Hari / Tanggal Praktikum : Selasa / 22 Oktober 2013 Waktu Asisten : 15.00-17.30 WIB : Chandra Leonardo
LABORATORIUM FISIKA EKSPERIMEN LANJUTAN JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II-A ELEKTRON FINE BEAM TUBE (EFBT)
: Purwansah Winada : 140310110005 : Selasa / 22 Oktober 2013 : 15.00-17.30 WIB : Chandra Leonardo
(.)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Elektron merupakan muatan negatif yang berada dalam atom. Elektron yang bergerak serta dipengaruhi oleh medan magnet homogen maka akan timbul gaya Lorentz. Besarnya tegangan yang diberikan akan mempengaruhu besarnya kecepatan electron maka arus dapat dialirkan dan yang akan terjadi adalah
dihasilkannya medan magnet, sehingga elektron bergerak pada lintasan dengan diameter tertentu, dengan hubungan ini, maka dapat diketahui besarnya muatan spesifik e/m yang dimiliki elektron. Berangkat dari sanalah praktikan ingin membuktikan hal tersebut. Jadi sangatlah penting mempraktikumkan
praktikumkan kali ini. I.2 Identifikasi Masalah Adanya medan magnet ternyata akan mempengaruhi lintasan elektron. Oleh karena itu lintasan elektron memiliki muatan spesifik yaitu e/m dimana besarnya dipengaruhi oleh medan magnet, tegangan dan jari-jari elektron, maka diperoleh harga e/m sebesar 1,7x1011 C/Kg. Selain itu juga menghitung muatan spesifik e/m yang diakibatkan pembelokan berkas elektron oleh medan magnetik homogen. I.3 Tujuan Percobaan - Menghitung muatan spesifik e/m melalui pembelokan berkas elektron oleh medan magnetik homogen.
II.1 Pengertian Elektron Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan , yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, tapi bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih) foton sinar gama. Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama, berpartisipasi dalam interaksi gravitasi, interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah. Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.(1) Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal tahun 1838;[6] nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson. (1)
Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas termal, elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron
tersebut juga akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia dapat menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama dengan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron, membentuk atom. Namun, elektron hanya mengambil 0,06% massa total atom. Gaya tarik Coulomb antara elektron dengan proton menyebabkan elektron terikat dalam atom. Pertukaran ataupun perkongsian elektron antara dua atau lebih atom merupakan sebab utama terjadinya ikatan kimia. (1).
II.1.1 Atom Bohr Model atom Bohr dinyatakan dengan dua postulat, yaitu : 1. Elektron tidak dapat mengelilingi inti melalui lintasan yang sembarang, tetapi hanya dapat melalui lintasan-lintasan tertentu saja yang membebaskan energi. Lintasan itu disebut lintasan stasioner. Pada lintasan stasioner elektron memiliki momen angular yang besarnya merupakan kelipatan integral dari Dinyatakan :
m.v.r n.
h 2
h 2
2. Oleh karena suatu sebab, elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain dengan memancarkan atau menyerap energi foton.
Meskipun keberhasilan teori atom Bohr ini mengesankan, model ini masih belum lengkap. Model ini hanya bermanfaat bagi atom-atom yang mengandung satu elektron saja, tetapi tidak untuk atom-atom yang memiliki dua elektron atau lebih, karena gaya yang di tinjau hanyalah antara inti dan elektron, sedangkan gaya antara elektron diabaikan. Karena teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan mengenai atom yang memiliki elektron lebih dari satu, maka perkembangan atom selanjutnya beralih pada mekanika kuantum.
Sebuah elektron bermassa m dengan muatan e bergerak dengan kecepatan konstan v dibawah pengaruh medan magnet homogen dengan rapat fluks B yang arahnya tegak lurus terhadap arah gerakan elektron mengakibatkan munculnya gaya Lorentz : F=e.B.v Dengan adanya medan magnet dan kecepatan maka partikel tersebut akan membentuk suatu lintasan elektron, yang dipengaruhi oleh besarnya arus dan tegangan yang diberikan. Dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti gaya Lorentz, gaya Sentripetal, Hukum Kekekalan, maka akan didapatkan nilai muatan spesifiknya sebagai berikut :
e 2U 2 A2 m B xr
Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam alam semesta diciptakan pada peristiwa Big Bang (ledakan besar), namun ia juga dapat diciptakan melalui peluruhan beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar kosmis memasuki atmosfer. Elektron dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan positron, maupun dapat diserap semasa
nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan laboratorium modern dapat digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron individual. Elektron memiliki banyak kegunaan dalam teknologi modern, misalnya dalam mikroskop elektron, terapi radiasi, dan pemercepat partikel.2
Gambar 1: elektron pada atom II.2 Medan Magnet Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika
kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.2
Gambar garis-garis medan magnet II.3 Gaya Lorentz Gaya Lorentz merupakan kawat berarus yang diletakkan memotong garis garis medan magnetik yang dihasilkan oleh pasangan kutub utara-selatan suatu magnet tetap akan mengalami gaya magnetik. Arah Gaya Lorentz dapat ditentukan dengan telapak tangan kanan yang disebut "Kaidah telapak tangan kanan" yang berbunyi : - Buka telapak tangan kanan dengan 4 jari selain jempol dirapatkan. Arahkan keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah induksi magnetik B dan arahkan jempol hingga sesuai dengan arah kuat arus listrik i, maka arah gaya Lorentz, F , yang dialami oleh konduktor akan sesuai dengan arah dorongan telapak tangan.(2)
Adapun besar gaya Lorentz dinyatakan oleh : F = i L B sin 0 L = panjang konduktor 0 = Sudut apit terkecil antara arah arus i dan arah arus induksi magnetik B
II.4 Lintasan elektron pada medan magnet Jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga pergerakan elektron akan menyimpang. Adanya gejala fisis ini dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron didalam medan magnet maupun medan listrik persis seperti partikel yang dilemparkan horizontal didalam medan gravitasi bumi. Percobaan ini menggunakan sebuah tabung katode dan kumparan yang berfungsi untuk menghasikan medan magnet. Kumparan ini disebut kumparan Helmholtz (yaitu kumparan yang memiliki besar jari-jari sama dengan jarak kedua kumparan) yang digunakan untuk menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas.(3) Elektron yang dihasilkan oleh filamen (yang berlaku sebagai katoda), akibat proses termoelektron, akan dipercepat ke arah anoda yang mempunyai beda tegangan (V) terhadap katoda. Dari prinsip kekekalan energi, jika tidak ada usaha yang dikenakan pada elektron, maka elektron tersebut akan mempunyai energi kinetik akibat tegangan (V). (3) Elektron tersebut bergerak dalam medan magnet seragam (akibat kumparan Helmholtz), sehingga terjadi perubahan arah dari kecepatan elektron tanpa merubah kelajuannya, sehingga elektron akan bergerak melingkar. Pada gerak melingkar ini besar gaya sentripental sama dengan besar gaya medan magnet pada elektron tersebut. (3)
Pada praktikum ini akan terjadi gaya yang konstan pada penyusunan potensialnya ketika electron bergerak pada mean magnet yang. Sehingga hukumnya seperti hukum benda-benda, dari hukum newton:
d 2x m 2 Ee dt
m = massa dari elektron = 9.107 x 10-31 x = panjang lintasan(m) t = waktu(s)
(m/s)
Dapat kita lihat, pada saat t=0 konstatnta diatas menjadi nol karena kecepatan yang diberika adalah nol. Sehingga Intergral terhadap waktu memberikan kita rumusan sebagai berikut :
1 e Et 2 2m
(m)
Dan dilihat pula, pada keadaan ini konstanta bernilai nol lagi untuk permulaan elektron yang bergerak dari tempat yang tidak memiliki potensial. (3) Ketika
keadaan persamaan sebelumnya, energi kinetik diberikan oleh permulaan elektron sederajat dengan energi yang hilang atau dilepaskan, sehingga solusi untuk v selanjutnya menjadi :
2 Exe m
2eV m
(m/s)
Suatu elektron yang bergerak dalam suatu medan elektrostatik yang homogen mengalami gaya konstan pada penyusunan potensialnya. Hasilnya, hukum-hukum yang berhubungan dengan permulaan elektron sama dengan hukum pada suatu benda yang dipengaruhi oleh medan gravitasi setelah ditemukannya kecepatan yang sangat tinggi yang tidak terjangkau. Dari Hukum II Newton diperoleh :
d 2x m 2 Ee dt
dimana : m = massa dari elektron = 9.107 x 10-31 x = panjang dalam meter t = waktu dalam second
(m/s)
konstanta diatas menjadi nol karena kecepatan diberikan bernilai nol pada saat t = 0. Intergral terhadap waktu memberikan kita rumusan sebagai berikut :
1 e Et 2 2m
(m)
pada keadaan ini konstanta bernilai nol lagi untuk permulaan elektron yang bergerak dari tempat yang tidak memiliki potensial. Ketika V Ex terjadi, elektron menjadi jatuh. Pada keadaan persamaan sebelumnya energi kinetik diberikan oleh permulaan elektron sederajat dengan energi yang hilang atau dilepaskan, solusi untuk v selanjutnya menjadi :
2 Exe m
2eV m
(m/s)
III.1 Alat alat dan Bahan Percobaan serta fungsinya 1. Fine Beam Tube (FBT) Digunakan sebagai tabung hampa udara untuk menempatkan elektron sehingga bebas bergerak 2. Kumparan Helmholtz (HC) Digunakan untuk menempatkan FBT dan kumparan sehingga keduanya saling berhubungan. 3. Teslameter Digunakan untuk mengukur besar medan magnetik. 4. Tangential B-Probe 5. Power Supply, 300 V/50 Ma Digunakan untuk memberikan tegangan masukan pada rangkaian sehingga rangkaian percobaan dapat berjalan dengan baik. 6. Voltmeter Digunakan untuk mengukur tegangan yang mempengaruhi rangkaian EFBT. 7. Sumber Arus Digunakan untuk mengontrol besarnya aliran arus yang dimasukan kedalam rakaian sehingga pemancaran elektron lebih terencana. 8. AV meter Digunakan untuk mengukur arus dan tegangan. 9. Jangka Sorong Digunakan untuk mengukur diameter lingkaran dari lintasan elektron yang berupa deflesi sinar elektron. 10. Kabel-kabel penghubung Digunakan untuk menyambungkan rangkaian yang satu ke rangkaian yang lainnya.
a. Fine Beam Tube diangkat dengan hati-hati, disimpannya di tempat yang aman. b. Tangential B-Probe ditempatkan yang sudah dihubungkan dengan Teslameter di tengah-tengah antara kedua kumparan Helmholtz. c. Input kumparan Helmhotz dihubungkan dengan sumber arus. d. Teslameter dan sumber arus dihubungkan dengan jaringan PLN 220 V. e. Teslameter dan sumber arus dinyalakan, mencatat angka yang ditunjukkan teslameter untuk setiap variasi arus yang diberikan (0-2 A). B. Pengukuran Jari-jari Lintasan Elektron Sebagai Fungsi Tegangan r = f(UA) 1. Sumber arus dan sumber tegangan dipastikan dalam keadaan mati. 2. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 2. 3. Tangential B-Probe diangkat, ditempatkan dengan hati-hati Fine Beam Tube pada tempat semula. 4. Power Supply dan sumber arus dinyalakan. Mengatur penunjukkan sumber arus pada nilai konstan tertentu (mulai dari nilai kecil). 5. tegangan anoda (power supply) diatur sehingga diperoleh gambar yang bagus, mengukur jari-jari lintasan elektron (gunakan pembatas yang tersedia untuk memudahkan pengukuran). 6. nilai tegangan anoda diubah-ubah dan melakukan pengukuran seperti pada (5). Melakukan minimal 10 variasi tegangan (100 V 300 V). 7. (5) dan (6) dilakukan untuk arus konstan yang berbeda (besarnya nilai arus konsultasikan dengan asisten). C. Pengukuran Jari-jari Lintasan Elektron Sebagai Fungsi Medan Magnet, r=f (B) 1. 2. Sumber arus dan sumber tegangan dipastikan dalam keadaan mati. Rangkaian dibuat seperti pada gambar (2).
3. Power Supply dan sumber arus dinyalakan, diatur penunjukkan power supply (tegangan anoda) pada nilai konstan tertentu. 4. Arus kumparan diatur agar diperoleh gambar yang baik, mengukur diameter lintasan dengan menggunakan bantuan pembatas yang tersedia.
5. Nilai arus kumparan diubah-ubah dan melakukan pengukuran seperti pada (4), melakukan pengukuran untuk minimal 10 variasi arus kumparan (1A 2A). 6. Prosedur 4 dan 5 dilakukan untuk tegangan anoda konstan yang berbeda (besarnya nilai tegangan anoda konsultasikan pada asisten). D. Hubungan Arus Kumparan-Tegangan Anoda ditentukan (I = f (UA)) Pada Jari-jari Konstan 1. Sumber arus dipastikan dan sumber tegangan dalam keadaan mati. 2. Rangkaian dibuat seperti pada Gambar 2. 3. Power Supply dinyalakan dan sumber arus, diberikan tegangan anoda maksimum (300 V), diatur arus sehingga lintasan elektron mempunyai diameter tertentu, mencatat nilai r, V dan I. 4. Tegangan anoda (300 V 100 V) diubah-ubah, diatur kembali arus pada setiap nilai tegangan sehingga diperoleh diameter lintasan elektron yang sama dengan diameter pada keadaaan awal. dilakukan untuk minimal 10 variasi. 5. Diulangi langkah 3 4, untuk diameter lintasan elektron tertentu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1 2 3