Anda di halaman 1dari 25

14

BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL PT. ARKONIN menyediakan berbagai layanan dalam bidangnya di manajemen konstruksi mulai dari perencanaan, desain, dan rekayasa yang berkontribusi terhadap semua aspek program konstruksi bangunan. Adapun fungsi dari manajemen konstruksi adalah perencanaan, mengorganisasi, staffing, mengarahkan dan mengontrol secara system pada suatu proyek agar tercapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini unit yang diambil dalam proyek ini adalah system proteksi pada gedung bertingkat tinggi, yaitu Safety Lift. Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Karena komponennya yang tidak terlihat, banyak orang tidak tahu bagaimana cara kerja dari lift dan takut untuk menggunakannya. Serta banyak yang bertanya bagaimanakah lift bekerja dan proteksi jika terjadi gangguan dalam keadaan darurat. Selama menjalani PKL, banyak mendapat ilmu dan materi tentang lift. Dapat dipahami bahwa sebuah system lift mempunyai banyak peralatan safety. Sehingga pengguna lift tidak perlu panik atau khawatir saat menaiki lift, karena dalam keadaan darurat pun lift sudah mempunyai system safety yang mendukung.

Struktur Organisasi Proyek MSIG Tower

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Arkonin di Proyek MSIG Tower

3.2

Uraian Praktik Kerja Lapangan

Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung perkantoran yang memiliki 49 lantai, terdiri dari 1 basemen, 47 lantai ruang office dan 2 lantai ME. MSIG dibangun oleh kontraktor utama PT MURINDA, dan terdapat banyak subkontraktor juga yang terlibat dalam proses pembangunan gedung ini. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT ARKONIN, kami berada pada posisi manajemen konstruksi pembangunan Gedung MSIG Tower. Disini posisi manajemen konstruksi adalah mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, apakah sesuai dengan RKS yang sudah dibuat dan sesuai dengan standar prosedur keamanan.Tahapan pertama yang dilakukan adalah proses pengenalan. Proses pengenalan yang dimaksud adalah mempelajari pekerjaan apa saja yang sedang berjalan dan mengetahui struktur organisasi PT ARKONIN di proyek MSIG Tower ini. Di proyek ini terdapat 4 divisi yaitu : Divisi Struktur, Divisi Arsitektur, Divisi Mekanikal Elektrikal. Setelah mengetahui struktur organisasi dan ruang lingkup kerja, akhirnya kami ditempatkan pada posisi ME (Mekanikal Elektrikal). Di bidang ME ini, terbagi menjadi enam bidang yaitu : Elektrikal, Elektronik, VAC ( Ventilation and Air Conditioner ) Fire Fighting, Lift dan Plumbing. Tahap kedua, kami mempelajari semua bidang pada mekanikal dan elektrikal ini. Mulai dari elektrikal, kami mempelajari perancangan single line diagram untuk system elektrikal digedung ini, membaca simbol-simbol yang ada. Hingga tahap ketiga, terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan mengecek pekerjaan elektrikal. Sama halnya dengan bidang elektronik, VAC, fire fighting, lift dan plumbing. Setelah beberapa minggu kami mempelajari dan terjun ke lapangan pada semua bidang ME. Saya tertarik untuk menjadikan lift sebagai bahan materi untuk laporan PKL. Karena tertarik pada bidang lift, kegiatan pun saya fokuskan pada pekerjaan lift di Gedung MSIG Tower. Lift di gedung ini adalah lift dengan teknologi terbaru, sehingga menarik untuk dibahas pada laporan nanti. Tapi, kami

tetap bekerja dan mempelajari semua bidang di ruang lingkup ME karena menarik untuk kami ketahui. 3.3 Pembahasan Hasil PKL

Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung perkantoran yang terdiri dari 49 lantai. Dimana 47 lantai terpakai untuk ruang office dan 2 lantai lagi untuk peralatan gedung. MSIG Tower dibangun oleh kontraktor utama PT MURINDA, dan banyak subkontraktor serta NSC (Nominated Sub Contractor) juga yang terlibat dalam proses pembangunan. Dan pihak yang mengerjakan system lift di gedung ini adalah pilihan langsung dari owner, yaitu PT BERCA SCHINDLER LIFTS.

3.3.1 Sistem Lift di MSIG Tower Di MSIG Tower, terdapat 18 buah lift. Untuk mempermudah penggunaan dan maintenance nantinya, lift dibagi menjadi beberapa area atau zone. Di gedung ini lift dibagi menjadi 4 area, yaitu :

Gambar 3.2 Denah lokasi lift di Gedung MSIG Tower

1. Area Low ( Low Zone ) Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 5 buah lift untuk penumpang (passenger lift) dan 1 buah lift khusus (executive). Lift untuk area ini melayani opening dimulai dari Ground Floor sampai lantai 20. Kecuali lift executive, opening dimulai dari basement, ground floor sampai lantai 20. Lift Machine Room / Ruang mesin lift untuk area ini terdapat dilantai 22, dimana lantai 21 digunakan sebagai over run / space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya. 2. Area Upper Low ( Upper Low Zone ) Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 21 sampai dengan lantai 27. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat dilantai 29, dimana lantai 28 digunakan sebagai over run / space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya. 3. Area Mid ( Mid Zone ) Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 28 sampai dengan lantai 35. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat dilantai 37, dimana lantai 36 digunakan sebagai over run / space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya. 4. Area High ( High Zone ) Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 4 lift untuk penumpang, 1 lift service (maintenance) dan 1 lift executive. Lift penumpang untuk area ini melayani opening dimulai hanya dari ground floor, lantai 36 sampai dengan lantai 47. Sedangkan lift lainnya, yaitu executive melayani opening

dimulai dari Basement, Ground floor dan langsung ke lantai 36 bisa terbuka sampai dengan lantai 47. Khusus untuk lift service melayani opening dimulai dari basement, ground floor dan disetiap lantai bisa terbuka sampai dengan lantai 48 yaitu main roof dimana tempat komponen komponen gedung seperti pompa hydrant, gondola dan lainnya berada. Ruang mesin lift area high zone ini terdapat di lantai 49, dimana lantai 48 digunakan sebagai over run atau space yang berguna untuk maintenance. Terkecuali untuk lift service, ruang mesin berada dilantai 50 atau top roof, karena lift ini dapat mencapai lantai 48 sehingga lantai 49 berguna sebagai space ruangan untuk maintenance lift.

3.3.2 Instalasi Lift Selama masa PKL, instalasi lift di MSIG Tower masih terus berjalan. Oleh karena itu, dapat melihat langsung dan mempelajari tahapan tahapan instalasi lift. Ada beberapa tahapan instalasi lift, sebelum akhirnya bisa selesai dan dipergunakan, yaitu : 1. Penarikan Plumb

Gambar 3.3 Penarikan plumb merupakan tahapan awal instalasi lift Plumb adalah tali baja yang berfungsi untuk mengukur kelurusan rel, penarikan plumb di mulai dari bawah ruang mesin sampai ke ruang pit. Pada tahap pertama ini ada beberap proses juga didalamnya. a. Penarikan garis AS lift, untuk mentukan titik tengah lift, sebelum diadakan penarikan plumb. b. Pemasangan porstep, sebagai pijakan untuk pemasangan template. c. Pemasangan sapot di bawah (pit) sebagai dudukan template d. Pemasangan template (sebagai setting plumb) e. Kemudian baru dilakukan penarikan plumb 2. Pemasangan Grik

Gambar 3.4 Pemasangan grik di ruang pit Grik adalah kerangka sebagai pemandu atau guide untuk pemasangan rel agar lurus.

a. Setelah selesai penarikan plumb, dan sudah ditemukan titik titik pertemuannya. Kemudian dipasang Grik. b. Grik disetting atau dirangkai terlebih dahulu, sehingga hanya perlu dipasang diatas sapot diruang pit. c. Grik terdiri dari 2 bagian, grik untuk rel car, dan grik untuk rel counterweight.

3. Pemasangan False Car

a. False car adalah alat bantu yang digunakan selama proses instalasi lift diruang hoistway. False car berbentuk seperti gondola. b. Pemasangan false car dimulai dari ruang pit, false digunakan juga untuk memasang main rel car dan counterweight.

4. Pemasangan Rel

Gambar 3.5 Pemasangan rel di ruang hoistway Rel adalah jalur untuk car, counterweight, dan pintu. a. Pemasangan main rel, dimulai dari bawah ruang mesin sampai dua lantai sebelum ruang pit, karena disisakan untuk pemasangan false car. b. Setelah pemasangan main rel dan false car, kemudian dilanjutkan pemasangan rel untuk counterweight dan pintu dalam lift.

5. Pemasangan Pintu, Car dan komponen diruang hoistway 6. Pekerjaan di ruang mesin. 7. Setelah komponen selesai terpasang semua, false car

dibongkar. 8. Kemudian lift dicoba dengan sistem slow speed dibarengi dengan pemeriksaan dan finishing. 9. Jika dengan slow speed lift sudah berfungsi dengan baik, maka diadakan tes dalam keadaan normal (yang seharusnya lift bekerja).

3.3.3. Safety device pada lift di gedung MSIG Tower Lift adalah alat transportasi vertikal yang sangat dibutuhkan di dalam gedung bertingkat tinggi / high rise building. Lift berguna untuk

mengantarkan penumpang menuju lantai yang diinginkan dengan waktu yang relatif singkat. Karena sangat dibutuhkan, tentunya lift mempunyai kerja yang berat. Oleh karena itu, didalam sistem lift harus mempunyai proteksi dan kontrol yang canggih, demi menjaga keamanan para penumpang. Terlebih sebuah sistem lift hampir tidak terlihat sama sekali oleh para penumpang, sehingga masih banyak orang yang bertanya - tanya dan takut untuk menaiki lift. Di MSIG Tower, safety lift sudah sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan untuk sebuah sistem lift pada gedung tingkat tinggi. Safety lift pada gedung ini, didukung oleh komponen komponen yang saling terkoneksi, sehingga menjadi sebuah sistem yang komplek dan handal untuk memproteksi lift dalam segala hal. Komponen safety lift dibagi menjadi 4 bagian, berdasarkan penempatan pemasangannya. Yaitu : 1. Safety di ruang mesin ( machine room ) 2. Safety di ruang luncur ( hoistway ) 3. Safety di car / kereta 4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai

Gambar 3.6 Diagram alir komponen komponen safety yang saling terkoneksi

Gambar diatas adalah detail diagram alir komponen safety lift yang saling terhubung menjadi sebuah sistem. Komponen itu terdiri dari : 1. Safety di ruang mesin ( machine room ) Di ruang mesin di dalamnya terdapat banyak komponen komponen safety lift, yaitu :

a.

Governor

Gambar 3.7 Governor di ruang mesin Alat yang bekerja dengan cara mendeteksi kecepatan, dimana jika kecepatan lift melebihi batas batas yang telah ditentukan. Secara otomatis governor akan bekerja dan kereta akan berhenti secara elektrik dan mekanik. Yang dimaksud secara mekanik adalah, governor ini akan terhubung dengan komponen lain yaitu safety gear, yang akan mengunci car pada rel. Sehingga car dapat berhenti. b. Circuit Breaker / Main Switch

Gambar 3.8 Circuit Breaker di ruang mesin Untuk memutus aliran listrik dari panel induk ke panel kontrol lift, jika terjadi overcurrent, untuk menjaga komponen yang berada di ruang mesin seperti panel kontrol maupun panel konverter.

c. Intercom

Gambar 3.9 Intercom di ruang mesin Biasanya terletak di ruang mesin (pada lokasi yang mudah dicapai) dan juga terletak di car, yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara car, kamar mesin ( Machine Room ) dan ruang kontrol gedung.
d. Stop pit

Gambar 4.0 Stop pit di ruang mesin Tombol untuk memberhentikan lift, biasanya ada di ruang mesin pada panel kontrol dan pada ruang hoistway paling bawah atau pit. Digunakan untuk maintenance ataupun keadaan darurat.

e. Seismic switch / Earthquake sensor

Gambar 4.1 Seismic Switch di ruang mesin Alat safety untuk mendeteksi getaran gempa, jika terjadi gempa maka perangkat ini akan mengirimkan input ke panel control sehingga semua lift akan berhenti ke lantai terdekat dan berhenti bekerja. Alat ini diletakkan pada ruang mesin.
f. ARD ( Automatic Rescue Device )

Gambar 4.2 ARD di ruang mesin ARD adalah komponen optional atau tambahan, yang berfungsi untuk membackup suplai sumber listrik. Apabila listrik dari PLN padam dan suplai dari Genset belum bekerja, maka ARD akan bekerja menjalankan lift ke lantai terdekat. ARD hanya bisa digunakan sekali, setelah sampai pada lantai terdekat lift otomatis akan mati. Lift akan normal kembali setelah sumber dari PLN atau Genset sudah bekerja. ARD terdiri dari Panel Konverter dan baterai baterai yang

otomatis akan terisi ketika sumber dari PLN bekerja, dan akan bekerja membackup sistem lift ketika sumber listrik dari PLN padam. Panel konverter pada ARD berfungsi untuk mengubah tegangan dari baterai (DC) menjadi tegangan AC dan menstep-up tegangan tersebut sesuai dengan kebutuhan sistem lift. Di MSIG Tower, ARD mempunyai 6 buah baterai. Masing-masing mempunyai kapasitas 12V/150Ah, baterai tersebut dikoneksikan secara seri.

Gambar 4.3 Batere ARD di ruang mesin 2. Safety di ruang luncur ( hoistway ) Selain di ruang mesin, komponen safety lift juga banyak terdapat di ruang luncur atau hoistway. Diantaranya : a. Final Limit

Gambar 4.4 Final limit menempel di rel utama car

Ada dua jenis sakelar batas lintas yaitu untuk membalik arah (direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di guide rel kereta, dipasang dibagian paling bawah dan diatas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta / car tidak menabrak pit atau lantai ruang mesin. b. Buffer

Gambar 4.5 Buffer yang berada di ruang hoistway Terletak di dua tempat dan berjumlah 4 buah, yaitu : 2 untuk kereta dan 2 untuk beban pengimbang (counterweight). Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan counterweight pada saat jatuh atau terjun bebas. c. Level limit switch / bendera

Gambar 4.6 Bendera dipasang pada rel utama Dipasang di rel car yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian car pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door)

3.

Safety di car / kereta

Ada banyak komponen safety yang pemasangannya menempel di car, karena car adalah tempat dimana penumpang berada dan mempunyai beban yang berat. a. Weighing device / sensor berat

Gambar 4.7 Weighing Device Pendeteksi beban pada kereta, jika beban berlebih maka alarm akan aktif dan pintu tetap terbuka sehingga lift tidak akan bekerja. b. Emergency Exit di ruang car

Gambar 4.8 Emergency Exit Pintu yang berfungsi untuk evakuasi penumpang lift dalam keadaan darurat.

c. Emergency exit switch

Gambar 4.9 Emergency Exit Switch Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan. d. Safety Gear

Gambar 5.0 Safety Gear Mekanisme penggerak alat pengaman ( safety device ) dibawah kereta yang dihubungkan dengan governor di ruang mesin. Berfungsi

untuk menahan atau memaksa kereta berhenti secara paksa jika overspeed ke bawah (dalam keadaan darurat). e. Door lock switch

Gambar 5.1 Door lock switch Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi, pintu hanya dapat terbuka setelah lift berhenti.

4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai Safety di luar ruang luncur atau di hall hanya ada satu, yaitu a. Fire lift switch

Gambar 5.2 Fire lift switch Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktifkan fireman control dan memberi tanda bahwa terjadi

kebakaran. Jika diaktifkan lift akan turun semua ke ground floor dan berhenti beroperasi.

3.3.4. Safety lift pada gedung MSIG Tower Setelah semua komponen safety terpasang, semuanya akan terkoneksi menjadi sebuah sistem safety yang handal dan mampu memproteksi kerja lift. Keseluruhan sistem safety device bisa ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah ini.

Gambar 5.3 Keseluruhan sistem safety lift

Jika dijabarkan ada beberapa sistem safety lift yang diterapkan di MSIG Tower, yaitu : a. Safety terhadap gangguan listrik / listrik padam Gangguan listrik atau listrik padam merupakan masalah yang sangat sering terjadi pada sebuah sistem lift. Tapi hal ini bisa diatasi dengan alat safety bernama ARD ( Automatic Rescue Device ). Seperti sudah dijelaskan tadi, bahwa ARD akan membackup suplay listrik lift jika sumber dari PLN padam. ARD akan menggerakan lift menuju lantai terdekat, tetapi ARD hanya bisa digunakan sekali. Jadi ketika lift sudah berhenti di lantai terdekat dan pintu terbuka, setelah itu lift akan berhenti beroperasi dan menunggu sumber dari genset atau PLN hidup kembali. Berikut adalah gambar dari ARD

Gambar 5.4 Panel ARD dan Baterai ARD

b. Safety jika rope / tali sling putus Masalah yang paling berbahaya saat lift beroperasi adalah tiba-tiba tali sling putus, dan car meluncur deras ke ruang pit.

Tentunya ini bisa mencederai penumpang, oleh karena itu hal ini harus dicegah. Safety lift jika tali sling putus adalah dengan menggunakan komponen governor, safety gear dan buffer. Dimana keduanya saling terkoneksi. Pada saat tali sling putus, maka car akan meluncur bebas ke bawah dengan kecepatan yang tidak normal. Berbarengan dengan meluncurnya car, governor akan mendeteksi overspeed tersebut. Setelah mendeteksi, governor akan memutus aliran listrik. Sehingga motor akan berhenti atau mengunci, karena rem pada motor mempunyai default aktif. Jadi apabila tidak ada listrik / ada masalah maka rem motor akan selalu mengerem. Rem hanya akan lepas apabila ada perintah / daya listrik yang mengalir. Setelah memutus aliran listrik, governor juga

memberhentikan lift secara mekanik, dengan cara memerintahkan safety gear untuk mengunci car pada rel. Sehingga car akan berhenti secara paksa atau menguncinya. Namun jika kedua alat itu gagal beroperasi, dibawah sebelum ruang pit sudah ada buffer. Buffer berguna untuk meredam guncangan saat car gagal terkunci dan meluncur ke ruang pit. Dengan begitu resiko cedera penumpang di dalam car sangat sedikit.

Gambar 5.5 Buffer adalah safety device terakhir yang berperan jika tali sling putus

c. Safety jika terjadi kebakaran Jika terjadi kebakaran, maka semua lift secara otomatis akan turun ke ground floor dan berhenti beroperasi. Di luar ruang lift / hall juga terdapat fire lift switch yang jika diaktifkan akan memberhentikan semua kerja lift dan turun ke lantai ground floor. Dalam keadaan darurat saat terjadi kebakaran, akan ada satu lift yang berfungsi untuk evakuasi, yaitu lift service. Instalasi lift service ini sudah menggunakan kabel FRC (Fire Resistance Cable) yang masih mampu bekerja dalam keadaan terbakar sekalipun.

Gambar 5.6 Fire lift switch yang terdapat di hall lift

d. Safety jika terjadi gempa Safety yang tidak kalah penting adalah jika terjadi gempa bumi, maka apa respon terbaik untuk lift yang sedang bekerja. Sistem safety lift pada MSIG Tower dilengkapi dengan seismic switch atau earthquake sensor yaitu alat yang berfungsi mendeteksi adanya getaran gempa. Saat terjadi getaran gempa, maka alat tersebut akan bekerja

dengan cara mengirimkan input ke panel kontrol lift diruang mesin, dan kemudian memerintahkan motor untuk menurunkan semua lift ke lantai terdekat dan berhenti beroperasi. Seismic switch berada di setiap ruang mesin lift dan menempel di tembok.

Gambar 5.7 Seismic switch

3.4

Identifikasi kendala yang dihadapi Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. ARKONIN, banyak

pengetahuan yang saya dapat. Dimana dalam sebuah tahapan pekerjaan di proyek, harus melalui prosedur yang benar dan sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat syarat) yang sudah dibuat dan disetujui. Dimana antara kontraktor dan pihak MK (Manajemen Konstruksi) harus mempunyai komunikasi yang baik, demi membangun sebuah sistem yang baik dan sesuai standar. Sehingga apa yang dipasang, sesuai dengan apa yang tertulis di RKS dan memenuhi standar keamanan. Selama PKL juga memahami struktur organisasi suatu proyek, dan mengerti akan pentingnya keberadaan MK dalam sebuah proyek besar.

Sehingga MK diwajibkan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas bahkan lebih dibanding pihak kontraktor. Di lapangan kita juga dituntut mampu bekerja dalam suatu tim, karena banyak hal yang saling berkaitan. Sehingga kita akan berkomunikasi dengan banyak orang. 3.4.1. Kendala pelaksanaan tugas Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas tidaklah banyak. Pada suatu system safety lift tidak terlalu banyak masalah, karena lift tidak banyak terlibat dengan pekerjaan lain disuatu proyek. Lift mempunyai area pekerjaan sendiri dan terpisah dari lainnya. Namun masalah itu tetap ada, diantaranya : a. Ruang pit pada shaft lift banjir, sehingga tidak ada pekerjaan instalasi atau tertunda untuk membersihkan air terlebih dahulu. Maka progress project pun berjalan lambat. b. Ruang shaft / Ruang mesin belum ada penerangan atau sumber listrik, sehingga pekerjaan belum bisa dilakukan.

3.4.2. Cara mengatasi kendala Cara mengatasi kendala yang terjadi selama proses instalasi lift adalah berkoordinasi dengan pihak kontraktor, yaitu PT BERCA SCHINDLER LIFTS. Koordinasi diperlukan agar mereka mencari solusi dari masalah yang terjadi di lapangan, sehingga pekerjaan tetap bisa berjalan baik dan progress pun berlanjut. Dan pihak kontraktor diwajibkan membuat laporan harian, dari pekerjaan yang mereka lakukan dalam satu hari. Dimana laporan harian itu nanti akan menjadi data, sebagai acuan kemajuan progress pengerjaan instalasi lift.

Anda mungkin juga menyukai