Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM

PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI BURSA EFEK INDONESIA

Di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Peramalan Bisnis

Disusun oleh: AGNESAL JONA PUTRA S 170610110038

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian Investasi adalah sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. (Tandelilin, 2001:1). Seseorang melakukan investasi untuk mengharapkan hasil optimal yang akan diperoleh sesuai dengan resiko yang akan dihadapinya. Investasi dapat dilakukan dengan menanamkan modal pada beberapa instrumen investasi saham, obligasi, atau reksadana. Investasi juga dapat dilakukan dengan membeli aset-aset riil, seperti tanah, emas, mesin, atau bangunan. Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal. Menurut Francis (1988) (dalam Pancawati dkk, 2002) menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas digunakan dua pendekatan yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Jogiyanto (1998) juga menyatakan bahwa informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi dan politik. Informasi yang diperoleh dari intern perusahaan yang lazin digunakan adalah laporan keuangan. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu kinerja perusahaan. Dari laporan keuangan dapat diketahui beberapa informasi fundamental antara lain : Rasio-rasio keuangan, arus kas, serta ukuran kinerja-kinerja lainnya yang dihubungkan dengan return saham. Menurut Robert Ang (1997), rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio rentabilitas (profitabilitas), rasio aktivitas, dan rasio pasar (market ratios). Return dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized

return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu alat pengukur kinerja perusahaan. Sedangkan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi sangat diperlukan karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang (Jogiyanto, 2003). Salah satu faktor penting yang harus diketahui oleh para calon investor, yaitu Return On Assets (ROA), dimana rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. Retrurn On Assets (ROA) digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Eduardus Tandelin, 2001). Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas atau profitabilitas yang lainnya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara NIAT terhadap total asset. Semakin besar ROA maka menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang, 1997). Rasio rentabilitas atau profitabilitas yang kedua dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM). Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap penjualan (sales). Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan (Rajio dan Hening, 2003). NPM semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula (Robert Ang, 1997). Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang meliputi rasio profitabilitas yaitu Return On Assets, Return On Equity dan Net Profit Margin. Kondisi ekonomi yang berfluktuatif mengakibatkan tidak stabilnya kinerja perusahaan sektor manufaktur, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Kinerja Keuangan dan rata-rata Return Saham Perusahaan Perasuransian yang tercatat di BEI.

No Nama Perusahaan

ROE (%)

ROA (%) 24.34 10.50

NPM (%) 21.73 9.80

value (Rp) 2098 0

(Billion)

1 2

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

8.92

PT Asuransi Harta Aman Pratama 21.63 Tbk

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT Psific Strategic Financial Tbk PT Arthavest Tbk PT Asuransi Bintang Tbk PT Asuransi Dayin Mitra Tbk PT Asuransi Jasa Tania Tbk PT Asuransi Ramayana Tbk PT MNC Kapital Indonesia Tbk PT Bank Bumi Arta Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Permata Tbk Bank Sinarmas Tbk Lippo General Insurance Tbk Capitalinc Investment Tbk Panin Insurance Tbk Panin Financial Tbk Tifa Finance Tbk Verena Multi Finance Tbk

17.19 4.19 12.93 9.41 17.80 18.65 23.37 9.38 11.97 12.39 17.06 11.98 8.08 -12.30 13.51 12.86 24.49 17.62

10.40 4.06 9.09 3.89 7.88 9.18 6.47 3.38 1.92 1.04 1.06 0.93 5.95 -2.61 9.39 8.80 4.97 2.15

28.36 71.39 80.28 10.59 20.35 11.07 13.46 15.09 16.12 7.80 0.61 11.84 -6.16 -24.71 42.00 37.91 25.76 10.04

0.09 8714 1805 2520 9 62701 0 187 0.86 476.73 56 8306 0.02 0.9 1.18 1.21 27.74 75

Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang linier dan searah, artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan (Eduardus Tandelin, 2001). Menurut Robert Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2004). ROA digunakan untuk mengetahui kinerja

perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah aset yang dimiliki. ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sunarto (2001) yang telah meneliti Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI, hasilnya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham pada periode 1998/1999, dan penelitian yang dilakukan oleh Agus Harjito dan Rangga Aryayoga (2009) yang meneliti Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan return saham di BEI juga menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham sedangkan menurut tesis yang diteliti oleh Mila Christanty (2009) menunjukkan hasil bahwa ROA mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap return saham periode 2003-2007. ROA mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan juga diteliti oleh Yeye Susilowati (2011) dalam Reaksi Signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan. Tetapi menurut Syahib Natarsyah (2000) yang meneliti Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Begitu pula dengan penelitian Pancawati Hardiningsih dkk (2001) yang meneliti mengenai Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta menyatakan bahwa variabel ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. ROA juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada penelitian Asbi Rachman Faried (2008) dan Ratna Prihantini (2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROA terhadap return saham. NPM mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatnya daya tarik investor untuk menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat. Bagi investor adalah seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan, sehingga investor dapat mengharapkan berapa tingkat pengembalian yang akan diterima (Christanty, 2009). Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap return saham. Penelitian terdahulu diteliti oleh Asyik dan Sulistyo (2000) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Begitu pula dengan hasil penelitian tesis dari Mila Christanty (2009) yang menunjukkan bahwa Net Profit Margin

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham yang tercatat dalam LQ45 di BEI periode 2003-2007. Hasil NPM positif dan signifikan pun juga diperoleh dari penelitian Agus Harjito dan Rangga Aryayoga (2009), dan juga penelitian yang diteliti oleh Yeye Susilowati (2011). Sedangkan Machfoedz (1994) menunjukkan hasil bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan, laba perusahaan merupakan salah satu variabel yang dipengaruhi juga oleh return saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Asbi Rachman Faried (2008) yang menunjukkan bahwa NPM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, hal serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Nicky Nathaniel (2008). Pengambilan variabel independen ROA, ROE,dan NPM yang merupakan komponen dari nilai perusahaan dikarenakan, peneliti ingin mengetahui apakah perusahaan yang mempunyai NPM juga akan mempunyai ROA yang sama. Dari uraian diatas tampak bahwa penelitian mengenai pengaruh analisis fundamental terutama ROA, ROE dan NPM terhadap Nilai

perusahaan hasilnya masih sangat kontradiktif, untuk itu perlu lebih diuji konsistensinya. Maka selanjutnya, penelitian ini akan menggunakan sektor perasuransian. Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEI dapat menjadi media pertemuan antara investor dan industri. Berdasarkan data dan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini mengambil judul : Analisis Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, dan Net Profit Margin Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia.

1.2

Permasalahan Merujuk pada data tabel 1.1 dan beberapa penelitian terdahulu, terdapat fluktuasi return

saham dan inkonsistensi temuan hasil penelitian terdahulu terhadap pengaruh (1) faktor ROA terhadap return saham yaitu ROA dinyatakan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham oleh Syahib Natarsyah (2000), Pancawati dkk (2001), Asbi Rachman Faried (2008), dan Ratna Prihantini (2009) sedangkan Sunarto (2001) ROA dinyatakan berpengaruh negatif

signifikan dan menurut Mila Christanty (2009) dan Yeye Susilowati (2011) ROA dinyatakan berpengaruh positif tidak signifikan sedangkan menurut Agus Harjito dan Rangga Aryayoga (2009) ROA dinyatakan berpengaruh negatif tidak signifikan; (2) NPM dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan oleh Asyik dan Sulistyo (2000), Mila Christanty (2009), serta Agus Harjito dan Rangga Aryayoga (2009) dan menurut Mahfoedz (1994) menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, menurut Asbi Rachman Faried (2008) dan Nicky Nathaniel (2008) menyatakan NPM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, tetapi menurut Yeye Susilowati (2011) menyatakan bahwa NPM mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka yang akan menjadi pertanyaan dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham? Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham? Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham?

1.3

Tujuan Kajian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk :

1. 2. 3.

Menganalisis pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap return saham Menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Tingkat Pengembalian Saham Mengalisis pengaruh NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka a. Return on Asset (ROA) Menurut James C Van Horne dan Jhon M. Wachowicz JR. yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005:224), mengemukakan: Tingkat pengembalian atas investasi (Return on Investment/ROI), atau disebut juga tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Asset/ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Hal ini dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut:

Sehubungan dengan rumus sebelumnya yang dikemukakan oleh James C Van Horne dan Jhon M. Wachowicz JR., Mohamad Samsul (2006:145) menyatakan ROA berbeda dengan ROI karena dalam investment hanya ada unsur modal pinjaman jangka panjang dan ekuitas, sedangkan asset dibiayai dari sumber pinjaman jangka panjang, ekuitas dan utang jangka pendek, sehingga rumus keduanya adalah sebagai berikut:

sedangkan,

b. Return on Equity (ROE)

Menurut Freddy Rangkuti (2006:77), keuntungan modal sendiri disebut juga dengan ROE (Return on Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih (keuntungan neto sesudah pajak) dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan adalah:

(Freddy Rangkuti, 2006:77) Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:146), mengemukakan: Hasil atas Ekuitas (HAE) atau Return on Equity (ROE) adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen atau saham biasa) atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi hasil semakin baik.

c. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap penjualan (sales). Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan (Rajio dan Hening, 2003). NPM semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula (Robert Ang, 1997). Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham.

d. Tingkat Pengembalian Saham


b.

Tingkat Pengembalian Saham

Tingkat Pengembalian Saham sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginnya kemakmuran pemegang saham (Bringhan Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga saham dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen asset. Baik buruknya perusahaan tercermin dari rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan emiten. Pada umumnya, perusahaan yang sudah go public diwajibkan oleh peraturan yang dikeluarkan oleh pihak BAPEPAM untuk menerbitkan laporan keuangan, dimana laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, perubahan posisi keuangan yang bermanfaat sebagai salah satu data untuk

pengambilan keputusan baik oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri atau pihak investor. Jika pengumuman (penerbitan laporan keuangan) mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan diperlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lain. Rasio-rasio keuangan ini dirancang untuk membantu kita mengevaluasi suatu laporan keuangan. Menurut Susan Irawati (2006:25), analisis keuangan dalam rangka evaluasi kinerja diperlukan rasio-rasio keuangan yaitu:
1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (financial-nya yang harus segera dipenuhi).
2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur sampai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa jauh perusahaan menggunakan hutangnya untuk jangka panjang.
3. Rasio aktivitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
4. Rasio Profitabilitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Dalam rasio keuntungan atau profitability ratio, ada beberapa rumusan yang digunakan diantaranya: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Return on Investment, dan Earning Per Share.
5. Rasio Penilaian

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya. Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya menggunakan beberapa rasio antara lain: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Adapun alasan peneliti

melakukan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM ) terhadap Tingkat Pengembalian Saham perasuransian. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Saham itu sendiri merupakan asset (aktiva) perusahaan. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas keseluruhan modal yang dimilikinya, yang dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Semakin baik nilai ROA maupun nilai ROE, maka semakin baik pengelolaan perusahaan atas saham yang tercermin dari laba yang dihasilkan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Informasi mengenai ROA, ROE dan NPM diharapkan mampu memberikan penilaian yang baik atas kinerja perusahaan yang pada akhirnya mampu menarik minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan terutama investasi dalam saham, atas kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dalam analisis laporan keuangan perusahaan untuk berinvestasi saham, pihak investor akan melihat ROA, ROE dan NPM sebagai langkah awal dalam melihat kinerja perusahaan. Semakin baik dan semakin naik ROA, ROE dan NPM yang diperoleh pihak perusahaan, maka semakin baik pula pandangan investor terhadap perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pasar dimana minat beli terhadap saham perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Dan begitupula sebaliknya semakin turun perubahan ROA, ROE dan NPM perusahaan, maka pandangan investor akan kurang baik. Dengan demikian, pihak perusahaan akan berusaha mempertahankan kenaikan ROA, ROE dan NPM yang diperoleh agar memperoleh pandangan baik investor terhadap perusahaan. Pandangan baik investor akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan, salah satunya keikutsertaan dalam menanamkan modalnya dalam membeli saham perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah permintaan akan saham perusahaan meningkat dimana kenaikan permintaan akan menimbulkan kenaikan pula terhadap harga saham di pasar bursa itu sendiri. Sesuai uraian diatas, peneliti beranggapan bahwa dengan menggunakan ketiga variabel tersebut (ROA, ROE dan NPM), para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan return (pengembalian/ laba) atas investasi yang ditanamkannya berdasarkan harga pasar sahamnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk memakmurkan pemegang saham dapat tercapai. Selanjutnya

10

dengan menggunakan ketiga variabel tersebut (ROA, ROE dan NPM) akan diteliti alat ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap harga pasar saham. 2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh ROA terhadap harga pasar saham. 2. Terdapat pengaruh ROE terhadap harga pasar saham. 3. Terdapat pengaruh NPM terhadap harga pasar saham.

11

BAB III RANCANGAN ANALISIS

3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif analitis dengan pendekatan even study. Metode desktiptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan dan menganalisanya, sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti, dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan Even studies menurut Eduardus Tandelilin (2001:126) adalah sebagai berikut: Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Sedangkan menurut Mohamad Samsul (2006: 273), even studies diartikan sebagai mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi, apakah harga saham akan meningkat atau menurun setelah peristiwa itu terjadi atau apakah harga saham sudah terpengaruh sebelum peristiwa itu terjadi. 3.2 Model/ Paradigma Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran, paradigma penelitian dapat disajikan dalam gambar 3.1:
X1

X2

X3

Gambar 3.1 Paradigma Dimana: X1 : Return on Asset (ROA) Penelitian

12

X2 : Return on Equity (ROE) X3 : Net Profit Margin (NPM) Y : Tingkat Pengembalian Saham : Faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap harga pasar saham

3.3 Teknik Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Return On Equity, dan Net Profit Margin terhadap nilai perusahaan, maka analisis data sebagai berikut: a. Analisis Rasio Finansial Return On Asset Return On Asset (ROA) dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.

Return On Equity Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri.

Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap penjualan (sales). Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan (Rajio dan Hening, 2003). NPM semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula (Robert Ang, 1997). Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham.

c.

Tingkat Pengembalian Saham

Tingkat Pengembalian Saham sangat penting karena dengan Tingkat Pengembalian Saham yang tinggi akan diikuti oleh tingginnya kemakmuran pemegang saham

13

(Bringhan Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga saham dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen asset.

b. Analisis Regresi Berganda Analisis data untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi ganda dengan menggunakan time lag satu tahun. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) dalam hal ini adalah pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM )terhadap Harga Pasar Saham. Sugiyono (2006:210), menyatakan analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Persamaan regresi untuk n prediktor adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + .. + bnXn (Sugiyono, 2006:211) Dikarenakan publikasi laporan keuangan tahunan dipublikasikan pada tahun setelahnya dengan menggunakan harga pasar saham pada tahun publikasi (tahun yang diteliti) atau dengan kata lain bahwa data keuangan tahun sebelumnya digunakan untuk memprediksi tahun sekarang, maka pengaruh tersebut dapat disederhanakan dalam model matematis regresi berganda dengan time lag satu tahun sebagai berikut: HPS(Yt) = a+b ROA(t-1)+b ROE(t-1)+b NPM(t-1)+ 123 Dimana : Harga Pasar Saham (Yt) = variabel dependen pada tahun t. ROA, ROE, NPM (X(t-1)) = Variabel independen sebelum tahun t. a = Konstanta.

14

b1, b2, b3

= angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

= Faktor lain yang tidak diteliti.


c. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi: uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov, uji multikolinearitas dengan melihat tolerance value atau variance inflation factor (VIF), berdasarkan Eigenvalue dan Condition Index, dan dengan melihat nilai R2 dan nilai t statistik, uji heteroskedstisitas dengan menggunakan analisis grafik (SRESID dan ZPRED) dan metode Rank Spearman, uji autokorelasi dengan metode Durbin-Watson (DW test) dan metode Lagrange Multiplier (LM Test), uji linearitas dengan metode analisis grafik (ZRESID dan ZPRED) dan metode Lagrange Multiplier (LM Test) (Dr. Suliyanto, 2011).
d. Koefisien Determinasi

Merupakan besaran yang memberikan informasi goodness of fit dari persamaan regresi, yaitu memberikan proporsi atau persentase kekuatan pengaruh variabel yang menjelaskan (X1, X2, X3) secara simultan terhadap variasi dari variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar pengaruh Return On Asset (X1), Return On Equity (X2), dan Net Profit Margin (X3) terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Y). Koefisien Determinasi (KD) menunjukkan ragam naik turunnya variabel terikat (Y) yang diterangkan oleh variabel X (berapa bagian dari total keragaman dari variabel Y yang dapat dijelaskan oleh beragamnya nilai-nilai yang diberikan setiap variabel bebas X). Koefisien determinasi dihitung untuk memperoleh kontribusi variabel bebas ROA (X1), ROE (X2), dan NPM (X3) terhadap variabel terikat Harga Pasar saham (Y). dimana dalam penggunaannya koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase. Adapun koefisien determinasi menutur J. Supranto (2004:208), dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Koefisien Determinasi = r2 x 100% Koefisien Non Determinasi = 1- (r2) x 100%

15

Dimana: r2 = koefisien korelasi pangkat dua (alat analisis untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel X dan variabel Y). Karena jumlah variabel independen yang diteliti adalah tiga buah variabel, maka untuk menghitung koefisien korelasi dapat digunakan rumus (Sugiyono, 2006:218) sebagai berikut:

Keterangan:
X = variabel bebas Y = variabel terikat

R = koefisien korelasi ganda tiga prediktor b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat, maka nilai R akan kecil. Besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.3 Tingkat Keeratan Hubungan Interval Koefisien 0,00 1,99 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,00 (Sugiyono, 2006:183)

Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Jika nilai koefisen penentu (KD) = 0, berarti tidak ada pengaruh ROA, ROE, dan NPM terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

Jika nilai koefisen penentu (KD) 0, berarti variasi naik turunnya Tingkat Pengembalian Saham adalah 100% dipengaruhi oleh ROA, ROE, dan NPM.

16

Jika nilai koefisen penentu (KD) berada diantara 0 dan 1 (0 < KD <1), maka besarnya pengaruh ROA, ROE, dan NPM terhadap variasi naik turunnya Harga Pasar Saham adalah sesuai dengan KD itu sendiri dan sebelumnya berasal dari faktor-faktor lain. Hal ini berarti bahwa nilai KD yang semakin besar mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas (ROA, ROE dan NPM) terhadap variabel terikat (Tingkat Pengembalian Saham).

e. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sigifikansi peran secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) dengan tingkat signifikan = 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Jika thitung > ttabel atau prob-sig < = 5% berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. a. Menentukan Hipotesis
1. Pengujian pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham a. Ho1 : = 0, tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham b. Ho1 : 0, terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham 2. Pengujian pengaruh ROE terhadap Tingkat Pengembalian Saham a. Ho2 : = 0, tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham b. Ho2 : 0, terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham 3. Pengujian pengaruh EPS terhadap Tingkat Pengembalian Saham a. Ho3 : = 0, tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian

Saham
b. Ho3 : 0, terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian

Saham

b. Uji Signifikansi

17

Uji signifikansi dalam kasus ini berupa uji t (signifikan secara parsial) dan dibantu melaui program SPSS versi 17 sebagai berikut: Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara terpisah/ parsial serta penerimaan atau penolakan hipotesis.
4. Tentukan daerah kritis dengan tarap nyata 5% atau pada selang kenyataan

sebesar 95%. d. Kriteria Uji t Uji t menggunakan rumus:

dimana: t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel rp = koefisien korelasi parsial yang ditentukan n = jumlah sampel
e. Pembuktian dilakukan dengan cara menmbandingkan hasil dari thitung dengan t yaitu:

Jika thitung < ttabel (/2;n-k-1), maka Ho diterima dan Ha ditolak Artinya variabel independen (ROA, ROE dan NPM) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).

Jika thitung > ttabel (/2;n-k-1), maka Ho ditolak dan menerima Ha Artinya variabel independen (ROA, ROE dan NPM) berpengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).

f. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisis secara statistik melaui program SPSS versi 18. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah diterapkan itu diterima atau ditolak.

18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Hipotesis I: Pengaruh ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan jasa komputer program SPSS 18 diperoleh matriks korelasi seperti berikut: Tabel 4.1 Korelasi ROA dan Tingkat Pengembalian Saham

Correlations value Pearson Correlation value ROA Sig. (1-tailed) value ROA N value ROA 1.000 .053 . .413 20 20 ROA .053 1.000 .413 . 20 20

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

(1)

Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi yang membentuk model

diagram Struktur 1. dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Koefisien ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham Coefficientsa Model Standardi zed Unstandardized Coefficients Coefficie nts t Sig. Correlations Collinearity Statistics

19

Std. B 1 (Const ant) ROA Error Beta .846 .408

Zeroorder Partial Part

Tolera nce VIF

3689.30 4359.29 9 48.865 9 218.737 .053

.223

.826

.053

.053

.053

1.000

1.000

a. Dependent Variable: value

(2)

Harga P-Value (Sig) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa p-value (Sig.) = 0,826, sedangkan level of

significant yang telah ditetapkan adalah 95% (=0,05).

(3)

Keputusan Menolak H0 Keputusan yang dibuat oleh peneliti adalah menolak H0 jika p-value < , sedangkan

hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,826) > (0,05). Dengan demikian H0 diterima untuk menerima H1. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham dapat diterima. Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham seperti terlihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

(4)

Tabel 4.3 Model Summary ROA terhadap Tingkat Pengembalian Saham Model Summaryb Mo del R R Std. Error Adjusted of Change Statistics F Sig. df1 df2 Change F DurbinWatson

the R Square Chang Change e

Square R Square Estimate

20

d 1 i m e n s i o n 0

.053a

.003

-.053

14341.24 .003 371

.050

18

.826

2.182

a. Predictors: (Constant), ROA b. Dependent Variable: value

4.2 Pengujian Hipotesis II: Pengaruh ROE terhadap Tingkat Pengembalian Saham Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan jasa komputer diperoleh matriks korelasi seperti terlihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Korelasi ROE dan Tingkat Pengembalian Saham

Correlations value Pearson Correlation value ROE Sig. (1-tailed) value ROE N value ROE 1.000 -.146 . .270 20 20 ROE -.146 1.000 .270 . 20 20

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

21

(1)

Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi model diagram Struktur

2 dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Koefisien Jalur ROE terhadap Tingkat Pengembalian Saham Coefficientsa Model Standardi zed Unstandardized Coefficients Std. B 1 (Const ant) ROE Error Beta t Sig. Coefficie nts Correlations Zeroorder Partia l Part Collinearity Statistics Tolera nce VIF

6119.12 4258.21 0 233.035 1 373.260 -.146

1.437 .168

-.624

.540

-.146

-.146

-.146

1.000

1.000

a. Dependent Variable: value

(2)

Harga P-Value (Sig.) Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa p-value (sig.) = 0,540 sedangkan level of

significant yang ditetapkan 95% (=0,05).

(3)

Keputusan Menolak H0 Keputusan yang dibuat peneliti adalah menolak H0 jika p-value (sig.) < , sedangkan

hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (sig.=0,540) > (=0,05). Dengan demikian H0 diterima untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan ROE berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham dapat diterima. Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

(4)

22

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien ROE terhadap tingkat pengembalian saham, seperti terlihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Summary ROE terhadap Tingkat Pengembalian Saham Model Summaryb Mo del R R d 1 i m e n s i o n 0 a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: value .146a Std. Error Adjusted of Change Statistics F Sig. df1 1 df2 18 Change .540 F DurbinWatson 2.297

the R Square Chang Change e .390

Square R Square Estimate .021 -.033

14208.10 .021 099

4.3 Pengujian Hipotesis III: Pengaruh NPM terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan jasa komputer program SPSS 17.01 diperoleh matriks korelasi seperti terlihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Korelasi NMP dengan Tingkat Pengembalian Saham

23

Correlations value Pearson Correlation value NPM Sig. (1-tailed) value NPM N value NPM 1.000 .053 . .413 20 20 NPM .053 1.000 .413 . 20 20

(1)

Hasil Perhitungan Koefisien Jalur Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, seperti terlihat pada

Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Koefisien Jalur NPM terhadap Nilai Perusahaan Coefficientsa Model Standardi zed Unstandardized Coefficients Std. B 1 (Const ant) NPM Error Beta t .846 Sig. .408 Coefficie nts Correlations Zeroorder Partia l Part Collinearity Statistics Tolera nce VIF

3689.30 4359.29 9 48.865 9 218.737 .053

.223

.826

.053

.053

.053

1.000

1.000

a. Dependent Variable: value

(2)

Harga P-Value (Sig)

24

Berdasarkan Tabel 4.9

dapat diketahui bahwa p-value = 0,826, sedangkan level of

significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05). (3) Keputusan Menolak H0 Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value > , hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,826) > (0,05). Dengan demikian H0 ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan NPM berpengaruh terhadap terhadap Tingkat Pengembalian Saham dapat diterima. Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)

(4)

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien Determinasi MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:

Tabel 4.10 Model Summary Pengaruh MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan Model Summaryb Mo del R Std. Error of Change Statistics F R Square Chang e .050 df1 1 df2 18 Sig. Change .826 F DurbinWatson 2.182

Squar Adjusted the R d 1 i m e n s i o n 0 .053a e .003

R Square Estimate Change -.053 14341.24 .003 371

25

a. Predictors: (Constant), NPM b. Dependent Variable: value

Hasil pengujian hipotesis keseluruhan dapat diringkaskan seperti terlihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut: Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

No

VARIABEL

Koefisien Jalur

Koefisien Determinasi 0,050 0,390 0,050

thitung; Fhitung (p-Value) 2,182 (=0,05; p=0,826) 2,297 (=0,05; p=0,540) 2,182(=0,05;p=0,826)

Hipotesis NUL Diterima Diterima Diterima

1 2 3

X1 terhadap Y X2 terhadap Y X3 terhadap Y

0,826 0,540 0,826

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham sehingga hipotesis 1 (Ho1) diterima, Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga pasar saham sehingga hipotesis 2 (Ha2) diterima dan pengaruh tersebut signifikan, Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara parsial terhadap harga pasar saham sehingga hipotesis 3 (Ha3) diterima dan pengaruh tersebut signifikan.

26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan asuransi yang telah go public diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham

perusahan.
b. Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian

saham perusahan.
c. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian

saham perusahan.

5.2 Saran Berdasarkan simpulan dari penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan aspek ROE dan karena didalam

berinvestasi investor cenderung memperhatikan seberapa besar keuntungan (laba) yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham) dan seberapa besar pengembalian atas suatu investasi per lembar sahamnya.
2. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan rasio keuangan berbeda yang belum

dimasukkan dalam model penelitian ini karena masih terdapat rasio keuangan lain yang mungkin berpengaruh terhadap harga saham selain ROA, ROE dan NPM dan/ atau memperluas bahasan melalui faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham. Agar hasil penelitian bisa mendukung kesimpulan yang lebih akurat, maka objek penelitian ditambah dan periode penelitian diperpanjang. Selanjutnya, variabel penelitian yang tidak konsisten dan tidak signifikan dengan yang dilakukan oleh peneliti agar dijadikan penelitian yang akan datang.

27

DAFTAR PUSTAKA Ali Arifin. 2007. Membaca Saham, edisi ketiga. Yogyakarta: Andi. Aryati Kusumastuti. 2008. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Pasar Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Ayuk Prasetya Uni. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat Ukur Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Universitas Negeri Semarang. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi keempat, cetakan ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Damodar N. Gujarati. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 2, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Denny Suryo Utomo. 2006. Pengaruh Asset Growth, Debt to Equity Ratio, Return On Equity dan Earning Per Share terhadap Beta Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Universitas Islam Yogyakarta. Edo Febianto. 2007. Pengaruh Dividen Per Lembar Saham terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Emiten Sektor Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, buku I, edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Freddy Rangkuti. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, edisi keempat, cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE. Irfan Fahmi. 2009. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Pasar Saham Periode 20052008 (Studi Kasus pada PT. Plaza Realty, Tbk di Bursa Efek Indonesia). Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Jogiyanto. 2004. Metode Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto H. M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta:

28

BPFE. 106 Jonni Manurung dan Adler Haymanas. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Jakarta: Salemba empat. Kamaruddin Ahmad. 2003. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Koetin, E.A. 2002. Analisis Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar harapan. Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan Dasar 2, edisi kesatu, cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, edisi pertama, cetakan kesatu. Yogyakarta: Andi. Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Cetakan keenam. Bogor: Ghalia Indonesia. Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, cetakan kesatu. Jakarta: Salemba Empat. Nur Indriyantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodolgi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen, edisi pertama, cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE. Panji Anoraga dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta: Rhineka Cipta. Ridwan S. Sundjadja dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 1, edisi kelima. Jakarta: Literata Lintas Media. Ridwan S. Sundjadja dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 2, edisi keempat. Jakarta: Literata Lintas Media. Setiawan dan Dwi Endah Kusrini. 2010. Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Potrofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesembilan. Bandung: ALFABETA. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Edisi Kesatu. Yogyakarta: ANDI. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN. Susan Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.

29

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, edisi pertama, cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE. Tim Penyusun Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, cetakan ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat. Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis, Buku 1, edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat. Van Horne, James C. dan Jhon M. Wachowicz. _____. Fundamental of Financial Management, 12thed. Prentice-Hall Inc. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. 2005. Prinsipprinsip Manajemen Keuangan, buku 1, edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. http://www.bakrietelecom.com/investor-rooms statement http://www.bakrietelecom.com/financialhttp://www.bakrietelecom.com/annual-repots

http://www.idx.co.id/Home/Publication/PerformanceSummary/tabid/148/language/enUS/Defaults.aspx http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/Announcement/tabid/92/language/enUS/Defaults.aspx http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/ReportDocument/tabid/91/language/enUS/Defaults.aspx

30

Anda mungkin juga menyukai