Anda di halaman 1dari 2

Nama NIM Rombel

: Andi Kurniawan : 4201411120 : Kmais, pukul 07.00 WIB

Analisis Pelaku Wirausaha yang Belum Berhasil Pada kesempatan ini saya akan memaparkan pelaku wirausaha jamur Tiram yang bernama Anzis, umur 21 tahun, berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Semarang, dan berasal dari Jepara Jawa Tengah, dia belum berhasil berwirausaha jamur Tiram di Semarang. Bibit jamur Tiram yang merupakan bahan utam ausahanya ini dia dapatkan dari daerah sebelah yaitu kabupaten Semarang. Bibit-bibit jamur Tiram ini biasa disebut dengan baglog, ada beberapa jenis baglog dengan bibit jamur yang berbeda jenis seperti jamur Tiram, jamur Kuping, jamur Barat dan lain sebagainya. Dia memilih membeli baglog yang berbibit jamur Tiram karena harganya yang paling murah yaitu hanya dua ribu lima ratus rupiah per baglog. Sebenarnya untuk perawatnnya sendiri sangat mudah. Baglog-baglog tersebut tinggal ditempatkan pada tempat yang gelap dan lembab. Juga setiappagi disemprot dengan air untuk menjaga tingkat kelembababan. Jamur Tiram tersebut dapat dipanen tiga kali per baglog dan setelahnya dapat membeli baglog kembali untumemperbaharui bibit. Tiap panen hanya memerlukan waktu 15-20 hari saja. Dia (Anzis) mengatakan untuk yang menjadi kendala dalam usaha ini sehingga belum berhasil adalah kurangnya tempat untuk menaruh bibit karena seorang pendatang dan menyewa kost di sini. Dia menaruh baglog-baglog tersebut di dalam pojokan garasi kost sewaannya yang katanya memang lembab dan cukup lembab. Karena memang sudah tidak ada tempat lagi untuk manaruh baglog-baglognya tersebut. Dia belum berani untuk menyewa tempat lagi bagi baglogya tersebut karena terkendala biaya. Akan tetapi walaupun ditaruh di pojokan garasi,tentu saja tidak luput dari aktivitas manusia yang setiap hari keluar masuk garasi untuk mengambil dan menaruh motor. Dia juga mengatakan bahwa dia diberitahu temannya yang kuliah di jurusan Biologi bahwa jamur itu

tidak bisa hidup sehat dan alami bila ada aktivitas manusia didekatnya. Jamur tersebut akan stress dan bisa mati,walaupun bisa hidup namun tidak bisa segar dan sehat. Terbukti saat panen ada yang berwarn akuning dan terlihat layu. Ditambah lagi dia terkendala rutinitas menyemprot baglog tiap pagi jika di pulang kampung atau pergi ke Jogja tiap dua minggu sekali untuk urusan pribadinya. Dia hanya meminta bantuan pada teman satu kostnya, akan tetapi teman kostnya terkadang lupa untuk menyemprot. Dari kendala-kendala yang telah dia katakan, kini usahanya sebenarnya msih berjalan akan tetapi hasilnya jauh dari harapan karena panen bisa dilkukan dalam jangka waktu satu bulan satu kali dan hasil panen pun tidak ada setengah dari yang seharusnya. Dari paparan di atas, saya bisa mnyimpulkan bahwa jika ingin berwirausaha di bidang budidaya, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan aktivitas pribadi yang mendukung. Walaupun modal murah dan keuntungan yang didapat besar, karena jika keadaan lingkungan dan aktivitas pribadi tidak mendukung untuk berwirausaha maka keuntungan yang didapat pun tidak sesuai harapan atau bahkan bisa merugi.

Anda mungkin juga menyukai