Anda di halaman 1dari 14

Malioboro As One |Integrated Public Relations Program for Local Tourism

Malioboro sebagai kawasan sentra pariwisata Jogjakarta menjadi titik utama kunjungan wisata turis lokal maupun mancanegara. Di bawah kampanye Jogja The Real Java yang diluncurkan untuk mengembangkan sektor pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jogjakarta memiliki UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro sebagai Unit Pelaksana Teknis dalam pengelolaan kawasan Malioboro sejak tahun 2009. Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana di lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis penunjang lainnya. Keberadaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) didukung dengan Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2009 tentang pembentukan, susunan, kedudukan, fungsi, dan rincian tugas pengelolaan kawasan malioboro oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro akan mencanangkan program Malioboro as One berupa pengintegrasian stakeholderstakeholder dalam Malioboro dibawah satu lembaga. Program ini bertujuan untuk membentuk sebuah pos pelayanan terpadu bernama Malioboro Center, yang melingkupi sistem informasi dan layanan terintegrasi seputar kawasan Malioboro. Dalam rangka pengadaan Malioboro Center ini, UPT bekerjasama dengan komunitas-komunitas seni, paguyuban perdagangan, transportasi, dan keamanan yang telah ada.

Situation Analysis |
Pasal 5 Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2009 dengan jelas memaparkan bahwa UPT Pengelolaan Kawasan Malioboro mempunyai fungsi pengelolaan pariwisata, kebersihan, keindahan, pemeliharaan sarana prasarana, pembinaan ketentraman dan ketertiban, usaha perdagangan, penataan kawasan parkir, dan transportasi yang berada dikawasan Malioboro. Walaupun telah dibentuk semenjak tahun 2009, UPT belum memiliki satu platform khusus yang membawahi fungsi manajemen humas dalam kaitannya dengan community relation. Saat ini, banyak keluhan dari masyarakat tentang tidak terkoordinasinya elemen-elemen yang ada, kesimpangsiuran informasi tentang event-event, ketidakjelasan peta lokasi sentra industri dan perhotelan, serta ketiadaan aktor kunci yang jelas dalam pertanggungjawaban terhadap masalah-masalah yang terjadi di dalam Malioboro. Komunitas-komunitas yang berada di dalam sistem kerja Malioboro ini perlu dikoordinasikan secara terpadu dalam satu sistem komando. Untuk mengoptimalkan fungsi UPT tersebut diperlukan konsep yang matang dimana semua elemen Malioboro dapat terintegrasi. Konsep ini dapat diwujudkan dalam bentuk pelayanan yang tersentralisasi pada satu tempat. Sebuah pos yang mampu mengakomodasikan kebutuhan semua stakeholder yang ingin mengakses informasi yang trustable, memberikan mediasi untuk berhubungan dengan stakeholder lainnya, serta menciptakan suasana kondusif untuk wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Oleh karena itu, UPT mengadakan Program Kehumasan Terintegrasi dalam bentuk Malioboro Center.

Aims |
1. UPT sebagai induk komando resmi yang merangkul elemen Pariwisata, Perdagangan, dan Lalu Lintas dalam satu kesatuan Malioboro Center. 2. Untuk menciptakan sistem pelayanan informasi yang terpadu.

Key Message |
Sistem pelayanan informasi terpadu Koordinasi stakeholder Menjembatani kepentingan stakeholder

Strategies
WHO

UPT Malioboro Menyampaikan pesan tentang adanya program Malioboro as One yang mengkoordinasikan semua elemen yang masuk dalam cakupan UPT Malioboro. Saluran informasi terpadu diwujudkan dalam Malioboro Center Media promosi cetak dengan menggunakan surat kabar dan booklet. Media promosi digital dengan menggunakan website, digital banner, serta aplikasi smartphone yang bekerjasama dengan Apple, dan Android Kepada seluruh stakeholder program. Stakeholder yang dimaksud dalam program ini terbagi menjadi stakeholder prioritas dan stakeholder sekunder. Stakeholder prioritas adalah seluruh pengunjung Malioboro yang berasal dari institusi maupun independen, yang membutuhkan informasi tentang elemen-elemen Malioboro yang berada di bawah komando UPT. Stakeholder sekunder adalah elemenelemen yang masuk dalam cakupan UPT, meliputi 3 kluster; yaitu pariwisata (objek wisata, perhotelan, sentra seni, event seputar Malioboro), perdagangan (pertokoan, pasar, mall, pedagang kaki lima) dan lalu lintas (andong, becak, trans jogja, trayek bus, taksi) Terciptanya awareness dan kepuasan pengunjung Malioboro terhadap program Malioboro as One, yang akan memicu sikap kooperatif dalam menjaga Malioboro sebagai icon kota Yogyakarta April-September 2012

SAYS WHAT

IN WHICH CHANNEL

TO WHOM

WITH WHAT EFFECT

WHEN

Programs
Program yang dibutuhkan bersifat komperehensif yang membangun Malioboro Center sebagai tempat strategis, nyaman, dan terpercaya untuk mengakses informasi serta beristirahat.

1. Membangun Sistem Informasi didapatkan dari stakeholder sekunder yang telah berada dalam naungan Malioboro Center. Informasi tersebut akan didata dengan rapi dan terkendali melalui dua sistem yakni secara konvensional serta sistem online. Sistem konvensional akan mendata secara manual mengenai seluruh informasi mengenai Malioboro serta informasi mengenai Jogja secara ringkas, kemudian menyebarkannya secara cetak. Sistem online digunakan untuk merekap informasi agar dapat diakses nantinya oleh seluruh masyarakat global mengenai malioboro untuk kebutuhan wisatawan.

2. Membangun Suprastruktur Pembentukan suprastruktur dimulai dengan pelatihan bagi seluruh Sumber Daya Manusia sebagai tim manajemen Malioboro Center. Suprastruktur ini akan membentuk satu pencitraan positif sebagai tempat yang terpadu untuk menanyakan informasi. Sumber daya manusia tersebut akan diberikan pelatihan terpadu untuk menjadi garda depan dalam Malioboro Center.

3. Membangun Infrastruktur Infrastruktur dibangun dalam bentuk bangunan Malioboro Center di antara kantor Dinas Pariwisata Provinsi DIY dan Kantor DPRD Yogyakarta. Terdiri dari beberapa spot : ruang informasi, ruang manajemen, ruang persinggahan bagi turis maupun backpacker yang datang ke Yogyakarta. Infrastruktur dibuat dengan konsep representatif, nyaman, dan strategis.

4. Membuat Brand Activation Secara garis besar brand activation ini akan dibagi menjadi dua : memperkenalkan Malioboro Center kepada stakeholders prioritas dan menyampaikan sekaligus menjadi jembatan informasi kepada stakeholders. Dalam hal memperkenalkan Malioboro Center, program yang akan dilakukan akan menggunakan dua media yakni media conventional dan unconventional media. Dalam media conventional yang akan dilakukan adalah membuat press release dengan mengundang rekan media untuk mempublikasikan Malioboro Center. Sementara dengan media unconventional, akan dibuat ambient media yang menarik dan akan diletakan di spot-spot strategis yang akan dilihat oleh wisatawan serta masyarakat seperti terminal, bandara, stasiun, pusat perbelanjaan, hingga biro wisata. Promosi dilakukan melalui media cetak dan media digital. Media promosi cetak dengan menggunakan surat kabar dan booklet. Media promosi digital dengan menggunakan website khusus Malioboro yang akan terhubung dengan informasi wisata yang ada di Yogyakarta, jejaring sosial, digital banner yang menampilkan informasi acara yang tengah atau akan berlangsung, serta aplikasi smartphone yang bekerjasama dengan Apple dan Android.

5. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada dua tingkatan; stakeholder prioritas dan stakeholder sekunder.

Timeline Malioboro as One


APRIL 2012 MON TUE WED THU FRI SAT SUN 1 2 9 16 23 30 3 10 17 24 4 11 18 25 5 12 19 26 6 13 20 27 7 14 21 28 8 15 22 29 7 14 21 28 MON TUE 1 8 15 22 29 MEI 2012 WED 2 9 16 23 30 THU 3 10 17 24 31 FRI 4 11 18 25 SAT 5 12 19 26 SUN 6 13 20 27 4 11 18 25 5 12 19 26 6 13 20 27 7 14 21 28 MON TUE JUNI 2012 WED THU FRI 1 8 15 22 29 SAT 2 9 16 23 30 SUN 3 10 17 24

JULI 2012 MON TUE WED THU FRI SAT SUN 1 2 9 16 23 30 3 10 17 24 31 4 11 18 25 5 12 19 26 6 13 20 27 7 14 21 28 8 15 22 29 6 13 20 27 7 14 21 28 MON TUE

AGUSTUS 2012 WED 1 8 15 22 29 THU 2 9 16 23 30 FRI 3 10 17 24 31 SAT 4 11 18 25 SUN 5 12 19 26 3 10 17 24 4 11 18 25 MON TUE

SEPTEMBER 2012 WED THU FRI SAT 1 5 12 19 26 6 13 20 27 7 14 21 28 8 15 22 29 SUN 2 9 16 23 30

KETERANGAN TIMELINE PROGRAM

Pematangan Konsep Malioboro Center Pembangunan Sistem dan Pendataan Pembentukan Suprastruktur Malioboro Center Pembangunan Infrastruktur Awal Sosialisasi Stakeholder Prioritas Sosialisasi Stakeholder Sekunder Implementasi Program Triwulan I Evaluasi Penentuan Kelanjutan Program (Sustainable Program)

Evaluation |
A. Stakeholder prioritas | Measurement of Improvement 1. Kognitif Akan ada minimal 60% dari stakeholder prioritas yang memahami kampanye Malioboro as One yang dituangkan dalam konsep Malioboro Center. Metode yang digunakan untuk mengetahui respon adalah dengan survey. 2. Afektif Akan ada minimal 60% dari stakeholder prioritas yang mendapat kepuasan dari Malioboro Center serta dapat memfungsikannya dengan baik. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui respon adalah dengan survey dan Focus Group Discussion. 3. Behaviour Akan ada minimal 60% dari stakeholder prioritas yang memberikan feedback tentang Malioboro Center melalui media digital serta media cetak.

Measurement of Results Jumlah publikasi yang ada di surat kabar lokal dan nasional Jumlah publikasi yang ada di internet Jumlah pengunjung Malioboro Center Jumlah pengunjung website Malioboro Center Jumlah partisipan digital media yang bekerja sama dengan aplikasi Android dan Apple Jumlah sponsor masuk

B. Stakeholder sekunder Evaluasi terhadap stakeholder sekunder ini akan dihitung berdasarkan tingkat keuntungan yang didapatkan dari masing-masing kluster. Pariwisata

Jumlah wisatawan yang menginap di hotel seluruh Yogyakarta per bulan November 2011 adalah sebanyak 215.514 orang1. Dari jumlah tersebut ada sejumlah 50.000 orang yang menginap di hotel kawasan Malioboro. Target kenaikan tingkat penghunian kamar untuk hotel di kawasan Malioboro adalah selama masa kampanye adalah 55.000 orang atau sebesar 10% dari jumlah rata-rata. Perdagangan

Kenaikan omzet penjualan pedagang kaki lima maupun pertokoan. Omset PKL rata-rata per Januari 2012 adalah Rp600.000/hari. Target kenaikan menjadi Rp660.000/hari atau sebanyak 10% dari omset rata-rata. Lalu lintas

Jumlah pengunjung kawasan Malioboro per tahun 2012 pada hari biasa adalah sekitar 4.000 orang dalam sehari. Jumlah ini menyumbangkan pengaruh yang signifikan terhadap lalu lintas. Target evaluasi adalah 1.600 orang atau sejumlah 40% dari wisatawan telah menggunakan transportasi umum seperti Trans Jogja, trayek bus, becak, andong, dan taksi.

Yogyakarta.bps.go.id/brs/226-berita-resmi-statistik-2-januari-2012.html

Budgeting Program |
A. Pengeluaran Biaya Riset dan Pra Program Tim SDM Media Placement Evaluasi Supporting Program dan Follow UP TOTAL : Rp 750.000.000,-

B. Pendapatan Dana Khusus Dinas Pariwisata dan Budaya untuk UPT Malioboro Dana dari Sponsor Dana dari Pengiklan (Web Ad, Banner Ad) TOTAL POTENSI DANA : Rp 1 Miliar

Supporting Data |
Survei Elemen Malioboro dalam Kawasan UPT Malioboro

No

Kategori Hotel

Elemen 3 2 104 5 1 1 873 379 43

Jumlah

1.

Pariwisata

Objek Wisata Pertokoan Gedung Pemerintah Mall Pasar

2.

Perdagangan

Pedagang Kaki Lima Tri Dharma Pedagang Kaki Lima Pemalih Lesehan Transportasi

Andong, Becak, Taksi 2 4 (jalur 4, 11, 18, 19) 2

3.

Lalu Lintas

Halte Trans Jogja Trayek Bus Parkir Resmi

DENAH KAWASAN UPT MALIOBORO | Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2009

KAWASAN UPT MALIOBORO

Anda mungkin juga menyukai