang perdagangan dunia,
berbatasan dengan Malaysia dan Singapur, Potensi yang dimiliki juga tidak tanggung
dan telah dikenal sejak jaman colonial. Riau telah menjadi Daerah penghasil Minyak
Bumi yang ternama semenjak Tahun
30an, semenjak Caltex berdiri dan
Lambang Caltex sebelum tahun
mengembangkan Perminyakan di
wilayah itu. Tujuan dari penulisan
makalah yang merupakan tugas
pada mata kuliah sumber daya alam
anorganik, adalah untuk
1947
memaparkan potensi yang ada pada kedua provinsi yaitu provinsi riau dan kepulauan
riau agar dapat diketemukan semua potensi yang ada pada kedua provinsi tersebut
baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum dikembangkan agar kedepannya
mahasiswa sebagai agent of change memiliki kepercayaan diri, kebanggan pada
3
negerinya yang kaya dan mempunyai wawasan teknologi dalam pengembangan
sumber daya alam yang ada di wilayahnya dalam hal ini khususnya pengembangan
sumber daya alam anorganik. Lingkup pembahasan pada makalah ini adalah
penganalisaan sumber sumber daya alam yang ada di wilayah riau dan riau kepulauan,
pengidentifikasian industry yang ada di wilayah tersebut berdasarkan peta industry
dan teknologi tekologi yang dapat dikembangkan dalam rangka mengembangkan
potensi sumberdaya alam tersebut.
Sekilas mengenai Riau dan kepulauan Riau. Riau disebutkan sebagai pusat kebudayaan
melayu di dunia. Dilihat dari sejarahnya, Riau dahulu merupakan bagian dari
Kesultanan Johor-Riau yang merupakan pecahan dari Kesultanan malaka yang pada
saat itu digempur oleh belanda, karena belanda sangat
menginginkan untuk menguasai Bandar malaka.
Kesultanan Johor-Riau mencapai kejayaan saat
dipimpin sultan Ali Haji seorang sultan keturunan
bugis melayu, dimana saat kepemimpinannya,
dibangun Bandar dagang baru yang juga menjadi
pusat pemerintahan kesultanan saat itu yaitu tanjung
pinang. Pada masa itu, Tanjung pinang berkembang menjadi Bandar dagang
internasional menggantikan Bandar malaka yang saat itu dikuasai oleh Belanda.
Tanjung pinang pun berkembang menjadi pusat kebudayaan melayu dimana
kesusasteraan melayu merupakan hal yang sangat diminati, posisi bahasa melayu pun
menjadi setara dengan bahasa bahasa dunia saat itu lainnya seperti bahasa china,
arab dan inggris.
Tercatat sebuah perang yang terjadi antara kesultanan Johor – Riau dengan
Belanda yang akhirnya dimenangkan oleh belanda yang akhirnya menguasai tanjung
pinang dan menetapkannya menjadi pusat armada militernya. Titik puncak
4
kemunduran kesultanan Riau adalah saat Kesultanan Johor – Riau yang melingkupi
Wilayah Johor-Riau-Lingga-Pahang, dipecah belah oleh belanda dan inggris dengan
ditanda tanganinya Traktat London pada tahun 1824. Sehingga Johor yang saat itu
dipengaruhi inggris ditetapkan menjadi wilayah Britania (inggris) sedangkan Riau –
Lingga yang dipengaruhi Belanda menjadi wilayah belanda.
Pada masa masa awal kemerdekaa, Riau tergabung dengan jambi dan
sumatera barat yang disebut dengan sumatera tengah, namun Pada tahun 1958
ditetapkan oleh pemerintah untuk memekarkan wilayah sumatera tengah yang saat
itu sedang dilanda pemberontakan PRRI. Pada awalnya Provinsi Riau yang dibentuk
beribukota di Tanjung pinang, namun setelah masa masa pemberontakan telah usai,
maka ibukota pun dipindahkan ke Pekanbaru.
5
Namun tidak karena lepasnya Kepri, Riau daratan menjadikan pengembangan
wilayah riau daratan menjadi tersendat. Setelah sistem otonomi daerah
diimplementasikan, pengembangan wilayah
riau mendapat tantangan baru. Riau kini
menjadi lebih fokus dalam mengembangkan
potensi yang tertanam dalam perut bumi
baik minyak dan gas maupun mineral batu
bara lainnya juga berbagai potensi yang
terdapat di atas permukaan tanahnya seperti
sector kehutanan, perkebunan dan lain lain. Kota Batam sebagai Pusat
perekonomian Kepulauan Riau
KEPULAUAN RIAU
KONDISI GEOGRAFIS
6
1350 pulau besar dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibukota Provinsi
Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu
lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan terpadat pada tingkat
internasional, serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar. (Wikipedia)
6 Kota Batam -
Dari http://id.Wikipedia.org
7
PETA KEPULAUAN RIAU
KLASIFIKASI POTENSI
8
UDARA
Dari: http://en.wikipedia.org
9
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI
Dari: http://kepriprov.go.id/
Galian
10
PERMUKAAN TANAH
Natuna -
Lingga -
Bintan -
Bintan
Bintan -
Natuna 19.662.288.605 m3
Lingga -
6 Feldspar Lingga -
Dari: http://kepriprov.go.id/
11
o
Lingga -
2 Bauksit Bintan -
Karimun 3.832.500 m3
Lingga -
T. Pinang 1.150.000 m3
3 Zircon Lingga -
4 Antimon Natuna -
Lingga -
6 Andesit Natuna -
Karimun 20.000.000 m3
8 Kaolin Lingga -
Dari: http://kepriprov.go.id/
12
No Jenis Bahan Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan
Galian
13
RIAU (DARATAN)
KONDISI GEOGRAFIS
Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti
penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km) dengan
kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar
(400 km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 km) dengan
kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan dataran tinggi Bukit
Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut
laut.
o Sebelah Utara:
Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
o Sebelah Selatan:
Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat
o Sebelah Timur:
Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
o Sebelah Barat:
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara
14
(Wikipedia)
11 Kota Pekanbaru -
12 Kota Dumai -
15
Dari http://id.Wikipedia.org
16
PETA KEPULAUAN RIAU
KLASIFIKASI POTENSI
17
UDARA
Dari: http://en.wikipedia.org
18
POTENSI SUMBERDAYA HAYATI
Selain itu pula terdapat kegiatan bernelayan untuk mengekslorasi kekayaan hayati di
daerah laut Provinsi riau, yaitu antara lain di seluruh pesisir provinsi riau terutama di
daerah bengkalis
PERMUKAAN TANAH
Potensi mineral yang terdapat atas permukaan tanah di Provinsi Riau antara lain:
1. Pasir Kuarsa
2. Pasir Laut
POTENSI PERKEBUNAN
Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi Tahun 2006
19
No. KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL (Ha)
KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI
1. Kuantan Singingi 60.547,70 2.274,95 157.070,12 389,40
10. Pekanbaru 0 0 0 0
POTENSI KEHUTANAN
20
No KABUPATEN/ HL HSAW HPT HPTb HB
. KOTA
1. Kuantan Singingi 49.040,66 48.817,23 0 127.145,33 0
2. Indragiri Hulu 21.315,58 147.304,9 54.506,18 161.698,97 0
3. Indragiri Hilir 34.973,05 9 217.634,62 54.731,34 63.534,01
4. Pelalawan 0 24.761,92 424.456,69 297.018,16 444,78
5. Siak 0 33.976,47 188.187,69 215.229,48 6.830,56
6. Kampar 41.697,04 72.314,30 34.392,45 304.072,31 0
7. Rokan Hulu 67.574,05 102.097,3 51.592,17 134.771,75 0
8. Bengkalis 1.995,80 3 212.767,32 347.591,18 47.600,02
9. Rokan Hilir 12.197,64 0 138.739,08 276.385,08 8.441,46
10. Pekanbaru 0 94.184,28 0 15.024 0
11. Dumai 0 559,60 145.840,58 644,86 11.582,79
749
4.721,60
TOTAL 228.793,8 529.487,0 1.468.116,7 1.934.312,1 138.433,6
2 2 8 2 2
Sumber : RTRW Provinsi Riau 2001 – 2015
Keterangan :
HL : Hutan Lindung (Ha)
HSAW : Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha)
HPT : Hutan Produksi Tetap (Ha)
HPTb : Hutan Produksi Terbatas (Ha)
HB : Hutan Bakau (Ha)
POTENSI PERTANIAN
Pada awal tahun 2007 saja, potensi pertanian khususnya tanaman pangan dan
hortikultura cukup besar dimana untuk penggunaan lahan sawah sebesar 278.876 Ha
21
dan bukan lahan sawah 1.120.177 Ha, dari luas 8.915.016 Ha. Realisasi luas tanam
padi sampai awal tahun 2007 seluas 114.612 Ha. Untuk itu perlu diupayakan
peningkatan penggunaan lahan pertanian lebih secara intensif dan penggunaan
teknologi tepat guna serta peningkatan Indek Pertanaman (IP.100 menjadi IP.200),
serta pembukaan kawasan sentra pertanian baik untuk tanaman pangan maupun
hortikultura dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas juga mutu produk
yang dihasilkan.
22
Perkembangan pertambangan umum di Provinsi Riau relatif cukup pesat, ditandai
dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang ini yang ikut serta dalam
mengusahakan beberapa hasil pertambangan antara lain
1. Batu bara
2. Kaolin
3. Bentonite
4. Granite
5. Bauksit
6. Timah
7. Emas
8. andesit
23
BAWAH TANAH KEDALAMAN > 200 M
Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan
migas seperti sektor pertambangan dan industri.
24
BAB II. GELIAT INDUSTRI DI RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
I
ndustri merupakan sebuah titik penting dalam sejarah manusia, revolusi industri
telah membawa manusia dari jaman dimana keterbatasan akhirnya terus
menerus ditekan, manusia berusaha terus menerus mencukupi semua
kebutuhan hidup yang dibutuhkannya dengan jumlah yang tentu saja terus mengikuti
kebutuhan pasar yang ada.
Indonesia sebagai sebuah Negara yang memiliki potensi yang sangat besar dilihat dari
keberadaan sumber daya alamnya baik yang organic maupun anorganik tentu saja hal
ini merupakan sebuah tantangan bagi semua pihak yang terlibat dalam sector industri
dalam pengembangan potensi ini selanjutnya.
Berikut akan diulas beberapa jenis potensi sumber daya alam dan kearah mana saja
pengembangan sumber daya alam tersebut dapat dibawa menjadi produk yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia, dalam hal ini potensi potensi tersebut merupakan
kekayaan alam di dua provinsi yaitu riau dan kepulauan riau. Dan akan dibahas pula
beberapa sector industri yang telah menggarap potensi kekayaan yang ada di kedua
provinsi itu.
Potensi sumber daya alam yang ada di riau dan kepulauan riau sangat beragam,
dengan persebaran yang merata, potensi sumber daya alam anorganik yang terutama
kebanyakan merupakan bahan tambang, sedangkan perbedaan potensi sumber daya
alam organic kedua provinsi tersebut tentu saja dipengaruhi perbedaan tipe alam
yaitu antara kepulauan dan daratan.
BATU BARA
asdasdasd
25
MINYAK BUMI
GAS ALAM
1.
KAOLIN
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan
halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan
umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63,
plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar
di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
26
GRANITE
Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku
dalam kerak bumi. Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam
bentuk masa yang besar dan tidak beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut
rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan mineralogy yang sama dengan granit
tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.
Granit mempunyai sumber cadangan yang potensial, namun sampai saai ini belum
banyak yang ditambang. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
BAUKSIT
27
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai
kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit
atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-
batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses
dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
PASIR KUARSA
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,
MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk
kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik
28
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand
blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri
perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat
di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau
Bangka dan Belitung
PASIR BESI
Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak
dimanfaatkan pada industri semen
Pasir besi ini terdapat seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan
Timor
TIMAH
29
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin
dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri
dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,
stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder,
cendera mata, dan lain-lain.
Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau
Singkep, dan Pulau Karimun
FELDSPAR
30
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang
kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi
mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk
ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam
batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada
batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit
biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk
keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) >
10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan
pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin.
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak
mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan
CaO rendah.
31
terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan
terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing
sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
32