Anda di halaman 1dari 36

ALUR PENDERITA DEMAM

Anamnesa:
Riwayat Demam (kemungkinan infeksi, usia, status imunitas, riwayat bepergian, riwayat pemasangan alat, durasi dan pola demam, penyakit sebelumnya serta konsumsi obat sebelumnya , penyakit pada keluarga dan gejala-gejala lain) Cari dimana infeksinya? Adakah gejala Tr.Respiratorius? Adakah gejala Tr. Digestivus? Adakah gejala Tr. Urinarius? Adakah gejala Upper Respiratorius? Adakah gejala tonsillitis/laryngitis? Adakah luka/ulkus? Dst Leukosit >12000: Gram + Leukosit <5000/N: Gram-/Virus Eos: Parasit/Alergi Neutr: Bakteri Lymp: Gram -/virus Mono: virus

ADA
Penyebab?

TIDAK Pemeriksaan Fisik:


Hati, Limpa, Kelenjar limfe, Ikterik, Petekie (perdarahan lain), warna Urin, Gangguan Kesadaran

DEMAM TYPHOID DBD MALARIA


Keluhan abdomen Bradikardi relative Rose spot Widal Menggigil, Nyeri sendi Ptekie Perdarahan Hb, Ht Leuko Trombosit

LEPTOSPIROSIS
Nyeri otot betis Trombosit

Demam Berkeringat Anemia Splenomegali Parasit pada SD

Pengobatan sesuai diagnosis

Sumber:

PMK RI Nomor 5 Tahun 2013 Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia Kementrian Kesehatan RI

Reverensi:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013

Reverensi:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013

Reverensi:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013

PROTAB PEMBUATAN SLIDE DARAH MALARIA I. Alat dan Bahan I. 1. Alat 1. Spuit/tabung 2. Lancet 3. Object Glass I. 2. Bahan 1. Kapas Alkohol A. PENGAMBILAN SEDIAAN DARAH MALARIA o Untuk bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah dari ujung jari. o Bila menggunakan darah vena, sebaiknya darah yang digunakan adalah darah yang belum tercampur dengan anti koagulan (darah yang masih ada dalam spuit). SD harus segera dibuat sebelum darah membeku. o Bila menggunakan darah dengan anti koagulan harus segera dibuat SD malaria, karena bila sudah lebih dari 1 jam, jumlah parasit berkurang dan morfologi dapat berubah. o Untuk darah yang dimasukkan ke dalam tabung yang berisi anti koagulan, tabung tersebut harus diisi penuh dengan darah yang akan diperiksa. B. PEMBUATAN SEDIAAN DARAH MALARIA a. Jenis Sediaan Darah Untuk membuat SD malaria dibuat 2 jenis SD, yaitu sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis. Sediaan darah tebal Terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang terhemolisis. Parasit yang ada terkonsentrasi pada area yang lebih kecil sehingga akan lebih cepat terlihat di bawah mikroskop. Sediaan darah tipis Terdiri dari satu lapisan sel darah merah yang tersebar dan digunakan untuk membantu identifikasi parasit malaria setelah ditemukan dalam SD tebal. b. Pembuatan Sediaan Darah 1. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas. 2. Pilih jari tengah atau jari manis (pada bayi usia 6-12 bulan darah diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi <6 bulan darah diambil dari tumit). 3. Bersihkan jari dengan kapas alkohol untuk menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel pada jari tersebut. 4. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul di ujung jari. 5. Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku) secara cepat dengan menggunakan lancet. 6. Tetes darah pertama yang keluar dibersihkan dengan kapas kering, untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa alkohol. 7. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil object glass bersih (pegang object glass di bagian tepinya). Posisi object glass berada di bawah jari tersebut. 8. Teteskan 1 tetes kecil darah (+ 2l) di bagian tengah object glass untuk SD tipis. Selanjutnya 2-3 tetes kecil darah (+ 6l) di bagian ujung untuk SD tebal. 9. Bersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas. 10. Letakkan object glass yang berisi tetesan darah diatas meja atau permukaan yang rata. 11. Untuk membuat SD tipis, ambil object glassbaru (object glass kedua) tetapi bukan cover glass. Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai darah tersebut menyebar sepanjang object glass. 12. Dengan sudut 45 derajat geser object glass tersebut dengan cepat ke arah yang berlawanan dengan tetes darah tebal, sehingga didapatkan sediaan hapus (seperti bentuk lidah).

13. Untuk SD tebal, ujung object glass kedua ditempelkan pada ke tiga tetes darah tebal. Darah dibuat homogen dengan cara memutar ujung object glass searah jarum jam, sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm. 14. Pemberian label/etiket pada bagian ujung object glass dekat sediaan darah tebal, bisa menggunakan kertas label atau object glass frosted. Pada label dituliskan KODE/INISIAL NAMA/TANGGAL PEMBUATAN. 15. Proses pengeringan SD harus dilakukan secara perlahan-lahan di tempat yang datar. Tidak dianjurkan menggunakan lampu (termasuk lampu mikroskop), hair dryer. Hal ini dapat menyebabkan SD menjadi retakretak sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Kipas angin dapat digunakan untuk mengeringkan SD. 16. Selama proses pengeringan, SD harus dihindarkan dari gangguan serangga (semut, lalat, kecoa dll), debu, panas, kelembaban yang tinggi dan getaran. 17. Setelah kering, darah tersebut harus segera diwarnai. Pada keadaan tidak memungkinkan selambatlambatnya dalam waktu 24 jam SD harus sudah diwarnai.

Reverensi: Pedoman Teknis Pemeriksaan Malaria Kementrian Kesehatan RI 2011

PROTAP PEWARNAAN SEL DARAH MALARIA

Pewarnaan Sediaan Darah


I. Alat dan Bahan 1.1 Alat yang digunakan antara lain: 1. rak pewarna

2. object glass yang sudah terdapat sediaan darah tipis dan tebal 3. Spuit : untuk persiapan reagen

4. Pipet tetes : untuk persiapan reagen


5. Pinset 6. Stening jar : untuk penjepit obyek glass : tempat menaruh larutan pewarna giemsa

1.2 Bahan yang digunakan antara lain: 1. Methanol: berfungsi memfiksasi hapusan darah supaya sel darah merah utuh tidah rusak/lisis 2. giemsa stock: Pewarna pada sel darah yang diperiksa

3. lar. Buffer pro giemsa (bpg) : untuk mempertahankan pH Giemsa 4. Aquades: untuk melisiskan sel darah merah pada tetes tebal dan membilas terakhir pada proses pewarnaan
II. Pewarna Giemsa

1) SD tipis yang sudah kering difiksasi dengan methanol. Jangan sampai terkena SD tebal. 2) Letakkan pad rak pewarna dengan posisi darah berada di atas. 3) Siapkan 3% larutan Giemsa dengan mencampur 3 cc giemsa stock dan 97cc larutan buffer. 4) Tuang larutan Giemsa 3% dari tepi hingga menutupi seluruh permukaan object glass. Biarkan selama 30-45 menit. 5) Tuangkan aquades secara perlahan-lahan dari tepi object glass sampai larutan Giemsa yang terbuang menjadi jernih. Angkat dan keringkan SD. Setelah kering, SD siap diperiksa. 6) Pada keadaan darurat dapat dipakai pewarnaan cepat dengan perbandingan 2 tetes giemsa stock ditambah 1 ml larutan buffer selama 15 menit. Dalam hal ini pewarnaan standar tetap dilakukan.

Reverensi: Pedoman Teknis Pemeriksaan Malaria Kementrian Kesehatan RI 2011

Sumber: Buku pedoman Petunjuk Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria KEMENKES RI 2011

Mengetahui, Kep. Seksi Malaria Kab.

........................................, 20.... Kep. Laboratorium Kabupaten

( .................................. )

( ................................................. )

Pasien tersangka malaria dirujuk ke Puskesmas rujukan Kecamatan Campaka Putih atau Gambir

Rumah Sakit Rujukan Malaria: RSPAD GATOT SUBROTO

Sumber: KMK RI No. 275 tahun 2007

ALUR PELAPORAN
Ditjen PPM & PLP Subdit Malaria

Balai Labkesda Propinsi

Dinas Kesehatan Propinsi

Rumah Sakit

Suku Dinas Kesehatan Kota

Rumah Sakit

Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kelurahan Puskesmas Keliling

Dokter Bidan Praktik Swasta

Kader

DOKUMENTASI SOSIALISASI PROMOSI MALARIA LINTAS PROGRAM

DOKUMENTASI SOSIALISASI PROMOSI MALARIA LINTAS SEKTOR

DOKUMENTASI SOSIALISASI PROMOSI MALARIA KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN DALAM GEDUNG

PENYULUHAN LUAR GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai