Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHALUAN

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan hal-hal penting yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaannya. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang mengapa permasalahna ini diangkat, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi, dan manfaat penelitian yang dilakukan. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri perumahan dan properti di kota dan kabupaten malang, permintaan akan kebutuhan material utama seperti genteng, batako, dan paving block semakin meningkat. Ini menuntut industri pembuatan material-material tersebut untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Jumlah industri pembuatan material di kota dan kabupaten malang cukup banyak, meskipun masih banyak dalam bentuk home industry atau usaha kecil dan beberapa dalam bentuk badan usaha yang cukup besar. Dengan banyaknya jumlah industri pembuatan material tersebut, menimbulkan persaingan terhadap tiap-tiap industri yang bergerak di bidang pembuatan material ini. eningkatan jumlah produksi dan kecepatan produksi material-material ini sangat diperlukan karena akan mendukung industri dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah produksi dan kecepatan produksi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah tata letak fasilitas dan aliran bahan. Industri paving, batako, dan genteng di malang kebanyakan masih menggunakan teknologi konvensional dan belum memperhitungkan tata letak yang mampu meningkatkan jumlah dan kecepatan produksi. !leh karena itu, perlu evaluasi dan perancangan ulang terhadap industri pembuatan genteng, paving, dan batako ini dalam hal tata letak dan aliran bahannya. erancangan fasilitas merupakan kegiatan menghasilkan fasilitas yang terdiri atas penataan unsur fisiknya, pengaturan aliran bahan, dan penjaminan keamanan para pekerja "#adiguna $ %&. ada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu

industri. eralatan dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan layout yang sembarang saja. 'ignjosoebroto, ())* $+,. erancangan fasilitas sangat erat kaitannya dengan proses produksi dan produk yang dihasilkan, baik itu jumlah, jenis, ukuran, lama produksi dan sifatnya. Sehingga perlu dirancang bagaimana tata letak fasilitas-fasilitasnya dengan baik. -enurut 'ignjosoebroto ())*$./,, Jika suatu produk secara khusus memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah0volume besar dan 1aktu proses yang lama, maka segala fasilitas-fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Salah satu tipe rancangan fasilitas berdasarkan proses produksi dan produk yang dihasilkan adalah tipe Product Family product Layout atau Group Technology Layout. -enurut 'ignjosoebroto, ())*$.2/. ada tipe product family atau group technology layout, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan ditempatkan dalam sebuah 3 manufacturing cell4. 5arena disini setiap kelompok produk "product family& akan memiliki urutan proses yang sama, maka akan menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi dalam proses manufakturingnya. 6fisiensi yang tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran aliran kerja.Sehingga dapat mempersingkat 1aktu proses produksi produk tersebut. Dalam perancangan fasilitas juga perlu diperhatikan aliran bahan untuk mendukung proses produksi yang dilakukan. erancangan aliran bahan yang baik dan terencana dalam sebuah proses produksi dapat meningkatkan kecepatan produksi. #al ini disebabkan karena antara proses yang satu berkaitan dengan proses yang lain, apabila aliran bahannya tidak lancar ataupun memakan 1aktu yang lama, secara otomatis akan menghambat proses produksi. 7 8 merupakan perusahaan yag bergerak di industri pembuatan kebutuhan material bahan bangunan, seperti genteng, batako, dan paving blok. erusahaan ini merupakan salah satu perusahaan di malang yang memiliki jumlah produksi yang cukup tinggi. 7ipe produksi pada perusahaan ini adalah make to order dan make to stock. 7etapi 7 8 lebih menekankan pada tipe make to 7 8 selalu berusaha untuk terus memenuhi kebutuhan pelanggan yang selama ini terus meningkat seiring dengan perkembangan perumahan dan property di kota dan kabupaten malang

yang semakin meningkat pula.

emenuhan kebutuhan ini dalam bentuk pemenuhan jumlah

material, kualitas, dan ketepatan 1aktu yang diinginkan oleh pelanggan. Dalam pengamatan yang dilakukan di bagian produksi material-material tersebut, masih terdapat beberapa mesin yang berjauhan dengan lokasi bahan untuk membuat material-material tersebut. 9liran bahan yang ada di bagian produksi 7 8 juga masih belum terencana dengan baik. !leh karena itu dalam penelitian ini akan membahas tentang kedua permasalahan tersebut agar dapat melakukan peningkatan volume produksi dan kecepatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Berikut merupakan tata letak yang sudah ada pada 7 8.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat didentifikasi permasalahannya sebagai berikut$ .. Belum adanya 7ata letak fasilitas pabrik yang terencana dengan baik (. Belum adanya aliran bahan yang terncana dengan baik

1.3 Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah yang ada, maka perumusan masalahnya adalah 3Bagaimana tata letak fasilitas dan aliran bahan yang baik untuk melakukan peningkatan volume produksi dan kecepatan produksi:.

1. Batasan Masalah Berikut merupakan batasan masalah dari penelitian ini$ .. (. enelitian ini hanya dilakukan di 7 8 enelitian ini tidak membahas mengenai biaya

2.! Asumsi Berikut merupakan asumsi dari penelitian ini$ .. ada saat penelitian semua keadaan dianggap normal

(. Bangunan perusahaan tidak berubah selama pengambilan data

2." #u$uan Penelitian 9dapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut$ .. -endapatkan tata letak yang baik aliran bahan yang terencana dengan baik untuk mendukung peningkatan produksi (. -emberikan rekomendasi perbaikan tata letak fasilitas dan aliran bahan yang ada pada 78

1.% Manfaat Penelitian .. -emberikan rekomendasi perbaikan tata letak fasilitas di 7 8

BAB II #IN&AUAN PU'#A(A


1.1 Penelitian )ang rele*an .. 9plikasi ;roup 7echnology dalam perancangan tata letak mesin produksi guna mengurangi jarak material handling, 7risnani 'ijayanti,().). (. >. erancangan <lang tata letak fasilitas kerja menggunakan pendekatan ergonomic, =ico 9rdhinata, ().( erancangan ulang tata letak fasilitas berdasarkan #9?? , @ahayu 'ijayanti, ().(.

1.2 #ata Letak +asilitas 7ata letak fasilitas "facility layout& menurut 'ignjosoebroto, ())* $+% engaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. "space& untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan pemindahan material, penyimpanan material "storage& baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Sedangkan menurut #adiguna dan Setia1an $% tata letak didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. 7ata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih focus pada pengaturan unsur-unsur fisik. <nsur-unsur fisik dapt berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. 1.3 #u$uan Peren,anaan #ata Letak +asilitas Beberapa tujuan dan keuntungan-keuntungan perencanaan tata letak fasilitas -enurut 'ignjosoebroto, ())*$+, adalah $ .. -enaikkan output roduksi Biasanya suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran "output& yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, manhours yang lebih kecil, dan0atau mengurangi jam kerja mesin "machine hours&. (. -engurangi proses pemindahan bahan "material handling&

<ntuk merubah bahan baku menjadi produksi jadi, maka hal ini akan memerlukan aktivitas pemindahan "movement& sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu $ bahan baku, orang0pekerja, atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku akan sering dipindahkan dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi lainnya. Jelaslah bah1a memang aka nada korelasi antara tata letak pabrikdengan pemindahan bahan , sehingga pada proses desain layout akan selalu dikaitorientasikan guna memeberikan jarak pemindahan bahan seminimal mungkin. >. enghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin-mesin yang berlebihan, dan lain-lain,semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala pemborosanpemborosan ruangan ini dan berusaha untuk mengoreksinya. /. roses manufacturing yang lebih singkat Dengan memperpendek jarak antara operasi ssatu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka 1aktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ketempat yang lainnya dalam pabrik akan juga bisa diperpendek sehingga secara total 1aktu produksi akan dapat pula diperpendek. 1. Prinsi-.-rinsi- di dalam Peren,anaan #ata Letak +asilitas Beberapa prinsip di dalam perencanaan tata letak fasilitas menurut 'ignjosubroto ())*$ %> adalah $ .. rinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal. Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi yang lain, 1aktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan terssebut. #al ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya. (. rinsip aliran dari suatu proses kerja rinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal mungkin. Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik "back-tracking&, gerakan memotong cross-movement&, kemacetan "congestion& dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi.

>.

rinsip pemanfaatan ruangan ada dasaarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya.

1.! Analisa Pr/duk dan Analisa Pr/ses Suatu rancangan ataupun rencana tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam factor yang berpengaruh terhadap tata letak pabrik itu sendiri tidak berhasil dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu informasi data yang diperlukan disini ialah mengenai jenis0macam dan Aolume produk yang dibuat. Selain itu beberapa informasi tertentu yang menyangkut antara lain mengenai material dan proses manufacturing yang dipilih untuk pembuatan produk tersebut juga merupakan data yang cukup berarti didalam langkah a1al perencanaan tata letak pabrik. 9nalisa produk dan proses ini boleh dikatakan merupakan suatu aktivitas a1al dan menjadi landasan di dalam usaha merencanakan tata letask pabrik nantinya. 1.!.1 Analisa Pr/duk <ntuk maksud ini maka pelaksanaan dilakukan dengan jalan membuat suatu daftar komponen "part list&, yaitu suatu daftar yang lengkap mengenai komponenkomponen yang ada dalam suatu produk. 1.!.2 Analisa Pr/ses umum diketahui perubahan input yang berupa bahan baku menjadi output yang berupa produk jadi atau jasa yang dikehendaki akan memerlukan berbagai macam dan tahapan proses manufacturing. Dari hasil analisa proses tersebut maka kesimpulan yang diambil selanjutnya dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti production routing, operation list, atau process chart. 1." +l/0 Pr/,ess 1hart -enurut #adiguna dan Setia1an$ flo1 process chart adalah peta yang menggambarkan informasi yang diperlukan setiap komponen pembentukan sebuah produk lengkap dengan lebih terperinci. -enurut 'ignjosoebroto$())* 5euntungan utama dari penggambaran peta aliran proses ini adlah langkah-langkah proses baik yang bersifat

produktif "operasi dan inspeksi& ataupun tidak produktif "transportasi, menunggu, dan menyimpan& dari a1al sampai akhir kegiatan akan bisa diuraikan secara detail. 1.% Peren,anaan 'tasiun ker$a dan Peneta-an Luas Area )ang di2utuhkan 7ata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. engatturan ruangan disini berkaitan erat dengan luas area ynga dibutuhkan untuk mesin0peralatan produksi, penempatan material, keleluasaan operator untuk bergerak, dan lain-lain. Dalam perencanaan ruang yang diperlukan untuk beroperasinya mesin dan peralatan produksi lainnya, maka diperlukan kelonggaran "allo1ances& untuk ruangan antara mesin dan operator, 1ork in process storage, dan juga kelonggaran-kelonggaran yang ditujukan untuk mempermudah proses pemindahan bahan serta pera1atan "maintenance&.area untuk keperluan penyimpanan material harus juga diadakan dengan mendasarkan pada dimensi fisik dari material atau produk yang akan disimpan dan fasilitas pemindahan bahan yang akan disimpan dan fasilitas pemindahan bahan yang dioperasikan. 1.3 Group Technology Layout dan Cellular Manufacturing System -enurut 'ignjosoebroto, ())*$.2/. ada tipe product family atau group technology layout, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan ditempatkan dalam sebuah 3 manufacturing cell4. 5arena disini setiap kelompok produk "product family& akan memiliki urutan proses yang sama, maka akan menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi dalam proses manufakturingnya. 6fisiensi yang tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran aliran kerja.Sehingga dapat mempersingkat 1aktu proses produksi produk tersebut. Sistem manufaktur seluler menurut #adiguna dan setia1an $/. dideinisikan sebagai sebuah aplikasi ;7 yang melibatkan pengelompokan mesin berdasarkan komponen-komponen manufaktur yang dibuat sendiri. Sebuah sel manufaktur adalah sebuah kelompok mesin atau proses yang ditempatkan secara berdekatan dan berfungsi memproses sebuah part family. -enurut 'ignjosoebroto, ())* $.22 Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pengaturan tata letak fasilitas produksi tipe ini adalah $

.. Dengan adanya pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal (. Bintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material diharapkan lebih pendek bila dibandingkan tata letak berdasarkan fungsi atau macam proses 1.4 Pemindahan 2ahan emindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Berdasarkan perumusan yang dibuat oleh 9merican -aterial #andling Society "9-#S&, pengertian mengenai material handling adalah seni dan ilmu yang eliputi penanganan "handling&, pemindahan "moving&, pembungkusan0pengepakan "packaging&, penyimpanan "storing& sekaligus pengendalian0penga1asan "controlling& dari bahan atau material dengan segala bentuknya. roses pemindahan bahan merupakan satu hal yang penting karena aktivitas ini akan menentukan hubungan atau keterkaitan antara satu fasilitas dengan fasilitas produksi yang lain. Didalam menganalisa aktivitas pemindahan bahan "material& maka hal tersebut harus ditinjau terhadap frekuensi maupun jarak pemindahannya. engalaman praktis menunjukkan bah1a pengertian pemindahan material yang seminimal mungkin akan ditinjau dari segi frekuensi atau banyaknya aktivitas tersebut berlangsung, sedangkan jarak pemindahan "yang justru dalam hal ini lebih mempengaruhi oleh layout& tidak selalu menjadi dasar pertimbangan. 1.15 P/la Aliran -emindahan Bahan Pr/ses -r/duksi ada umumnya akan berpikir bah1a produktivitas yang tinggi akan dapat diperoleh dengan cara mengatur aliran produksi secara efektif dan efisien. Dengan aliran proses produksi maka disini akan diartikan sebagai aliran yang diperlukan untuk memindahkan elemen-elemen produksi "bahan baku0material, orang, parts, dan lain-lain& mulai dari a1al proses dilaksanakan sampai akhir proses menurut lintasan yang dianggap paling efisien. Selanjutnya perlu diketahui bah1asannya perencanaan yang baik dari aliran material ini akan mendatangkan banyak keuntungan-keuntungan, yaitu antara lain $ .. -enambah efisiensi dari proses produksi yang ada

(.

endayagunaan dari floor space yang lebih baik

>. 9ktivitas-aktivitas material handling akan berlangsung secara lebih sederhana /. endayagunaan fasilitas produksi secara lebih baik sehingga 1aktu menganggur "idle time& akan dapat dikurangi 2. -engurangi 1aktu pengerjaan dan in process in inventory +. endayagunaan tenaga kerja secara lebih efisien

%. -engurangi jarak perpindahan material dan juga kemacetan-kemacetan dalam lintasan produksi. Selain hal-hal yang disebut diatas maka yang tidak kalah pentingnya adalah bah1a aliran material yang direncanakan dengan baik akan merupakan landasan utama didalam perancangan tata letak pabrik yang efisien.

1.11

P/la Umum Aliran Bahan ola umum aliran bahan ditingkat departemen sangat tergantung pada tipe

departemennya atau tipe tata letak mesin yang diterapkan."#adiguna dan Setia1an&. ola aliran bahan dalam prose produksi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu straight line, serpentine atau Cig-Cag "S-shaped&, <-shaped, circular, dan !dd angle. 1.11.1 'traight Line ola aliran bahan berdasarkan pola garis lurus atau Straight line umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relative sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen-komponen atau beberapa macam production eDuipment. =amun, pola demikian memberikan konsekuensi penggunaan luas lantai yang cukup besar. ola aliran bahan ini akan memeberikan$ .. Jarak yang terpendek (. roses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir >. Jarak perpindahan bahan "handling distance& secara total akan lebih keccil karena jarak antara masing-masing mesin adalah yang sependek-pendeknya.

Gambar 2.1 Aliran Bahan Straight line

1.11.2 'e-rentine atau 6ig.7ag 8'.sha-ed9 ola aliran berdasarkan garis-garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. <ntuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini dapat mengatasi keterbatasab dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.

Gambar 2.2 Aliran Bahan zig-zag

1.11.3 U.'ha-ed ola aliran menurut <-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bah1a akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan a1al proses produksinya. #al ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah penga1asan unutk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. 9plikasi garis aliran bahan relative panjang, maka pola <-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunaka pola aliran bahan tipe CigCag.

Gambar 2.3 Aliran Bahan U-Shaped

1.11.

1ir,ular ola aliran berdasarkan bentuk lingkaran "circular& sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik a1al alilran produksi berlangsung. #al ini juga baik dipakai apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

Gambar 2.4 Aliran Bahan Circular

1.11.! :dd.Angle ola aliran berdasarkan !dd-9ngle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain. ada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi-kondisi seperti$ .. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan. (. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis. >. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.

/. Bilamana dikehendaki adanyapola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas produksi yang ada. !dd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan terasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.

Gambar 2.5 Aliran Bahan Odd-Angle

1.12

Peren,anaan dan Pengukuran Aliran Bahan engaturan departemen-departemen dalam sebuah pabrik "dimana fasilitas-fasilitas akan diletakkan dalam masing-masing departemen sesuai dengan

produksi

pengelompokannya& akan didasarkan pada aliran bahan "material& yang bergerak diantara fasilitas-fasilitas produksi atau departemen-departemen tersebut. <ntuk mengevaluasi alternative perencanaan tata letak departemen "department layout& atau tata letak fasilitasproduksi "facilities layout atau machine layout& maka diperlukan aktivitas pengukuran aliran bahan dalam sebuah analisa teknis. Salah satu analisa teknis yang biasa digunakan adalah analisa konvensional. 7eknik konvensional seringkali menghendaki kerja yang detail untuk membuat catatan fari gerakan perpindahan untuk seluruh operasi yang ada. Disini perpindahan bahan sedapat mungkin dikumpulkan, seperti$ .. @oute yang melukiskan arah lintasan dari perpindahan bahan (. Aolume atau berat dari bahan0material yang akan dipindahkan dan perpindahannya per satuan 1aktu >. Jarak perpindahan bahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya juga frekuensi

1.13

+r/m t/ 1hart

Didalam analisa kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasaarkan kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit satuan kuantitatif lainnya. Salah satu teknik konvensional yang sering dipakai dan berguna dalam proses perencanaan aliran bahan adalah Erom to ?hart. Erom to ?hart atau disebut pula sebagai 7rip EreDuency atau 7ravel ?hart adalah suatu teknik kopnvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Erom to ?hart akan menunjukkan total dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini. 1.1 ;ank :rder 1lustering 8;:19 9lgoritma @!? merupakan teknik pengelompokan yang dikenal cukup sederhana, efisien, dan efektif. 7eknik demikian cepat dalam menarik kesimpulan hasil pengelompokan yang secara simultan memperoleh sel mesin dan art Eamily. 7eknik demikian membutuhkan masukan dalam bentuk matriks beranggotakan bilangan biner ") atau .&. rinsip kerja teknik adalah mengonversi bilangan biner menjadi bobot ekuivalen dengan cara menyortir baris dan kolom. Iterasi dilakukan dengan mengurutkan nilai bobot ekuivalen terbesar hingga terkecil secara bergantian baris dan kolom. 9lgoritma lengkap @!? sebagai berikut$ Bangkah .. <ntuk baris mF.,(,G.,-Hhitung bobot ekuivalen cm melalui matriks bilangan biner mesin dan komponen. @umus untuk menghitung bobot ekuivalen sebagai berikut$
cm .apm apm !" atau 1#

<rutkan nilai bobot ekuivalen dari terbesar hingga terkecil, sehingga susunan baris berubah pula sesuai dengan pengurutan bobot ekuivalen. Bangkah (. <ntuk kolom pF ., (, G., H hitunglah bobot ekuivalen cm melalui matriks bilangan biner mesin dan komponen. @umus untuk menghitung bobot ekuivalen sebagai berikut$
rp .apm apm !" atau 1#

Bangkah >. 9pabila matriks mesin komponen hasil proses iterasi berhenti.

1.1!

Met/de H/llier

-etode #ollier menggunakan data from to chart perpindahan bahan antar fasilitas. -etode demikian tidak membutuhkan data dimensi fasilitas serta tidak memerlukan penetapan urutan a1al fasilitas atau mesin yang akan ditata letak. 9da dua metode #ollier, yaitu #ollier . dan #ollier (. penghitungan. erbedaan kedua metode hanyalah untuk mempermudah proses pengaturan urutan mesin atau efisiensi dalam proses

Anda mungkin juga menyukai