Anda di halaman 1dari 4

SEL ELEKTROLISIS : PENGARUH SUHU TERHADAP H, G, dan S Oleh: Rendhika Taufik Yudoseno (1112016200036) Dewi Yuniati dan Melinda

Indana Nasution PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRACT Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu larutan elektrolit terhadap H, G DAN S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini, elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda. Pada praktikum ini elektroda Cu mengalami peluruhan sehingga massanya berkurang. G menurut perhitungan darri data literatur yaitu sebesar -3,04 x 105 J/mol, menunjukkan reaksi berlangsung spontan. penurunan suhu menyebabkan S semakin besar dan H semakin kecil.

INTRODUCTION Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu lelehan atau larutan ion dan dihubungkan dengan penghantar logam pada rangkaian luar. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvani dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks yang semula tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Sel elektrolisis tidak selalu terjadi dalam satu wadah dengan satu elektrolit dan dua elektroda yang sama, tapi dapat juga terjadi dalam dua wadah dengan dua elektrolit yang berbeda dan juga dengan elektroda yang berbeda (Mulyani, & Hendrawan). Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dari suatu logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel galvani (yang menghasilkan arus listrik dan sel elektrolisis (yang menggunakan arus listrik). Pengukuran daya gerak listrik (DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat digunakan untuk menentukan nilai-nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien aktifitas dari elektrolit yang terlibat (Burhanudin, 2014). Sel elektrolisis adalah dimana energi listrik yang digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel galvani. E.m.f yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini akan sedikit lebih tinggi daripada e.m.f yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini didapat dari lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki G menjadi negatif

Apabila e.m.f sel adalah positif, maka ini adalah sel galvanik. Kesetimbangan akan terjadi apabila G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E yang lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi dengan e.m.f yang kepositifannya lebih rendah (Dogra, 2009).

MATERIALS AND METHODS Penelitian dilaksanakan pada Selasa, 08 April 2014 di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah neraca digital, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur, power supply, multimeter, pembakar spirtus, termometer, statif, ring, kaki tiga, kawat kassa, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah CuSO4 0,1 M, elektroda C dan Cu, korek, kabel, tisu dan amplas. Sel Elektrolisis : Pengaruh Suhu Terhadap H, G dan S Bersihkan masing-masing elektroda dengan mengamplas dan mencelupkannya atau membilasnya dengan akuades, kemudian keringkan dan ditimbang. Masukkan larutan CuSO4 0,1 M sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia 100 mL. Rangkai alat percobaan dan atur power supply pada tegangan 3 Volt. Pasang elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda kemudian masukkan kedalam larutan CuSO4 0,1 M. Melakukan elektrolisis selama 2 menit pada suhu 30C dan amati perubahannya. Catat arus pada elektrolisis 30C. Matikan power supply,cuci elektroda Cu dengan air laluk keringkan dengan dan timbang dengan neraca digital. Lakukan langkah di atas dengan suhu larutan 50C dan 70C.

RESULT AND DISCUSSION No 1 2 3 Suhu (T) 30C 50C 70C Kuat Arus (I) 0,15 A 0,18 A 0,26 A Tegangan (V) 3,02 V 3,44 V 3,57 V Waktu (t) 2 Menit 2 Menit 2 Menit Massa Sebelum 1,54 gram 1,54 gram 1,54 gram Massa Sesudah 1,55 gram 1,57 gram 1,58 gram

Persamaan reaksi Reaksi di Anoda 2H2O 4H+ + O2 + 4e Reaksi di Katoda Cu2+ + 2e Cu Perhitungan G Esel Esel G G

= -n F Esel = Ered - Eoks = 0,337 v (-1,229 v) = 1,567 v = -2 mol e- /mol x 96500 C /mol e- x 1,576 v = -3,04 x J/mol

S 30C S 50C S 70C H 30C H H H 50C H H H 70C H H

= nF / = 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/30 C) = 10138,9 J/mol = nF / = 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/50 C) = 6083,36 J/mol = nF / = 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/70 C) = 4345,25 J/mol = G + T.S = -3,04 x + 30 x 10138,9 = 167 J = G + T.S = -3,04 x + 50 x 6983,36 = 168 J = G + T.S = -3,04 x + 70 x 4345,25 = 167,5 J

Pembahasan Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu larutan elektrolit terhadap H, G dan S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini, elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda. Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Kespontanan suatu reaksi kimia (redoks) dapat terjadi jika ada energi yang bekerja dalam sistem. Dalam termodinamika sel elektrokimia, Willard Gibbs mengatakan bahwa panas yang dihasilkan (kalor) merupakan perubahan bentuk dari kerja yang dilakukan sel. Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum di luar kerja, -PV. Secara umum, penurunan energi Gibbs dirumuskan G = -n F Esel. Suatu reaksi dikatakan spontan jika G < 0, E > 0 dan tidak spontan jika G > 0, E < 0. Menurut Willard Gibbs, perubahan entropi dan perubahan entalpi dapat dihitung menggunakan rumus S = nF dan H = G + T.S. Pada praktikum ini logam Cu sebagai katoda mengalami peluruhan, hal ini menunjukkan bahwa katoda mengalami reduksi. Di dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia. Elektrolisis termasuk cabang ilmu dari elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektrok-elektron bebas dari suatu logam kepada komponen didalam larutan. Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energy gibbs. Sesuai dengan pendapat joule bahwa energy gibbs (kalor) yang diproduksi berbanding lurus terhadap kuadrat arus dan resistensi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar arusnya, maka energy gibbs yang dihasilkanpun akan semakin besar pula.

CONCLUTION Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara Reaksi kimia dan aliran listrik. 2. Sel elekterolisis adalah sel yang menggunakan energi lisrik untuk berlangsungnya reaksi kimia.

3. Reaksi pada praktikum ini berlangsung spontan dengan G sebesar 3,04 x J/mol. 4. S pada suhu 30C yaitu 1,0138 J/mol lalu pada suhu 50C S sebesar 6083,36 J/mol dan pada suhu 50C S sebesar 4345,25 J/mol. 5. H pada suhu 30C yaitu 167 J lalu pada suhu 50C H sebesar 168 J dan pada suhu 70C H sebesar 167,5 J REFERENCE Dogra, S.K & S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI Press. Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK Press. Mulyani,Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI. Anonim. Elektrokimia. http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35061/elektrokimia.pdf Diakses pada 13 April 2014 pukul 01.12 WIB. Isana. Variasi Suhu (Temperatur) dan Waktu Sel Elektrolisis Berbagai Merk Minuman Dengan Elektroda Karbon. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Isana%20Supiah%20YL.,%20Dr a.,%20M.Si./Sel%20elektrolisis.pdf . 2007. Diakses pada 13 April 2014 pukul 00.58 WIB. .

Anda mungkin juga menyukai