Anda di halaman 1dari 10

Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan kompisisi tubuh.

Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode penilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang Energi Protein (KEP), khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, (2) obesitas pada semua kelompok umur. Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Keunggulan antropometri: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar Relative tidak membutuhkan tenaga ahli Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karena sudah ada ambang batas yang jelas 7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya 8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi Kelemahan antropometri : 1. Tidak sensitive: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn 2. Factor di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri 3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran 4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru 5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran. Factor-faktor yang mempengaruhi antropometri: 1. Factor internal (genetika) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan Melalui genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang ditandai dengan: 1. Intensitas dan kecepatan pembelahan 2. Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan 3. Umur pubertas 4. Berhentinya pertumbuhan tulang

Yang termasuk daktor internal: factor bawaan normal dan patologis, jenis kelamin, obstetric dan ras (suku bangsa). 2. Factor eksternal (lingkungan) Factor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetic yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi genetic optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk factor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial Daktor ini mempengaruhi setiap individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat Factor lingkungan dibagi 2: (1) factor prenatal dan (2) pascanatal (1) Lingkungan Prenatal - Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir - Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio (2) Lingkungan Pascanatal - Dipengaruhi oleh lingkungan - Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, factor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.

Macam-macam pengukuran antropometri pertumbuhan adalah sebagai berikut.

yang bisa digunakan untuk melihat

a. Massa Tubuh Berat badan adalah pengukuran antropometri yang paling sering digunakan meskipun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran. 1. Berat badan Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tulang. Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point: <2.500 gram dikatakan sebagai bayi dengan BBRL (Berat Badan Lahir Rendah). Untuk menilai status gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan.

b. Pengukuran Linear (panjang) Dasar pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang biasa digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki. 1. Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi (atau panjang) yang diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indicator status gizi masa lalu.

2.

3.

4.

Panjang Badan Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu pengumpulan data tinggi badan. Lingkar Kepala Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat digunakan grafik Nellhaus. Lingkar Dada Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indicator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan dada yang lambat sehingga rasio lingkar dada dan kepala <1

5.

Lingkar Lengan Atas (LILA) Lingkar lengan atas (LILA) biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur. Pengukuran LILA dipilih karena pengukuran relative mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat.LILA mencerminkan cadangan energy sehingga pengukuran ini dapat mencerminkan status KEP (Kekurangan Energi dan Protein) pada balita atau KEK (kurang energy kronik) pada ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS dan ibu hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadian bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Cut off point untuk balita yang menderita KEP adalah <12.5 cm sedangkan untuk resiko KEK untuk WUS dan bumil adalah <23.5 cm.

6.

7.

Tinggi Lutut Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada manula digunakan tinggi lutut karena pada manula telah terjadi penurunan massa tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi badan yang akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia lebih dari 59 tahun. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula berikut ini: Pria : (2,02 x tinggi lutut (cm)) - (0,04 x umur (tahun)) + 64,19 Wanita : (1,83 x tinggi lutut (cm)) - (0,24 x umur (tahun)) + 84,88 Cara mengukur tinggi lutut: ukur jarak vertical dari ujung kaki hingga lutut ketika kaki di tekuk 90 Panjang/Rentang Depa Panjang depa merupakan salah satu predictor tinggi badan lansia dan dianggap sebagai pengganti ukuran tinggi badan (TB) lansia karena usia berkaitan dengan penurunan TB. Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia. Akan tetapi, nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah daripada kelompok dewasa muda. Pada kelompok lansia terlihat adanya penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan TB, sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak banyak berubah seiring pertambahan usia. Panjang depa direkomendasikan sebagai parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki hubungan 1:1 antara panjang depa dan tinggi badan. Pengukuran panjang depa tidaklah mahal dan teknik prosedurnya sederhana sehingga mudah dilakukan di lapangan.

c. Komposisi Tubuh

Otot dan lemak merupaka jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP. Antropometri pada jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper: a. Pengukuran triceps b. Pengukuran biceps c. Pengukuran suprailliaca d. Pengukuran subscapularis

Lemak Tubuh Lemak tubuh terdiri dari jaringan adiposa,lemak subutan,dan lemak viseral. Kompartemen tubuh dapat mengalami perubahan akibat penurunan atau peningkatan asupan energi,aktifitas fisik.proses menua,atau perubahan-perubahan patologis yang diakibatkan oleh suatu penyakit. Unsur terbesar tubuh manusia terdiri dari air (50%-60% berat badan). Komposisi terbesar kedua adalah lemak tubuh (10-20% pada pria dan 20-30% pada wanita.) Sisanya adalah protein,dan karbohidrat dalam otot-otot serta mineral yang membentu tulang. Lemak tubuh (body fat) disimpan dalam 2 jenis yaitu untuk lemak esensial dan cadangan lemak. Lemak esensial ditemukan di sumsum tulang belakang,sistem saraf pusat,kelenjar susu,dan organ tubuh lain yang dibutuhkan untuk fungsi fisiologi normal,sedangkan cadangan lemak berada pada lemak intermuskular dan intramuskular lemak disekeliling organ dan saluran cerna serta lemakk subkutan. Persentase lemak tubuh merupakan persentase massa lemak tubuh (berat lemak) terhadap berat badan (BB) yaitu diperoleh dari perbandingan antara massa lemak tubuh dengan BB x 100%,sedangkan lemak viseral (visceral fat) adalah lemak yang terletak pada bagian abdomen yang dikelilingi oleh organ-organ internal yang vital. Massa lemak viseral yang besar menggambarkan batang tubuh yang besar pula dan berhubungan dengan tinggi badan (TB). Secara umum dengan menurunnya massa otot,persentase lemak tubuh meningkat 2% dari berat badan perr 10 tahun setelah usia 30 tahun. Distribusi lemak lansia sebagian besar berupa lemak subkutan yang dideposit di batang tubuh. Dilaporkan bahwa jaringan adiposa viseral di tingkat abdominal meningkat rata-rata 61% pada wanita berusia 20-39 tahun dibandingkan lansia dia atas 60 tahun. Disimpulkan bahwa pada lansia terjadi peningkatan total lemak tubuh,persenatse massa tubuh,dan deposit lemak di bagian pusat dan viseral. Studi tentang komposisi tubuh dan pola distribusi lemak pada lansia di india pada tahun 2000-2001 menggambarkan adanya penumpukan lemak pada bagian abdomen dan

subskapular pada lansia. Meningkatnya indeks massa tubuh (IMT) pada lansia disebabkan oleh bertambahnya massa lemak tubuh. Lemak tubuh sering ditentukan dengan antropometri yaitu dengan mengukur : Tebal lipatan kulit Rasio lingkar pinggang (lingkar pinggang dibagi lingkar panggul) untuk menentukan lemak yang ada di bagian panggul dan bokong. Lingkar pinggang untuk menentukan kandungan lemak abdominal yang diukur dengan komputer tomografi Perhitungan total lemak tubuh dari berat badan danpersentase lemak tubuh.

Lemak tubuh total (kg) = berat badan (kg) % lemak tubuh 100 Massa bebas lemak (kg) = berat badan (kg) - lemak tubuh (kg) Massa Bebas-Lemak tubuh Massa bebas-lemak merupakan campuran dari air, mineral, dan protein yang sebagian besar disimpan di otot. Analisis massa otot akan menunjukkan indeks protein yang disimpan dalam tubuh. Pengukuran ini umumnya meliputi : Lingkar lengan atas (mid-upper-arm circumference,MUAC) Penurunan MUAC merefleksikan penyusutan massa otor atau jaringan subkutan atau keduanya Lingkar otot lengan (mid arm muscccle circumference,MAMC) Lingkar otot lengan digunakan sebagai indeks dari kehilangan otot pada lansia. Triceps,subskapular dan pengukuran ketebalan lipatan kulit lainnya dapat digunakan untuk memperkirakan jaringan adiposa.

Indeks Antropometri Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut: BB/U (Berat Badan terhadap Umur) Indicator status gizi kurang saat sekarang

Sensitive terhadap perubahan kecil Kadang umur secara akurat sulit didapat Growth monitoring Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau KEP

TB/U (Tinggi Badan terhadap Umur) Indicator status gizi masa lalu Indicator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa Kadang umur secara akurat sulit didapat

BB/TB Mengetahui proporsi badan (gemuk, normal, kurus) Indicator status gizi saat ini (current nutrition status) Umur tidak perlu diketahui

LILA/U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur) Dapat mengidentifikasi KEP pada balita Tidak memerlukan data umur yang kadang sulit Dapat digunakan pada saat emergency Membutuhkan alat ukur yang murah Pengukuran cepat INDEKS STATUS GIZI Berat Badan menurut Umur Gizi lebih (BB/U) Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk Tinggi Badan menurut Umur Normal (TB/U) Pendek (Shunted) Berat Badan menurut Tinggi Gemuk Badan (BB/TB) Normal Kurus (wasted) Kurus Sekali **) SD = Standart Deviasi AMBANG BATAS **) > +2 SD >= -2 SD sampai +2 SD < -2 SD sampai >= -3 SD < -3 SD > = -2 SD < -2 SD > +2 SD > = -2 SD sampai +2 SD < -2 SD sampai >= -3 SD < -3 SD

Error Pengukuran - Kesalahan pengukuran - Kesalahan alat - Kesalahan tenaga yang mengukur

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan pengukuran: Memilih alat ukur yang sesuai Membuat aturan pelaksanaan pengukuran Pelatihan petugas Peneraan alat ukur secara berkala Pengukuran silang antar observer dan pengawasan (uji petik)

Penilaian Status Gizi Tabel 3.2 Standar penilaian gizi kurang yang digunakan secara internasional. Pengukuran Implikasi Anak Berat menurut usia,<2 deviasi standar (SD) Berat badan kurang : asupan makanan saat (atau skor 2Z) dibawah nilai rujukan ini kurang Tinggi menurut usia,<2 SD (atau skor 2Z) Pendek : kekurangan gizi dibawah nilai rujukan kronik,mempengaruhi pertumbuhan linier Berat menurut tinggi,<2 SD (atau skor Kurus : gangguan pertumbuhan 2Z)dibawah nilai rujukan akut,perubahan proporsi tubuh

Dewasa IMT <18,5 kg/m2 IMT <17,0 kg/m2

Defisiensi energi kronik karena kurang makan atau penyakit kronik Berkurangnya kemampuan fisik yang mungkin dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit

Anda mungkin juga menyukai