Anda di halaman 1dari 4

Rencana Keperawatan 1.

Merasa kehilangan harapan hidup dan terisolasi dari lingkungan sosial berhubungan dengan kondisi sakit terminal Tujuan : Klien merasa tenang menghadapi sakaratul maut sehubungan dengan sakit terminal Intervensi : a) Dengarkan dengan penuh empati setiap pertanyaan dan berikan respon jika dIbutuhkan

klien dan gali perasaan klien. b) c) d) e) Berikan klien harapan untuk dapat bertahan hidup. Bantu klien menerima keadaannya sehubungan dengan ajal yang akan menjelang. Usahakan klien untuk dapat berkomunikasi dan selalu ada teman di dekatnya. Perhatikan kenyamanan fisik klien.

2.Kehilangan harga diri berhubungan dengan penurunan dan kehilangan fungsi Tujuan : Mempertahankan rasa aman, tenteram, percaya diri, harga diri dan martabat klien Intervensi : a) b) c) d) Gali perasaan klien sehubungan dengan kehilangan. Perhatikan penampilan klien saat bertemu dengan orang lain. Bantu dan penuhi kebutuhan dasar klien antara lain hygiene, eliminasi. Anjurkan keluarga dan teman dekat untuk saling berkunjung dan melakukan hal hal yang

disenangi klien. e) Beri klien support dan biarkan klien memutuskan sesuatu untuk dirinya, misalnya dalam hal

perawatan.

3.Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal Tujuan : Mengurangi rasa takut, depresi dan kesepian Intervensi : a) b) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan sedih, marah dan lain lain. Perhatikan empati sebagai wujud bahwa perawat turut merasakan apa yang dirasakan klien.

c)

Bantu klien untuk mengidentifikasi sumber koping, misalnya dari teman dekat, keluarga

ataupun keyakinan klien. d) Berikan klien waktu dan kesempatan untuk mencerminkan arti penderitaan, kematian dan

sekarat. e) Gunakan sentuhan ketika klien menunjukkan tingkah laku sedih, takut ataupun depresi, Lakukan hubungan interpersonal yang baik dan berkomunikasi tentag pengalaman

yakinkan bahwa perawat selalu siap membantu. f)

pengalaman klien yang menyenangkan.

4.Cemas berhubungan dengan kemungkinan sembuh yang tidak pasti, ditandai dengan klien selalu bertanya tentang penyakitnya, adakah perubahan atau tidak (fisik), raut muka klien yang cemas Tujuan : Klien tidak cemas lagi dan klien memiliki suatu harapan serta semangat hidup Intervensi : a) b) c) Kaji tingkat kecemasan klien. Jelaskan kepada klien tentang penyakitnya. Tetap mitivasi (beri dukungan) kepada klien agar tidak kehilangan harapan hidup dengan

tetap mengikuti dan mematuhi petunjuk perawatan dan pengobatan. d) e) f) Anjurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada Tuhan. Datangkan seorang klien yang lain yang memiliki penyakit yang sama dengan klien. Ajarkan kepada klien dalam melakukan teknik distraksi, misal dengan mendengarkan musik

kesukaan klien atau dengan teknik relaksasi, misal dengan menarik nafas dalam. g) h) Beritahukan kepada klien mengenai perkembangan penyakitnya. Ikut sertakan klien dalam rencana perawatan dan pengobatan.

5.Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak menerima akan kematian, ditandai dengan klien yang selalu mengeluh tentang keadaan dirinya, menyalahkan Tuhan atas penyakit yang dideritanya, menghindari kontak sosial dengan keluarga/teman, marah terhadap orang lain maupun perawat Tujuan :

Koping individu positif Intervensi : a) b) Gali koping individu yang positif yang pernah dilakukan oleh klien. Jelaskan kepada klien bahwa setiap manusia itu pasti akan mengalami suatu kematian dan

itu telah ditentukan oleh Tuhan. c) d) Anjurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada Tuhan. Perawat maupun keluarga haruslah tetap mendampingi klien dan mendengarkan segala Hindari barang barang yang mungkin dapat membahayakan klien. Tetap memotivasi klien agar tidak kehilangan harapan untuk hidup. Kaji keinginan klien mengenai harapa untuk hidup/keinginan sebelum menjelang ajal. Bantu klien dalam mengekspresikan perasaannya.

keluhan dengan rasa empati dan penuh perhatian. e) f) g) h)

6.Distress

spiritual

berhubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

klien

dalam

melaksanakan alternatif ibadah sholat dalam keadaan sakit ditandai dengan klien merasa lemah dan tidak berdaya dalam melakukan ibadah sholat Tujuan : Kebutuhan spiritual dapat terpenuhi yaitu dapat melakukan sholat dalam keadaan sakit Intervensi : a) b) c) d) e) Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai ibadah sholat. Ajarkan pada klien cara sholat dalam keadaan berbaring. Ajarkan tata cara tayamum. Ajarkan kepada klien untuk berzikir. Datangkan seorang ahli agama.

7.Inefektif koping keluarga berhubungan dengan kehilangan Tujuan : Membantu individu menangani kesedihan secara efektif Intervensi : a) Motivasi keluarga untuk menverbalisasikan perasaan perasaan antara lain : sedih, marah dan lain lain.

b) c) d) e)

Beri pengertian dan klarifikasi terhadap perasaan perasaan anggota keluarga. Dukung keluarga untuk tetap melakukan aktivitas sehari hari yang dapat dilakukan. Bantu keluarga agar mempunyai pengaharapan yang realistis. Berikan rasa empati dan rasa aman dan tenteram dengan cara duduk disamping keluarga, Berikan kesempatan pada keluarga untuk melakukan upacara keagamaan menjelang saat

mendengarkan keluhan dengan tetap menghormati klien serta keluarga. f)

saat kematian.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia, yang menjadi obyek adalah pasien lanjut usia (core), disusul dengan aspek pengobatan medis (cure), dan yang terakhir, perawatan dalam arti yang luas (care),. Core,cure,care merupakan tiga aspek yang saling berkaitan dan saling berpengaruh. Kapanpun ajal menjemput, semua orang harus siap. Namun ternyata semua orang termasuk lanjut usia akan merasa syok berat saat dokter memvonis bahwa penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai