Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1. Proses Produksi Benda Kerja
Proses pembubutan Pre Stock Valve Spring yang dilakukan tidak sampai pada
hasil akhir atau terbentuknya menjadi piston rem tetapi proses yang dilakukan hanya
3 tahap saja, yaitu pengurangan diameter benda kerja dari 38 mm menjadi 25 mm
sepanjang 111 mm, perataan tepi benda kerja dari 111 mm menjadi 106 mm, dan
pengurangan diameter benda kerja dari 25 mm menjadi 15 mm sepanjang 31 mm.
Bahan yang digunakan dalam proses produksi terbuat dari besi St 60 dan mata pisau
yang digunakan terbuat dari HSS (High Strength Steel) yang pengerjaannya
dilakukan dengan menggunakan mesin bubut. Proses produksi benda kerja dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Benda Kerja Awal
Setup Mesin
Pembubutan diameter dari 38
mm menjadi 25 mm
Perataan tepi benda kerja dari
111 mm menjadi 106 mm
Pembubutan diameter dari 25
mm menjadi 15 mm
Benda Kerja Akhir

Gambar 4.1. Blok Diagram Proses Produksi Master Product
Proses produksi benda kerja sebelum dan sesudah pembubutan dapat dilihat
pada tahapan-tahapan berikut:
1. Mengurangi Diameter benda kerja bagian luar sebesar 38 mm menjadi 25 mm
sepanjang 142 mm.
Input : d = 38 mm Output : d = 25 mm
Gambar 4.1. Benda Kerja Sebelum dan Sesudah Proses Pengurangan Diameter
Bagian Luar









111 mm
2. Meratakan permukaan sisi tepi benda kerja dari 111 mm menjadi 106 mm
sepanjang 5 cm.
Input: panjang = 111 mm Output: panjang = 106 mm
Gambar 4.2. Benda Kerja Sebelum dan Sesudah Perataan Sisi Tepi Benda
Kerja

3. Mengurangi diameter bagian tengah benda kerja dari 25 mm menjadi 15 mm
sepanjang 31 mm.
Input: d = 25 mm Output: d = 15 mm
Gambar 4.3. Benda Kerja Sebelum dan Sesudah Proses Pengurangan
Diameter Bagian Tengah
4.2. Perhitungan Laju Pemotongan
4.2.1. Perhitungan Laju Pemotongan Secara Teori
Perhitungan laju pemotongan secara teori dilakukan apabila nilai dari laju
pemotongan (V) diketahui, diketahui bahwa nilai V adalah 34 m/mnit. Adapun rumus
yang digunakan adalah :

a


Dimana:
V = Laju pemotongan (m/mnt)
do = Diameter awal benda kerja (mm)
dt = Diameter akhir benda kerja (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
1. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap pertama yaitu pengurangan diameter
dari 38 mm menjadi 25 mm sepanjang 111 mm.
V
a x

x n
1000

34
3,14 x

mm x n rpm
1000

34
3,14 x mm x n rpm
1000


Nilai n digunakan untuk mencari nilai Laju Pemotongan (V) yaitu :
V
a x

x n
1000

V
3,14 x

mm x rpm
1000

Jadi, laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter secara teori dari
38 mm menjadi 25 mm sepanjang 111 mm adalah m/menit.
2. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap perataaan tepi benda kerja dari 111 mm
menjadi 106 mm sepanjang 5 mm.
34
a x

x n
1000

34
3,14 x 108,5 mm x n rpm
1000

rpm
Nilai n digunakan untuk mencari nilai Laju Pemotongan (V) yaitu :
V
a x

x n
1000

V
3,14 x

mm x 99,79 rpm
1000

Jadi, laju pemotongan untuk tahap perataan tepi benda kerja secara teori
dari 111 mm menjadi 106 mm sepanjang 5 mm adalah 33.99 m/menit

3. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter benda kerja dari
25 mm menjadi 15 mm sepanjang 31 mm.
34
a x

x n
1000

34
3,14 x 20 mm x n
1000

n
Nilai n digunakan untuk mencari nilai Laju Pemotongan (V) yaitu :
V
a x

x n
1000

V
3,14 x mm x rpm
1000

Jadi, laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter benda kerja
secara teori dari 25 mm menjadi 15 mm adalah m/menit.
4.2.2. Perhitungan Laju Pemotongan Secara Aktual
Laju pemotongan benda kerja secara aktual dengan menggunakan mesin
bubut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
V
a x d x n
1000

Di mana:
V = Laju pemotongan (m/min)
d = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
1. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap pertama yaitu pengurangan diameter
dari 38 mm menjadi 25 mm sepanjang 111 mm.
Untuk
Maka,
V
a x d x n
1000

V
3,14 x 31,5 mm x 190 rpm
1000

V
m
menit

Jadi, laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter dari 38 mm
menjadi 25 mm sepanjang 111 mm adalah m/menit
2. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap perataan tepi benda kerja dari 111 mm
menjadi 106 mm sepanjang 5 mm.
Untuk
Maka,
V
a x d x n
1000

V
3,14 x 108 mm x 190 rpm
1000

V
m
menit

Jadi, laju pemotongan untuk tahap perataan tepi benda kerja dari 110 mm
menjadi 106 mm sepanjang 5 mm adalah /menit.
3. Perhitungan laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter benda kerja dari
25 mm menjadi 15 mm sepanjang 31 mm.
V
a x

x 190
1000

V
3,14 x 20 mm x 190 rpm
1000

V

menit

Jadi, laju pemotongan untuk tahap pengurangan diameter benda kerja
secara teori dari 25 mm menjadi 15 mm sepanjang 31 mm adalah m/menit

4.3. Pemotongan Tingkat Pemotongan Material
4.3.1. Perhitungan Tingkat Pemotongan Material Secara Teori
Adapun tingkat pemotongan material dapat dihitung secara horizontal dan
vertikal. Sedangkan feed rate diatur pada kecepatan E-7, dimana sesuai tabel pada
mesin bubut yang digunakan adalah 0,098/0.027, artinya 0,098 mm/putaran untuk
proses horizontal dan 0,027 mm/putaran untuk proses vertikal.
Adapun perhitungan tingkat pemotongan material dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
= Tingkat pemotongan material (

)
= Penampang geram sebelum terpotong (mm)
= Laju pemotongan (m/menit)
Dimana untuk mencari penampang geram sebelum terpotong dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
a = Kedalaman pemotongan (mm)
= Gerak makan (mm/putaran)
Adapun tahap perhitungan tingkat pemotongan material adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pertama yaitu untuk perhitungan tingkat pemotongan material diameter
dari 38 mm menjadi 25 mm sepanjang 111 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,

33,99


2. Tahap kedua yaitu untuk perhitungan tingkat perataaan tepi panjang material dari
111 mm menjadi 106 mm sepanjang 5 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,

33,99


3. Tahap ketiga yaitu untuk perhitungan tingkat pemotongan diameter material dari
25 mm menjadi 15 mm spanjang 31 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,

33,99



4.3.2. Perhitungan Tingkat Pemotongan Material Secara Aktual
Adapun tingkat pemotongan material dapat dihitung secara horizontal dan
vertikal. Sedangkan feed rate diatur pada kecepatan E-7, dimana sesuai tabel pada
mesin bubut yang digunakan adalah 0,098/0.027, artinya 0,098 mm/putaran untuk
proses horizontal dan 0,027 mm/putaran untuk proses vertikal.
Adapun perhitungan tingkat pemotongan material dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
= Tingkat pemotongan material (

)
= Penampang geram sebelum terpotong (mm)
= Laju pemotongan (m/menit)
Dimana untuk mencari penampang geram sebelum terpotong dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
a = Kedalaman pemotongan (mm)
= Gerak makan (mm/putaran)
Adapun tahap perhitungan tingkat pemotongan material adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pertama yaitu untuk perhitungan tingkat pemotongan material diameter
dari 38 mm menjadi 25 mm sepanjang 111 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,


2. Tahap kedua yaitu untuk perhitungan tingkat perataaan tepi panjang material dari
110 mm menjadi 106 mm sepanjang 5 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,

64,


3. Tahap ketiga yaitu untuk perhitungan tingkat pemotongan diameter material dari
25 mm menjadi 15 mm sepanjang 31 mm sebagai berikut:
Dimana:
V m/menit
a = 1 mm
Sehingga,


Maka,

11,932




4.4. Perhitungan Waktu Produksi
Waktu Produksi terdiri atas dua, yaitu waktu produktif dan waktu non
produktif.
1. Waktu Produktif
Untuk perhitungan kecepatan makan horizontal yaitu sebagai berikut:
V
IHorizontal
I
Horizontal
x n
V
IHorizontal
0,098 mm/putaran x rpm
V
IHorizontal
m/menit
Untuk perhitungan kecepatan makan vertikal yaitu sebagai berikut:
V
IVertikal
I
Vertikal
x n
V
IVertikal
0,027 mm/putaran x 190 rpm
V
IVertikal
m/menit
Adapun waktu pemotongan material dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
a. Pengurangan diameter (dari diameter 38 mm menjadi 25 mm) sebanyak 13
kali pengurangan.
t
c1

l
c

IHorizontal

t
c1

mm

mm
menit

t
c1
menit
nilai a adalah




Maka, waktu pemotongan material pengurangan diameter luar adalah 13 x a =
13 x menit = 9,07 menit.
b. Pengurangan tepi benda kerja (dari diameter 111 mm menjadi 106 mm)
sebanyak 5 kali pengurangan.
Dimana:
t
c1

l
c

IVertikal

t
c1

mm

mm
menit

t
c1
menit
nilai a adalah




Maka, waktu pemotongan material perataan tepi adalah 5 x a = 5 x menit
= 3,895 menit.
c. Pengurangan diameter (dari panjang 25 mm menjadi 15 mm) sebanyak 10 kali
pengurangan
t
c3

l
c

IHorizontal

t
c1

mm

mm
menit

t
c3
menit
nilai a adalah




Maka, waktu pemotongan material pengurangan diameter luar dalah 10 x a = 10
x 0,537 = 5,37 menit.
Maka, total waktu = t
c1
t
c2
t
c3

= 9,07 + 3,895 + 5,37
= 18,335 Menit
Berdasarkan worksheet, total waktu produktif yang digunakan adalah:
Total

= t
1
t
2
+ t
3

= 143 + 20 + 22
= 185 menit
2. Waktu nonproduktif
Waktu nonproduktif merupakan waktu yang digunakan pada proses pembuatan
benda kerja yang terdiri atas waktu pemasangan benda kerja, waktu penyiapan,
waktu pengukuran, waktu pengambilan produk, dan waktu persiapan mesin.
Perhitungan nonproduktif dapat menggunakan rumus:


Dari proses produksi, ada beberapa kegiatan yang nonproduktif, yaitu :
a. Waktu pemasangan benda kerja = 7 menit
b. Waktu penyiapan (set up) = 15 menit
c. Waktu pengukuran = 0,66 menit
Maka total waktu nonproduktif adalah:
Total

= t
1
t
2
+ t
3

= 7 + 15 + 0,66
= 22,66 menit

Tabel 4.1. Rekapitulasi Waktu Produksi
Keterangan Total Waktu %
Waktu produktif 18,335 menit 44,72
Waktu nonproduktif 22,66 menit 55,27
waktu produksi 40,995 menit 100

Anda mungkin juga menyukai