Anda di halaman 1dari 49

Peristiwa penting yang dialami oleh setiap orang

Perlu dicatat dan dikukuhkan negara

PELAPORAN KEMATIAN

AKTA KEMATIAN

PELAPORAN KEMATIAN

Dasar Hukum

UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 2010

Kesadaran masyarakat untuk mengurus akta kematian masih rendah

Kurang pemahaman?

AKTA KEMATIAN
Data dasar bidang kesehatan

Bukti otentik kematian Penetapan ahlli waris Pensiunan Tunjangan kecelakaan

Klaim asuransi

AKTA KEMATIAN

SURAT KEMATIAN

PERAN DOKTER

Dasar Hukum Pelaporan Kematian


UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 Perpres No. 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No.15 Tahun 2010 tentang Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian

Pelaporan dan Pencatatan Kematian

UU no. 23 Tahun 2006

Setiap penduduk wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Pencatatan Pelaporan Lahir Mati


Syarat: surat pengantar RT dan RW keterangan lahir mati dari dokter/bidan/penolong kelahiran

Kepala Desa/Kelurahan atas nama Instansi Pelaksana

Surat Keterangan Kematian

Data Kependudukan di Kecamatan

Tata Cara Pencatatan Kematian


Formulir Pelaporan Kematian + Persyaratan: Surat Pengantar dari RT & RW dan/atau Keterangan kematian dari dokter atau paramedis Kantor Kepala Desa/Kelurahan

Surat Keterangan Kematian

Instansi Pelaksana Database Kependudukan

Akta Kematian

Tata Cara Pencatatan Kematian Bagi Orang Asing

Formulir Pelaporan Kematian + Persyaratan: Keterangan kematian dari dokter atau paramedis Fotokopi KK dan KTP Fotokopi Surat Ket. Tempat Tinggal Fotokopi Paspor

Instansi Pelaksana

Akta Kematian

Database Kependudukan Tempat Domisili

Pelaporan Instansi Pelaksana Tempat Domisili

Pencatatan Pelaporan Kematian Seseorang Yang Hilang atau Mati Yang Tidak Ditemukan Jenazahnya dan/atau Tidak Jelas Identitasnya

Formulir Pelaporan Kematian + Persyaratan: KK Surat Ket Catatan Kepolisian Salinan Penetapan Pengadilan

Instansi Pelaksana

Akta Kematian

Database Kependudukan

Pencatatan Pelaporan Kematian WNI di Luar NKRI


Formulir Pelaporan Kematian + Syarat : Surat Keterangan Kematian dari negara setempat Fotocopi paspor RI dan/atau identitas lainnya

Pejabat Konsuler Data kematian WNI Surat Ket Kematian dari negara setempat

Database Kependudukan

Instansi Pelaksana ditempat domisili

Pencatatan Pelaporan Kematian Seseorang Yang Hilang atau Mati yang Tidak Ditemukan Jenazahnya dan/atau Tidak Jelas Identitasnya di Luar NKRI

Formulir Pelaporan Kematian + Syarat : Surat Ket Kepolisian/Instansi lain di negara setempat

Pejabat Konsuler

Akta Kematian

Instansi Pelaksana

Data Kematian

Aspek Hukum Surat Kematian

FUNGSI AKTA
Fungsi Formil (formalitas causa) Akta berfungsi untuk lengkapnya atau sempurnanya suatu perbuatan hukum jadi bukan sahnya perbuatan hukum.

Fungsi Alat Bukti (probationis causa) Akta mempunyai fungsi sebagai alat bukti, karena sejak awal akta tersebut dibuat dengan sengaja untuk pembuktian di kemudian hari.

Kekuatan Pembuktian Akta


1. 2. Kekuatan pembuktian lahir kekuatan pembuktian yang didasarkan pada keadaan lahir, apa yang tampak pada lahirnya. Kekuatan pembuktian formil memberikan kepastian tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak menyatakan dan melakukan apa yang dimuat dalam akta. Kekuatan pembuktian materiil memberikan kepastian tentang materi suatu akta.

3.

3 Macam Surat dalam Hukum Perdata

Surat biasa Akta di bawah tangan Akta otentik Surat Kematian = Akta di Bawah Tangan Akta Kematian = Akta Otentik

Menurut KUHPerdata
Pasal 1867 - 1880 Akta di bawah tangan

cara pembuatan dan terjadinya tidak dilakukan oleh dan atau di hadapan pejabat pegawai umum, tetapi cukup oleh pihak yang berkepentingan saja

Akta otentik
cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut dilakukan oleh dan atau dihadapan pejabat pegawai umum (seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil)

Akta kematian umum Yaitu akta kematian yang diperoleh sebelum melampaui batas waktu pelaporan (10 hari untuk WNI dan 3 hari untuk WNA) Akta kematian istimewa Yaitu akta kematian yang diperoleh setelah lewat batas waktu pelaporan dengan penetapan Pengadilan Negeri setempat bagi WNI keturunan dan WNA.

Akta kematian diperlukan sebagai syarat untuk: Mengurus penetapan ahli waris berdasarkan hukum Mengurus pensiunan bagi ahli waris Mengurus uang duka, tunjangan kecelakaan, klaim asuransi Persyaratan untuk melaksanakan perkawinan kembali

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


MENINGGAL DI RUMAH
Syarat-syaratnya yaitu: 1. Surat Keterangan / Pengantar Kematian Kelurahan diperoleh dari model lembaran Dinas Pendaftaran Penduduk (DPP 5) yang dicatat di Kantor Kelurahan dilampiri dengan : Surat Keterangan kematian dari dokter asli (Bila meninggal di rumah cukup surat keterangan dari RT/RW) Surat kematian dari Lurah asli Foto Copy Akta Perkawinan/Surat Nikah Foto Copy Akta Kematian suami/istri, bila salah satu ada yang meninggal dunia Foto Copy SKBRI dan GANTI NAMA bagi WNI keturunan Foto Copy STMD, Imigrasi, Pasport yang masih berlaku Foto Copy KSK dan KTP yang masih berlaku Saksi 1 orang dengan melampirkan Foto Copy KTP yang masih berlaku (khusus bagi pribumi) Harus didaftarkan sendiri oleh ahli warisnya. Biaya bagi WNI = Rp 2500,00 WNA = Rp 5000,00

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


2. Surat Pengantar Kematian dari Kelurahan dilegalisir di Kantor Catatan Sipil guna kelengkapan Surat Kematian dan Peralihan Hak Waris. Persyaratan yang harus dipenuhi : Penduduk WNI: - Surat Kematian (visum) dari dokter/petugas kesehatan (Asli). Bila mati di rumah cukup surat keterangan dari RT/RW - Surat Keterangan Kematian dari Lurah (Asli) - KTP dan KK yang bersangkutan (Asli) - Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran yang meninggal (bagi yang memiliki),dengan memperlihatkan dokumen aslinya. - Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran yang meninggal (bagi yang memiliki),dengan memperlihatkan dokumen aslinya. - Fotocopy Kutipan Akta Perkawinan/Akta Nikah yang meninggal (bagi yang kawin),dengan memperlihatkan dokumen aslinya. - Fotocopy Bukti/Ketetapan Ganti Nama (apabila sudah ganti nama),dengan memperlihatkan dokumen aslinya. - Surat pernyataan/keterangan hubungan keluarga dengan yang meninggal dan diketahui oleh Lurah Setempat - Nama dan identitas dua orang saksi yang memenuhi persyaratan (berumur 21 tahun keatas) - Surat kuasa Pengisian Biodata bermaterai Rp. 6000,- bagi yang dikuasakan, dan fotocopy KTP Penerima Kuasa

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


Penduduk WNA: - Surat kematian (visum) dari dokter/petugas kesehatan (Asli) - Surat Keterangan Kematian dari Kepala Dinas (Asli) - Fotocopy Kutipan Akta Kelahiran yang meninggal (bagi yang memiliki) - Fotocopy Kutipan Akta Perkawinan yang meninggal (bagi yang kawin) - KTP dan KK yang bersangkutan, bagi WNA dengan status Tinggal Tetap - SKTT yang bersangkutan, bagi WNA dengan status Tinggal terbatas - Dokumen imigrasi yang bersangkutan, bagi WNA pemegang ijin singgah atau visa kunjungan - Surat Kuasa Pengisian Biodata bermaterai Rp.6000,- bagi yang dikuasakan, dan fotocopy KTP penerima Kuasa.

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


MENINGGAL DI RUMAH SAKIT
Diperlukan persyaratan : 1. Surat Keterangan/Pengantar Kematian Kelurahan diperoleh dari model lembaran Dinas Pendaftaran Penduduk (DPP 5) yang dicatat di Kantor Kelurahan dilampiri dengan: - Surat Keterangan kematian dari Rumah Sakit yang bersangkutan - Surat Kematian dari Lurah asli - Foto copy Akta Perkawinan/Surat Nikah - Foto Copy Akta Kematian suami/istri, bila salah satu ada yang meninggal dunia - Foto Copy Akta Kelahiran salah satu anaknya - Foto Copy SKBRI dan GANTI NAMA bagi WNI keturunan - Foto Copy STMD, Imigrasi, Pasport yang masih berlaku - Foto Copy KSK dan KTP yang masih berlaku - Saksi 1 orang dengan melampirkan Foto Copy KTP yang masih berlaku (khusus bagi pribumi) - Harus didaftarkan sendiri oleh ahli warisnya - Biaya bagi WNI = Rp 2500,00 WNA = Rp 5000,00

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


2. Surat Pengantar Kematian dari Kelurahan dilegalisir di Kantor Catatan Sipil guna kelengkapan Surat Kematian dan Peralihan Hak Waris. Persyaratan yang harus dipenuhi: Penduduk WNI : Surat Kematian (visum) dari dokter/petugas kesehatan (Asli) Surat Keterangan Kematian dari Lurah (Asli) KTP dan KK yang bersangkutan (Asli) Foto Copy Kutipan Akta Kelahiran yang meninggal (bagi yang memiliki), dengan memperlihatkan dokumen aslinya. Foto Copy Kutipan Akta Perkawinan/Akta nikah yang meninggal (bagi yang kawin), dengan memperlihatkan dokumen aslinya. Foto Copy Bukti/Ketetapan Ganti Nama (apabila sudah ganti nama), dengan memperlihatkan dokumen aslinya -Surat pernyataan/keterangan hubungan keluarga dngan yang meninggal dan diketahui oleh Lurah Setempat Nama dan identitas dua orang saksi yang memenuhi persyaratan (berumur 21 tahun keatas) Surat Kuasa Pengisian Biodata bermaterai Rp.6000,- bagi yang dikuasakan, dan foto copy KTP Penerima Kuasa

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


Penduduk WNA Surat Kematian (visum) dari dokter/petugas kesehatan (Asli) di Rumah Sakit yang bersangkutan Surat Keterangan Kematian Kematian dari Kepala Dinas (Asli) Foto copy Kutipan Akta Kelahiran yang meninggal (bagi yang memiliki) Foto copy Kutipan Akta Perkawinan yang meninggal (bagi yang kawin) KTP dan KK yang bersangkutan, bagi WNA dengan status Tinggal Tetap SKTT yang bersangkutan, bagi WNA dengan status Tinggal terbatas Dokumen imigrasi yang bersangkutan, bagi WNA pemegang ijin singgah atau visa kunjungan Surat Kuasa Pengisian Biodata bermaterai Rp.6000,- bagi yang dikuasakan, dan foto copy KTP penerima Kuasa.

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


MENINGGAL SELAIN DI RUMAH ATAU DI RUMAH SAKIT
Untuk WNI baik pribumi maupun keturunan dilakukan prosedur melalui pihak yang berwajib sebagai berikut. Meninggal tanpa identitas jenazah menjadi tanggung jawab pihak yang berwajib untuk diupayakan pencarian identitasnya melalui pembuatan visum et repertum oleh dokter dan surat keterangan kematian dari instasi kesehatan dimana jenazah diperiksa. Jika tetap tidak diketahui setelah usaha di atas akta kematian tidak dapat diterbitkan.

Prosedur Pembuatan Akta Kematian


Meninggal dengan identitas jenazah akan menjadi tanggung jawab pihak yang berwajib untuk diperiksa sebab kematiannya melalui visum et repertum dibuatkan surat kematian dari instansi kesehatan dimana jenazah diperiksa akta kematian dapat diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kota dimana yang bersangkutan meninggal, disertai : - Berkas-berkas berupa pengantar dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (untuk yang meninggal di luar kota) - Sertipikat Kematian asli dari kelurahan dimana yang bersangkutan berdomisili - Fotokopi Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia. - Surat keterangan ganti nama (bagi WNI keturunan), - KTP - Kartu Keluarga - Surat Nikah - Akta kelahiran - Ahli waris tetap harus disertakan dalam berkas tersebut.

SURAT KEMATIAN
Surat pernyataan yang menerangkan bahwa seseorang telah meninggal dunia UU no. 23 Tahun 2006

Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun 2007

Pihak yang Berwenang Memberikan Surat Kematian


1 2 3 4 5
Kepala Rumah Sakit Dalam kondisi normal Dokter

Paramedis

Bila tidak ada dokter Kematian terjadi di tempat domisili Kematian tidak jelas identitas / tidak wajar

Kepala Desa / Lurah

Kepolisian

Manfaat Surat Kematian


Bukti meninggal dunia Sumber informasi penyebab kematian seseorang Sebagai izin penguburan pada kasus tertentu

Sebagai syarat pembuatan akta kematian


Sumber data statistik mortalitas

FORMAT SURAT KEMATIAN (PERBANDINGAN BEBERAPA RUMAH SAKIT)


Nama dan alamat instansi Judul surat keterangan Identitas pasien yang diberi keterangan Isi keterangan Tempat dan tanggal pembuatan surat keterangan Nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi surat keterangan Cap resmi praktik/instansi kesehatan

Contoh Surat Kematian

RUMAH SAKIT SEKALI Jln. Lingkar Utara Sekali 55524 Telp. (0741) 896448 No. ./SKD/2012 SURAT KEMATIAN Yang bertanda tangan di bawah ini dokter dari Rumah Sakit Sekali menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa: Nama : Tn. X No. RM: 209 Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Merak rt 09 no 4 kasang Sekali Pekerjaan : PNS Mulai dirawat : 24 Januari 2009 di Unit: Penyakit Dalam Pada hari: Kamis tanggal: 29 Januari 2009 jam: 01.30 WIB TELAH MENINGGAL DUNIA, karena penyakit yang tidak termasuk dalam Undang-Undang Penyakit Menular. Semarang,. Dokter yang merawat (. )

RS DR KARIADI SEMARANG

RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG

RUMAH SAKIT UMUM PANDEGLANG

RUMAH SAKIT AWAL BROS BATAM

DOKTER PRAKTIK SWASTA

KLAIM ASURANSI

Perbandingan surat kematian dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia


Keterangan RS Dr Kariadi Semarang Tidak lengkap dengan alamat dan nomor telepon Terdapat judul tanpa Nomor Surat Identitas tanpa Pekerjaan dengan diagnosa RS Dr Hasan Sadikin Bandung RSU RS Awal Bros Dokter Praktik Pandeglan Batam Swasta g Klaim Asuransi Tidak lengkap dengan alamat dan nomor telepon Terdapat judul tanpa Nomor Surat dengan diagnosa tidak sesuai ICD-10

Nama dan alamat instansi

Judul keterangan Identitas pasien yang diberi keterangan

Identitas tanpa Pekerjaan


dengan diagnosa sesuai ICD-10 Tidak ada

Tidak lengkap dengan diagnosa

Isi keterangan Tempat dan tanggal pembuatan keterangan Nama lengkap dan tanda tangan dokter Cap resmi praktik/instansi kesehatan Lain-Lain

Terdapat judul tanpa Nomor Surat Identitas tanpa Pekerjaan dengan Tidak diagnosa lengkap tidak sesuai dengan ICD-10 diagnosa

Tidak ada cap resmi

Dicap oleh Kepolisian Terdapat penyebab kematian tidak alamiah

Ditandatanga ni juga oleh petugas kamar jenazah

ICD-10
Klasifikasi penyakit
penggolongan (kategori) dimana kesatuan penyakit disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

Tujuan

mendapatkan rekaman sistematik, melakukan analisa, interpretasi serta membandingkan data morbiditas dan mortalitas dari negara yang berbeda atau antar wilayah dan pada waktu yang berbeda

Digunakan untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa data.

ICD-10
Disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia ke-43 pada bulan Mei 1990 Mulai digunakan di negara anggota WHO sejak 1994

Peraturan Nomenklatur WHO 1967 Penggunaan ICD dalam revisinya yang terbaru untuk kematian dan statistik morbiditas untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lainnya yang direkam pada banyak jenis catatan kesehatan dan termasuk sertifikat kematian dan catatan kesehatan

Daftar Kode Penyakit ICD-10


I II A00 B99 C00 C99 D00 D48 III D50 D89 IV E00 E90 V F00 F99 VI G00 G99 VII H00 H59 VIII H60 H95 IX I00 I99 X J00 J99 XI K00 K93 XII L00 L99 XIII M00 M99 XIV N00 N99 XV O00 O99 XVI P00 P96 XVII Q00 Q99 XVIII R00 R99 XIX S00 T98 XX V01 Y98 XXI Z00 Z99 XXII U00-U99 INFEKSI DAN PARASIT NEOPLASMA GANAS NEOPLASMA IN SITU DAN JINAK PENYAKIT DARAH DAN ALAT PEMBUAT DARAH, MEKANISME IMUN PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU PENYAKIT SUSUNAN SYARAF PENYAKIT MATA DAN ADNEXA PENYAKIT TELINGA DAN PROSES MASTOID PENYAKIT PEMBULUH DARAH PENYAKIT SALURAN NAFAS PENYAKIT SALURAN CERNA PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT PENYAKIT SISTEM KEMIH KELAMIN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS KONDISI TERTENTU BERAWAL DARI MASA PERINATAL MALFORMASI BAWAAN, DEFORMASI DAN ABNORMALITAS KROMOSOM
GEJALA, TANDA DAN HASIL PEMERIKSAAN KLINIS DAN LABORATORIK ABNORMAL

CEDERA, KERACUNAN DAN FAKTOR EXTERNAL PENYAKIT DAN KEMATIAN AKIBAT FAKTOR EXTERNAL FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KODE UNTUK PENGGUNAAN KHUSUS

Manfaat Sistem Koding ICD-10

Mengukur kualitas, keamanan dan perawatan Mengurangi kebutuhan untuk menjelaskan kondisi pasien

Melakukan penelitian, studi epidemiologi, dan uji klinis


Menentukan kebijakan kesehatan Mendukung perencanaan operasional dan strategis Desain sistem pemberian perawatan kesehatan Meningkatkan kinerja klinis, keuangan, dan administrasi

Mencegah dan mendeteksi penipuan perawatan kesehatan dan penyalahgunaan

Contoh penulisan Coding ICD 10


ICD-10 Coding
Bab No Blok Nomor Kode 3-digit (Nama) Kode 4-digit (Nama) A00-A09 A01 (Demam tifoid dan paratifoid) A01.1 (Demam paratifoid)

Nama dokter

Dr. X

Pelaporan kematian di Indonesia merupakan kewajiban bagi seluruh penduduk Indonesia dan diatur dalam UU No. 23 Tahun 2006, PP No. 37 Tahun 2007, Perpres No. 25 Tahun 2008, Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2010 Syarat pelaporan kematian untuk mendapatkan akta kematian adalah surat keterangan kematian dari dokter, surat kematian dari Lurah, fotocopy akta perkawinan/surat nikah, fotocopy akta kematian suami/istri (bila salah satu ada yang meninggal dunia), fotocopy SKBRI dan GANTI NAMA bagi WNI keturunan, fotocopy STMD, imigrasi, pasport yang masih berlaku, fotocopy KSK dan KTP yang masih berlaku.

Surat kematian adalah surat pernyataan yang menerangkan bahwa seseorang telah meninggal dunia. Manfaat surat kematian adalah sebagai bukti meninggal dunia, sumber informasi mengenai penyebab kematian, sebagai izin penguburan pada kasus tertentu, sebagai syarat pembuatan akta kematian, dan sebagai sumber data statistik mortalitas Format surat kematian terdiri atas nama dan alamat instansi, judul surat keterangan, identitas pasien yang diberi keterangan, isi keterangan, tempat dan tanggal pembuatan surat keterangan, nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi surat keterangan, kemudian cap resmi praktik/instansi kesehatan.

Dalam penulisan diagnosis pada surat kematian, dari enam contoh surat kematian dari sumber yang diperoleh, hanya satu surat keterangan kematian yang dituliskan dengan ketentuan ICD 10.

ICD 10 adalah klasifikasi standar diagnosis internasional yang telah ditetapkan WHO. ICD 10 merupakan informasi diagnostik yang sitematis dalam interpretasi penyakit untuk tujuan klinis. Dengan menuliskan diagnosis penyakit sesuai ketentuan ICD 10 maka kita dapat menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali, dan analisa data.

1. Bagi rumah sakit serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Hendaknya rumah sakit serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelaporan kematian sejak dari kamar jenazah atau pengurus RT/RW. Dapat pula dijalin kerjasama antara rumah sakit serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar setiap orang yang meninggal dirumah sakit dapat langsung diproses akta kematiannya. 2. Bagi instansi yang menerbitkan surat keterangan kematian Format surat kematian yang diterbitkan oleh instansi yang pada kenyataanya belum lengkap hendaknya dapat dilengkapi agar informasi mengenai instansi dan keterangan kematian dapat semakin jelas. 3. Bagi dokter yang memberikan surat keterangan kematian Dokter diharapkan dapat menuliskan diagnosis penyebab kematian dengan ICD 10 karena ICD 10 merupakan standar diagnosis internasional sehingga dapat mempermudah penyimpanan, mendapatkan kembali data, dan analisa data.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai