Anda di halaman 1dari 10

Melasma = IIIa

Melasma merupakan kelainan kulit di mana warnanya menjadi lebih gelap (hipermelanosis) dari sekitar. Epidemiologi Predileksinya pada tempat yang terpajan sinar UV (pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dagu) Mengenai semua ras, terutama penduduk daerah tropis Lebih sering mengenai wanita, indeks terbanyak 30-44 th Terutama pada wanita usia subur dengan riwayat pajanan sinar matahari Klasifikasi berdasarkan gambaran klinis : 1. Sentro-fasial => meliputi dahi, hidung, medial pipi, bawah hidung, dagu (63%) 2. 3. Malar => di hidung, lateral pipi (21%) Mandibular => di daerah mandibula (16%)

Catatan ii 09-135 FKUA

Klasifikasi berdasar pemeriksaan wood lamp Tipe Epidermal => melasma tampak lebih jelas dengan sinar wood dari pada sinar biasa Tipe Dermal => dengan sinar wood, tidak tampak warna yang menjadi lebih kontras. Tipe campuran => di beberapa lokasi lesi tampak lebih jelas, sedangkan lainnya tidak jelas Tipe sukar dinilai karena warna kulit gelap. Dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan sinar biasa jelas. Klasifikasi ini berarti pada saat pemberian terapi karena prognosisnya berbeda-beda. Tipe dermal lebih sulit diobati dari pada tipe epidermal. Klasifikasi berdasar histopatologi Melasma tipe epidermal => umumnya berwarna coklat, melanin terutama terdapat pada lapisan basal dan suprabasal, kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum. Melasma tipe dermal => berwarna coklat kebiruan, terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh

Catatan ii 09-135 FKUA

darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus infiltrat. Etiologi dan Patogenesis Idiopatik Paparan sinar matahari (paling banyak berperan) Enzim tirosinase membantu pembentukan pigmen. Bila terpapar sinar matahari (Sinar Ultraviolet), enzim tirosinase yang terkontrol menjadi tidak dihambat lagi sehingga memacu proses melanogenesis. Hormon : progesteron, estrogen, dan MSH (Melanin Stimulating Hormone) berperan dalam pembentukan melasma. Pada kehamilan (peningkatan hormon), melasma (kloasma gravidarum) meluas pada trimester ke 3. Pada pemakaian pil KB, melasma mulai tampak pada 2 bulan-1 tahun pertama sejak pemakaian. Obat : difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, minosiklin (obat acne) akibatkan melasma. Obat ini ditimbun pada lapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang melanogenesis. Genetik : dilaporkan kasus keluarga 20-70%.

Catatan ii 09-135 FKUA

Kosmetik : pemakaian kosmetik yang mengandung parfum, zat pewarna, atau bahan tertentu dapat mengakibatkan fotosensitivitas sehingga terjadi

hiperpigmentasi pada wajah jika terpajan matahari. Gejala Klinis Terdapat makula berbatas tegas yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua. Warna keabu-abuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal Diagnosis Anamnesis => usia, onset, gejala klinis, faktor predisposisi Pemeriksaan : 1. Histopatologi a. Tipe epidermal melanin terutama terdapat pada lapisan basal dan suprabasal, kadangkadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum. b. Tipe dermal terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di dermis bagian

Catatan ii 09-135 FKUA

atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus infiltrat. 2. Mikroskop electron Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan aktivitas melanosit meningkat. 3. Wood lamp a. Tipe epidermal => warna lesi tampak lebih jelas b. Tiper dermal => warna lesi tidak bertambah kontras c. Tipe campuran => ada lesi yang bertambah kontras dan ada yang tidak d. Tipe tidak jelas => dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, dengan sinar biasa menjadi jelas. Diagnosis dapat ditegakkan dengan gambaran klinis. Untuk menentukan tipe melasma dapat dilakukan pemeriksaan Wood. Pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada saat-saat tertentu

Catatan ii 09-135 FKUA

Tatalaksana Pengobatannya lama, yang berperan : kontrol teratur dan pengobatan yang sempurna (pengobatan kausal), kerja sama yang baik antara dokter dan pasien. Pencegahan : 1. Hindari paparan sinar matahari, terutama pukul 09:00 - 15:00. Kalau keluar rumah, sebaiknya menggunakan payung atau topi. 2. Menggunakan tabir surya a. Tabir surya fisis => bahan yang memantulkan/ menghamburkan sinar UV

cth : titanium dioksida, seng oksida, kaolin b. Tabir surya kimiawi => bahan yang menyerap sinar UV, seperti : mengandung PABA (Para Amino Benzoic Acid) atau derivatnya, seperti octil PABA tidak mengandung PABA, seperti :

bensofenon, sinamat, salisilat, antranilat 3. Menghilangkan faktor penyebab melasma : pil kb, hentikan penggunaan kosmetik berparfum dan berwarna, cegah obat-obatan yang picu melasma.

Catatan ii 09-135 FKUA

Pengobatan : mengurangi pertambahan jumlah dan warna melasma. 1. Topikal a. Merkuri => cara kerja terbaik. Tapi efek samping SANGAT BESAR. b. Hidrokinon 2-5% Berupa krim malam, ditambah dengan tabir surya pada siang hari, akan tampak perbaikan dalam 6-8 minggu dan dilanjutkan sampai 6 bulan. Efek samping : dermatitis kontak iritan atau alergi. Bila dilakukan penghentian obat, maka akan sering timbul kekambuhan bahkan flek yang terbentuk lebih hitam. Obat ini sudah perlahanlahan ditinggalkan walau masih tetap

digunakan. c. Asam Retinoat (Retinoic Acid/ Tretinoin) 0,1% => untuk keremajaan kulit.

Terutama digunakan sebagai terapi kombinasi atau tambahan. Krimnya dipakai malam hari,

Catatan ii 09-135 FKUA

karena

kalau

siang

hari

akan

terjadi

fotodegradasi. Kini asam retinoat dipakai sebagai monoterapi dan didapat perbaikan klinis secara bermakna meskipun Efek samping : agak eritema, lambat. deskuamasi,

fotosensitasi. Gatal, eritema => dirasakan di awal sampai terjadi penyesuaian. d. Asam Azeleat (Azeleic Acid) 20% => obat aman. Digunakan dalam 6 bulan dan baik.

memberikan

hasil

yang

Efek samping : panas dan gatal 2. Sistemik a. Asam Askorbat/ Vitamin C Vit C mengubah melanin menjadi melanin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan melanin dengan

mengubah DOPA kinon menjadi DOPA b. Glutation Glutation bentuk reduksi adalah senyawa

Catatan ii 09-135 FKUA

gulfhidril (SH) yang berpotensi menghambat pembentukan melanin dengan jalan bergabung dengan Cuprum dari tirosinase. 3. Tindakan khusus (oleh spesialis) a. Pengelupasan kimiawi Dilakukan dengan mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4-6 menit setiap 3 minggu 6 kali. Sebelum dilakukan pengelupasan, pasien diberi krim asam glikolat 10% selama 14 hari. Bila memang ada bakal melasma, maka hasilnya akan tetap kurang bagus. b. Bedah Laser Menggunakan laser Q-Switched Ruby dan LAser Argon. Tapi kekambuhan dapat juga terjadi. Komplikasi Bila salah pengobatan atau menggunakan obat yang sudah tidak digunakan lagi, contoh pada penggunaan Hidrokinon, Merkuri, dll

Catatan ii 09-135 FKUA

Prognosis Pengobatannya lama karena kelainan kulit ini bersifat kronik residif sehingga dibutuhkan kesabaran dan kerja sama antara dokter dan pasien. Prognosis baik bila pengobatan dilakukan dengan benar dan teratur. Pola pikir Bila ada pasien mengeluh bercak gelap pada wajah => periksa dan anamnesis penyebabnya => Bila diagnosis sementara adalah melasma => rujuk dan lakukan pemeriksaan penunjang => bila sudah terdiagnosis melasma => tatalaksana => prognosis baik bila pengobatan dan pencegahan dilakukan sejalan. Sumber Djuanda, Adhi dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Gambar (c) google Kuliah pengantar BLOK 3.6 FK UNAND

10

Catatan ii 09-135 FKUA

Anda mungkin juga menyukai