=
Keterangan :
xy
r : Koefisien Korelasi Sebelum Dikoreksi.
y
SD : Standar Deviasi Skor Total.
x
SD : Standar Deviasi Skor Item.
pq
r : Koefisien Korelasi Setelah Dikoreksi.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Ancok 1987, reliabilitas suatu alat ukur adalah
sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan serta dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik Uji Reliabilitas Alpha
Cronbach. Menurut Azwar (2000, h. 28) teknik ini dapat
memberikan harga lebih kecil atau sama besar dengan reliabilitas
yang tinggi. Hasil reliabilitas dengan menggunakan teknik ini
lebih cermat, karena dapat mendekati hasil yang sebenarnya.
Adapun formula Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
=
2
2
1
1
x
j
s
s
k
k
Keterangan :
: Kofisien Reliabilitas Alpha.
k : Banyaknya Belahan Tes.
2
j
s : Varians Belahan.
2
x
s : Varians Skor Tes.
Perpustakaan Unika
45
F. Metode Analisis Data
Setelah data-data dikumpulkan, maka perlu dilakukan
analisis data. Analisis data merupakan proses pengolahan data dari
penyebaran skala yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil dari
analisis data nantinya dapat dipakai untuk mengetahui apakah
hipotesis diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini data yang
diproleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu
dengan menggunakan korelasi Product Moment dengan rumus :
( ) ( )( )
( ) { } ( ) { }
2 2 2 2
. . . Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy
=
Keterangan :
xy
r : Koefisien korelasi antara pola asuh otoriter orang
tua dengan depresi pada remaja.
X : Jumlah Skor pola asuh otoriter orang tua.
Y : Jumlah Skor depresi pada remaja.
XY : Jumlah perkalian antara skor pola asuh otoriter
orang tua dengan depresi pada remaja.
N : Jumlah Subyek.
Perpustakaan Unika
46
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
Dalam melaksanakan suatu penelitian, diperlukan persiapan yang
baik dan terencana dengan matang. Dalam pelaksanaan penelitian ada
tahap-tahap tertentu yang harus dilakukan oleh peneliti, dimana setiap
tahapan tersebut sangat menunjang pelaksanaan tahap penelitian
selanjutnya. Beberapa tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
A. Orientasi Kancah Penelitian
Sebelum melaksanakn penelitian, langkah pertama yang dilakukan
adalah menentukan tempat atau kancah penelitian dan memberikan
gambaran yang singkat, jelas dan menyeluruh mengenai situasi yang
merupakan ciri khas dari kancah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
terhadap siswa dan siswi kelas XI di Sekolah Menengah Umum. Pada
penelitian ini SMU yang dijadikan kancah penelitian adalah SMU Don
Bosco Semarang yang berada di Jl. Sultan Agung 133 Semarang.
Sebelum menjadi SMU Don Bosco, sekolah ini mempunyai nama
Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Don Bosco, karena pemerintah
menghentikan Sekolah Pendidikan Guru maka sekolah ini menjadi SMU
Don Bosco di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur yang berpusat di Jl.
Dr. Sutomo No. 4 Semarang yang mengelola sekolah-sekolah Pangudi
Luhur se-Indonesia dari TK sampai dengan SLTA.
SMU Don Bosco pertama kali meluluskan siswa tahun 1990 dengan
kelulusan 100%. Pada perkembangannya SMU Don Bosco mulai dikenal
Perpustakaan Unika
47
masyarakat sampai saat ini tahun pelajaran 2006/2007 dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Kelas
Kelas X
Kelas XI
IPA
Kelas XI
IPS
Kelas XII
IPA
Kelas XII
IPS
Jumlah
6 kelas 3 kelas 3 kelas 3 kelas 3 kelas 18 kelas
Tabel 4. Jumlah Siswa
Kelas X
Kelas XI
IPA
Kelas XI
IPS
Kelas XII
IPA
Kelas XII
IPS
Jumlah
210 114 88 116 105 633
Tabel 5. Jumlah Guru dan Karyawan Tetap
Gur
u
Peg.
TU
Laboran
Perpustakaa
n
Pemb.
Pelaksana
Satpa
m
Jumla
h
35 3 1 1 6 2 48
Pemilihan lokasi penelitian di SMU Don Bosco Semarang didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut :
1. Belum pernah ada penelitian yang serupa mengenai Hubungan Pola
Asuh Otoriter Orang Tua dengan Depresi pada Remaja di SMU Don
Bosco Semarang.
2. Subyek yang ada memenuhi syarat pengumpulan data.
3. Lokasi Penelitian mudah dijangkau.
4. Pertimbangan efisiensi waktu dan biaya.
5. Mendapat tanggapan yang positif dari SMU Don Bosco Semarang pada
penelitian yang dilakukan.
6. Ada beberapa siswa SMU Don Bosco yang menunjukkan gejala-gejala
depresi.
Perpustakaan Unika
48
B. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dimulai dengan penentuan kancah penelitian,
penyusunan alat ukur dan perijinan pelaksanaan penelitian, kemudian baru
dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang dipakai.
1. Penyusunan Skala
Penyusunan Skala meliputi prosedur pembuatan skala, yaitu
menentukan jumlah item yang akan dibuat, menentukan nilai, membuat
pernyataan-pernyataan favorable dan unfavorable pada tiap-tiap aspek,
menyusun pernyataan-pernyataan tersebut secara acak. Pernyataan-
pernyataan dari skala pola asuh otoriter orang tua dan skala depresi pada
remaja dibuat sesederhana mungkin sehingga subyek penelitian mudah
memahami dan tidak merasa jenuh.
Dalam penelitian ini dibuat dua buah alat ukur yang berbentuk skala,
yaitu skala pola asuh otoriter orang tua dan depresi remaja.
a) Skala Depresi Pada Remaja
Skala depresi pada remaja disusun dengan menggunakan skala
modifikasi dari The Beck Depression Inventory (BDI) yang telah
diadaptasi dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 21 item yang
menggambarkan 21 kategori sikap dan manifestasi gejala depresi.
Manifestasi gejala tersebut antara lain :
a. Emosi.
b. Kognitif.
c. Motivasional.
d. Vegetatif dan Fisik.
Perpustakaan Unika
49
Jumlah item pada skala depresi terdiri dari 21 item. Sebaran item skala
depresi dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Sebaran Item Skala Depresi
Manifestasi Gejala No Item
Emosi Keadaan sedih.
Menangis.
Mudah tersinggung.
Perasaan Pesimis.
Perasaan tidak puas.
Perasaan bersalah.
1
9
15
2
4
5
Kognitif
Perasaan dihukum.
Gagal.
Kebencian terhadap diri sendiri.
Menyalahkan diri sendiri.
Penyimpangan citra tubuh.
6
3
19
10
8
Motivasional Keinginan untuk bunuh diri.
Menarik diri dari hubungan sosial.
Tidak mampu mengambil
kesimpulan.
Kemunduran dalam pekerjaan.
21
7
11
16
Vegetatif dan
Fisik
Gangguan tidur.
Kelelahan.
Kehilangan selera makan.
Penurunan berat badan.
Gejala-gejala psikosomatis.
Kehilangan libido.
14
12
13
18
20
17
b) Skala Pola Asuh Otoriter Orang Tua
Skala pola asuh otoriter orang tua ini disusun untuk mengetahui
tingkat pola asuh otorter yang diterapkan oleh orang tua dengan
Perpustakaan Unika
50
memperhatikan skor dari skala tersebut. Penyusunan skala pola asuh
otoriter ini berdasarkan lima komponen pola asuh otoriter, yaitu :
a. Pendidikan bersifat kaku.
b. Hukuman dan Pujian.
c. Kontrol terhadap anak kaku.
d. Kurangnya saling pengertian.
e. Kurangnya kesempatan anak mengeluarkan pendapat.
Jumlah item skala pola asuh otoriter orang tua terdiri dari 40 item yaitu
20 item favorable dan 20 item unfavorable. Sebaran item pola asuh
otoriter orang tua dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Sebaran Item Skala Pola Asuh Otoriter Orang Tua
Nomor Item
No Komponen
Favorable Unfavorable
Jumlah
1 Pendidikan bersifat kaku 1, 11, 21, 31 2, 12, 22, 32 8
2 Hukuman dan Pujian 3, 13, 23, 33 4, 14, 24, 34 8
3 Kontrol terhadap anak kaku 5 15, 25, 35 6, 16, 26, 36 8
4 Kurangnya saling
pengertian
7, 17, 27, 37 8, 18, 28, 38 8
5 Kurangnya kesempatan
anak mengeluarkan
pendapat
9, 19, 29, 39
10, 20, 30,
40
8
Jumlah 20 20 40
2. Perijinan
Permohonan ijin penelitian dilakukan oleh peneliti setelah menyusun
alat ukur. Sebelum melakukan penelitian ke SMU Don Bosco, peneliti
terlebih dahulu meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMU Don Bosco
Drs. Frans D. Atmadja FIC dengan membawa surat ijin permohonan
penelitian dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata dengan nomor 436/B.7.2/FP/II/2007. Berdasarkan
Perpustakaan Unika
51
permohonan tersebut maka kepala sekolah SMU Don Bosco memberi
ijin secara lisan kepada penelti. Setelah mendapatkan ijin penelitian,
peneliti kemudian melaksanakan penelitian.
3. Pengambilan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik Cluster insidental Sampling dan
metode try out terpakai sehingga dalam penelitian ini hanya ada satu
kali pengambilan data yang akan digunakan untuk menguji validitas
maupun reliabilitas alat ukur maupun sebagai data penguji hipotesis.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 22 Februari 2007 di
kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 di SMU Don Bosco Jl. Dr. Sutomo No.
4 Semarang. Yang berjumlah 33 siswa dan 31 siswa, namun data yang
dapat diambil hanya berjumlah 53 karena pada kelas XI IPA 2 ada dua
siswa yang absen, satu siswa sakit, satu keluar karena rapat kegiatan
sekolah, dan dua dipanggil untuk melakukan persiapan kegiatan
sekolah, sedangkan pada kelas XI IPA 3, ada satu siswa keluar karena
keperluan keluarga, satu keluar karena rapat kegiatan sekolah dan tiga
dipanggil untuk melakukan persiapan kegiatan sekolah.
Penyebaran skala dilakukan sendiri oleh peneliti dengan dibantu
oleh seorang teman dan seorang guru BK untuk membantu dalam proses
pendekatan pada siswa. Melalui cara ini, para siswa dapat menanyakan
secara langsung pada peneliti tentang item-item mana yang tidak
dimengerti atau tidak dipahami.
Skala yang telah diisi oleh subyek diberi skor sesuai dengan
jawaban subyek, kemudian skor yang telah diperoleh dimasukkan dalam
Perpustakaan Unika
52
tabulasi data untuk diuji validitas item dan reliabilitasnya (dapat dilihat
pada lampiran B). Item-item yang gugur disisihkan dan data item yang
valid ditabulasi ulang untuk kemudian digunakan sebagai data penelitian
(dapat dilihat pada lampiran D)
4. Uji Coba Alat Ukur
Setelah menyusun skala penelitian dan mendapat ijin penelitian,
maka dilakukan uji coba alat ukur. Uji coba ini dilakukan menggunakan
subyek yang telah ditentukan sebelumnya yaitu siswa dan siswi SMU
Don Bosco Semarang kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3.
Pengujian validitas skala depresi pada remaja dan pola asuh otoriter
orang tua menggunakan teknik korelasi Product Moment yang dikoreksi
dengan menggunakan teknik korelasi Part Whole untuk pengujian
reliabilitas. Untuk perhitungan uji coba alat ukur digunakan program
komputer Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Window
Release 13.0
a. Skala Depresi Pada Remaja
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 21 item skala depresi
menunjukkan adanya 18 item valid dan 3 item yang gugur. Validitas
item-item yang valid bergerak dari 0,235 sampai dengan 0,796. Dari
hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha
Croncbach pada skala depresi pada remaja diperoleh koefisien
reliabilitas sebesar 0,915. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran C-1. Adapun rincian item yang valid dan
gugur dapat dilihat pada tabel 8.
Perpustakaan Unika
53
Tabel 8. Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Depresi pada
Remaja
Manifestasi Gejala No
Item
Emosi Keadaan sedih.
Menangis.
Mudah tersinggung.
Perasaan Pesimis.
Perasaan tidak puas.
Perasaan bersalah.
1
9
(15)
2
4
(5)
Kognitif Perasaan dihukum.
Gagal.
Kebencian terhadap diri
sendiri.
Menyalahkan diri sendiri.
Penyimpangan citra
tubuh.
6
3
19
10
8
Motivasional Keinginan untuk bunuh
diri.
Menarik diri dari
hubungan sosial.
Tidak mampu mengambil
kesimpulan.
Kemunduran dalam
pekerjaan.
21
7
11
16
Vegetatif dan
Fisik
Gangguan tidur.
Kelelahan.
Kehilangan selera makan.
Penurunan berat badan.
Gejala-gejala
psikosomatis.
Kehilangan libido.
14
12
13
18
20
(17)
Keterangan : nomor item dalam tanda ( ) adalah nomor item
gugur.
b. Skala Pola Asuh Otoriter Orang Tua
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 40 item skala pola
asuh otoriter orang tua menunjukkan adanya 33 item valid dan 7
item gugur. Validitas item-item yang valid menunjukkan koefisien
Perpustakaan Unika
54
bergerak dari 0,244 sampai 0,853. Dari hasil perhitungan reliabilitas
dengan menggunakan teknik Alpha Croncbach pada skala pola asuh
otoriter orang tua diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Hasil
perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran C-2.
Adapun rincian item yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Sebaran Item Skala Pola Asuh Otoriter Orang Tua
Nomor Item
No Komponen
Favorable Unfavorable
Jumlah
1 Pendidikan bersifat
kaku
1, 11, 21, 31
(2), 12, 22,
(32)
8
2 Hukuman dan Pujian 3, 13, (23),
33
4, 14, 24, 34 8
3 Kontrol terhadap anak
kaku
5 15, 25,
(35)
6, 16, 26, 36 8
4 Kurangnya saling
pengertian
(7), 17, 27,
37
(8), 18, (28),
38
8
5 Kurangnya
kesempatan anak
mengeluarkan
pendapat
9, 19, 29, 39
10, 20, 30,
40
8
Jumlah 20 20 40
Keterangan : nomor item dalam tanda ( ) adalah nomor item yang
gugur.
Perpustakaan Unika
55
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Uji Asumsi
Tahap selanjutnya setelah analisis validitas dan reliabilitas data
adalah dengan melaksanakan beberapa tahapan uji asumsi, hal ini
dilakukan sebagai syarat untuk dapat melakukan analisis teknik korelasi
Product Moment yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran skor
variabel depresi pada remaja dan skor pola asuh otoriter orang tua.
1. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas tersebut dilakukan terhadap dua variabel
penelitian, yaitu pola asuh otoriter orang tua dengan depresi pada
remaja. Perhitungan dilakukan dengan komputer program uji
normalitas Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for
Windows Release 13.0. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
untuk pola asuh otoriter orang tua memiliki nilai Kolmogorov
Smirnov Z sebesar 1,468 dengan p>0,05. Hasil uji normalitas
depresi pada remaja memiliki nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar
0,759 dengan p>0,05 namun karena normalitas pola asuh otoriter
orang tua tidak normal maka dilakukan pemotongan subyek
sehingga hasil uji normalitas menunjukkan bahwa untuk pola asuh
otoriter orang tua memiliki nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar
1,203 dengan p>0,05. Hasil uji normalitas depresi pada remaja
Perpustakaan Unika
56
memiliki nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar 0,895 dengan
p>0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut
terdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran E-1.
2. Uji Linieritas Hubungan
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji linieritas
dari Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows
Release 13.0. Hasil uji linieritas diketahui F
linier
= 35,641 dengan
p<0,01. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang linier
antara pola asuh otoriter orang tua dengan depresi pada remaja.
Hasil uji linieritas dapat dilihat pada lampiran E-2.
B. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi, tahap selanjutnya adalah perhitungan
uji hipotesis dengan menggunakan Statistical Packages for Social
Sciences (SPSS) for Windows Release 13.0. Adapun teknik yang
digunakan adalah teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis data
menggunakan koefisien korelasi antara pola asuh otoriter yang orang tua
dengan depresi pada remaja adalah r
xy
= 0,673 dengan p<0,01. Hal ini
berarti ada korelasi yang positif dan sangat signikan antara pola asuh
otoriter orang tua dengan depresi pada remaja. Dengan demikian,
hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh
orang tua yang otoriter dengan depresi pada remaja. Hal ini berarti
semakin tinggi pola asuh otoriter diterapkan oleh orang tua maka akan
Perpustakaan Unika
57
semakin dapat menimbulkan depresi pada remaja dan sebaliknya. Hasil
uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran F.
C. Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan terdapat hubungan
yang positif dan signikan antara pola asuh otoriter yang orang tua
dengan depresi pada remaja dengan nilai korelasi sebesar r
xy
= 0,673
dengan p<0,01. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang positif antara pola asuh orang tua yang otoriter dengan
depresi pada remaja dapat diterima. Semakin tinggi pola asuh otoriter
diterapkan oleh orang tua maka akan semakin dapat menimbulkan
depresi pada remaja dan sebaliknya. Sumbangan efektif variabel pola
asuh otoriter terhadap depresi sebesar 45,29%; bahwa kalau orang tua
menerapkan pola asuh otoriter terhadap anak, maka akan membentuk
skema diri yang negatif pada anak, sedangkan masa remaja ini adalah
masa pencarian identitas diri dimana para remaja ingin mengembangkan
segala potensi yang dia punya dengan cara dia sendiri yang tentunya
dirasakan nyaman. Kalau hal ini dihambat oleh orang tua dengan
otorisasi mereka tersebut maka akan membuat anak menjadi tertekan
dan depresi.
Secara empirik diperoleh mean 18,71dengan SD 9,233. Hal ini
berarti siswa kelas XI Don Bosco berada pada ambang depresi klinis.
Hal ini dapat dilihat pada rincian dibawah ini :
Perpustakaan Unika
58
Tabel 10. Persentase tingkat depresi siswa SMU Don Bosco
No
Tingkat-tingkat Depresi
Persentase
(%)
1 Wajar 24,44%
2 Gangguan mood/ rasa murung yang ringan 13,33%
3 Batas-batas depresi klinis 31,11%
4 Depresi sedang 17,79%
5 Depresi parah 13,33%
6 Depresi ekstrim 0%
Depresi menurut Chaplin (1995, h.130) adalah keadaan
kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang ditandai dengan
perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi
masa yang akan datang. Hal itu diungkap pula oleh Maramis (1995,
h.107) dimana depresi merupakan suatu jenis perasaan atau emosi
dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak
berguna, gagal, tidak berpengharapan, putus asa, penyesalan atau
berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi.
Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan dalam beberapa
manifestasi yaitu; manifestasi motivasional meliputi kehilangan minat
dalam aktivitas yang biasa dilakukan, tidak mempunyai keinginan
apapun, melarikan diri dan penarikan diri; manifestasi emosional
meliputi sedih, putus asa dan kehilangan kelekatan emosional;
manifetasi vegetatif dan fisik meliputi berkurangnya nafsu makan,
gangguan tidur, kehilangan energi atau mudah lelah dan retardasi
psikomotor, serta manifestasi kognitif meliputi konsep diri negatif,
sukar berkonsentrasi dan sering berpikir untuk mati atau bunuh diri.
Salah satu faktor penyebab depresi menurut De Clerq adalah faktor
penentu dari lingkungan yang meliputi pola interaksi keluarga dan
Perpustakaan Unika
59
hubungan sosial, hal serupa juga dinyatakan oleh Hawari (dalam
Wulansari, 2002, h.27) bahwa salah satu faktor penyebab depresi adalah
hubungan interpersonal, misalnya konflik dengan orang tua.
Pola asuh otoriter berpotensi besar untuk menimbulkan depresi
pada remaja, karena di sini, orang tua menentukan aturan-aturan dan
batasan-batasan yang mutlak harus dipenuhi oleh anak. Anak tidak
diberi hak untuk mengendalikan tingkah lakunya sendiri. Orang tua juga
cenderung menggunakan kekerasan atau hukuman serta kekuasaan yang
menekan dan mengekang anak. Hal ini dapat membuat anak menjadi
kurang inisiatif sehingga tidak dapat merencanakan sesuatunya sendiri
Wenar (1994, h. 210-211). Hal ini juga dikemukakan oleh Baldwin
(dalam Gerungan, 1988, h.189) bahwa semakin otoriter orang tua,
makin berkuranglah ketaatan anak kepada orang tua, anak menjadi
kurang inisiatif, tidak dapat merencanakan sesuatu, dan daya tahannya
menjadi berkurang. Jika orang tua menerapkan pola asuh otoriter, anak
juga bisa menjadi tertekan karena apapun hal yang dilakukannya selalu
dianggap salah oleh orang tua. Tidak pernah ada pujian kalau apa yang
dilakukannya benar dan selalu ada hukuman apabila yang dilakukannya
salah dan tidak sesuai dengan keinginan orang tua, sedangkan pada
remaja biasanya mereka sudah mempunyai masalah-masalah sendiri
sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus
dihadapinya.sehingga lama-kelamaan keadaan tertekan tersebut bisa
membuat remaja menjadi depresi.
Pada sebuah penelitian terhadap anak-anak nonklinis, dipelajari
hubungan antara interaksi orang tua dan anak selama masa prasekolah
Perpustakaan Unika
60
dengan sindroma depresi yang muncul ketika anak berusia 18 tahun,
ditemukan hasil bahwa bila ibu menerapkan pola asuh otoriter dalam
pengasuhannya di awal masa kanak-kanak sampai remaja, maka
anaknya cenderung memperlihatkan depresi (Gjerge dan Block dalam
Santrock, 2003, h.530).
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data tersebut, diperoleh
Mean empirik untuk variabel depresi sebesar 18,71 dengan SD hipotetik
9,233. Begitu pula dengan pola asuh otoriter orang tua diperoleh bahwa
mean empirik pola asuh otoriter orang tua sebesar 70,62 dengan SD
empirik 14,651, sedangkan mean hipotetik untuk pola asuh otoriter
sebesar 82,5 dengan SD hipotetik sebesar 16,5. Dengan demikian berarti
mean empirik lebih rendah dari mean hipotetik tetapi selisihnya belum
melebihi satu Standar Deviasi, oleh karena itu pola asuh otoriter orang
tua termasuk sedang, artinya orang tua memang menerapkan pola asuh
otoriter terhadap anak tetapi terkadang tidak.
Perpustakaan Unika
61
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas XI
SMA DON BOSCO Semarang dan berdasarkan uji hipotesis yang telah
dilakukan maka diketahui ada hubungan positif antara pola asuh otoriter
orang tua dengan depresi pada remaja.. Semakin tinggi pola asuh
otoriter diterapkan oleh orang tua maka akan semakin dapat
menimbulkan depresi pada remaja dan sebaliknya.
Sumbangan efektif pada variabel depresi sebesar 45,29%. Secara
empirik diperoleh mean 18,71dengan SD 9,233. Hal ini berarti siswa
kelas XI don Bosco berada pada ambang depresi klinis. Pola asuh
otoriter yang diterapkan orang tua termasuk sedang, artinya orang tua
memang menerapkan pola asuh otoriter terhadap anak tetapi terkadang
tidak, hal ini bisa dilihat dari mean empirik pola asuh otoriter orang tua
sebesar 70,62 dengan SD empirik 14,651, sedangkan mean hipotetik
untuk pola asuh otoriter sebesar 82,5 dengan SD hipotetik sebesar 16,5.
B. Saran
1. Bagi Orang Tua
Sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara pola asuh otoriter orang tua dengan
depresi pada remaja dimana pola asuh otoriter orang tua berpotensi
menimbulkan depresi pada remaja, sehingga orang tua diharapkan untuk
Perpustakaan Unika
62
tidak menerapkan pola asuh otoriter dalam pengasuhannya. Orang tua
juga bisa melatih anak untuk berpikir secara sistematis dan rasional agar
anak tidak hanya menilai segala sesuatunya dari sudut pandangnya yang
negatif.
2. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah bisa meminta kepada orang tua atau menghimbau
mereka agar tidak terlalu otoriter kepada anak. Hal ini bisa dilakukan
dengan memberikan pengertian kepada orang tua tentang dampak pola
asuh otoriter terhadap anak.
3. Bagi Siswa
Anak diharapkan bisa berpikir sistematis dan rasional dan
mengubah persepsi mereka yang negatif terhadap otoritas orang tua
dengan mengangap bahwa sebenarnya apa yang dimaksudkan oleh
orang tua tidak hanya demi kepentingan orang tua tetapi juga demi
kepentingan anak.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti lain yang tertarik dengan penlitian mengenai
depresi pada remaja dapat mengembangkannya dengan meneliti faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi depresi pada remaja antara lain
faktor biologis, kehilangan status dan identitas sosial, faktor penentu
dari dalam diri termasuk di dalamnya faktor kognitif, kekurangan saat
dilahirkan, dan kekurangan bio-kemis, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lanjut tentang faktor-faktor tersebut.
Perpustakaan Unika
63
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. 1987. Teknik Pengukuran Skala Pengukuran. Yogyakarta : Pusat
Penyusunan Kependudukan.
Aryatmi. 1989. Bidang-Bidang Psikologi Terapan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Hilgard, E. R. 1991. Pengantar Psikologi, Jilid
2, Alih Bahasa : Budi Susetyo, Jakarta : Erlangga.
Azwar, S. 1999. Validitas dan Reliabilitas. Edisi III. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Citrobroto, R. I. S. 1980. Cara Mendidik Anak Dalam Keluarga Masa Kini.
Jakarta : Bharatara Karya Aksara.
Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder IV. 1994.
De Clerq, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Douglas, H. B. 1981. The Developing Child, Third Edition. New York :
University of Washington.
Gerungan, W. A. 1977. Psikologi Sosial. Bandung : P.T. Eresco.
Gerungan, W. A. 1988. Psikologi Sosial. Bandung : P.T. Eresco.
Perpustakaan Unika
64
Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Edisi ketiga, Cetakan pertama. Bandung
: P.T. Refika Aditama.
Gunarsa. S. 1978. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
Greist, J. H., Jefferson., J. W. 1987. Depresi dan Penyembuhannya. Jakarta : PT
BPK Gunung Mulia.
Hadi, S. 2001. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Jersild. A. T, dkk. 1978. The Psychology of Adolescence, Third Edition. New
York : Macmillan Publishing.
Kartono, K. 1992. Peranan Keluarga Memandu Anak (Seri Psikologi
Terapan). Jakarta : Rajawali Press.
Maslim. R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
dari PPDGJ III. Jakarta : PT. Nuh Jaya.
Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Nawawi, Hadari, H, Martini, H, Mimi. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta :
UGM.
Prasetya, E. 1990. Hubungan antara Maskulinitas dan Perilaku Asertif
Terhadap Kecenderungan Neurotik Pada Siswa SMA Karangturi Semarang
Perpustakaan Unika
65
Yang Berusia 16-19 Tahun. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Quay and Werry. 1986. Psychopatological Disorder of Childhood. United States
of America.
Rahayu. S. H., Monks. F. J,. Knoers. A. M. P. 1982. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta : P.T. Raja
Grafindo Persada.
Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali.
Sinar Harapan, 15 November 2006. Bunuh Diri, halaman 1.
Tjandrasa, M. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Wasito, H., Bala, A., Wismanto, Y.B., Kurniawati, L., Nababan, M.,
Krisnadewara, D,. dan Suwarsono, st. 1995. Pengantar Metodologi Penelitian.
Jakarta : APTIK.
Wenar, C. 1994. Developmental Psychopatology. Third Edition, International
Edition.
Wicks, R, dkk. 2003. Behaviour Disorder of Childhood. Fifth Edition. New
Jersey.
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN A-1
SKALA DEPRESI PADA
REMAJA
Perpustakaan Unika
A. IDENTITAS
Kelas :
B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA
1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya.
2. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah baik dan benar.
3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang
dianggap wajar.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang ada dengan memberi tanda (X) pada
pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara :
5. Apabila anda ingin menganti jawaban, maka anda dapat memberikan tanda
(=) pada jawaban pertama, kemudian berikan tanda (X) pada jawaban
kedua.
Contoh : a b c d
6. Jika telah selesai, periksa kembali jawaban anda. Pastikan semua
pernyataan telah dijawab.
TERIMA KASIH DAN SELAMAT MENGERJAKAN
Perpustakaan Unika
Skala Depresi pada Remaja
1. a. Saya tidak merasa sedih.
b. Saya merasa sedih.
c. Saya selalu merasa sedih dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu.
d. Saya terlalu sedih dan tidak bahagia sehingga rasanya saya tidak tahan lagi.
2. a. Saya tidak terlalu menghawatirkan masa depan saya.
b. Saya merasa khawatir dengan masa depan saya.
c. Saya merasa bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat saya harapkan.
d. Saya merasa bahwa tidak ada harapan untuk masa depan saya dan
semuanya tidak akan dapat membaik.
3. a. Saya tidak menganggap bahwa saya adalah orang yang gagal.
b. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih banyak daripada oang lain.
c. Saat saya melihat ke masa lalu saya, yang saya lihat hanyalah kegagalan.
d. Saya merasa bahwa saya adalah seseorang yang gagal total.
4. a. Saya merasakan banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama
seperti dulu.
b. Saya tidak lagi menikmati berbagai hal, seperti yang pernah saya rasakan
dulu.
c. Saya tidak memperoleh kepuasan dari apapun lagi.
d. Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya.
5. a. Saya tidak terlalu merasa bersalah.
b. Saya cukup sering merasa bersalah.
c. Saya sering merasa bersalah.
d. Saya merasa bersalah sepanjang waktu.
Perpustakaan Unika
6. a. Saya tidak merasa sedang dihukum.
b. Saya merasa saya akan dihukum.
c. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum.
d. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum.
7. a. Saya merasa tidak kehilangan minat terhadap orang lain.
b. Saya merasa agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan
biasanya.
c. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya terhadap orang lain.
d. Saya telah kehilangan seluruh minat saya terhadap orang lain.
8. a. Saya merasa bahwa keadaan saya baik-baik saja.
b. Saya merasa khawatir saya akan terlihat tidak menarik lagi.
c. Saya merasa ada perubahan-perubahan dalam penampilan saya sehingga
membuat saya tampak tidak menarik lagi.
d. Saya yakin bahwa saya telihat kurang menarik atau jelek.
9. a. Saya merasa tidak sering menangis dibandingkan biasanya.
b. Sekarang saya sering menangis dibandingkan sebelumnya.
c. Sekarang saya menangis sepanjang waktu.
d. Sekarang saya tidak dapat menangis lagi walaupun saya menginginkannya.
10. a. Saya merasa saya tidak lebih buruk daripada orang lain.
b. Saya suka mencela diri saya sendiri karena kelemahan-kelemahan atau
kesalahan saya sendiri.
c. Saya sering menyalahkan diri saya sendiri karena kesalahan-kesalahan
saya.
d. Saya menyalahkan diri saya atas semua hal-hal buruk yang terjadi.
Perpustakaan Unika
11. a. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan
biasanya.
b. Saya lebih sering menunda untuk mengambil keputusan-keputusan
dibandingkan biasanya.
c. Saya sekarang lebih sering mengalami kesulitan dalam mengambil
keputusan dibandingkan sebelumnya.
d. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi.
12. a. Saya merasa kondisi tubuh saya baik-baik saja.
b. Saya merasa lebih mudah lelah daripada biasanya.
c. Saya selalu merasa lelah setelah melakukan apa saja.
d. Saya merasa terlalu lelah untuk melakukan apapun sekarang.
13. a. Saya merasa tidak ada yang salah dengan nafsu makan saya.
b. Saya merasa agak malas makan akhir-akhir ini.
c. Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk.
d. Saya tidak memiliki nafsu makan lagi.
14. a. Saya dapat tidur dengan lelap seperti biasanya.
b. Saya kadang terbangun di tengah malam.
c. Sekarang saya sering bangun lebih awal dari biasanya dan susah untuk tidur
lagi.
d. Saya terbangun beberapa jam lebih awal dibandingkan biasanya dan tidak
dapat tidur lagi.
15. a. Saya merasa masih bisa mengontrol emosi saya seperti biasanya.
b. Saya lebih sering marah dibandingkan biasanya.
c. Saya sering merasa jengkel sekarang.
d. Kini saya merasakan kejengkelan di sepanjang waktu saya.
Perpustakaan Unika
16. a. Saya dapat bekerja dengan baik seperti biasanya.
b. Saya memerlukan usaha yang lebih keras daripada biasanya untuk
melakukan sesuatu.
c. Untuk melakukan sesuatu sekarang, saya harus berusaha dengan susah
payah dan sekuat tenaga.
d. Saya sudah tidak mampu untuk mengerjakan apapun lagi.
17. a. Saya merasa tidak ada yang salah dengan minat saya terhadap lawan jenis.
b. Saya merasa kurang berminat terhadap lawan jenis dibandingkan biasanya.
c. Saya merasa sangat kurang berminat terhadap lawan jenis sekarang.
d. Saya telah kehilangan minat terhadap lawan jenis.
18. a. Berat badan saya masih stabil seperti biasanya, ataupun kalau turun hanya
sedikit sekali.
b. Berat badan saya turun lebih banyak dari biasanya.
c. Berat badan saya turun lebih dari sepuluh pon.
d. Berat badan saya turun lebih dari lima belas pon.
19. a. Saya merasa bangga dengan diri saya sendiri.
b. Saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri.
c. Saya merasa muak dengan diri saya sendiri.
d. Saya membenci diri saya sendiri.
20. a. Saya tidak khawatir atau cemas terhadap kesehatan saya.
b. Saya cemas dengan keadaan fisik saya yang sakit seperti mual, sakit perut,
sakit kepala atau pusing.
c. Saya sangat cemas dengan masalah-masalah fisik saya sehingga sukar untuk
memikrkan hal yang lain.
d. Saya sangat cemas kalau memikirkan masalah-masalah fisik saya sehingga
membuat saya tidak dapat memikirkan hal lain lagi.
Perpustakaan Unika
21. a. Saya tidak pernah sedikitpun berpikir tentang bunuh diri.
b. Kadang saya berpikir untuk bunuh diri tetapi saya tidak akan
melakukannya.
c. Saya merasa ingin bunuh diri.
d. Saya akan bunuh diri jika ada kesempatan.
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN A-2
SKALA POLA ASUH OTORITER
ORANG TUA
Perpustakaan Unika
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya.
2. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah baik dan benar.
3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang
dianggap wajar.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang ada dengan memberi tanda (X) pada
pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara :
a) SS : Jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri
saudara.
b) S : Jika pernyataan tersebut Sesuai dengan diri saudara.
c) TS : Jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri
saudara.
d) STS : Jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan
diri saudara.
5. Apabila anda ingin menganti jawaban, maka anda dapat memberikan
tanda (=) pada jawaban pertama, kemudian berikan tanda (X) pada
jawaban kedua.
Contoh : Saya jarang dipuji orang tua. SS S TS STS
6. Jika telah selesai, periksa kembali jawaban anda. Pastikan semua
pernyataan telah dijawab.
TERIMA KASIH DAN SELAMAT MENGERJAKAN
Perpustakaan Unika
Skala Pola Asuh Otoriter
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya tidak boleh makan sambil menonton
televisi, meskipun acaranya menarik.
2 Saya boleh mengajukan protes jika tidak
setuju dengan tugas-tugas rumah yang telah
ditetapkan orang tua.
3 Orang tua akan bersikap biasa saja kalau
saya meraih prestasi.
4 Orang tua mau mendengarkan penjelasan
saya kalau saya terlambat pulang sekolah.
5 Orang tua yang menentukan dengan siapa
saya boleh bergaul.
6 Saya tidak harus melaporkan kegiatan
ekstrakurikuler apa saja yang saya ikuti
kepada orang tua.
7 Saya selalu merapikan kamar saya karena
disuruh orang tua.
8 Saya senang menjadi juara di kelas karena
hal itu membuat saya bangga.
9 Pendapat saya selalu diabaikan oleh orang
tua saya.
10 Setiap ada kesempatan, saya selalu
berdiskusi dengan orang tua.
11 Setiap hari saya diwajibkan untuk
membersihkan rumah sebelum ke sekolah,
meskipun saya hampir terlambat untuk
pelajaran tambahan.
12 Orang tua mengijinkan saya untuk belajar
kelompok di rumah teman.
13 Tidak pernah ada pujian dari orang tua
walaupun saya sudah bertingkahlaku benar
atau sopan.
14 Jika peringkat kelas saya naik, maka orang
tua akan memberikan saya hadiah.
15 Orang tua yang menentukan aktivitas saya
untuk mengisi waktu luang.
16 Saya boleh berteman dengan siapa saja.
17 Jika orang tua tidak suka dengan hobi saya,
orang tua akan melarang saya untuk
meneruskannya.
18 Jika saya mengerjakan tugas sekolah sampai
larut malam di rumah teman, orang tua tidak
akan langsung marah tetapi meminta
penjelasan.
Perpustakaan Unika
larut malam di rumah teman, orang tua tidak
akan langsung marah tetapi meminta
penjelasan.
19 Saya tidak suka berdiskusi dengan orang tua
karena pendapat-pendapat saya selalu
dianggap angin lalu.
20 Keputusan-keputusan dalam rapat keluarga
diambil berdasarkan keputusan bersama
seluruh anggota keluarga.
21 Pembagian tugas-tugas rumah yang telah
ditetapkan oleh orang tua tidak boleh
dibantah oleh anak-anaknya.
22 Orang tua mengijinkan saya untuk makan
sambil menonton televisi kalau acaranya
memang menarik.
23 Apabila saya melakukan perbuatan yang
tidak sopan, orang tua saya akan
menghukum saya tanpa ampun.
24 Jika saya melakukan kesalahan, orang tua
akan menegur saya.
25 Saya tidak diijinkan pergi ke mall selain
dengan orang tua.
26 Saya boleh pulang terlambat kalau sudah
memberitahu orang tua sebelumnya.
27 Saya terpaksa makan malam bersama karena
diharuskan orang tua.
28 Saya senang merapikan kamar saya agar
terlihat lebih rapi.
29 Jika akan merayakan liburan keluarga, orang
tua tidak pernah menanyakan pendapat saya.
30 Orang tua selalu mendengarkan pendapat
dan usul saya.
31 Orang tua menyuruh saya untuk masuk
jurusan yang diinginkan mereka.
32 Orang tua tidak mengharuskan saya untuk
membersihkan rumah sebelum ke sekolah
kalau ada pelajaran tambahan.
33 Jika saya terlambat pulang dari sekolah,
orang tua saya akan langsung menghukum
saya.
34 Jika saya berlaku sopan dan benar, orang tua
akan langsung memuji saya.
35 Saya harus melaporkan kepada orang tua
kemana saja saya pergi.
Perpustakaan Unika
36 Saya boleh mengisi waktu senggang saya
dengan kegiatan-kegiatan yang saya sukai.
37 Orang tua tidak mau mempertimbangkan
kesalahan-kesalahan yang saya lakukan.
38 Saya menggunakan waktu makan malam
untuk berkumpul dengan orang tua.
39 Dalam rapat keluarga, keputusan selalu ada
di tangan orang tua.
40 Orang tua akan menanyakan tempat liburan
favorit saya jika kami akan berlibur.
Perpustakaan Unika