Anda di halaman 1dari 4

Luxemburg, et.al.

(1992:86) mendefinisikan teks sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, pragmatik merupakan suatu kesatuan. Berdasarkan pendapat tersebut, setidaknya terdapat tiga hal yag harus ada dalam sebuah teks. Tiga hal tersebut, yaitu: isi, sintaksis, dan pragmatik. Isi, sangat berkaitan dengan konten dari sebuah teks. Teks yang baik harus mengungkapkan gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran yang ada dalam kehidupan. Gagasan-gasasan atau gambaran-gambaran tersebut dituangkan dalam bentuk bahasa yang berupa penceritaan, lazimnya dalam bentuk drama dan prosa maupun untaian kata-kata, lazimnya dalam bentuk puisi. Pengarang dalam menuangkan gagasan-gagasannya dapat secara eksplisit maupun implisit dalam menunjukkan isi sebagai pesan yang disampaikan dalam teks. Isi dalam teks sangat berkaitan dengan semantik. Semantik merupakan salah satu kajian dalam bahasa yang berkaitan dengan makna. Isi dalam teks tidak ubahnya adalah makna-makna yang disampaikan pengarang. Pengungkapan makna ini dapat dilakukan secara terang-terangan, lugas, jelas maupun dengan tersembunyi melalui simbol-simbol. Berkaitan dengan makna dalam teks, Luxemburg, et.al. (1992:88) menyatakan bahwa kesatuan semantik yang dituntut sebuah teks ialah tema global yang melingkupi semua unsur. Dengan kata lain, tema atau perbuatan berfungsi sebagai ikhtisar teks atau perumusan simboliknya. Meskipun demikian, menunjukkan tema saja belumlah memadai. Masih diperlukan penafsiran menyeluruh untuk menelaah sebuah teks sebagai satu kesatuan. Hal ini terkait dengan keberadaan sebuah cerita maupun puisi yang merupakan satu kesatuan ide/gagasan. Kedua adalah sintaksis. Sintaksis dalam tatabahasa diartikan sebagai tatakalimat. Secara sintaksis sebuah teks harus memperlihatkan pertautan. Pertautan itu akan tampak apabila unsur-unsur dalam tatabahasa yang berfungsi sebagai penunjuk (konjungsi) secara konsisten dipergunakan. Dalam hal ini dapat kita simak melalui penceritaan berikut.

Pengertian

dari

Tiap-Tiap

Struktur:

ntasi mintaan enuhan awaran etujuan belian utup

: Orientasi adalah pengenalan awal atau perbincangan awal antara pembeli dan penjual : Permintaan adalah saat dimana pembeli menanyakan atau mencari barang yang sedang ingin ia beli : Pemenuhan adalah saat dimana penjual menawarkan barang dagangannya kepada pembeli : Penawaran adalah klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli : Persetujuan adalah saat dimana pembeli setuju / deal dengan harga yang sudah ia tawar dengan penjual : Pembelian adalah saat pembeli memberikan uangnya kepada penjual : Penutup adalah kebalikan dari orientasi, penutup mengakhiri sebuah teks dialog negosiasi. Biasanya berupa perpisahan antara penjual dan pembeli atau pembeli yang meninggalkan lapak penjual

A. Bagan Struktur Negosiasi

ORIENTASI

PERMINTAAN

B. PENGERTIAN
1. Orientasi : Orientasi adalah pengenalan awal atau perbincangan awal antara pembeli dan penjual : Permintaan adalah saat dimana pembeli menanyakan atau mencari barang yang sedang ingin ia beli

2. Permintaan

3. Pemenuhan

: Pemenuhan adalah saat dimana penjual menawarkan barang dagangannya kepada pembeli : Penawaran adalah klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli : Persetujuan adalah saat dimana pembeli setuju / deal dengan harga yang sudah ia tawar dengan penjual : Pembelian adalah saat pembeli memberikan uangnya kepada penjual : Penutup adalah kebalikan dari orientasi, penutup mengakhiri sebuah teks dialog negosiasi. Biasanya berupa perpisahan antara penjual dan pembeli atau pembeli yang meninggalkan lapak penjual

4. Penawaran

5. Persetujuan

6. Pembelian 7. Penutup

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator [1]. Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen: 1. Kognitif - perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan. 2. Afektif - perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek. 3. Konatif - perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek. Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif - keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung. Contoh:

"Budi tahu/ percaya (kognitif) bahwa mobil Mercedes-Benz itu mobil yang bagus. Budi juga senang (afektif) melihat bentuk mobil tersebut saat melenggang di jalan. Tetapi Budi tidak akan membeli mobil Mercedes-Benz (konatif), karena ia tidak punya uang."

Daftar isi

1 Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil 2 Etika komunikasi persuasif 3 Lihat pula 4 Referensi

Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil


Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah 1. Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. 2. Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak) 3. Pengaruh lingkungan 4. Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang) Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus faktor-faktor ini saling tumpang tindih.

Etika komunikasi persuasif


Komunikasi persuasif tidak sama dengan propaganda. Menurut Prof. Richard L. Johannesen, Profesor Komunikasi dari Northen Illinois University[2] untuk membatasi agar komunikasi persuasif tidak menjadi propaganda maka ada seperangkat etika yang harus dipatuhi.

Anda mungkin juga menyukai