Anda di halaman 1dari 8

ADAGIUM HUKUM

Dalam istilah bahasa Latin Ilmu Hukum, terdapat banyak sekali kata - kata yang sebenarnya merupakan pemikiran bijak dari filsuf Yunani. Walaupun hanya sekedar pemikiran, namun istilah ini seringkali digunakan dalam pembahasan mengenai Hukum dan dapat menjadi acuan pembuatan peraturan. Dibawah ini terdapat beberapa istilah Ilmu Hukum, antara lain:

Actus non facid reum, nisi mens sitrea ( sikap batin yang tidak bersalah, orang tidak boleh dihukum ). All men are equal before the law, without distinction sex, race, religion and social status (semua manusia adalah sama di depan hukum, tanpa membedakan kelamin, kulit, agama dan status sosial ). Alterum non laedere ( perbuatanmu janganlah merugikan orang lain ). Audi et alteram partem atau audiatur et altera pars (para pihak harus didengar). Bis de eadem re ne sit actio atau ne bis in idem (mengenai perkara yang sama dan sejenis tidak boleh disidangkan untuk yang kedua kalinya ). Clausula rebus sic stantibus (suatu syarat dalam hukum internasional bahwa suatu perjanjian antar Negara masih tetap berlaku apabila situasi dan kondisinya tetap sama ). Cogitationis poenam nemo patitur (tiada seorang pun dapat dihukum oleh sebab apa yang dipikirkannya ). De gustibus non est disputandum (mengenai selera tidak dapat disengketakan). Eidereen wordt geacht de wette kennen ( setiap orang dianggap mengetahui hukum ). Errare humanum est, turpe in errore perseverare (membuat kekeliruan itu manusiawi,namun tidaklah baik untuk mempertahankan terus kekeliruan ). Fiat justitia ruat coelum atau fiat justitia pereat mundus ( sekalipun esok langit akan runtuh atau dunia akan musnah, keadilan harus tetap ditegakkan ). Geen straf zonder schuld ( tiada hukuman tanpa kesalahan ). Hodi mihi cras tibi (ketimpangan atau ketidakadilan yang menyentuh perasaan, tetap tersimpan dalam hati nurani rakyat ). Hukum merupakan suatu alat Bantu In dubio pro reo ( apabila hakim ragu mengenai kesalahan terdakwa, hakim harus menjatuhkan putusan yang menguntungkan bagi terdakwa ). Justitia est ius suum cuique tribuere ( keadilan diberikan kepada tiap orang apa yang menjadi haknya ). Juro suo uti nemo cogitur (tak ada seorang pun yang diwajibkan menggunakan haknya ). Koop breekt geen huur (jual beli tidak memutuskan sewa menyewa ). Lex dura sed ita scripta atau lex dura sed tamente scripta (undang-undang adalah keras tetapi ia telah ditulis demikian ). Lex specialis derogat legi generalis (undang-undang yang khusus didahulukan berlakunya daripada undang-undang yang umum). Lex superior derogate legi inferiori (undang-undang yang lebih tinggi mengenyampingkan undang-undang yang lebih rendah tingkatannya). Lex posterior derogate legi priori atau lex posterior derogat legi anteriori (undang-undang yang lebih baru mengenyampingkan undang-undang yang lama ).

Lex niminem cogit ad impossibilia (undang-undang tidak memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin). Manusia dilahirkan sama dan merdeka yang memiliki hak asasi (human rights) sebagai pemberian sang pencipta. Matrimonium ratum et non consumatum ( perkawinan yang dilakukan secara formal, namun belum dianggap jadi mengingat belum terjadi hubungan kelamin ). Melius est acciepere quam facere injuriam (lebih baik mengalami ketidakadilan, daripada melakukan ketidakadilan ). Nu is men he teens,dat recht op the een of andere wijze op de menselijke samenleving is betrokken (umum telah menyepakati bahwa bagaimanapun juga hukum itu ada hubungannya dengan masyarakat ). Nemo plus juris transferre potest quam ipse habet ( tak seorang pun dapat mengalihkan lebih banyak haknya daripada yang ia miliki ). Nemo judex indoneus in propria ( tidak seorang pun dapat menjadi hakim yang baik dalam perkaranya sendiri ). Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali ( tiada suatu perbuatan dapat dihukum, kecuali atas kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang yang telah ada lebih dahulu daripada perbuatan itu ). Opinio necessitatis (keyakinan atas sesuatu menurut hukum adalah perlu sebagai syarat untuk timbulnya hukum kebiasaan ). Pacta sunt servanda (setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan itikad baik ). Patior est qui prior est (siapa yang datang pertama, dialah yang beruntung ). Presumption of innocence (seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan hakim yang menyatakan bersalah dan putusan hakim tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ). Princeps legibus solutus est (kaisar tidak terikat oleh undang-undang atau para pemimpin sering berbuat sekehendak hatinya terhadap anak buahnya ). Quiquid est in territorio, etiam est de territorio (apa yang berada dalam batas-batas wilayah Negara tunduk kepada hukum negara itu ). Qui tacet consentire videtur ( siapa yang berdiam diri dianggap menyetujui ). Res nullius credit occupanti (benda yang diterlantarkan pemiliknya dapat diambil untuk dimiliki ). Recht is er over de gehele wereld ,overal waar een samenleving van mensen is (hukum terdapat di seluruh dunia,di mana terdapat suatu masyarakat manusia). Resjudicata proveri tate habetur ( setiap putusan hakim atau pengadilan adalah sah, kecuali dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi ). Restitutio in integrum ( kekacauan dalam masyarakat, haruslah dipulihkan pada keadaan semula / aman ). Speedy administration of justice ( peradilan yang cepat ). Summum ius summa injuria (keadilan tertinggi dapat berarti ketidakadilan tertinggi ) Similia similibus (dalam perkara yang sama harus diputus dengan hal yang sama pula, tidak pilih kasih ). Testimonium de auditu ( kesaksian dapat didengar dari orang lain ). The binding force of precedent ( putusan hakim sebelumnya mengikat hakim-hakim lain dalam perkara yang sama ). Unus testis nullus testis ( satu orang saksi bukanlah saksi ).

Ut sementem feceris ita metes ( siapa yang menanam sesuatu dialah yang akan memetik hasilnya ). Verba Volant scripta manent (kata-kata biasanya tidak berbekas sedangkan apa yang ditulis tetap ada). Vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan ).

dagium Hukum

Adagium Hukum
1. Absolute sentienfia expositore non indiget. Simple proposition needs no expositor Sebuah dalil yang sederhana tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut 2. Accipere quid ut justitiam focias non est team accipere quam exiorquere To accept anything as a reward for doing justice is rather estorting than accepting Menerima sesuatu sebagai imbalan untuk menegakkan keadilan akan mengarah ke tindakan pemerasan, bukan hadiah. (daripada) 3. Communi observantia non est recedendum There should be no daparture from common observance (or usage) Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang menandakan maksud yang terdapat dalam pikirannya 4. Cujus est commodum, ejus debet esse inc ommodum The person who has the advantage should also have the disadvantage Seseorang yang mendapatkan suatu keuntungan juga akan mendapatkan suatu kerugian 5. Cujus est dominium, ejus est periculum The risk lies upon the owner Risiko atas suatu kepemilikkan ditanggung oleh pemilik. 6. Culpue poena par esto

Let the punishment be equal the crime. Jatuhkanlah hukuman yang setimpal dengan perbuatan. 7. Cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbist. When the proofs of facts are present, what need is there of words ? Saat bukti dari fakta-fakta ada, apa gunanya kata-kata ? 8. Cum aliquis renunciaverit sociatati, solvitur societas. When any partner has renounced the partnership, tehe partership is dissolved. Saat rekan telah meninggalkan persekutuannya, maka persekutuan tersebut dinyatakan bubar. 9. Cum duo inter se pugnantia reperiuntur in testamento, iltimum ratum est. When two clauses a will are found to be contradictory, the last in order prevails Jika terdapat perbedaan dalam suatu hakikat, maka terlihat jelas adanya 2 persepsi yang berbeda. 10. Cum letitimae nuptiae factae sunt, patrem liberi sequuntur. Children born under a legitimate marriage follow the condition of the father. Anak yang terlahir dari sebuah perkawinan yang sah mengikuti kondisi ayahnya. 11. Da tua sunt, post mortem tune tua sunt Give the things which are yours while they are yours ; after death they are not yours. Berikanlah benda-benda kepunyaanmu saat kau masih memilikinya ; setelah meninggal benda-benda tersebut bukan kepunyaanmu lagi. 12. Ei incumbit probatio quidicit, nonqui negat The burden of the proot rest upon the person who affirms, not the one who denies Beban dari bukti disandarkan pada orang yang menugaskan tuduhan bukan yang menyangkal. 13. Debet quis juri subjacere rrbi delinquit. Any offender should be subject to the law of the place where he offends. Seseorang Penggugat harus mengacu pada hukum yang berlaku di tempat dia mengajukan gugatan. 14. Divortium dicitur a divertendo, quia vir divertitur ab uxore. Divorce is so called from divertendo, because a man is diverted from his wife.

divorce (perceraian) berasal dari kata Divertendo, artinya seseorang pria dialihkan dari istrinya. 15. Dormiunt aliquando leges, nunquam moriuntur. Laws sometimes sleep but never die Hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati. 16. Droil ne done, pluis que soit demaunde Thed law give no more than is demanded. Hukum memberi tidak lebih dari yang dibutuhkan 17. Facta sunt potentiora verbis. Deeds (or facts) are more powerful than words Perbuatan (atau fakta) lebih kuat dari kata-kata. 18. Fiat justicia ruat caelum. Let justice be done though the heaven should fall Keadilan harus ditegakkan, walau harus mengorbankan kebaikan 19. Filius est nomen baturae, sed haeres nomen Son is a name of nature, but heir a name of law anak nama yang diberikan oleh alam, tetapi ahli waris adalah nama yang diberikan hukum. 20. Filius in utero matris est pars viscerum matrix A child in the mothers womb is part of the methers vitals. Seorang anak di dalam kandungan adalah bagian dari kehidupan ibunya. 21. Frustra legis auxilium quareit qui in legem committit Vainly does a person who offends against the law seek the help of the law. Adalah sia-sia bagi seseorang yang menentang hukum tapi dia sendiri meminta bantuan hukum. 22. Id perfectum est quad ex omnibus suis partibus constant. That is perfect which is complete in all ist part Sesuatu dinyatakan sempurnanya bila setiap bagiannnya komplit.

23. Heares est cadem persona cum antecessore The heir is the sitnre person as the ancestor. Ahli waris sama kedudukannya dengan pendahulunya. 24. Homo vocabulum est naturae ; persona juris civilis. Man (homo) is a term of nature; (Person) . A term of civil law Man (pria) ialah istilah alami . Person (persona) ialah istilah hukum perdata. 25. Ignorantia judicis est calanaitax innocentis. The ignorance of the judge is the misfortune of the innocent. Ketidaktahuan hakim aialah suatu kerugian bagi pihak yangb tidak bersalah. 26. Ignorantia juris non exucusat. Ignorance of the law does not excuse Ketidaktahuan akan hukum tidak dimaafkan. 27. Ignorantia excusatur non juris sed facti Ignorance of fact is exused but not ignorance of law. Ketidaktahuan akan fakta-fakta dapat dimaafkan tapi tidak demikian halnya ketidaktahuan akan hukum. 28. Inde datae leges be fortior omnia posset Law were made lest the stonger should have unlimited power. Hukum dibuat, jika tidak maka yang terbuat akan mempunyai kekuatan yang tidak terbatas. 29. Index animi sermo Speech is the index of the mind Cara seorang berbicara menunjukkan jalan pikirannya. 30. Iniquum est aliquem rei sui esse judicem It is unjust for anyone to be judge in his own. Adalah tidak adil bagi seseorang untuk diadili pada perkaranya sendiri 31. Interset reipublicae res judicatoas non rescindi It is in the interset of the state that judgments already given not be rescinded Adalah kepentingan negara bahwa suatu keputusan tidak dapat diganggu gugat.

32. Judex set lex laguens The judge is the sepaking law Sang hakim ialah hukum yang berbicara. 33. Judex debet judicare secundum allegata et probata The judge ought to give judgment according to the allegatiopns and the proofs Seorang hakim harus memberikan penilaian berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan. 34. Judex herbere debet duos sales, salem sapientiae, ne sit insipidus, et salem conscientiae, ne sit diabolus. A judge should have two silts ; the salt of wisdom, lest he be foolish ; and the salt of conscience, lest he be devilish. Seorang hakim harus mempunyai dua hal ; suatu kebijakan, kecuali dia adalah orang yang bodoh ; dan hati nurani ; kecuali dia mempunyai sifat yang kejam. 35. Judex non putest esse testis in propria cause. A judge cannot be a witness in his own cause Seorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi dalam perkaranya sendiri. 36. Judex non reddit plus wuam quod petens ipsse requirit A judge does not give more than the plaintiff himself demands. Seorang hakim tidak memberikan permintaan lebih banyak dari sipenuntut. 37. Judicandum est legibus non exemplis Judgment must be given by the laws, not by examples. Seorang hakim tidak dibatasi untuk menjelaskan penilaiannya sendiri. 38. Judicia poxteriora sunt in lege fortiora The later decisions are stronger in law Keputusan terakhir ialah yang terkuat di mata hukum. 39. Juramentum est indivisinle, et non est admittendum in partly true and partly falsum An oath is indivisible ; it is not to be accepted as partly true and partly false. Sebuah sumpah tidak dapat dibagi ; sumpah tersebut tidak dapat diterima jika sebagiannya benar dan sebagian lagi salah.

40. Justitiae non est neganda, non differenda Justice is not to be denied or delayed Keadilan tidak dapat disangkal atau ditunda. 41. Jurare eat deum in testem vocare et est actus divini cultus To swear is to call God to witness, and is an acty of religion Memberikan sumpah ialah sama halnya dengan memanggil Tuhan sebagai saksi hal itu adalah hal keagamaan. 42. Juris quidem ignorantium cuique nocere, facti verum ignorantiam non nocere. Ignorance of law is prejudicial to everyone, but ignorance of fact is not Ketidaktahuan hukum merugikan semua orang ; tetapi ketidak tahuan fakta tidak. 43. Lex nemini operatur iniquum, neminini facit injuriam The law works an injustice to no one and does wrong to no one. Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan kesalahan kepada siapapun. 44. Lex posterior derogat priori A later statute repeals an earlier one. Undang-undang yang baru menghapus Undang-undang yang lama. 45. Lex prospcit, non respicit The law looks forward, not backward Hukum melihat kedepan bukan ke belakang. 46. Lex rejicit superflua, pugnantia, incongrua The law rejects superfluous, contraditory, and incongruous things. Hukum menolak hal yang bertentangan dan tidak layak. 47. Lex semper dabit remedium. The law always give a remedy Hukum selalu memberi obat

Anda mungkin juga menyukai