Bobot dan Bentuk Rektal : 2 g dewasa 1 g anakanak bentuk torpedo Vagina : 3 5 g bentuk oval, bulat Uretra : 4 g, 100 150 mm 2 g, 60 75 mm bentuk seperti pensil Keuntungan bentuk torpedo : Jika bagian yg besar masuk melalui otot penutup dubur , maka suppos akan tertarik masuk dengan sendirinya .
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini Yaitu ; Telah mencapai kesetimbangan kristalisasi, dimana sebagian besar komponen mencair pada temperatur rectal 360 C , tetapi basis dengan kisaran leleh yang lebih tinggi dapat digunakan untuk campuran eutektikum, penambahan minyakminyak, balsam-balsam, serta suppositoria yang digunakan pada iklim tropis. Secara keseluruhan basis tidak toksik dan tidak mengiritasi pada jaringan yang peka dan jaringan yang meradang.
Dapat bercampur dengan berbagai jenis obat. Basis suppositoria tersebut tidak mempunyai bentuk meta stabil. Basis suppositoria tersebut menyusut secukupnya pada pendinginan, sehingga dapat dilepaskan dari cetakan tanpa menggunakan pelumas cetakan Basis suppositoria tersebut tidak merangsang
Basis suppositoria tersebut bersifat membasahi dan mengemulsi. Angka air yang tinggi maksudnya jumlah air yang bias masuk kedalam basis tinggi. Basis suppositoria tersebut stabil pada penyimpanan, maksudnya warna, bau, dan pola penglepasan obat tidak berubah. Suppositoria dapat dibuat dengan mencetak dengan tangan, mesin, kompressi atau ekstrusi.
Jika basis tersebut berlemak, basis suppositoria memiliki persyaratan tambahan sebagai berikut : Angka asam dibawah 0,2. Angka penyabunan berkisar dari 200-245 Angka iod kurang dari 7. Interval antara titik leleh dan titik memadat kecil
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi kedalam 3 kelompok yaitu : Basis berminyak atau berlemak
Basis yang paling sering digunakan adalah lemak coklat karena basis ini tidak toksik, lunak, tidak reaktif dan meleleh pada suhu tubuh. Akan tetapi lemak coklat memiliki kelamahan yaitu mudah tengik, meleleh pada udara panas, menjadi cair bila dicampur dengan obat-obat tertentu dan pemanasan yang lama, trisomerasi dengan titik leleh yang lebih rendah. Selain lemak coklat basis yang lain yaitu asam-asam lemak yang dihidrogenasi dengan minyak nabati dan gliserin yang digabungkan dengan asam-asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi contohnya gliseril monostearat.
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi kedalam 3 kelompok yaitu : Basis larut dalam air atau bercampur dengan air
Basis memiliki supositoria yang sering digunakan yaitu suppositoria gliserin yang berfungsi sebagai basis sekaligus bahan aktif, ada dua macam formula suppositoria yang terkenal yaitu : Suppositoria yang digunakan untuk katartik yaitu : Gliserin 91 g Natrium stearat 9 g Air murni 5g Formula ini merupakan formula resmi menurut USP XX, sedangkan formula lainnya yang tidak resmi yaitu : Obat dalam air murni 10 g Gelatin 20 g Gliserin 70 g
96% 4%
Basis II
75% 25%
Basis yang merupakan campuran basis yang berlemak dan yang bercampur dengan air
Basis ini umumnya berbentuk emulsi dengan tipe minyak dalam air, contohnya yaitu Polioksil 40 steara. Bahan ini menyerupai lilin, putih, kecokloat-coklatan, padat dan larut dalam air
Jumlah basis yang diganti oleh bahan aktif dalam formulasi suppositoria dapat dihitung, dengan menggunakan factor pengganti dimana f dapat dihitung dengan persamaan berikut : 100 ( E G ) F 1 (G )( X )
Keterangan : E = bobot basis suppositoria murni G = bobot suppositoria dengan bahan aktif X%
Contoh perhitungan : Berat suppositoria yang akan dibuat adalah 3 gr yang mengandung aminofillin 0,5 g akan dibuat sebanyak 12 buah, hitunglah lemak coklat yang dibutuhkan. Jawaban : Diperlukan : 12 x 0,5 g = 6 g aminofillin Berat suppositoria 12 x 3 g = 36 g. Nilai tukar aminofilin adalah : 6 g x 0,86 = 5,16 g Jadi lemak coklat yang diperlukan adalah: 36 g 5,16 g = 30,84 g
Empat
metode yang digunakan dalam pembuatan suppositoria adalah mencetak dengan tangan,, kompressi, mencetak tuang dan kompressi pada suatu pres tablet regular
Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
Mesin Pencetak otomatis Sama proses diatas tetapi menggunakan mesin secara otomatis melakukan semuanya.
Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel