Anda di halaman 1dari 13

Tugas Akhir

PEMBUATAN PETA ZONASI PENANGKAPAN IKAN YANG IDEAL DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SPOT5 DAN CITRA TERRA MODIS
(studi kasus daerah pesisir pantai pesawaran provinsi lampung selatan)
1)

Henndry 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang henndry19@gmail.com

I. I.1.

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki bermacam-macam kekayaan alam yang melimpah,

termasuk diantaranya adalah kekayaan sumber daya ikan baik di laut, sungai, maupun danau. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekayaan alam yang melimpah, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjaga serta melestarikannya agar dapat digunakan secara berkelanjutan. Sumber daya perikanan di perairan Indonesia yang sangat melimpah terutama di perairan laut, menjadikan banyak masyarakat pesisir bermata pencarian sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kabupaten Pesawaran terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) pulau. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian. Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung, yang tertinggi adalah Gunung Pesawaran di Kecamatan Padang Cermin dengan ketinggian 1.604 m. Sungai terpanjang di Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang 54 km dan daerah aliran seluas 135,0 km2. Kabupaten Pesawaran merupakan daratan dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Di Gedung Tataan sebagai pusat kota, misalnya, mempunyai tinggi 140,5 m dari permukaan laut. Umumnya nelayan yang ada di Perairan selatan kabupaten pesawaran provinsi lampung masih cenderung menggunakan intuisi atau naluri alamiah yang di dapat secara turun temurun dari nenek moyang untuk menentukan daerah penangkapan ikan (fishing ground). Para nelayan mampu membuat rencana operasi penangkapan ikan akibat perubahan oseanografi atau cuaca yang sangat

Tugas Akhir

mempengaruhi perubahan potensi penangkapan ikan yang dapat berubah-rubah. Akibatnya usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan yang tidak menentu tersebut mempunyai akibat yang besar yaitu memerlukan biaya bahan bakar, waktu dan tenaga nelayan yang besar. Selain itu, nelayan seringkali pulang membawa hasil tangkapan yang sedikit bahkan terkadang kosong, hal ini berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan nelayan. Kelemahan tersebut pada prinsipnya telah menjadi perhatian para ahli, terutama untuk memaksimalkan upaya penagkapan R. kanagurta di negara berkembang (Mustapha et al., 2010).

I.2.

Rumusan Masalah a. Bagaimana persebaran ikan-ikan di pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung? b. Kombinasi band mana yang paling baik dari citra satelit yang dapat menampilkan distribusi klorofil daerah pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung? c. Ada berapa parameter kah yang mempengaruhi persebaran ikan di wilayah pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung?

I.3.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memetakan persebaran ikan di daerah pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung 2. Mengetahui parameter-parameter yang mempengaruhi persebaran ikan di daerah pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung 3. Mencegah terjadinya penurunan populasi ikan yang di akibatkan penangkapan secara besar-besaran

I.4.

Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada

pemerintah kabupaten pesawaran provinsi lampung sebagai data dan bahan pertimbangan dalam pelestarian alam dan pengembangan industri perikanannya

Tugas Akhir

dan memberi sumbangan penelitian dan telaah pustaka untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan perlindungan perairannya.

I.5.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Daerah Pesisir Perairan pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas darat dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air laut. Ke arah laut, perairan pesisir mencakup bagian batas terluar dari daerah paparan benua yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi didarat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar. Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan pesisir (Dahuri et al., 1996).

2. Citra SPOT SPOT singkatan dari Systeme Pour I.Observation de la Terre. SPOT-1 diluncurkan pada tahun 1986. SPOT dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari Pemerintah Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama kali beroperasi dengan pushbroom sensor CCD dengan kemampuan off-track viewing di ruang angkasa. Saat itu, resolusi spasial 10 m untuk pankromatik tidak dapat ditiru. Pada Maret 1998 sebuah kemajuan signifikan SPOT-4 diluncurkan: sensor HRVIR mempunyai 4 disamping 3 band dan instument VEGETATION ditambahkan. VEGETATION didesain untuk hampir tiap hari dan akurat untuk monitoting bumi secara global. SPOT 1 diluncurkan pada 21 februari 1986 sampai 31 desember 1990. Seiring dengan berlalunya tahun maka dibutuhkannya sensor gelombang mikro

Tugas Akhir

untuk menginformasikan sebuah data dengan jarak panjang gelombang 1mm 1m. SPOT adalah resolusi tinggi dengan SPOT image yang berbasis di Toulouse,prancis. Hal ini dipelopori oleh CNES (centre detudes spatiales nasional-badan antariksa prancis) pada tahun 1970-an dan dikembangkan di asosiasi dengan SSTC (belgia ilmiah,teknis dan pelayanan budaya) dan badan ruang angkasa nasional swedia (SNSB). SPOT ini banyak dimanfaat untuk mencari sumber daya alam, meramalkan cuaca / klimatologi, kegiatan navigasi, memantau kegitan manusia, dan memantau fenomena alam. Satelit yang diluncurkan oleh SPOT adalah roket peluncur Araine ESA 2, 3,dan 4

3. Citra MODIS MODIS merupakan sensor yang dimaksudkan untuk menyediakan data darat, laut, dan atmosfer secara berkesinambungan. Sensor MODIS terpasang pada satelit Terra dan Aqua. Satelit Terra dan Aqua dirancang juga untuk membawa sensor lain yaitu AVHRR dan CZCS. Satelit Terra dan Aqua memiliki orbit selaras matahari (sun synchronous) dan dekat kutub (near-polar). Satelit mengorbit bumi 2 hari sekali dengan ketinggian 705 kilometer diatas permukaan bumi. Field of View MODIS adalah 55o dan lebar sapuan 2330 km. Citra yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter, dan 1000 meter. Dengan total karakteristik panjang gelombang 36 buah saluran dan 12-bit kepekaan radiometrik. Sensor MODIS yang terpasa pada satelit Terra dan Aqua dapat mengukur hampir semua parameter darat, laut, dan udara sehingga kegunaannya menjadi sangat luas. Mulai dari indeks tumbuhan, kelembaban tanah, kadar aerosol di udara, suhu permukaan laut, dan kandungan klorofil laut, yang seluruhnya ada 86 parameter sehingga banyak keperluan lain yang bisa ditumpangkan. Citra Modis dapat diperoleh gratis melalui pemesanan di internet.

Tugas Akhir

Panjang Gelombang MODIS Band 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 (m) 0.62-0.67 0.841-0.876 0.459-0.479 0.545-0.565 1.230-1.250 1.628-1.652 2.105-2.155 0.405-0.420 0.438-0.448 0.483-0.493 0.526-0.536 0.546-0.556 0.662-0.672 0.673-0.683 0.743-0.753 0.862-0.877 0.890-0.920 0.915-0.965 0.915-0.965 3.660-3.840 Res (m) 250 250 500 500 500 500 500 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 Band 21a 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 (m) 3.929-3.989 3.929-3.989 4.020-4.080 4.433-4.498 4.482-4.549 1.360-1.390 6.535-6.895 7.175-7.475 8.400-8.700 9.580-9.880 10.780-11.280 11.770-12.270 13.185-13.485 13.485-13.785 13.785-14.085 14.085-14.385 Res (m) 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000

Sumber

Tugas Akhir

: http://disc.gsfc.nasa.gov/MODIS/documentation/tutorial/3_Background_MODIS.pps

Kemampuan Ekstraksi Citra Modis Berdasarkan Saluran No. Saluran 1-2 3-7 8-16 17-19 20-23 24-25 26-28 29 30 31-32 33-36 Kegunaan Deliniasi daratan/awan/aerosol Deliniasi daratan/awan/karakterisitik aerosol Warna air laut/fitoplankton/Fluorescene/biogeokimia Uap air di atmosfer Suhu permukaan dan awan Suhu udara Uap air awan cirrus Karakteristik awan Lapisan ozon Suhu permukaan dan awan Awan tinggi

Sumber : http://daac.gsfc.nasa.gov/MODIS/documentation/brochure/MODISRadiometric.pdf

Tugas Akhir

4. Parameter-parameter yang mempengaruhi persebaran ikan a. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang menyerap cahaya biru dan merah serta merefleksikan cahaya hijau. Sebaran klorofil di laut bervariasi secara geografis maupun berdasarkan kedalaman perairan (Clark, 2002 dalam Sutherland, 2006). Di perairan laut, konsentrasi klorofil lebih tinggi pada perairan pantai dan pesisir, serta menjadi rendah di perairan lepas pantai karena adanya suplai nutrien dalam jumlah besar melalui run-off dari daratan melalui sungai, namun pasokan nutrisi tersebut semakin berkurang seiring menjauhi pantai. Walaupun demikian pada daerah-daerah tertentu di perairan lepas pantai dapat pula di jumpai klorofil dalam konsentrasi tinggi yang di sebabkan adanya fenomena up-welling, dimana massa air dari lapisan dalam yang mengandung nutrien tinggi naik ke lapisan permukaan (septiawan, 2006).

b. Suhu Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudera, suhu bervariasi secara horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertikal sesuai dengan kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang secara kolektif disebut metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang relative sempit biasanya antara 0-40C, meskipun demikian bebarapa beberapa ganggang hijau biru mampu mentolerir suhu sampai 85C. Selain itu, suhu juga sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Menurut Laevastu dan Hela (1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan kekuatan keturunan dan

Tugas Akhir

daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut.

c. Arus Arus laut adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain. Arus laut dapat terjadi karena : 1. 2. 3. perbedaan salinitas massa air laut, tiupan angin, pasang surut, atau perbedaan permukaan samudera. Arus karena perbedaan salinitas terjadi di kedalaman laut dan tidak dapat dilihat gejalanya dari permukaan laut. Di permukaan samudera, arus laut terjadi terutama karena tiupan angin. Arus yang terjadi di permukaan samudera memiliki pola-pola tertentu yang tetap. Di tempat-tempat tertentu arus laut terjadi kerana perbedaan ketinggian permukaan samudera. Di teluk-teluk atau muara sungai, arus dipengaruhi oleh pasang surut. Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan, hubungan arus terhadap penyebaran ikan adalah arus mengalihkan telur-telur dan anak-anak ikan pelagis dan daerah pemijahan ke daerah pembesaran dan ke tempat mencari makan. Migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi ikan dan sebagai bentuk rute alami; tingkah laku ikan dapat disebabkan arus, khususnya arus pasut, arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan. (Lavastu dan Hayes 1981).

Tugas Akhir

I.6.

KERANGKA KONSEPTUAL
mulai

Studi literatur

Pengumpulan dokumen batas dan data spasial

Citra satelit

Koreksi radiometrik

Fusi citra

cropping

Koreksi geometrik

Citra terkoreksi terdahulu

RMS <1 piksel

Citra terkoreksi

Parameter yang mempengaruhi

algoritma

Unsupervised classification

reklafikasi

Data insitu

Analisa validasi

Hasil berupa peta

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Konseptual

Tugas Akhir

I.7.

METODE PENELITIAN Peralatan dan Bahan Peralatan yang akan digunakan terbagi menjadi dua yaitu hardware dan software. Spesifikasinya adalah: a. Perangkat keras - Compaq-PC b. Perangkat lunak - Microsoft Office 2007 - ER Mapper - Arcview GIS - Microsoft Visio c. Data data yang dikumpulkan a. Data Spasial Peta RTRW kota lampung Citra SPOT 5 tahun 2012 dan Aqua Modis tahun 2012

b. Data Non Spasial Data perikanan

a. Konsep Penelitian : Penelitian ini Dilakukan daerah pesisir kabupaten pesawaran di provinsi lampung tepatnya di lampung bagian selatan yang terletak antara 104 105 14' Bujur Timur dan 5 7' - 5 48' lintang selatan. Secara keseluruhan luas wilayah kabupaten pesawaran adalah 1.173,73 km2 atau 117.377 Ha.dari luas keseluruhan 13.121 Ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan sisanya yaitu 104.256 Ha merupakan lahan bukan sawah dan bukan lahan pertanian. Kabupaten Pesawaran terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) pulau. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian. Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung, yang tertinggi adalah Gunung Pesawaran di Kecamatan Padang Cermin dengan ketinggian 1.604 m. Sungai terpanjang di Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang 54 km dan daerah aliran seluas 135,0 km2. Kabupaten Pesawaran merupakan

10

Tugas Akhir

daratan dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Di Gedung Tataan sebagai pusat kota, misalnya, mempunyai tinggi 140,5 m dari permukaan laut. Di penelitian ini akan menggunakaan beberapa parameter untuk menentukan persebaran ikan di wilayah pesisir kabupaten pesawaran provinsi lampung di antaranya adalah : 1. Klorofil 2. Kedalaman 3. Suhu 4. Arus

b. Populasi dan Objek Penelitian : Penelitian dilakukan di pesisir kabupaten pesawaran di provinsi lampung.

Gambar 2. Lokasi Objek Penelitian c. Teknik Pengumpulan Data : Survey langsung di lapangan dan pengamatan citra satelit

11

Tugas Akhir

I.8.

JADWAL WAKTU DAN TAHAP PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan dari tanggal 1Mei s/d 1

Agustus 2013. Waktu Pelaksanaan NO Kegiatan Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Studi Literatur Pengolahan Data Validasi Hasil Analisis Tugas Akhir Penyusunan Laporan

12

Tugas Akhir

I.9.

DAFTAR PUSTAKA 1. Irfan Rizqie. 2012 Analisis Korelasi Perubahan Garis Pantai Di Kawasan Pesisir Kota Semarang Terhadap Perubahan Garis Pantai Kawasan Pesisir Demak Tugas Akhir. FT Undip 2. Hermawan Dicky Muhammad. 2012 Analisis Distribusi Total Suspended Matter Dan Klorofil-A Menggunakan Citra Terra Modis Level 1B Resolusi 250 Meter San 500 Meter Tugas Akhir. FT Undip 3. Karakteristik daerah Penangkapan Ikan Kembung (Rastrelliger Spp.) di Perairan Jeneponto, Sulawesi Selatan Berdasarkan Pengamatan Satelit Penginderaan Jauh jurnal Mukti Zainuddin 2010

13

Anda mungkin juga menyukai