Anda di halaman 1dari 36

BAB I KONSEP DASAR

A. Fraktur 1. Pengertian Trauma sistem muskuloskeletal yang sering terjadi akhir-akhir ini adalah fraktur. Definisi yang paling sederhana menurut Tucker, et. al (1999: ! " fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang. #edangkan

menurut #yamsuhidajat dan $ong (199%: 11!&" fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang ra'an yang umumnya dise(a(kan oleh rudapaksa. #enada dengan definisi yang dinyatakan oleh para ahli diatas Doenges, et. al ()***: %+1" juga

mendefinisikan fraktur se(agai pemisahan atau patahnya tulang. ,e(erapa definisi fraktur diatas dapat disimpulkan (ah'a fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang yang dise(a(kan oleh (e(erapa mekanisme. Penye(a( yang paling la-im adalah karena trauma. ). Penye(a( .mumnya fraktur dise(a(kan oleh trauma namun dapat juga dise(a(kan oleh kondisi lain menurut /ppley dan #alomon (1990: )!&" fraktur dapat terjadi karena: a. 1raktur aki(at peristi'a trauma #e(agian (esar dise(a(kan oleh kekuatan yang ti(a-ti(a dan (erle(ihan yang dapat (erupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan.

1" ,ila terkena kekuatan langsung Tulang dapat patah dan dapat mengenai jaringan lunak. 2arena pemukulan (pukulan sementara" (iasanya menye(a(kan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan dapat menye(a(kan fraktur kominutif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. )" ,ila terkena kekuatan tak langsung Tulang mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu. 2erusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada. (. 1raktur kelelahan atau tekanan 3etak dapat terjadi pada tulang, seperti pada logam dan (enda lain aki(at tekanan (erulang-ulang. 2eadaan ini paling sering ditemukan pada ti(ia dan fi(ula atau metatarsal, terutama pada atlet, penari dan calon tentara yang jalan (er(aris dengan jarak jauh. c. 1raktur patalogik 1raktur dapat terjadi oleh kekuatan tulang yang (erkurang atau rapuh oleh karena adanya proses patologis. Proses patologis terse(ut antara lain adanya tumor, infeksi atau osteoporosis pada tulang. !. 4am(aran klinis 5anifestasi klinis fraktur tergantung pada tingkat keparahan trauma serta lokasi fraktur. 5enurut #melt-er dan ,are ()**): )!0&)!09" manifestasi klinis fraktur antara lain:

a. 6yeri. 6yeri terus menerus dan (ertam(ah (erat sampai fragmen

diimmo(ilisasi. #pasme otot yang menyertai fraktur merupakan (entuk (idai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. (. Deformitas dan kehilangan fungsi. #etelah terjadi fraktur, (agian-(agian yang tak dapat digunakan akan cenderung (ergerak secara tidak alamiah (gerakan luar (iasa" (ukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menye(a(kan deformitas (terlihat maupun tera(a" ekstremitas, yang (isa diketahui dengan mem(andingkan dengan ekstremitas normal. 7kstremitas tak dapat (erfungsi dengan (aik karena fungsi normal otot (ergantung pada intregitas tulang tempat melengketnya otot. c. Pemendekan tulang. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang se(enarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan (a'ah tempat fraktur. 1ragmen sering saling melingkupi satu sama lain antara ),0 sampai 0 cm (1 sampai ) inci". d. 2repitus. #aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, tera(a adanya derik tulang dinamakan krepitus yang tera(a aki(at gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. .ji krepitus dapat mengaki(atkan kerusakan jaringan lunak yang le(ih (erat.

e. 7dema. Pem(engkakan dan peru(ahan 'arna lokal pada kulit terjadi se(agai aki(at trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini (isa (aru terjadi setelah (e(erapa jam atau hari setelah cedera Tidak semua tanda dan gejala terse(ut terdapat pada setiap fraktur. 2e(anyakan justru tidak ada pada fraktur linear, fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain". Diagnosis fraktur (ergantung pada gejala, tanda fisik dan pemeriksaan sinar-8 pasien. ,iasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah terse(ut. . /natomi 9 patologi 5enurut Price dan :ilson (1990: 1%%+" (agian-(agian tulang panjang yaitu diafisis atau (atang, adalah (agian tengah tulang yang (er(entuk silinder. ,agian ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang (esar. 5etafisis adalah (agian tulang yang mele(ar didekat ujung akhir (atang. Daerah ini terutama tersusun oleh tulang tra(ekular atau tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah. #umsum merah juga terdapat di(agian epifisis dan diafisis tulang. 5etafisis juga menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlekatan tendon dan ligamen pada epifisis. ;empeng epifisis adalah daerah pertum(uhan longitudinal pada anak-anak dan akan menghilang pada tulang de'asa.

4am(ar 1. /natomi tulang panjang (Price dan :ilson, 1990: 1%%+". Terdapat (er(agai tipe fraktur (erdasarkan (entuk garis patah. Tipe-tipe fraktur terse(ut dapat dilihat pada gam(ar di(a'ah ini:

4am(ar ). ,er(agai tipe fraktur (erdasarkan (etuk garis patah (#melt-er dan ,are, )**): )!09".

0. Patofisiologi #a(iston (199%: !%*" menyatakan (ah'a pola fraktur ditentukan dalam tingkat tertentu oleh sifat tenaga yang di(erikan. <al lain yang menentukan adalah sudut dari tenaga terse(ut, keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang (Price dan :ilson, 1990: 11&!". 2etiga hal terse(ut dapat mentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap artinya mengenai seluruh penampang tulang atau se(agian saja. 5enurut .nder'ood (1999: &11" sifat dan arah garis fraktur juga tergantung dari usia penderita dan jenis tulang yang terkena fraktur. 1aktor-faktor ini (ukan hanya dapat menentukan sifat dan arah garis fraktur saja karena usia penderita, jenis tulang yang fraktur serta pola tempat cedera mempengaruhi juga dalam kecepatan prose penyem(uhan. Pola terjadinya fraktur pada tulang sangat (erperan dalam menentukan klasifikasinya. 2lasifikasi fraktur menurut 12.= ()***: ! +! %" dideskripsikan se(agai (erikut: a. 2omplit atau tidak komplit. 1" 1raktur komplit, (ila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang. )" 1raktur tidak komplit, (ila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti: a" Hairline fracture (patah retak ram(ut". (" Buckle fracture atau torus fracture, (ila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di(a'ahnya, (iasanya pada distal radius anak-anak.

&

c" Greenstick fracture, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak. (. ,entuk garis patah dan hu(unganya dengan mekanisme trauma. 1" 4aris patah melintang : trauma angulasi atau langsung. )" 4aris patah o(lik !" 4aris patah spiral " 1raktur kompresi : trauma angulasi. : trauma rotasi. : trauma aksial fleksi pada tulang

spongiosa. 0" 1raktur a>ulsi : trauma tarikan 9 traksi otot pada insersinya di tulang, misalnya fraktur patella. c. $umlah garis patah. 1" 1raktur kominutif : garis patah le(ih dari satu dan saling (erhu(ungan. )" 1raktur segmental : garis patah le(ih dari satu tetapi tidak (erhu(ungan. ,ila dua garis patah dise(ut pula fraktur (ifokal. !" 1aktur multipel : garis patah le(ih dari satu tetapi pada tulang yang (erlainan tempatnya misalnya fraktur femur, fraktur kruris dan fraktur tulang (elakang. d. ,ergeser atau tidak (ergeser. 1" 1raktur undisplaced (tidak (ergeser", garis patah komplit tapi kedua fragmen tidak (ergeser, periosteum masih utuh.

)" 1raktur displaced ((ergeser", terjadi pergeseran fragmen-fragmen frakt ur yang juga dise(ut lokasi fragmen, ter(agi menjadi: a" Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sum(u dan overlapping". (" Dislokasi ad axim (pegeseran mem(entuk sudut". c" Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi". e. 2omplikasi atau tanpa komplikasi. 2omplikasi dapat (erupa komplikasi dini atau lam(at, lokal atau sistemik, oleh trauma atau aki(at pergerakan. f. Ter(uka atau tertutup. 1" 1raktur tertutup (closed", (ila tidak terdapat hu(ungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. )" 1raktur ter(uka (open atau compound", (ila terdapat hu(ungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. 1raktur ter(uka ter(agi atas tiga derajat, yaitu : a" Derajat =. (1" ;uka kurang dari 1 cm. ()" 2erusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk (!" 1raktur sederhana, tran>ersal, o(lik atau kominutif ringan. ( " 2ontaminasi ringan. (" Derajat ==. (1" ;aserasi le(ih dari 1 cm.

1*

()" 2erusakan jaringan lunak tidak luas, flap atau a>ulsi. (!" 1raktur kominutif sedang. ( " 2ontaminasi sedang. c" Derajat ===. Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neuro>askuler serta kontaminasi derajat tinggi. 1raktur derajat === ter(agi atas: (1" $aringan lunak yang menutupi fraktur adekuat, meskipun terdapat laserasi luas, flap atau a>ulsi atau fraktur segmental 9 sangat kominutif yang dise(a(kan oleh trauma (erenergi tinggi tanpa melihat (esarnya ukuran luka. ()" 2ehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi. (!" ;uka pada pem(uluh arteri atau saraf perifer yang harus diper(aiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak. ,ila terjadi patah tulang maka proses penyem(uhannya (er(eda dengan jaringan lain. 2etika tulang mengalami cedera, fragmen tulang tidak hanya ditam(al dengan jaringan parut seperti jaringan lain pada umumnya tetapi mengalami regenerasi sendiri. #yamsuhidajat dan $ong (199%: 11 +" menyatakan (ah'a proses penyem(uhan patah tulang adalah proses (iologis alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang. Tahapan-tahapan penyem(uhan tulang menurut #melt-er dan ,are ()**): ))++-))+&" adalah se(agai (erikut:

11

a. =nflamasi. Dengan adanya patah tulang, tu(uh mengalami respon yang sama dengan (ila ada cedera di lain tempat dalam tu(uh. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cedera dan terjadi pem(entukan hematoma pada tempat patah tulang. .jung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian akan diin>asi oleh makrofag, yang akan

mem(ersihkan daerah terse(ut. Terjadi inflamasi, pem(engkakan dan nyeri. Tahap inflamasi (erlangsung (e(erapa hari dan hilang dengan (erkurangnya pem(engkakan dan nyeri. (. Proliferasi sel. 2urang le(ih 0 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Ter(entuk (enang-(enang fi(rin dalam jendalan darah, mem(entuk jaringan untuk re>askularisasi, dan in>asi fi(ro(last dan osteo(last. 1i(ro(last dan osteo(alast ((erkem(ang dari osteosit, sel endostel dan periosteum" akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan se(agai matriks kolagen pada patahan tulang. Ter(entuk jaringan ikat fi(rus dan tulang ra'an (osteosit". Dari periosteum, tampak pertum(uhan melingkar. 2alus tulang ra'an terse(ut dirangsang oleh gerakan mikro pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang (erle(ihan akan merusak struktur kalus. c. Pem(entukan kalus.

1)

Pertum(uhan jaringan (erlanjut dan lingkaran tulang ra'an tum(uh mencapai sisi yang lain sampai celah terhu(ungkan. 1ragmen patahan tulang diga(ungkan dengan jaringan fi(rus, tulang ra'an sampai tulang serat imatur. ,entuk kalus dan >olume yang di(utuhkan untuk menghu(ungkan defek secara langsung (erhu(ungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. /gar fragmen tulang ra'an atau jaringan fi(rus diperlukan 'aktu ! sampai klinis, fragmen tulang tak (isa lagi digerakkan. d. ?sifikasi. Pem(entukan kalus mulai mengalami penurunan dalam ) sampai ! minggu patah tulang melalui proses penulangan minggu. #ecara

endokondrial. 5ineral terus menerus ditim(un sampai tulang (enar(enar telah (ersatu dengan keras. Pada patah tulang panjang orang de'asa, penulangan memerlukan 'aktu ! sampai e. 3emodeling. Tahap akhir per(aikan patah tulang meliputi pengam(ilan jaringan mati dan reorganisasi tulang (aru ke susunan struktural se(elumnya. 3emodeling memerlukan 'aktu (er(ulan-(ulan sampai (ertahun-tahun tergantung (eratnya tulang yang di(utuhkan, fungsi tulang dan pada kasus yang meli(atkan tulang kompak dan kanselus, stress funsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami (ulan.

penyem(uhan dan remodeling le(ih cepat daripada tulang kortikal kompak khususnya pada titik kontak langsung.

1!

Proses penyem(uhan tulang terse(ut dapat terganggu karena (e(erapa hal, sehingga akan memperlam(at pertautan dua fragmen. 5enurut ;ong (199+: !09" penye(a( gangguan penyem(uhan tulang atara lain se(agai (erikut: a. 2alus putus atau remuk karena akti>itas (erle(ihan. (. 7dema pada lokasi fraktur, menahan penyaluran nutrisi ke lokasi. c. =mmo(ilisasi yang tidak efisien. d. =nfeksi terjadi pada lokasi. e. 2ondisi gi-i klien (uruk. #edangkan menurut #melt-er dan ,are ()**): )!+1" faktor yang mengham(at penyem(uhan tulang adalah: a. Trauma lokal ekstensif. (. 2ehilangan tulang. c. =mmo(ilisasi tidak memadai. d. 3ongga atau jaringan diantara fragmen tulang. e. =nfeksi. f. 2eganasan lokal. g. Penyakit tulang meta(olik ( misalnya penyakit Paget". h. 3adiasi tulang (nekrosis radiasi". i. 6ekrosis a>askuler. j. 1raktur intraartikuler (cairan sino>ial mengandung fi(rilisin, yang akan melisis (ekuan darah a'al dan memperlam(at pem(entukan jendalan". k. .sia (lansia sem(uh le(ih lama".

l. 2ortikosteroid (mengham(at kecepatan per(aikan".

10

B. Amputasi 1. Pengertian /mputasi adalah perlakuan yang mengaki(atkan cacat menetap (#yamsuhidajat dan $ong, 199%: 1)&)". #edangkan menurut 7ngram (1999: ! !" amputasi merujuk pada pengangkatan semua atau se(agian ekstremitas. Tucker, et. al (1999: 0!" juga mem(erikan definisi yang le(ih terinci yaitu amputasi kaki adalah pengangkatan melalui pem(edahan (agian dari kaki karena trauma, penyakit, tumor atau anomali kongenital. Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan (ah'a amputasi adalah tindakan pengangkatan se(agian atau seluruhnya dari (agian tu(uh terutama ekstremitas atas indikasi tertentu sehingga menim(ulkan

kecacatan menetap. Terdapat dua macam amputasi dilihat dari teknik pem(edahannya. 5enurut 7ngram (1999: ! %" amputasi dapat ter(uka (guillotine" atau tertutup. /mputasi ter(uka dikerjakan pada luka kotor seperti luka perang atau infeksi (erat antara lain gangren gas. Pada amputasi cara ini sayatan dikulit di(uat secara sirkuler sedangkan otot dipotong le(ih proksimal dari sayatan di kulit dan tulang digergaji sedikit proksimal dari otot. ;uka di(iarkan ter(uka sampai infeksi teratasi, kemudian (aru dikerjakan reamputasi (#yamsuhidajat dan $ong, 199%: 1)&0". .ntuk amputasi tertutup, dokter (edah menutup luka dengan flap kulit dan otot (7ngram, 1999: ! !".

1+

). =ndikasi 5enurut #yamsuhidajat dan $ong (199%: 1)&)" indikasi amputasi antara lain: a. 2elainan tulang yang dise(a(kan oleh penyakit pem(uluh darah. (. @edera. c. Tumor ganas. d. =nfeksi. e. 2elainan (a'aan. f. 2elainan neurologis seperti paralisis dan anestesia. #edangkan menurut #melt-er dan ,are ()**): )!&%" amputasi ekstermitas (a'ah sering diperlukan pada kondisi-kondisi (erikut: a. Penyakit >askuler perifer progresif (sering se(agai gejala sisa dia(etes mellitus". (. 4angren. c. Trauma (cedera remuk, luka (akar, luka (akar dingin, luka (akar listrik". d. Deformitas kongenital. e. Tumor ganas.

1%

1&

1%

D. Fokus Pengkajian 1okus pengkajian pada klien dengan fraktur menurut Doenges, et. al ()***: %+1" adalah se(agai (erikut: 1. /kti>itas istirahat. Tanda : 2eter(atasan atau fungsi pada (agian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi secara sekunder dan pem(engkakan jaringan, nyeri". ). #irkulasi. Tanda : <ipertensi atau tidak ada nadi pada (agian distal yang cedera, pengisian kapiler lam(at. Pucat pada (agian yang terkena pem(engkakan jariangan atau massa hematoma pada sisi cedera. !. 6eurosensori. 4ejala : <ilang gerakan atau sensasi, spasme otot, ke(as atau kesemutan (parestesis". Tanda : Deformitas lokal, angulasi a(normal, pemendekan, rotasi, krepitasi ((unyi (erderit", spasme otot, terlihat kelemahan atau hilang fungsi. /gitasi (mungkin (erhu(ungan dengan nyeri ansietas atau trauma lain". . 6yeri 9 kenyamanan. 4ejala : 6yeri he(at ti(a-ti(a pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan atau kerusakan tulang, dapat (erkurang pada immo(ilisasi". Tak ada nyeri aki(at kerusakan saraf. #pasme atau kram otot (setelah imo(ilisasi".

1&

0. 2eamanan. Tanda : ;aserasi kulit, a>ulsi jaringan, perdarahan, peru(ahan 'arna, pem(engkakan lokal (dapat meningkat secara (ertahap atau ti(ati(a". +. Penyuluhan dan pem(elajaran. 4ejala : ;ingkungan cedera. 1okus pengkajian pada klien yang mengalami amputasi menurut Doenges, et. al ()***: %&+" adalah se(agai (erikut: 1. /kti>itas 9 istirahat. 4ejala : 2eter(atasan aktual atau antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi 9 amputasi. ). =ntegritas ego. 4ejala : 5asalah tentang antisipasi pola hidup, situasi finansial, reaksi orang lain. Perasaan putus asa, tidak (erdaya. Tanda : /nsietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan semu.

!. #eksualitas. 4ejala : 5asalah tentang keintiman hu(ungan. . =nteraksi sosial. 4ejala : 5asalah sehu(ungan dengan penyakit atau kondisi. 5asalah tentang peran fungsi, reaksi orang lain. 0. Penyuluhan 9 pem(elajaran. 5emerlukan (antuan dalam pera'atan luka atau (ahan, adapatasi terhadap alat (antu am(ulatori, transportasi, pemeliharaan rumah, kemungkinan akti>itas pera'atan diri dan latihan kejuruan.

19

E. Fokus Intervensi 5enurut Doenges, et. al ()***: %+!-%% " fokus inter>ensi pada klien fraktur adalah se(agai (erikut: 1. 6yeri (erhu(ungan dengan gerakan fragmen, edema dan cedera pada jaringan lunak. <asil yang dih arapkan: a. (. 5enyatakan nyeri hilang. 5enunjukkan tindakan santai: mampu (erpartisipasi dalam akti>itas 9 tidur 9 istirahat dengan ketat. c. 5enunjukkan penggunaan ketrampilan relaksasi dan akti>itas terapeutik sesuai indikasi untuk situasi indi>idu. =nter>ensi: a. Pertahankan imo(ilisasi (agian yang sakit dengan tirah (aring , gips, pem(e(at, traksi. 3asional : 5enghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang 9 tegangan jaringan cedera. (. fraktur. 3asional : 5eningkatkan aliran (alik >ena, menurunkan edema dan nyeri. c. <indari penggunaan sprei atau (antal plastik di (a'ah ekstremitas yang di gips. 3asional : Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena

peningkatan produksi panas dalam gips yang kering.

)*

d.

7>aluasi

keluhan

nyeri

atau

ketidaknyamanan,

perhatikan lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas (skala *-1*". Perhatikan petunjuk nyeri non >er(al. 3asional : 5empengaruhi pilihan dan penga'asan keefektifan inter>ensi. e. ,erikan alternatif tindakan kenyamanan, contoh pijatan punggung, peru(ahan posisi. 3asional : 5eningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan dan kelelahan otot. f. Dorong pasien menggunakan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif atau latihan nafas dalam, imajinasi >isualisasi. 3asional : 5emfokuskan kem(ali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri. g. #elidiki adanya keluhan nyeri yang tak (iasa 9 ti(a-ti(a atau dalam, lokasi progresif atau (uruk tidak hilang dengan analgetik. 3asional : Dapat menandakan terjadinya komplikasi seperti infeksi, iskemia jaringan atau sindrom kompartemen. h. ;akukan kompres dingin (es" pada ) - & jam pertama dan sesuai keperluan. 3asional : 5enurunkan edema atau pem(entukan hematoma dan menurunkan nyeri. i. ,erikan analgetik sesuai indikasi.

)1

3asional : Di(erikan untuk menurunkan nyeri dan spasme otot. ). 3isiko tinggi terhadap cedera (erhu(ungan dengan kehilangan integritas tulang. <asil yang diharapkan: a. (. 5empertahankan sta(ilisasi dari posisi fraktur. 5enunjukkan mekanika tu(uh yang meningkatkan sta(ilitas pada sisi fraktur. c. 5enunjukkan pem(entukan kalus 9 mulai penyatuan fraktur dengan tepat. =nter>ensi: a. Pertahankan tirah (aring 9 ekstremitas sesuai indikasi. ,erikan sokongan sendi diatas dan di(a'ah fraktur (ila (ergerak 9 mem(alik. 3asional : 5eningkatkan sta(ilitas, menurunkan kemungkinan

gangguan posisi 9 penyem(uhan. (. ;etakkan papan di(a'ah tempat tidur atau tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik. 3asional : Tempat tidur lem(ut atau lentur dapat mem(uat deformasi gips yang masih (asah, mematahkan gips yang sudah kering atau mempengaruhi penarikan traksi. c. #okong fraktur dengan (antal 9 gulungan selimut. Pertahankan posisi netral pada (agian yang sakit dengan (antal pasir, pem(e(at, papan kaki.

))

3asional : 5encegah gerakan yang tak perlu dan peru(ahan posisi. Posisi yang tepat dari (antal juga dapat mencegah tekanan deformitas yang di gips kering. d. edema. 3asional : #eiring dengan (erkurangnya edema, penilaian kem(ali pem(e(at atau penggunaan gips plester mungkin 7>aluasi pem(e(at ekstremitas terhadap resolusi

diperlukan untuk mempertahankan kesejajaran fraktur. !. 3isiko tinggi terhadap disfungsi neuro>askuler (erhu(ungan dengan penurunan atau interupsi aliran darah. <asil yang diharapkan: 5empertahankan perfusi jaringan di(uktikan oleh tera(anya nadi, kulit hangat atau kering, sensasi normal, sensori (iasa, tanda >ital sta(il, dan haluaran urin adekuat untuk situasi indi>idu. =nter>ensi: a. ;epaskan perhiasan dari ekstremitas yang sakit. 3asional : Dapat mem(endung sirkulasi (ila terjadi edema. (. 7>aluasi adanya (kualitas" nadi perifer distal terhadap cedera melalui palpasi. 3asional : Penurunan atau tak adanya nadi dapat menggam(arkan cedera >askuler. c. pada fraktur. 2aji aliran kapiler, 'arna kulit dan kehangatan distal

)!

3asional : 2em(alinya 'arna kulit harus cepat (!-0 detik". :arna kulit putih, menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga adanya gangguan >ena.

d.

;akukan

pengkajian

neuromuskuler.

Perhatikan

peru(ahan fungsi motor atau sensasi. 5inta pasien untuk melokalisasi nyeri. 3asional : 4angguan perasaan ke(as, kesemutan, peningkatan atau penye(aran nyeri (ila sirkulasi pada saraf tidak adekuat atau saraf rusak. e. Tes sensasi saraf perifer dengan menusuk pada kedua selaput antara i(u jari dan jari kedua dan kaji kemampuan dorsofleksi i(u jari (ila di indikasikan. 3asional : Panjang dan posisi saraf perineal meningkatkan risiko cedera pada fraktur kaki, edema 9 sindrom kompartemen, malposisi alat traksi. f. 2aji jaringan disekitar akhir gips, selidiki keluhan rasa ter(akar di (a'ah gips. 3asional : 1aktor ini dise(a(kan atau mengindikasikan jaringan iskemia, menim(ulkan kerusakan 9 nekrosis. g. Pertahankan peninggian ekstremitas yang cedera kecuali dikontraindikasikan. 3asional : 5eningkatkan drainase >ena 9 menurunkan edema.

h.

2aji

keseluruhan

panjang

ekstremitas

untuk

pem(engkakan 9 pem(entukan edema. 3asional : Peningkatan lingkar ekstremitas yang cedera menandakan edema jaringan tetapi dapat juga perdarahan. i. #elidiki tanda iskemia ekstremitas ti(a-ti(a (contoh penurunan suhu kulit dan peningkatan nyeri". 3asional : Dislokasi fraktur sendi (terutama lutut" dapat

menye(a(kan kerusakan arteri yang (erdekatan dan (eraki(at hilangnya aliran darah ke distal. j. /'asi tanda >ital. Perhatikan tanda pucat 9 sianosis umum, kulit dingin, peru(ahan mental. 3asional : 2etidakadekuatan >olume sirkulasi akan mempengaruhi sistem perfusi jaringan. k. /'asi hemoglo(in 9 hematokrit, pemeriksaan faktor koagulasi darah (contoh protrom(in". 3asional : 5em(antu dalam kalkulasi kehilangan darah dan

mem(utuhkan keektifan terapi penggantian. . 2erusakan mo(ilitas fisik (erhu(ungan dengan kerusakan rangka neuro muskuler. <asil yang diharapkan: a. 5eningkatkan 9 mempertahankan mo(ilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin. (. 5empertahankan posisi fungsional.

)0

c.

5eningkatkan kekuatan 9 fungsi yang sakit dan mengkompensasi (agian tu(uh.

d. aktifitas.

5enunjukkan teknik yang memampukan melakukan

=nter>ensi: a. 2aji derajat imo(ilitas yang dihasilkan oleh pengo(atan (terapi restriktif" dan perhatikan persepsi klien terhadap imo(ilisasi. 3asional : Pasien mungkin di(atasi oleh persepsi diri tentang keter(atasan fisik aktual, memerlukan informasi 9

inter>ensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan. (. Dorong partisipasi dalam akatifitas terapeutik 9 rekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan seperti koran, TA, radio, (arang pri(adi, kalender dll. 3asional : 5em(eri kesempatan untuk mengeluarkan energi,

memfokuskan kem(ali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri dan mem(antu menurunkan isolasi sosial. c. =nstruksikan pasien untuk 9 (antu dalam rentang gerak pasien, pasif untuk ekstremitas yang sakit dan aktif untuk ekstremitas yang sehat. 3asional : 5eningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur 9 atrofi dan resor(si kalsium karena tak digunakan.

)+

d.

Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dari tungkai yang tidak sakit. 3asional : 2ontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakkan tungkai dan mem(antu mempertahankan kekuatan dan massa otot.

e.

Dorong 9 (antu pera'atan diri 9 ke(ersihan. 3asional : 5eningkatkan kekuatan dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien dalam situasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung.

f.

.(ah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan (atuk dan nafas dalam. 3asional : 5encegah 9 menurunkan insiden komplikasi kulit 9 pernafasan.

g. spesialis.

2onsul ahli terapi fisik 9 okupasi dan 9 atau reha(ilitasi

3asional : ,erguna dalam mem(uat akti>itas iindi>idual 9 program latihan. 0. 3isiko tinggi terhadap infeksi (erhu(ungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer skunder aki(at trauma jaringan. <asil yang diharapkan: 5encapai penyem(uhan luka sesuai 'aktu, (e(as drainase purulen atau eritema dan demam. =nter>ensi:

)%

a. kontinuitas.

=nspeksi kulit untuk adanya iritasi atau ro(ekan

3asional : Pen atau ka'at tidak dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi, kemerahan atau a(rasi. (. 2aji kulit, perhatikan keluhan peningkatan nyeri 9 rasa ter(akar atau adanya edema, eritema, drainase dan (au tak enak. 3asional : Dapat mengindikasikan tim(ulnya infeksi lokal 9nekrosis jaringan yang dapat menim(ulkan osteomielitis. c. ?(ser>asi luka untuk pem(entukan (ula, krepitasi, peru(ahan 'arna kulit kecoklatan, (au drainase yang tak enak 9 asam. 3asional : Tanda perkiraan gas gangren. d. 2aji tonus otot, refleks tendon dalam dan kemampuan untuk (er(icara. 3asional : 2ekakuan otot, spasme tonik otot rahang, dan disfagia menunjukkan terjadinya tetanus. e. ,erikan o(at-o(atan sesuai indikasi: anti(iotik dan tetanus toksoid. 3asional : Dapat di(erikan se(agai profilaksis. 1okus inter>ensi pada klien amputasi menurut Doenges, et. al ()***: %&%-%90" adalah se(agai (erikut: 1. dengan kehilangan (agian tu(uh. <asil yang diharapkan: 4angguan citra tu(uh (erhu(ungan

)&

a.

5ulai menunjukkan adaptasi dan menyatakan penerimaan pada situasi diri (amputasi".

(.

5engenali

dan

menyatu

dengan peru(ahan dalam konsep diri yang akurat tanpa harga diri yang negatif. c. 5em(uat untuk adaptasi peran (aru 9 peru(ahan peran. =nter>ensi: a. Dorong ekspresi ketakutan, perasaan negatif, dan kehilangan (agian tu(uh. 3asional : 7kspresi emosi mem(antu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup tanpa tungkai. (. ,eri penguatan informasi pascaoperasi termasuk tipe 9 lokasi amputasi, tipe protesa, harapan tindakan operasi, termasuk kontrol nyeri dan reha(ilitasi. 3asional : 5em(erikan kesempatan untuk menanyakan dan rencana nyata

mengasimilasi informasi dan mulai menerima peru(ahan gam(aran diri dan fungsi, yang dapat mem(antu penyem(uhan. c. 2aji derajat dukungan yang ada untuk pasien. 3asional : Dukungan yang cukup dari orang terdekat dan teman dapat mem(antu proses reha(ilitasi.

)9

d.

Dorong partisipasi dalam aki>itas sehari-hari. ,erikan kesempatan untuk memandang 9 mera'at puntung menggunakan 'aktu untuk untuk menunjukkan tanda positif penyem(uhan. 3asional : 5eningkatkan kemandirian dan meningkatkan harga diri.

e.

,erikan lingkungan yang ter(uka pada pasien untuk mendiskusikan masalah tentang seksualitas. 3asional : 5engidentifikasi tahap (erduka 9 ke(utuhan untuk inter>ensi.

f.

Perhatikan perilaku menarik diri. 5em(icarakan diri tentang hal yang negatif, penggunaan penyangkalan atau terus menerus melihat peru(ahan nyata 9yang diterima. 3asional : 5engidentifikasi tahap (erduka nyata9 yang diterima.

).

6yeri akut (erhu(ungan dengan cedera fisik 9 jaringan dan trauma saraf. <asil yang diharapkan: a. (. c. 5enyatakan nyeri hilang 9 terkontrol. Tampak rileks dan mampu tidur 9 istirahat dengan tepat. 5enyatakan pemahaman tentang nyeri fantom dan metode untuk menghilangkannya. =nter>ensi: a. @atat lokasi dan intensitas nyeri (skala *-1*". #elidiki peru(ahan karakteristik nyeri (ke(as atau kesemutan". 3asional : 5em(antu dalam e>aluasi ke(utuhan dan keefektifan inter>ensi.

!*

(.

Tinggikan (agian yang sakit dengan meninggilkan kaki tempat tidur atau menggunakan (antal 9 guling untuk amputasi tungkai atas. 3asional : 5engurangi ter(entuknya edema dengan peningkatan alir (alik >ena, menurunkan kelelahan otot dan tekanan kulit 9 jaringan.

c.

Terima kenyataan sensasi fantom tungkai yang (iasanya hilang dengan sendirinya. 3asional : 5engetahui sensasi ini memungkinkan pasien memahami fenomena normal ini yang dapat terjadi segera atau (e(erapa minggu pasca operasi.

d. sering,

,erikan tindakan kenyamanan (contoh u(ah posisi pijatan punggung" dan akti>itas terapeutik. Dorong

penggunaan teknik manajemen stress (contoh latihan nafas dalam, >isualisasi" dan sentuhan terpeutik. 3asional : 5emfokuskan kem(ali perhatian, meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan kemampuan koping dan dapat menurunkan terjadinya nyeri fantom pada tungkai. e. ,erikan pijatan lem(ut pada puntung sesuai toleransi (ila (alutan telah dilepaskan. 3asional : 5eningkatkan sirkulasi, menurunkan tegangan otot. f. #elidiki keluhan nyeri lokal 9 kemajuan yang tak hilang dengan analgetik. 3asional : Dapat mengidentifikasi terjadinya sindrom kompartemen.

!1

g. otot.

,erikan o(at sesuai indikasi : analgetik dan relaksan

3asional : 5enurunkan nyeri dan spasme otot. !. 3isiko tinggi peru(ahan perfusi

jaringan perifer (erhu(ungan dengan penurunan aliran darah >ena 9 arterial. <asil yang diharapkan: 5empertahankan perfusi jaringan adekuat di(uktikan dengan nadi perifer tera(a, kulit hangat 9 kering, dan penyem(uhan luka tepat 'aktu. =nter>ensi: a. /'asi tanda >ital, palpasi nadi perifer, perhatikan kekuatan dan kesamaan antara ekstremitas yang sakit dan yang sehat. 3asional : =ndikator umum status sirkulasi dan keadekuatan perfusi. (. ;akukan pengkajian neuro>askuler periodik, contoh sensasi, gerakan, nadi, 'arna kulit dan suhu. 3asional : 7dema jaringan pasca operasi, pem(entukan hematoma atau (alutan terlalu ketat dapat mengganggu sirkulasi pada puntung mengaki(atkan nekrosis. c. (alutan. 3asional : 2ehilangan darah terus menerus mengindikasikan =nspeksi alat (alutan 9 drainase, perhatikan karakteristik

ke(utuhan untuk tam(ahan penggantian cairan dan e>aluasi gangguan koagulasi.

!)

d.

,erikan tekanan langsung pada sisi perdarahan (ila terjadi perdarahan. 3asional : Tekanan langsung pada luka dapat diteruskan dengan penggunaan (alutan serat pengaman dengan (alutan elastis (ila perdarahan terkontrol.

e.

,erikan cairan intra>ena 9 produk darah sesuai indikasi. 3asional : 5empertahankan >olume sirkulasi untuk memaksimalkan perfusi.

3isiko

tinggi

terhadap

infeksi

(erhu(ungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer skunder aki(at trauma jaringan. <asil yang diharapkan: 5encapai penyem(uhan tepat 'aktu, (e(as drainase purulen atau eritema dan tidak demam. =nter>ensi: a. mera'at luka. 3asional : 5eminimalkan introduksi (akteri. Pertahankan teknik aseptik (ila mengganti (alutan 9

(. drainase.

=nspeksi (alutan dan luka, perhatikan karakteristik

3asional : Deteksi dini terjadinya infeksi mem(erikan kesempatan untuk inter>ensi tepat 'aktu.

!!

c.

Tutup (alutan dengan plastik (ila menggunakan pispot atau (ila terjadi inkontinensia. 3asional : 5encegah kontaminasi pada amputasi.

d.

,uka puntung terhadap udara, pencucian dengan sa(un ringan dan air setelah pem(alutan dikontraindikasikan. 3asional : 5empertahankan kontaminasi. ke(ersihan dan meminimalkan

e.

/'asi tanda >ital. 3asional : Peningkatan suhu 9 takikardi menunjukkan terjadinya infeksi.

f.

,erikan anti(iotik sesuai indikasi. 3asional : Dapat digunakan sa(agai profilaksis.

0.

2erusakan (erhu(ungan dengan kehilangan tungkai. <asil yang diharapkan: a. (.

mo(ilitas

fisik

5enunjukkan keinginan (erpartipasi dalam aktifitas. 5empertahankan posisi fungsi di(uktikan dengan tidak adanya kontraktur dan atropi otot.

c. (eraktifitas. =nter>ensi: a.

5enunjukkan teknik 9 perilaku yang memampukan

,antu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tidak sakit secara dini pada tahap pasca operasi.

3asional : 5encegah kontraktur dan peru(ahan (entuk yang dapat terjadi dengan cepat dan memperlam(at penggunaan protesa. (. dan lengan atas. 3asional : 5eningkatkan kekuatan otot untuk mem(antu am(ulasi. c. =nstruksikan pasien untuk (er(aring dengan posisi tengkurap sesuai toleransi, sedikitnya dua kali sehari dengan (antal di(a'ah a(domen dan puntung ekstremitas (a'ah. 3asional : 5enguatkan otot ekstensor dan mencegah kontraktur fleksi pada panggul. d. Tunjukkan 9 (antu teknik pemindahan dan penggunaan alat mo(ilitas (contoh kruk, atau walker". 3asional : 5em(antu pera'atan diri dan kemandirian pasien. e. ,antu latihan am(ulasi. 3asional : 5enurunkan potensial untuk cedera. /m(ulasi setelah amputasi tergantung 'aktu pemasangan protesa. f. 3ujuk kepada tim reha(ilitasi. 3asional : 5em(erikan (entuk latihan 9 program akti>itas untuk memenuhi ke(utuhan dan kekuatan indi>idu dan Dorong latihan aktif 9 isometrik untuk paha atas

mengidentifikasi

mo(ilitas

fungsional

mem(antu

peningkatan kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai