Anda di halaman 1dari 6

BAB I Pendahuluan A.

Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara ataupun suatu wilayah sebenarnya tergantung pada pola sistem ekonomi suatu masyarakat, bagaimana masyarakat mengelola ekonomi itu sendiri sehingga terbentuklah suatu sistem yang kuat dalam memajukan perekonomian suatu negara. Ekonomi yang ada di masyarakat pada saat sekarang ini hampir keseluruhan memilikin lebih dari 2 sistem sosial yang mempengaruhinya, sistem sosial yang lebih dari satu inilah yang dikatakan mempengaruhi perekonomian negara berkembang seperti indonesia, dalam hal ekonomi masyarakat meiliki 3 ciri yaitu gaya sosial, bentuk organisasi atupun tekni yang mendominisasi. Suatu Masyarakat memiliki sekaligus dua sistem sosial atau lebih ataupun hanya memiliki satu sistem sosial. Hal ini diakibatkan oleh adanya Proses Pemasukan Sistem yang Dimulai Dari Suatu waktu sehinggan mencampuri satu sistem yang telah ada. Masyarakat yang seperti inilah yang disebut dengan masyarakat Dualistik A.K.A Teori Dualistik yang dikembangan oleh J.H. Boeke, Dimana Masyarakat memiliki dua sistem yang berlaku di dalam kehidupan ekonominya, Misalnya masyarakat dualistik seperti ini ditandai dengan adanya sistem barat yang lebih maju dan sistem prakapitalis pribumi. Lihat saja Hampir Disemua Negara Menggunakan teori dualistik ini, Teori Dualistik Ini sendiri di pihak pertama mudah merasa cukup puas ataupun kebutuhan yang terbatas. Sedangkan dilain pihak selalu merasa kekurangan dengan hasil yang di dapat sehinggan akan terus berkembang. Oleh karena itulah pengaruh teori dualistik di indonesia mempengaruhi banyak sekali dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal pertanian petani karet akan menyadap karet seperlunya jikalau harga karet sedang turun dan jika harga sedang naik petani akan menyadap karetnya secara keseluruhan. Hal seperti inilah yang mengakibatkan negara bekembang akan terbelakan atupun mengalami kemunduruan perkebangan ekonomi. Sedangkan di lain pihak terdapat perusahaan asing, menggunakan teknologi tinggi atupun ekonomi barat dalam pengelolahaanya yang sangat maju. Tak hanya dalam Sektor Pertanian seperti ini, Misalnya dalam Sitem ekonomi yang berlaku bahwasanya terdapat 2 sistem yang ada di indonesia sekarang ini seperti syariah dan kovensiona, perbedaan 2 sistem basis terbesar ini berdampak pada sulitnya mempersatukan pasar antar sistem ekonomi, dimana ekonomi syaraiah ataupun ekonomi timur sangat sulit bertransaksi dengan ekonomi konvensional ataupun ekonomi barat. Berdasaran Perbedaan inilah, banyak masalah yang timbul akibat dari 2 sistem yang berlaku seperti mekanisme pasar yang sulit terbentuk dan sumber dayan yang terpakai tidak efisien di akibatkan penggunanan SDM yang berbeda dari setiap sistem. Misalnya Ahli dalam ekonomi Konvensional namun tak memiliki lagi

kesempatan di pengaplikasian di konvensional namun tak sesuai jika di aplikasikan di ekonomi syariah. Inilah yang dikatakan pemborosan dalam sumber daya manusia. Berdasarkan adanya Perbedaan Proses ataupun sitem yang ada di masyarakat inilah Mendorong penulis melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH SISTEM DUALISTIK DALAM PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA B. Rumusan Masalah a. Apakah yang dimaksud Dengan teori Dualistik ? b. Penganruh Dualistik Dalam berbagai Bidang Di indonesia ? C. Pembahasan A. Pengertian Dualistik J.H. Boeke , ahli ekonomi belanda adalah seorang pelopor yang mengembangkan teori tersendiri yang hanya cocok untuk di terapkan di Negara terbelakang. Teorinya tentang dualisme masyarakat merupakan teori umum pembangunan masyarakat dan pembangunan ekonomi Negara terbelakang yang terutama didasarkan pada hasil kajiannya terhadap perekonomian INDONESIA. Makna. DR. boeke berpendapat bahwa dalam arti ekonomi masyarakat memiliki tiga ciri yaitu; semangat social, bentuk organisasi dan teknik yang mendominasinya. Saling ketergantungan dan saling keterkaitan antara ketiga ciri di sebut system social atau gaya social. Suatu masyarakat disebut homogen apabila didalamnya hanya terdapat satu system social yang berlaku. Tetapi suatu masyarakat mungkin memiliki sekaligus dua system social atau lebih. Masyarakat seperti ini di sebut masyarakat dualistik atau majemuk boeke mengunakan istilah masyarakat dualistik untuk masyarakat yang menunjukkan cirri tersendiri ditengah system social yang sikron dan telah dewasa antara dimana biasanya evaluasi historis masyarakat-masyarakat homogen terpisah satu sama lain melalui bentuk peralihan seperti misalnya antara prakapitalisme dan kapitalisme penuh melalui kapitalisme awal. Masyarakat dualistic seperti itu ditandai oleh adanya system barat impor yang lebih maju dan system pertanian prakapitalis pribumi. Boeke menyebut dualisme social dan mendefinisikannya sebagai perbenturan antara system social impor dengan system social aslidengan gaya yang berbeda.

Ciri-ciri masyarakat dualistik. Boeke mengunakan teori ekonomi tentang masyarakat dualistik untuk mengambarkan dan menjelaskan interaksi ekonomi dua system social yang berbenturan yang ia sebut dengan ekonomi dualistik atau ekonomi timur. Ia mendasarkan teorinya pada pengalaman Indonesia. Ada dua ciri absolute sector timur perekonomian dualistic yang membedakannya dari masyarakat barat. Kebutuhan masyarakat timur adalah terbatas. Orang merasa puas jika kebutuhan-kebutuhan mendesak mereka terpenuhi. Mereka tidak mempunyai organisasi , tanpa modal , secara teknis tidak berdaya dan tidak mengenal pasar. Rakyat lebih gemar pada kegiatan spekulatif ketimbang pada usaha yang memberikan laba secara teratur. Mereka tidak percaya pada investasi yang mengandung resiko. Mereka kurang inisiatif dan jauh dari keterampilan organisasi yang merupakan ciri khusus sector barat masyarakat dualistic. Mereka fatalis dan ragu- ragu mengunakan teknologi modern.

Tidak dapat diterapkannya teori ekonomi barat.Ciri-ciri khas masyarakat timur telah membuat teori ekonomi barat sama sekali tidak dapat diterapkan pada ekonomi terbelakang. Menurut boeke, teori ekonomi barat di maksudkan untuk menjelaskan masyarakat kapitalis, sedangkan masyarakat timur adalah

prakapitalistik. Yang disebut pertama kali berdasarkan pada keinginan yang tidak terbatas, ekonomi uang dan berbagai jenis organisasi kerja sama. Lebih dari itu adalah salah menerapkan teori produktivitas marginal distribusi untuk menjelaskan alokasi sumber atau distribusi pendapatan pada suatu ekonomi terbelakang karena tidak mobilnya sumber-sumber dimasyarakat seperti itu. Karena ekonomi timur mempunyai cirri dualistik, maka setiap usaha untuk mengembangkan pertanian prakapitalistik mereka dengan mengikuti garis barat akan tidak hanya gagal tetapi mungkin juga menyebabkan kemunduran. Dibidang industry , produsen timur secara teknologi, ekonomi atau social tidak dapat menyesuaikan diri dengan rekan baratnya.

Penilaian kritis Teori boeke mengenai pembangunan dualistic sangat dikecam prof. Benjamin Higgins atas dasar berikut; 1. Keinginan tidak terbatas. Pendapat boeke bahwa rakyat ekonomi terbelakang mempunyai keinginan yang terbatas atau kurva penawaran usaha dan pengambilan risiko yang miring ke belakang tidak didukung oleh pengalaman Indonesia sendiri kecenderungan marginal mengkonsumsi dan mengimpor dua-duanya cukup tinggi. 2. Buruh lepas bukan tidak terorganisasi Ciri-ciri yang mengemukakan boeke mengenai buruh timur sebagai tak terorganisasi, pasif dan diam adalah tidak konsisten dengan tumbuh kuatnya buruh terorganisasi di Indonesia. 3. Buruh timur bukan tidak mobil Adalah tidak mungkin menerima pandangan boeke bahwa rakyat pada ekonomi timur enggan untuk meninggalkan desa mereka. Kenyataannya kehidupan kota, dengan segala daya pikatnya seperti bioskop ,took, restoran dan peristiwa-peristiwa olahraga selalu menyebabkan migrasi dari wilayah pedesaan. 4. Tidak khas ekonomi terbelakang. Boeke menganggap teori dualistiknya hanya untuk ekonomi timur walaupun dia sendiri mengakui bahwa dualisme social juga hadir didalam perekonomian terbelakang. 5. Dapat diterapkan pada masyarakat barat Berbagai cirri khas masyarakat timur yang digambarkan oleh boeke, menurut Higgins dapat jugs dikenakan pada masyarakat barat.setiap flasi kronis muncul atau mengancam ekonomi barat, rakyat lebih menyukai investasi yang bersifat untung-untungan d/p investasi jangka pnjang. 6. Bukan suatu teori tetapi deskripsi Dr. boeke tidak berhasil menciptakan suatu teori social dan ekonomi yang khusus bagi ekonomi terbelakang. Teori dualistiknya hanyalah suatu deskripsi masyarakat timur dimana ia mencoba menunjukkan cirri-ciri khas masyarakat timur yang tidak harus dikembangkan melalui garis-garis barat. 7. Peralatan teori ekonomi barat dipakai di masyarakat timur Sebagian peralatan teori ekonomi barat yang mendasari kebijaksanaan fiscal dan moneter dan kebijaksanaan lain yang ditujukan untuk menghapuskan

ketidakseimbangan neraca pembayaran , dapat diterapkan pada masyarakat timur dengan sedikit variasi. 8. Tidak memberikan pemecahan terhadap masalah penggangguran Dualism boekelebih banyak memusatkan diri pada aspek sosio-budaya ketimbang aspek ekonomi. Dia menganggap berbagai jenis pengsngguran sebagai diluar jangkauan tangan pemerintah tetapi tidak menyebutkan adanya kekurangan pekerjaan yang merupakan cirri dominan ekonomi terbelakang berpenduduk padat

B. Dualisme teknologi Sebagai alternative terhadap dualism sosialme boeke, prof. Higgins membangun teori dualism teknologi. Dualism teknologi berarti pengunaan berbagai fungsi produksi pada sector maju dan sector tradisional dalam perekonomian terbelakang. Adanya dualism seperti itu memperberat masalah pengangguran teknologis atau pengangguran structural disektor industry dan penggangguran di sector pedesaan . teoro Higgins mengenai dualisme teknologi memasukkan problem proforsi factor. Higgins membangun teorinya disekitar dua barang, dua factor produksi dan dua sector dengan kekayaan factor dan fungsi produksinya . sector industry bergerak dibidang perkebunan pertambangan lading minyak dll. Sector pedesaan bergerak diibidang produksi bahan makanan dan kerajinan tangan atau industry yang sangat kecil. Professor Higgins menelaah proses bagaimana dualisme teknologi cenderung meningkatkan penggangguran dan penggangguran tersembunyi di dalam perekonomian dualistic. Dari kedua sector tersebut , sector industry tumbuh dan berkembang dengan bnatuan modal luar negeri. Jadi industrialisasi menyebabkan pertumbuhan pendudukyang melebihi laju akumulasi modal disektor industry.

Penilaian kritis 1. Koefisien tidak tetap disektor industry Tidak benar mengasumsikan koefisien teknik tetap disektor industry tanpa pembuktian empiris 2. Harga factor tidak tergantung pada kekayaan factor Teori ini menunjukkan mengapa kekayaaan factor dan berbedanya fungsi produksi menyebabkan kenaikan penggangguran tersembunyi di sector pedesaan. Ini amat berkaitan dengan pola harga factor. Tetapi harga factor tidak semata mata tergantung pada kekayaan factor 3. Mengabaikan factor kelembagaan Ada beberapa factor kelembagaan dan kejiwaan yang juga mempengaruhi proforsi factor. Namun di abaikan oleh Higgins 4. Mengabaikan pengunaan teknik penyerap buruh Pendapat Higgins bahwa proses padat modal perlu digunakan disektor industry sama sekali mengabaikan penggunaan teknik lain yang menyerap buruh 5. Besarnya dan sifat pengganguran tersembunyi tidak jelas Higgins tidak menjelaskan sifat pengganguran tersembunyi disektor pedesaan dan penawaran buruh yang berlebih di sector industri

Anda mungkin juga menyukai