Anda di halaman 1dari 18

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Pengertian Umum
Persediaan pakan hijauan untuk ternak herbivora hampir sepanjang tahun
tersedia, namun yang berkualitas untuk mempertahankan produksi ternak sering
mengalami kendala. Pada musim hujan produksi rumput melimpah, sedangkan pada
musim kemarau banyak tersedia limbah pertanian seperti jerami padi. Jerami padi
merupakan limbah pertanian yang paling banyak tersedia dan sering digunakan
sebagai pakan pada saat persediaan rumput kurang. Rata-rata produksi bahan kering
jerami padi 5,94 ton/ha dengan kandungan protein kasar bervariasi dari ,!9" hingga
#,!$" %&yamsu, '!!#(.
2.2 Macam-macam komponen mesin
)alam peran*angan suatu alat dibutuhkan beberapa komponen pendukung.
+eori komponen ber,ungsi untuk memberi landasan dalam peran*angan ataupun
pembuatan alat. -etepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran
dari komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan diran*ang
.esin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan
dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya se*ara
kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa
yang sudah diren*anakan. )alam meren*anakan sebuah mesin harus memperhatikan
,aktor keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi operatornya. )alam
pemilihan elemen-elemen dari mesin juga harus memperhatikan kekuatan bahan,
'
safety factor, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. /dapun elemen
tersebut adalah bantalan duduk, poros, pully, mototr elektrik, mur dan baut.
2. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. 0ampir
setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. 1lemen utama dalam
tranmisi seperti itu adalah poros.
2..1 Macam-macam poros
Poros untuk meneruskam daya diklasi,ikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut2
3. Poros transmisi
Poros sema*am ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. )aya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi
puli sabuk atau spro*ket rantai, dan lain-lain.
'. &pindel
Poros transmisi yang relati, pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sepindel.
&yarat yang harus di penuhi poros ini adalah de,ormasinya harus ke*il dan
bentuk serta ukuranya harus teliti.
. 4andar
Poros seperti yang di pasng di antara roda 5 roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang 5 kadang tidak boleh
berputar, disebut gandar. 4andar ini hanya mendapat beban lentur, ke*uali
jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir
juga.
'4
.enurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,
poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros
lu6es untuk tranmisi daya ke*il agar terdapat kebebasan bagi perubahan
arah, dan lain-lain. 7ontoh gambar poros adalah gambar '..
!am"ar 2.. Poros.
2..2 #a$-%a$ penting &a$am Perencanaan poros
0al-hal penting dalam meren*anakan sebuah poros sebagai berikut ini
perlu diperhatikan 2 %&ularso, 3994(
3. -ekuatan poros
&uatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau
lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di
atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros
baling- baling kapal atau turbin.
-elelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila
diameter poros diperke*il %poros bertangga ( atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan. &ebuah poros harus di ren*anakan hingga
*ukup kuat untuk menahan beban- beban di atas.
'. -ekakuan poros
.eskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang *ukup tetapi
jika lenturan atau de,leksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian atau getaran dan suara. )isamping kekuatan poros,
'5
kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan ma*am
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
. Putaran kritis
8ila putaran suatu mesin dinaikkan maka suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. 0al ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik ,
dan lain-lain. Juga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian
bagian lainya. Jika mungkin, poros harus diren*anakan sedemikian rupa
hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. -orosi
8ahan-bahan tahan korosi %termasuk plastik( harus dipilih untuk
poros propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan ,luida yang
korosi,. )emikian juga yang teran*am kavitasi, dan poros-poros mesin
yang sering berhenti lama. &ampai dengan batas-batas tertentu dapat pula
dilakukan perlidungan terhadap korosi.
2.. Per%itungan pa&a poros
Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus,
maka pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir
dan tegangan lentur karena momen lengkung, maka daya ren*ana poros dapat
ditentukan denan rumus2
( ) kW P f P
c d

)imana
Pd 9 daya ren*ana %k:(
;* 9 ,a*tor koreksi
'#
P 9 daya nominal motor penggerak %k:(
Jika momen puntir %disebut juga momen ren*ana( adalah + %kg.mm(
maka2
( )( )
3
5
3
3! $4 , 9
3!'
#! / ' 3!!! /
n
P
x T
sehingga
n T
P
d
d


8ila momen ren*ana + %kg.mm( dibebankan pada suatu diameter poros
d %mm(, maka tegangan geser %kg.mm
'
( yang terjadi adalah2
( )

3 , 5
3# / d
T
d
T

.eskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bah6a beban hanya


terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan
pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan
akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dipertimbangkan
pemakaian ,a*tor 7b yang harganya antara 3,'-',.%jika tidak diperkirakan
akan terjadi pembebanan lentur maka 7b diambil 9 3,!(.
)ari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter
poros
( )
' 3
/ 3
/
2 dimana
3 , 5
sf x sf
T C K d
B a
b t
a

1
]
1

Perhitungan putaran kritis


W
I
Il
d
Nc
'
5'$!!
)imana 2
: 9 berat beban yang berputar
'$
l 9 jarak antara bantalan
2.' Banta$an
8antalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau geraan bolak-baliknya dapat berlangsung se*ara halus, aman, dan
panjang umur. 8antalan harus *ukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak ber,ungsi dengan baik maka
prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja se*ara semestinya. Jadi
bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan pondasi pada gedung.
)alam memilih bantalan yang digunakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut2
3. +inggi rendahnya putaran poros
'. Jenis bahan yang digunaka
. 8esar ke*ilnya beban yang dikenakan
4. -emudahan pera6atan
/dapun analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur bantalan
berdasar beban yang diterima oleh bantalan.
Perhitungan umur bantalan.
<ntuk setiap beban 2
= 9 ,
a
F
C

,
_

dimana = 9 )alam jutaan putaran


7 9 ;=
a
3
8eban bantalan

,
_

3
'
'
3
F
F
L
L
> di mana a 9 untuk bantalan peluran
a 9 3!/ untuk bantalan rol
'?
+egangan geser maksimum2
xy
x '
'
ma@
'

+
1
]
1

% kpsi (
<mur bantalan yang menerima
Ailai beban dasar 2
7
R
9 ;
a
g
D
R
D
n
n
L
L
3
1
1
]
1

,
_

,
_

; 9 8eban radial bantalan yang sebenarnya


2.( Pu$i
Puli merupakan salah satu elemen mesin yang ber,ungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya spro*ket rantai dan roda gigi %4ambar '.4(. Puli
pada umumnya dibuat dari besi *or kelabu ;7 '! atau ;7 !, dan adapula yang
terbuat dari baja.
Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin perkakas
dengan menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak
menjadi berkurang. /kan tetapi si,at elastisitas daya dari sabuk untuk menampung
kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap diman,aatkan untuk
mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin perkakas.
-euntungan jika menggunakan puli 2
3. 8idang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih ke*il
sehingga lebar puli bisa dikurangi.
'. +idak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.
'9
Kaliat ata! s!b "!d!l#
Kala! kaliat har!s
lengka$ dg s!byek% $redikat

!am"ar 2.'. Pu$i.
2.) Transmisi Sa"uk * +
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. )alam hal demikian, *ara transmisi putaran atau daya
yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk lu6es atau rantai dibelitkan
sekeliling puli atau spro*ket pada poros.
&abuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapeBium.
+enunan, teteron dan sema*amnya digunakan sebagai inti sabuk untuk memba6a
tarikan yang besar. &abuk C dibelitkan pada alur puli yang berbentuk C pula. 8agian
sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar. 4aya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk
baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relati,
rendah. 0al ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-C jika dibandingkan
dengan sabuk rata.
&ebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk 5 C karena mudah
penanganannya dan harganyapun murah. -e*epatan sabuk diren*anakan untuk 3!
sampai '! %m/s( pada umumnya, dan maksimal sampai '5 %m/s(. )alam gambar '.5
diberikan sebagai proporsi penampang sabuk 5 C yang umum dipakai. )aya
!
maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih 5!! %k:(. )i ba6ah ini % gambar
'.5( dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli.

!am"ar 2.( ,onstruksi &an ukuran penampang sa"uk-+
%&ularso, 39942 3#4(
2.).1. Pemi$i%an Pu$i
Pemilihan puli belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut 2
3
)ibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak
bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.
-e*epatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan
dengan belt.
-arena si,at penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi
kema*etan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan
menyebabkan kerusakan pada elemen lain.
2.).2. Rumus Dan Per%itungan
&abuk-C sebagai penerus daya dari motor listrik ke poros, %da$at dihit!ng&
dengan rumus2
Perbandingan transmisi %&ularso, 3994 2 3##(
3
'
'
3
d
d
n
n

)imana 2
3
n
9 putaran poros pertama %rpm(
'
n
9 Putaran poros kedua %rpm(
3
d
9 diameter puli penggerak %mm(
'
d
9 diameter puli yang digerakan %mm(
-e*epatan sabuk
3!!! . #!
. . n d
'

%m/s(
)imana 2
( 9 ke*epatan sabuk %m/s(
d 9 diameter puli motor %mm(
n 9 putaran motor listrik %rpm(
'
Panjang sabuk
= 9 '7 D
'

%dp D )p( D
C . 4
3
%)p - dp(
'

)imana 2
= 9 panjang sabuk %mm(
7 9 jarak sumbu poros %mm(
)
3
9 diameter puli penggerak %mm(
)
'
9 diameter puli poros %mm(
2.-. Motor E$ekktrik
.otor elektrik ber,ungsi sebagai tenaga penggerak. Pengguanaan dari motor
elektrik ini disesuaikan dengan kebutuhan daya dari mesin tersebut.
!am"ar 2.1. Motor E$ektrik
Jika
3
n
%rpm( adalah putaran dari poros motor listrik dan + %kg.mm( adalah
torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P %k:( yang diperlukan untuk
menggerakkan sistem adalah 2
3
5
3! $4 , 9
n
T
P

%&ularso, 399$(
)imana 2

P 9 )aya motor listrik %k:(


+ 9 +orsi %kg.mm(
2... Mur &an Baut
.ur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu
rangkaian mesin. <ntuk men*egah ke*elakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan
mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan
ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya. .ur dan baut digunakan untuk
mengikat beberapa komponen, antara lain 2
3. Pengikat pada bantalan
'. Pengikat pada dudukan motor listrik
. Pengikat pada puli
!am"ar 2.-. Macam-macam Mur &an Baut.
4
%&ularso, 3994 2 '9-'95(
<ntuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus memperhatikan
berbagai ,aktor seperti si,at gaya yang bekerja pada baut, *ara kerja mesin, kekuatan
bahan, dan lain sebagainya. /dapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa 2
3. 8eban statis aksial murn
'. 8eban aksial bersama beban punter
. 8eban geser
2... Penge$asan
8erdasarkan de,inisi dari De!tche Ind!stries Noren )DIN&, las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau *air. )ari de,inisi tersbut dapat dijabarkan lebih lanjut bah6a las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam yang menggunakan energi
panas.
)alam pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam sejenis
maupun tidak sejenis dengan *ara memanaskan %men*airkan( logam tersebut di ba6ah
atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak
disertai logam pengisi.
8erdasarkan *ara kerjanya, pengelasan diklasi,ikasikan menjadi tiga kelas
utama yaitu pengelasan *air, pengelasan tekan, dan pematrian.
3. Pengelasan *air adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai men*air dengan sumber panas dari busur
listrik ataupun busur gas.
5
'. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai lumer %tidak sampai men*air(, kemudian
ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan.
. Pematrian adalah *ara pengelasan dimana bagian yang akan disambung
diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai
titik *air yang rendah.
2...1. ,$asi/ikasi 0as Ber&asarkan Sam"ungan &an Bentuk A$urn1a.
3( &ambungan =as )asar
&ambungan las pada konstruksi baja pada dasarnya dibagi menjadi
sambungan tumpul, sambungan +, sambungan sudut dan sambungan tumpang.
&ebagai perkembangan sambungan dasar di atas terjadi sambungan silang,
sambungan dengan penguat dan sambungan sisi yang ditunjukan pada gambar
'.?.3 diba6ah ini.
!am"ar 2...1 2enis-3enis sam"ungan &asar.
%:iryosumarto 0, 3994, 35$(
#
'( &ambungan +umpul
&ambungan tumpul adalah jenis sambungan las yang paling e,isien,
sambungan ini terbagi menjadi dua yaitu 2
a( &ambungan penetrasi penuh
b( &ambungan penetrasi sebagian
&ambungan penetrasi penuh terbagi lagi menjadi sambungan tanpa plat
pembantu dan sambungan dengan plat pembantu. 8entuk alur dalam sambungan
tumpul sangat mempengaruhi e,isiensi pekerjaan dan jaminan sambungan.
Pada dasarnya dalam pemilihan bentuk alur harus menga*u pada
penurunan masukan panas dan penurunan logam las sampai harga terendah yang
tidak menurunkan mutu sambungan.
( &ambungan bentuk + dan bentuk silang
&ambungan bentuk + dan bentuk silang ini se*ara garis besar terbagi
menjadi dua jenis %seperti pada gambar '.?..(, yaitu 2
a( Jenis las dengan alur datar
b( Jenis las sudut
)alam pelaksanaan pengelasan mungkin ada bagian batang yang
menghalangi, hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.
$
!an"ar 2... Macam-macam sam"ungan T.
%:iryosumarto 0, 3994 2 359(
4( &ambungan +umpang
&ambungan tumpang dibagi menjadi tiga jenis seperti yang ditunjukan
pada gambar 4ambar '.?.4. &ambungan +umpang dikarenakan sambungan jenis
ini tingkat kee,isienannya rendah, maka jarang sekali jarang sekali digunaka untuk
pelaksanaan sambungan konstruksi utama.
!am"ar 2...'. Sam"ungan Tumpang.
%:iryosumarto 0, 3994 2 3#!(
5( &ambungan &isi
&ambungan sisi dibagi menjadi dua %seperti ditunjukan pada gambar
'.?.5(, yaitu 2
%3( &ambungan las dengan alur 2 <ntuk jenis sambungan ini platnya harus
dibuat alur terlebih dahulu.
%'( &ambungan las ujung 2 &edangkan untuk jenis sambungan ini
pengelasan dilakukan pada ujung plat tanpa ada alur. &ambungan las
ujung hasilnya kurang memuaskan, ke*uiali jika dilakukan pada posisi
datar dengan aliran listrik yang tinggi. Eleh karena itu, maka
?
pengelasan jenis ini hanya dipakai untuk pengelasan tambahan atau
pengelasan sementara pada pengelasan plat-plat yang tebal.
!am"ar 2...(. Sam"ungan Sisi.
%:iryosumarto 0, 3994 2 3#3(
#( &ambungan )engan Plat Penguat
&ambungan ini dibagi dalam dua jenis yaitusambungan dengan plat
penguat tunggal dan sambungam dengan plat penguat ganda seperti yang
ditunjukan pada gambar '.?.#. &ambungan jenis ini mirip dengan sambungan
tumpang, maka sambungan jenis ini pun jarang digunakan untuk penyambungan
konstruksi utama.
!am"ar 2...). Sam"ungan Dengan Penguat.
%:iryosumarto 0, 3994 2 3#3(
9
/da beberapa ,aktor yang mempengaruhi kekuatan las, oleh karena itu
penyambungan dalam proses pengelasan harus memenuhi beberapa syarat, antara
lain 2
3( 8enda yang dilas tersebut harus dapat *air atau lebur oleh panas
'( 8ah6a antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut
terdapat kesesuaian si,at lasnya sehingga tidak melemahkan atau
meninggalkan sambungan tersebut.
( 7ara-*ara penyambungan harus sesuai dengan si,at benda padat
dan tujuan dari penyambungannya.
2...2 Per%itungan
Perhitungan kekuatan las, seperti pada rumus di ba6ah ini
+egangan +otal 2
'
. #
3
. $ , !
1
]
1

+
l
*
+
F
%/*hmad F, 39992 59(
)engan 2
; 9 4aya yang bekerja %A(

9 +egangan total %A/mm


'
(
0 9 +inggi plat %mm(
/ 9 =uas penampang %/ 9 '.a. l (
a 9 =ebar pengelasan %mm(
l 9 Panjang las
4!

Anda mungkin juga menyukai