Anda di halaman 1dari 20

REFERAT RADIOLOGI TUBERKULOS

DOSEN PEMBIMBING : dr. Niken Dwirini W, Sp.Rad

DISUSUN OLEH : N.A Dewi Mahila (09711007) Arifudin C.H (097111 !) "#$$% Hardian&# (09711 '1)

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI PERIODE 24 Maret 2014 12 April 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA RSUD DR SOEDONO MADIUN 2014

DEFINISI

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer1,4,5. EPIDEMIOLOGI Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia, dan sebagian besar negara negara di dunia4. !aporan TB dunia oleh "#$ yang terbaru (%&&'), masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor ( di dunia setelah India dan )ina dengan jumlah kasus baru sekitar 5(*.&&& dan jumlah kematian sekitar 1&1.&&& pertahun. +ur,ei -esehatan .umah Tangga (+-.T) tahun 1**5, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardio,askuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi(. Baik di Indonesia maupun di dunia, TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. "alaupun sudah lebih dari seabad sejak penyebabnya ditemukan oleh ilmu/an 0erman, .obert -o1h, pada tahun 122%, TB belum dapat diberantas bahkan terus berkembang %. 3eningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada saat ini diduga disebabkan oleh berbagai hal, yaitu (1) diagnosis yang tidak tepat, (%) pengobatan yang tidak adekuat, (() program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, (4) infeksi endemik human immuno-deficiency virus (#I4), (5) migrasi penduduk, (') mengobati sendiri ( self treatment), (5) meningkatnya kemiskinan, dan (2) pelayanan kesehatan yang kurang memadai4,'.

ETIOLOGI 3enyebab tuber1ulosis adalah 6y1oba1terium tuber1ulosis, 6y1oba1terium bo,is, sangat jarang disebabkan oleh 6y1oba1terium a,ium. 6y1oba1terium merupakan kuman batang tahan asam, yang dapat hidup selama berminggu minggu dalam keadaan kering, tapi mati dengan suhu '&7) dalam 1airan suspensi selama 15 %& menit. Mycobacterium memiliki ukuran panjang 1 48um dan tebal &,( &,'8um 1

+ebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak ( !ipid ). !ipid inilah yang membuat kuman 0ebih tahan terhadap asam sehinnga disebut bakteri tahan asam (BT9) . -uman dapat tahan hidup pada keadaan kering maupun dingin, karena kuman berada dlam keadaan dormant. :ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi aktif kembali.

+ifat lain kuman ini adalah aerob. +ifat ini menunjukkan bah/a kuman lebih menyukai jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. :alam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal paru paru merupakan tempat predileksi tuberkulosis.

PATOFISIOLOGI 3enyakit TB dapat berkembang pada seseorang melalui dua 1ara. ;ang pertama dapat terjadi pada seseorang yang telah beberapa tahun terinfeksi TB dan telah sembuh sempurna. -etika kesehatannya menurun karena penyakit lain seperti 9I:+ atau diabetes, atau karena penyalahgunaan alkohol maupun kurangnya kepedulian terhadap kesehatan karena menjadi tuna /isma, infeksi TB dapat menjadi penyakit TB. 3ada 1ara ini, seseorang dapat menjadi sakit beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelah mereka menghirup kuman TB%. )ara yang lain terjadi jauh lebih 1epat. Terkadang ketika seseorang pertama kali menghirup kuman TB, tubuhnya tidak mampu melindungi diri terhadap penyakit ini. -uman tersebut kemudian berkembang menjadi penyakit TB aktif dalam beberapa minggu. +eseorang dengan TB aktif akan menjadi sangat infeksius dan dapat menyebarkan TB ke orang lain%. -uman TB dalam droplet nuclei yang terhirup dapat men1apai al,eolus. 6asuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis nonspesifik. 6akrofag al,eolus akan memfagosit kuman TB di mana sebagian besar kuman TB akan han1ur. 9kan tetapi, pada sebagian ke1il kasus, makrofag tidak mampu menghan1urkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. -uman TB dalam makrofag yang terus berkembang biak akan menyebabkan makrofag mengalami lisis, dan kuman TB membentuk koloni di tempat tersebut. !okasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut fokus primer <hon1,%. :ari fokus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional. 3enyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. 0ika fokus primer terletak di lobus ba/ah atau tengah, kelenjar limfe yang terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika fokus primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. -ompleks primer merupakan gabungan antara fokus primer, kelenjar limfe regional yang membesar (limfadenitis), dan saluran limfe yang meradang (limfangitis)1,%.

"aktu yang diperlukan sejak kuman TB masuk sampai terbentuk kompleks primer se1ara lengkap disebut masa inkubasi TB. 6asa inkubasi TB biasanya berlangsung antara 4 2 minggu dengan rentang /aktu antara % 1% minggu. :alam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga men1apai jumlah 1&( 1&4, yaitu jumlah yang 1ukup untuk merangsang respons imunitas seluler1. 3ada minggu minggu a/al proses infeksi, terjadi pertumbuhan logaritmik kuman TB sehingga jaringan tubuh yang a/alnya belum tersensitisasi terhadap tuberkulin, mengalami perkembangan sensiti,itas. 3ada saat terbentuknya kompleks primer ini, infeksi TB primer dinyatakan telah terjadi. #al tersebut ditandai oleh terbentuknya hipersensiti,itas terhadap tuberkuloprotein, yaitu timbulnya respon positif terhadap uji tuberkulin. +elama masa inkubasi, uji tuberkulin masih negatif. +etelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluler tubuh terhadap TB telah terbentuk. 3ada sebagian besar indi,idu dengan sistem imun yang berfungsi baik, ketika sistem imun seluler berkembang, proliferasi kuman TB terhenti. =amun sejumlah ke1il kuman TB dapat tetap hidup dalam granuloma. Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke dalam al,eoli akan segera dimusnahkan1,%. +etelah imunitas seluler terbentuk, fokus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi se1ara sempurna membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. -elenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi penyembuhannya tidak sesempurna fokus primer di jaringan paru. -uman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun tahun dalam kelenjar ini1,%. -ompleks primer dapat juga mengalami komplikasi. -omplikasi yang terjadi dapat disebabkan oleh fokus di paru atau di kelenjar limfe regional. >okus primer di paru dapat membesar dan menyebabkan pneumonitis dan pleuritis fokal. 0ika terjadi nekrosis perkijuan yang berat, bagian tengah lesi akan men1air dan keluar melalui brokus sehingga meninggalkan rongga di jaringan paru (ka,itas). -elenjar limfe hilus atau paratrakeal yang mulanya berukuran normal saat a/al infeksi, akan membesar karena reaksi inflamasi yang berlanjut. Bronkus dapat terganggu. $bstruksi parsial pada bronkus akibat tekanan eksternal menimbulkan hiperinflasi di segmen distal paru. $bstruksi total dapat menyebabkan atelektasis. -elenjar yang mengalami inflamasi dan nekrosis perkijuan dapat merusak dan menimbulkan erosi dinding bronkus, sehingga menyebabkan TB endobronkial atau membentuk fistula. 6asa kiju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga

menyebabkan gabungan pneumonitis dan atelektasis, yang sering disebut sebagai lesi segmental kolaps konsolidasi1,%. +elama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi penyebaran limfogen dan hematogen. 3ada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer. +edangkan pada penyebaran hematogen, kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. 9danya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik1,%.

3enyebaran hematogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk penyebaran hematogenik tersamar (occult hematogenic spread). 6elalui 1ara ini, kuman TB menyebar se1ara sporadik dan sedikit demi sedikit sehingga tidak menimbulkan gejala klinis. -uman TB kemudian akan men1apai berbagai organ di seluruh tubuh. $rgan yang biasanya dituju adalah organ yang memiliki ,askularisasi baik, misalnya otak, tulang, ginjal, dan paru sendiri, terutama apeks paru atau lobus atas paru. :i berbagai tempat tersebut, kuman TB akan bereplikasi dan membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan membatasi pertumbuhannya1,%.

:i dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman. >okus ini pada umumnya tidak langsung berlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi fokus reakti,asi. >okus potensial ini disebut sebagai fokus +imon. Bertahun tahun kemudian, bila daya tahan tubuh pejamu menurun, fokus +imon ini dapat mengalami reakti,asi dan menjadi penyakit TB di organ terkait, misalnya meningitis, TB tulang, dan lain lain1,%. Bentuk penyebaran hematogen yang lain adalah penyebaran hematogen generalisata akut (acute generalized hematogenic spread). 3ada bentuk ini, sejumlah besar kuman TB masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. #al ini dapat menyebabkan manifestasi klinis penyakit TB se1ara akut, yang disebut TB diseminata. TB diseminata ini timbul dalam /aktu % ' bulan setelah terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan ,irulensi kuman TB yang beredar serta frekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkulosis diseminata terjadi karena tidak adekuatnya sistem pejamu ( host) dalam mengatasi infeksi TB, misalnya pada balita1,%. Tuberkulosis milier merupakan hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah kuman yang besar. +emua tuberkel yang dihasilkan melalui 1ara ini akan mempunyai ukuran lebih kurang sama. Istilah milier berasal dari gambaran lesi diseminata yang menyerupai butir padi padian8je/a/ut (millet seed). +e1ara patologi anatomik, lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1 ( mm, yang se1ara histologik merupakan granuloma1,%. Bentuk penyebaran yang jarang terjadi adalah protracted hematogenic spread. Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu proses perkijuan menyebar ke saluran ,askular di dekatnya, sehingga sejumlah kuman TB akan masuk dan beredar di dalam darah. +e1ara klinis, sakit TB akibat penyebaran tipe ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized hematogenic spread. #al ini dapat terjadi se1ara berulang1,%. 3ada anak, 5 tahun pertama setelah infeksi (terutama 1 tahun pertama), biasanya sering terjadi komplikasi. 6enurut "allgreen, ada tiga bentuk dasar TB pada anak, yaitu penyebaran limfohematogen, TB endobronkial, dan TB paru kronik. +ebanyak &,5 (? penyebaran limfohematogen akan menjadi TB milier atau meningitis TB, hal ini biasanya terjadi ( ' bulan setelah infeksi primer. Tuberkulosis endobronkial (lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regional) dapat terjadi dalam /aktu yang lebih lama (( * bulan). Terjadinya TB paru kronik sangat ber,ariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. TB paru kronik biasanya terjadi akibat reakti,asi kuman di dalam lesi yang tidak

mengalami resolusi sempurna. .eakti,asi ini jarang terjadi pada anak tetapi sering pada remaja dan de/asa muda1,%. Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada %5 (&? anak yang terinfeksi TB. TB tulang dan sendi terjadi pada 5 1&? anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1 tahun, tetapi dapat juga % ( tahun kemudian. TB ginjal biasanya terjadi 5 %5 tahun setelah infeksi primer1.

DIAGNOSA :iagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, tuber1ulin tes, pemenksaan radiologis dan bakteriologis. :iagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan ditemukannya kuman 6y1oba1terium tuberkulosis. I. Gejala Klinis
1. :emam . Batuk 8 batuk darah !. +esak nafas (. =yeri dada '. 6alaise

II. Pemeriksaan Fisik 3emeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungti,a mata atau kulit yang pu1at karena anemia, suhu subfebris atau berat badan menurun. +eringkali pasien tidak menunjukkan suatu kelainan apapun. Tempat kelainan TB paru yang paling di1urigai adalah bagian apeks paru. Bila di1uragai adanya infiltrate yang agak luas, maka didapatkan perkusi redup dan auskulltasi suara nafas bron1hial. 9kan didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronki basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infitrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi ,esikuler melemah. :alam penampilan klinis, TB sering asimtomatis dan penyakit baru di1urigai dengan didapatkannya kelainan radiologis dada. III. Pemeriksaan Radiologis Tu erkulosis Paru!

-elainan pada foto toraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai diagnosa utama pada TB. =amun, >oto toraks bisa digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan TB paru pada orang orang yang dengan hasil tes tuberkulin ( @) dan tanpa menunjukkan gejala.
1. Bila klinis ditemukan gejala tuberkulosis paru, hampir selalu ditemukan kelainan pada

foto roentgen.
. Bila klinis ada dugaan terhadap penyakit tuberkulosis paru, tetapi pada foto roentgen

tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat bukan tuberkulosis.
!. +ebaliknya, bila tidak ada kelainan pada foto toraks belum berarti tidak ada

tuberkulosis, sebab kelainan pertama pada foto toraks baru terlihat sekurang kurangnya 1& minggu setelah infeksi oleh basil tuberkulosis.
(. +esudah sputum positif pada pemeriksaan bakteriologi, tanda tuberkulosis yang

terpenting adalah bila ada kelainan pada foto toraks.


'. :itemukannya kelainan pada foto toraks belum berarti bah/a penyakit tersebut aktif. ). :ari bentuk kelainan pada foto roentgen memang dapat diperoleh kesan tentang

akti,itas penyakit, namun kepastian diagnosis hanya dapat diperoleh melalui kombinasi dengan hasil pemeriksaan klinis8laboraturis.
7. 3emeriksaan roentgen penting untuk dokumentasi, menentukan lokalisasi, proses dan

tanda perbaikan ataupun perburukan dengan melakukan perbandingan dengan foto foto terdahulu.
*. 3emeriksaan roentgen juga penting untuk penilaian hasil tindakan terapi seperti

3neumotoraks torakoplastik, torakoplastik dsb


9. 3emeriksaan roentgen tuber1ulosis paru saja tidak 1ukup dan de/asa ini bahkan tidak

boleh dilakukan hanya dengan fluoroskopi. 3embuatan foto roentgen adalah suatu keharusan, yaitu foto posterior anterior (39), bila perlu disertai proyeksi proyeksi tambahan seperti foto lateral, foto khusus pun1ak 93 lordotik dan tekhnik tekhnik khusus lainnya.

Gam aran Radiologis T" -lasifikasi TB paru berdasarkan gambaran radiologis A


1. Tu erkulosis Primer!

#ampir semua infeksi TB primer tidak disertai gejala klinis, sehingga paling sering didiagnosis dengan tuberkulin test. 3ada umumnya menyerang anak, tetapi bisa terjadi pada

orang de/asa dengan daya tahan tubuh yang lemah. 3asien dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal. 3ada 15? kasus tidak ditemukan kelainan, bila infeksi berkelanjutan barulah ditemukan kelainan pada foto toraks. !okasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih sering terkena, terutama di daerah lobus ba/ah, tengah dan lingula serta segmen anterior lobus atas. -elainan foto toraks pada tuber1ulosis primer ini adalah adalah limfadenopati, parenchymal disease, miliary disease, dan efusi pleura. . 3ada paru bisa dijumpai infiltrat dan ka,itas. +alah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah 3leuritis eksudatif, akibat perluasan infitrat primer ke pleura melalui penyebaran hematogen. -omplikasi lain adalah atelektasis akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke dalarn bronkus. Baik pleuritis maupun atelektasis pada anak anak mungkin demikian luas sehingga sarang primer tersembunyi dibelakangnya.

Tuberculosi s dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto toraks P dan lateral

Tuberculosis disertai komplikasi pleuritis eksudativ dan atelektasis - Pleuritis T!

#. Tu erkulosis sekunder a$au $u erkulosis rein%eksi! Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang de/asa atau timbul reinfeksi pada seseorang yang semasa ke1ilnya pernah menderita tuber1ulosis primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri. -a,itas merupakan 1iri dari tuber1ulosis sekunder5

Tuberculosis dengan cavitas

Ber1ak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen biasanya dilapangan atas dan segmen apikal lobi ba/ah. -adang kadang juga terdapat di bagian basal paru yang biasanya disertai oleh pleuritis. 3embesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis sekunder jarang dijumpai.

Klasi%ikasi $u erkulosis sekunder! -lasifikasikasi tuberkulosis sekunder menurut 9meri1an Tuber1ulosis 9sso1iation ( 9T9 ).
1. Tuber1ulosis minimal A luas sarang sarang yang kelihatan tidak melebihi daerah yang

dibatasi oleh garis median, apeks dan iga % depan, sarang sarang soliter dapat berada dimana saja. Tidak ditemukan adanya ka,itas
. Tuberkulosis lanjut sedang ( moderately ad,an1e tuber1ulosis ) A !uas sarang sarang

yang berupa ber1ak infiltrat tidak melebihi luas satu paru. +edangkan bila ada ka,itas, diameternya tidak melebihi 4 1m. -alau bayangan sarang tersebut berupa a/an lobus paru . a/an menjelma menjadi daerah konsolidasi yang homogen, luasnya tidak boleh melebihi 1

!. Tuberkulosis sangat lanjut (far ad,an1ed tuber1ulosis ) A !uas daerah yang dihinggapi

sarang sarang lebih dari 1 paru atau bila ada lubang lubang, maka diameter semua lubang melebihi 4 1m.

Ada e era&a en$uk kelainan 'ang da&a$ dili(a$ &ada %o$o roen$gen) an$ara lain *
1. +arang eksudatif, berbentuk a/an atau ber1ak ber1ak yang batasnya tidak tegas

dengan densitas rendah.


. +arang produktif, berbentuk butir butir bulat ke1il yang batasnya tegas dan

densitasnya sedang.
!. +arang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis garis berbatas tegas, dengan

densitas tinggi.
(. -a,itas atau lubang '. +arang kapur ( kalsifikasi)

+ara &em agian 'ang la,im di Amerika Serika$ adala( *


1. +arang sarang berbentuk a/an atau ber1ak infiltrat dengan densitas rendah hingga

sedang dengan batas tidak tegas. +arang sarang ini biasanya menunjukan suatu proses aktif.
. !ubang ( ka,itas ). Berarti proses aktif ke1uali bila lubang sudah sangat ke1il, yang

dinamakan residual 1a,ity .


!. +arang sarang seperti garis ( fibrotik ) atau bintik

bintik kapur ( kalsifikasi, yang

biasanya menunjukkan proses telah tenang ( fibro1al1ifi1ation)

Tuberculosis dengan cavitas

Tuber1ulosis dengan kalsifikasi

Tu erkuloma -elainan ini menyerupai tumor. Bila terdapat di otak, tuberkuloma juga bersifat suatu lesi yng menempati ruangan ( spa1e o11upying lesion 8 +$! ). Tuberkuloma adalah suatu sarang keju (1aseosa) dan biasanya menunjukkan penyakit yang tidak begitu ,irulen bahkan

biasanya tuberkuloma bersifat tidak aktif lebih lebih bila batasnya li1in, tegas dan dipinggirnya ada sarang perkapuran, sesuatu yang dapat dilihat jelas pada tomogram. :iagnostik diferensialnya dengan suatu tumor sejati adalah bah/a didekat tuberkuloma sering ditemukan sarang kapur.

Foto Toraks dengan proyeksi P dan "ateral yang terdapat pada anak -anak berusia # bulan dengan T! Milliar. Terdapat beberapa nodul di seluruh lapangan keduaparu. $an terdapat konsolidasi di lobus kanan atas

Kemungkinan - kemungkinan kelanju$an sua$u sarang $u erkulosis ! Pen'em u(an


1. 3enyembuhan tanpa bekas

+ering terjadi pada anak anak (tuberkulosis primer dan pada orang de/asa apabila diberikan pengobatan yang baik.
. 3enyembuhan dengan memninggalkan 1a1at.

3enyembuhan ini berupa garis

garis berdensitas tinggi 8 fibrokalsifikasi di kedua

lapangan atas paru dapat mengakibatkan penarikan pembuluh pembuluh darah besar di kedua hilli ke atas. 3embuluh darah besar di hilli terangkat ke atas, seakan akan menyerupai kantung 1elana (broekBak fenomen). +arang sarang kapur ke1il yang mengelompok di apeks paru dinamakan +arang sarang +imon ( +imonCs fo1i). +e1ara roentgenologis, sarang baru dapat dinilai sembuh ( proses tenang ) bila setelah jangka /aktu selama sekurang kurangnya ( bulan bentuknya sama. +ifat bayangan tidak boleh berupa ber1ak ber1ak, a/an atau lubang, melainkan garis garis atau bintik bintik kapur. :an harus didukung oleh hasil pemeriksaan klinik laboratorium, termasuk sputum.

Per urukan . &erluasan / &en'aki$!


1. Pleuri$is

Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau melalui penyebaran hematogen. 3ada keadaan normal rongga pleura berisi 1airan 1& 15 ml. Dfusi pleura bias terdeteksi dengan foto toraks 39 dengan tanda menis1us sign8ellis line, apabila jumlahnya 155 ml. 3ada foto lateral dekubitus efusi pleura sudah bias dilihat bila ada penambahan 5 ml dari jumlah normal. 3enebalan pleura di apikal relati,e biasa pada TB paru atau bekas TB paru. 3leuritis TB bias terlokalisir dan membentuk empiema. )T Toraks berguna dalam memperlihatkan aktifitas dari pleuritis TB dan empiema.
. Pen'e aran miliar

9kibat penyebaran hematogen tampak sarang sarang sebesar l %mm atau sebesar kepala jarum (milium), tersebar se1ara merata di kedua belah paru. 3ada foto toraks, tuberkulosis miliaris ini menyerupai gambaran Cbadai kabutE (+no/ storm apperan1e). 3enyebaran seperti ini juga dapat terjadi pada <injal, Tulang, +endi, +elaput otak 8meningen, dsb.
!. S$enosis ronkus

+tenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atau segmen paru yang bersangkutan sering menempati lobus kanan ( sindroma lobus medius )
(. Ka0i$as .lu ang/

Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang keju. :inding lubang sering tipis berbatas li1in atau tebal berbatas tidak li1in. :i dalamnya mungkin terlihat 1airan, yang biasanya sedikit. !ubang ke1il dikelilingi oleh jaringan fibrotik dan bersifat tidak berubah ubah pada pemeriksaan berkala (follo/ up) dinamakan lubang sisa (residual 1a,ity) dan berarti suatu proses lama yang sudah tenang. Pemeriksaan la ora$orium

:arah A !eukosit sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri, jumlah

limfosit masih di ba/ah normal, laju endap darah mulai turun ke arah normal lagi. 9nemia ringan, gama globulin meningkat, kadar natrium darah menurun

+putum A ditemukan kuman BT9 , diagnosis TB sudah dapat dipastikan. Tes Tuberkulin. Biasanya dipakai tes 6antouF. Tes tuber1ulin hanya menyatakan

apakah seseorang sedang atau pernah mengalami infeksi 6.tuber1ulosae.

1.

Diagnosis anding T" &aru se1ara radiologis$ T" &aru &rimer 3embesaran -<B pada TB paru primer A !imfoma, sarkoidosis 3ada TB paru primer, pembesaran -<B dimulai dari hilus, baru ke paratrakea, dan pada umumnya unilateral. +edangkan pada limfoma biasa dimulai dari paratrakea dan bilateral. 3ada sarkoidosis pembesaran -<B hilus bilateral,

Infiltrat unilateral lapangan ba/ah paru

TB anakA 3neumonia Gntuk membedakan pneumonia TB dengan pneumonia bukan karena TB, pada pneumonia bukan TB umumnya tidak disertai pembesaran -<B dan pada e,aluasi foto 1epat terjadi resolusi TB de/asa A pneumonia non TB, karsinoma (bron1hioloal,eolar 1ell 1a), sarkoidosis, non tuber1ulous my1oba1teria (=T6)
. 1. =T6

T" &os$ &rimer

. +ilikosis !. .espiratory bron1hiolitis interstitial lung disease (.B I!:) (. -a,itas pada usia tua, kemungkinan karena tumor paru '. ka,itas multiple bisa dijumpai juga pada /egener granulomatosis dan jamur.

2II. Kom&likasi
-omplikasi diniA pleuritis , efusi pleura, empiema, laryngitis -omplikasi lanjutH TB usus, $bstruksi jalan nafas , >ibrosis paru, kor

pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gaal nafas de/asa, meningitis TB

PENGO"ATAN T3"ERK3LOSIS 3engobatan tuber1ulosis terbagi menjadi % fase yaitu fase intensif (% ( bulan) dan fase lanjutan 4 atau 5 bulan. 3anduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan. O a$ 'ang di&akai*
1. 0enis obat utama (lini I) yang digunakan adalah A o o o o o

I=# .ifampisin 3iraBinamid +treptomisin Dtambutol -anamisin 9mikasin -uinolon $bat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin @ asam Beberapa obat berikut ini masih tersedia di Indonesia antara lainA

. 0enis obat tambahan lainnya (lini %) o o o o

kla,ulanat
o

-apreomisin, +ikloserin, 39+ (dulu tersedia), :eri,at rifampisin dan I=#, Thiomides.

Panduan Pengo a$an *


+.

TB paru BT9 @ atau BT9 , lesi luas % .#ID 8 4 .# atau % .#ID 8 ' #D

++. -ambuh A .#ID+8 I.#ID sesuai hasil uji resistensi atau % .#ID+8 1 .#ID8 5 .#D

<agal pengobatanA ( ' kanamisin, oflosaksin, etionamid, sikloserin8 15 12 ofloksasin, etionamid, sikloserin, atau % .#ID+81 .#ID8 5 .#D
+++. TB paru putus obat

+esuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan keadaan klinis, baketeriologi, dan radiologi saat ini atau % .#ID+8 I.#ID8 5.(#(D(
+,. TB paru BT9 , lesi minimal

% .#ID8 4 .# atau ' .#D atau % .#ID8 4 .(#(


,. TB paru kronik

.#ID+ 8 sesuai hasil uji resistensi (minimal $9T yang sensitif) @ obat lini % (pengobatan minimal 12 bulan)
,+. 6:. TB

+esuai uji reistensi @ $9T lini % atau # seumur hidup.

DAFTAR P3STAKA
1. 9min I, Bahar +. Tuberkulosis paru. :alamA +udoyo 9", +etiyohadi B, 9l/i I ,

+imadibrata -6, +etiati +. Buku 9jar Ilmu 3enyakit :alam. 0ilid II, Ddisi I4. 0akarta A 3usat 3enerbitan :epartemen Ilmu 3enyakit :alam >-GI , %&&'A **2 1&&5, 1&45 *.
. 3ri1e. 9,"ilson. !. 6. Tuberkulosis 3aru. :alamA 3atofisiologi -onsep -linis 3roses

3roses 3enyakit, bab 4, Ddisi 4I. 0akartaA D<), %&&4 A 25% '4
!. ==. 3edoman =asional 3enanggulangan Tuberkulosis. %5 0uli %&&*. :iunduh dari

httpA88///.tbindonesia.or.id8pdf8B3=J%&&5.pdf
(. <erakan Terpadu =asional 3enanganan TB. %&&5. !uku Pedoman %asional

Penanggulangan T!. edisi %. 1etakan pertama. 0akartaA :epartemen -esehatan .epublik Indonesia.
'. 3erhimpunan :okter 3aru Indonesia.%&&'. Tuberkulosis& Pedoman $iagnosis dan

Penatalaksanaan di 'ndonesia, )itra <rafika, 0akarta.


). 9nonym. %&&(. Prevalence and 'ncidence of Tuberculosis, ()ureresear1h), 9,ailableA

httpA88///.)ureresear1h.1om8Tuber1ulosis83re,alen1e.htm (9ksesA 12 6ei %&&*)


7. (oshua !urrill& F)*) K *hristopher (. +illiams& F)*) K ,illian !ain& F)*) et all .

Tuber1ulosis H .adiologi1al .e,ie/ . .adiographi1s 4ol %5 =o.5 3g.1%55 1%'5 . +eptember $1tober %&&5
*. .asad, +jahriar. .adiologi :iagnostik. Ddisi %. Balai 3enerbit >-GI. 0akarta. %&&5.

Anda mungkin juga menyukai