Anda di halaman 1dari 65

Pengaruh Mo otivasi Terh hadap Peningkatan Kinerja Pegawai P Pa ada Dinas Pertamban P gan dan En nergi Sumatera utara

TUGAS AKHIR

Diajukan oleh: Ahmad Rizki R 1021011 116 DIPLO OMA III KEUANGA K AN

Guna Mem menuhi Sal lah Satu Sy yarat Untuk k Menyeles saikan Pen ndidikan Pa ada Progra am Studi Di iploma III F Fakultas Ek konomi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. B. C. D. E. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................... 3 Tujuan Penelitian .................................................................. 4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4 Metode Penelitian ................................................................. 4

BAB II GAMBARAN UMUM.................................................................. 6 A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ........................................................ 6 B. Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara ....................................................................... C. D. 9

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan ............................ 10 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ....................................................................... 15

E.

Job Description Dinas Pertambanga dan Energi Provinsi ..... Sumatera Utara ....................................................................... 17

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 41 A. Motivasi..................................................................................... 41 B . Kinerja ...................................................................................... 46 C. Analisis dan Evaluasi .............................................................. 53 BAB IV PENUTUP ................................................................................... 60 A. KESIMPULAN ......................................................................... 60 B. SARAN ..................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 62 Lampiran ................................................................................................... 63

iii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan maupun instansi baik milik swasta ataupun milik

pemerintah mempunyai tujuan untuk dapat hidup berkembang dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan yang mempengaruhi jalannya organisasi sifatnya selalu berubah. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu pola pengaturan dan pengolahan sumber-sumber ekonomi, faktor-faktor produksi yang tersedia secara terarah dan terpadu sehingga akan tercapai tujuan perusahaan tersebut apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dalam pekerjaannya. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu, motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapi prestasi kerja yang tinggi. Perilaku yang sering terjadi secara umum yang sering dialami banyak pegawai dalam suatu perusahaan yaitu keluhan cenderung lebih cepat muncul dari pada kepuasan, dengan demikian perasaan tidak puas dari pegawai lebih cepat ketahuan dari pada perasaan puas. Oleh karena itu, motivasi merupakan hal yang

perlu dilakukan untuk dapat memperbaiki kinerja pegawai tersebut. Dalam hal ini, peranan pimpinan sangat diperlukan khusus dalam memberikan motivasi kepada pegawai. Pimpinan hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap pegawai dan dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang dapat meningkatkan semangat kerja mereka. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terarah kepada tujuan yang diinginkan. Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari bahwa orang akan mau bekerja keras dengan harapan ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya. Motivasi juga disebut sebagai pendorong, keinginan atau kebutuhan. Menurut Winardi (dalam Abdurrahmat, 2006:81), motivasi dalam sebuah konteks organisasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, dimana hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Pencapaian tujuan motivasi kerja sebagaimana diharapkan menghasilkan hasil kerja yang efisien, baik bagi diri individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi. Peranan pegawai dalam meningkatkan fungsi manajemen menjadi kewajiban dari setiap pemimpin mendorong dan memotivasi setiap bawahannya untuk berprestasi. Untuk mengetahui pegawai yang berprestasi maka perusahaan mengadakan penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja karyawan

(Performance appraisal) adalah suatu penilaian periodik atas nilai seorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seseorang yang berada dalam posisi untuk mengamati dan menilai prestasi kerjanya (Roger Belows dalam Achmad, 2001:16). Menurut Hasibuan (2005:94), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan latar belakang ini peranan motivasi untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam perusahaan, karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukungn perilaku manusia agar mau bekerja keras, giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai motivasi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan menulisnya ke dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

B.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka terdapat

permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini, yakni Bagaimana Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

C.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

motivasi yang diberikan oleh manajer sumber daya manusia dan bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi bagi perusahaan tentang motivasi kerja sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan bisa tercapai dengan baik. Penelitian ini juga merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun dari luar dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang

manajemen sumber daya manusia, khususnya menyangkut tentang motivasi kerja. Dan juga penelitian ini dapat dijadikan Sebagai pedoman atau referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang atau permasalahan yang sama di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan motivasi kerja.

E.

Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara sistematis dan objektif untuk

memperoleh data-data yang relevan dalam mengumpulkan keterangan baik secara lisan maupun tulisan.

dimana sumber data yang digunakan penulis yaitu : a. Data Primer, yang merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utama yang diperlukan dalam pembahasan masalah untuk kemudian diolah dan dianalisis. b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari perusahaan sebagai tambahan dan data pelengkap dari data primer, antara lain seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, Job

Description pegawai, serta beberapa literatur yang menghimpun beberapa teori baik yang diperoleh dari buku, arsip, dokumen dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan penulis berhubungan dengan penelitian ini.

BAB II GAMBARAN UMUM

A.

Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara Pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatra Utara diawali dari terbentuknya Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Medan pada tahun 1970, kemudian menjadi Kantor Wilayah pada tahun 1978. Kantor Wilayah ini adalah Instansi vertical Departemen pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi di Daerah Tingkat 1, dimana tanggungjawab dipegang oleh Gubernur dengan tugas yang di bebankan sebangai berikut: 1. Menyelengarakan tugas dan fungsi Departemen Pertambangan dan Energi di Wilayah yang bersangkutan. 2. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan Gubernur Kepala Daerah Hukum Tingkat I dan instansi lain yang terkait dalam rangka koordinasi, pertimbangan petunjuk dan bantuan teknik serta memberikan laporan mengenai masalah utama Pertambangan dan Energi Sumatra Utara. 3. Menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi baik dalam lingkungan masing-masing antar satuan organisasi baik dalam departemen serta dengan instansi vertikal lainnya dan pemerintah Daerah dengan tugas pokoknya masing-masing. 4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan suksesnya program pertambangan dan energi Daerah.

Secara garis besar perusahaan status Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara diuraikan sebagai berikut: 1) Tahun 1945, Jawatan Pertambangan dibawahi Kementrian Kemakmuran. 2) Tahun 1949, Kementerian Kemakmuran diganti menjadi Kementrian. Perekonomian, Jawatan menjadi Dinas Pertambangan. 3) Tahun 1950, Kementerian Perekonomian Diubah menjadi Kementrian Perindustrian, Dinas Pertambangan kembali menjadi Jawatan Pertambangan. 4) Tahun 1955, Kementerian Perindustrian diubah menjadi Departemen Perindustrian Rakyat (DEPRINRA), membawahi beberapa Jawatan dan Biro Minyak dan Gas Bumi. 5) Tahun 1964, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan

(DEFARDATAM). 6) Tahun 1966, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan diubah menjadi departemen Perindustrian dan Pertambangan. 7) Tahun 1970, Tanggal 1 juli 1970 mulai berdiri kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatra Bagian Utara di Medan. Pendirian berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan No.338/Kpts/M/Pertambangan/1969. 8) Tahun 1973, Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Bagian Utara diubah menjadi kantor Departemen Pertambangan Sumatera bagian Utara di Medan. 9) Tahun 1978, Kantor Departemen diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi yang terdiri dari 2 (dua) Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Direktorial Jenderal Ketenagaan sedangkan Sekretaris Jendral dan Inspektorat

masih dalam satu organisasi Kantor Daerah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara di Medan. 10) Tahun 1982, Kantor Wilayah Departemen dan Energi Provinsi Utara diubah menjadi Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara dan Aceh di Medan. 11) Tahun 1987, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara dan Aceh diubah menjadi Kantor Wilayah Pertambangan dan Energi Sumatera Utara di Medan. 12) Tahun 1989, terbentuknya Dinas Pertambangan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Perda No.16 Tahun 1989. 13) Agustus 2000, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara. 14) Maret 2001, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara diubah menjadi Eks Kantor Wilayah Departemen Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara. 15) Berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Sumatra Utara No.3 Tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001, tentang dinas-dinas Daerah Provinsi Sumatra Utara maka Eks Kantor Wilayah Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara dan Eks Dinas Pertambangan Tingkat I Provinsi Sumatra Utara digabungkan menjadi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

B.

Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara

Gambar 2.1 Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut: 1. Kepalan tangan yang diacungkan keatas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan Imperalisme, Feodalisme dan Komunisme. 2. Batang bersudut lima, Perisai dan Rantai melambangkan kesatuan masyarakat didalam membela dan mempertahankan Pancasila. 3. Pabrik, Pelabuhan, Pohon karet, Pohon Sawit, Daun Tembakau, Ikan, Daun Padi, tulisan SUMATERA UTARA melambangkan Daerah yang indah permai masyur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah. 4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan

10

tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pecinta, keadaan dan pembela keadilan. 5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat Persatuan Kegotong-royongan yang dinamis.

C.

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan 1.3.1 Visi

Visi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah Terwujudnya pengelolaan pertambangan dan energy yang menghasilkan nilai tambah bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui pembangunan Makna dari visi tersebut dapat diuraikan sebagi berikut: a) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi melalui pengelolaan pembangunan yang berwawasan di lingkungan. b) Terwujudnya nilai pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan nilai tambah yaitu usaha Pertambangan dan Energi yang dapat meningkatkan kualitas dan keanekaragaman pemanfaatan bahan tambang dan energi. c) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan kesejahteraan masyarakat. d) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang bermanfaat bagi komponen masyarakat yang beragam.

11

1.3.2

Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan maka misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah: 1. Meningkatkan Profesionalisme, etika dan moral aparatur yang mencerminkan pemerintahan yang baik, bersih, dan transparan dan akuntabel serta bebas dari korupsi, kolus dan nepotisme (Good Governence). 2. Meningkatkan kualitas penyediaan data dan Potensi Sumber Daya Mineral, Energi dan air bawah tanah dalam rangka pengembangan dan pengusahaannya dan pencegahan. 3. Meningkatkan kualitas data dan informasi Potensi bencana alam Geologi (tanah longsor, letusan gunung api dan gempa bumi) dalam rangka upaya penanggulangan dan pencegahan. 4. Meningkatkan pencarian sumber-sumber baru mineral dan Energi untuk kelangsungan ketersediaan sumber daya mineral dan energi. 5. Meningkatkan dan mendorong pengusahaan Pertambangan dan Energi yang berwawasan lingkungan. 6. Membangun dan menumbuhkan koordinasi yang erat dengan pihak yang terkait untuk memenuhi dan menjaga pasokan tenaga listrik bagi masyarakat dan industri di Sumatera Utara. 7. Mendorong peningkatan penerimaan pajak dan retribusi dari kegiatan usaha Pertambangan dan Energi. 8. Mendorong dan meningkatkan pengembangan wilayah dan kesejahteraan rakyat setempat melalui pengusahaan Pertambangan dan Energi.

12

9. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan pengusahaan Pertambangan dan Energi dalam rangka terlaksananya kegiatan Pertambangan dan Energi dalam energy yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan. 10. Mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengusahaan Pertambangan.

1.3.3

Tujuan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia, aparatur dan

pengusahaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). 2. Meningkatkan kegiatan penyelidik Potensi Pertambangan dan Energi. 3. Meningkatkan kualitas penyediaan data dan informasi sumber daya mineral dan energi serta sumber daya air tanah yang memiliki kelayakan ekonomi untuk dikembangkan. 4. Meningkatkan peluang pasar, investasi, pengusahaan pertambangan dan energi migas dan tenaga listrik. 5. Meningkatkan pengembangan wilayah dan masyarakat (Community

Development) di sekitar wilayah Pertambangan. 6. Meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat berorientasi. 7. Meningkatkan pengendalian pengelolaan lingkungan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan serta Sumber Daya Air Tanah. 8. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Instansi lingkunngan hidup, kehutanan dan Instansi terkait.

13

9. Menyusun Peraturan Daerah (PERDA) tentang pengusahaan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan serta Sumber Daya Air Tanah. 10. Meningkatkan pengadaan peralatan lapangan dan laboratorium. 11. Meningkatkan pengembangan pemanfaatan bahan galian untuk indutri sebagai bahan baku. 12. Meningkatkan penyediaan energi listrik di pedesaan yang belum dijangkau jaringan PLN. 13. Penyebaran luasan informasi Pertambangan dan Energi melaui promosi, booklet dan internet. 14. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya air tanah.

1.3.4

Sasaran

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara memiliki sasaran sebagai berikut: 1. Tersedianya Sumber Daya Manusia (aparatur) yang berkualitas dan professional. 2. Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan rinci tentang Geologi, Sumber Daya Mineral, Energi, Bencana Alam, Tanah Longsor, Gunung Api, Gempa Bumi dan Air Tanah/Hidrogeologi. 3. Terbukanya peluang investasi, pemanfaatan dan pasar bagi pengusahaan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan. 4. Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perekonomian masyarakat, pelayanan Prima, Pengusahaan Pertambangan, Migas,

14

Ketenagalistrikan dan Sumber Daya Air Tanah yang benardan baik serta berwawasan lingkungan. 5. Terwujudnya persepsi yang sama dengan Instansi lingkungan hidup, kehutanan dan Instansi terkait dalam hal pengelolaan pengusahaan Pertambangan, Migas, Ketengalistrikan dan Sumber Daya Air Tanah. 6. Tersedianya perda tentang pengusahaan Pertambangan, Migas,

Ketengalistrikan dan Sumber Daya Air Tanah. 7. Tersedianya pengadaan energi listrik untuk masyarakat di daerah terpencil. 8. Tersedianya pengadaan air bersih untuk keperluan masyarakat.

1.3.5

Kebijakan

Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara membuat kebijakan sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas data/informasi Pertambangan dan Energi,

pencarian/eksplorasi sumber- sumber-sumber baru bahan galian mineral, energi dan air bawah tanah. 2. Peningkatan pencarian/eksplorasi sumber- sumber-sumber baru bahan galian mineral, energi dan air bawah tanah. 3. Pengelolaan Pertambangan dan Energi yang berwawasan lingkungan. 4. Mendorong peran swasta dalam pengusahaan Pertambangan dan Energi. 5. Mendorong pendayagunaan potensi sumber daya alternatif alamiah, seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Ait (PLTA) dan Pembangkti Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) oleh swasta.

15

6. Mendorong pemakaian air permukaan untuk industri, pabrik, pertanian dan pemanfaatan air tanah sebagai alternatif terakhir. 7. Menggalangkan sosialisasi kebijakan/hasil-hasil kegiatan dibidang

Pertambangan dan Energi. 8. Mengoptimalkan pengadaan peralatan survey/eksplorasi dalam laboraturim.

D.

Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara Struktur organisasi adalah salah satu fungsi pembagian kerja atau tanggungjawab serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga dapat berjalan sesuai dengan system yang berlaku untuk mencapai tujuan dan sasarannya yang didukung oleh sarana dan prasarana. Organisasi dalam perusahaan adalah sebagai tempat untuk melakukan tugas-tugas atau kegiatan pekerjaan dalam menetapkan tanggungjawab dalam suatu badan atau unti usaha guna terealisasinya rencana yang telah ditetapkannya sebelumnya. Prinsip faktor penilaian organisasi adalah: a. Rumusan yang jelas b. Pembagian Kerja c. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab d. Rentang kekuasaan e. Pengawasan Struktur organisasi adalah satu bagan yang menggambarkan secara skematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi wewenang serta tanggung jawab

16

masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya yang tetap sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas kedinasan dengan tujuan yang diinginkan oleh kantor, pegawai mengetahui akan kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawab serta pegawai dengan sendirinya mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan penuh tanggungjawab. Susunan Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara tampak pada gambar: Kepala Dinas

Sekertaris
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Program

BIDANG PERTAMBANGAN UMUM

BIDANG GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BIDANG LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

Seksi perizinan pertambangan umum Seksi pembina usaha pertambangan umum

Seksi Sumber Daya Mineral

Seksi Perizinan

Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Seksi Distribusi Minyak dan Gas Bumi

Seksi Hidrogeologi

Seksi Energi Baru

Seksi pertambangan umum

Seksi Geologi Lingkungan

Seksi Ketenagaanlistrikan

Seksi Minyak dan Gas Bumi

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Prov. Sumatera Utara

17

E. Job Description Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Bidang Kerja Berdasarkan struktur organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara maka tugas dan fungsi jabatan yagn berbeda pada organisasi DInas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas mendukung dan membantu Gubernur dalam melaksanakan perumusan dan penetapan pembinaan, pengkoordinasian dan memimpin pengendalian pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemanfaatan energy, minyak dan gas bumi dan pengelolaan dan pembinaan unit dan Pelaksana Teknis Dinas. Uraian tugas Kepala Dinas: 1. Memimpin, membina, mensinkronisasi, mengendalikan tugas dan funsgi tugas. 2. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan daerah. 3. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan penetapan

pemberian dukungan dengan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah. 4. Menyelenggarakan dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang Pertambangan dan Energi.

18

5. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemamfaatan energi, minyak dan gas bumi. 6. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi mengenai pertambangan dan energi sebagai bahan penetapan kebijakan umum pemerintahan daerah. 7. Menyelenggarakan telahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian kebijakan. 8. Menyelenggarakan koordinasi kerja sama dengan Instansi/lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas. 9. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi sekertaris, pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemamfaatan energi, minyak bumi dan gas bumi. 10. Menyelengarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di bidang Pertambangan dan Energi. 11. Menyelenggarakan koordinasi dengan dinas/lembaga Pertambangan dan Energi lintas Kabupaten/Kota. 12. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan membina Unit Pelaksanaan Teknis Dinas. 13. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain. 14. Menyelenggarakan tugas lain sesuai bidang tugas dan fungsinya Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Dinas dibantu oleh: 1. Sekretaris 2. Bidang Pertambangan Umum

19

3. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral 4. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi 5. Bidang Minyak dan Gas Bumi 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas 7. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Sekretaris Sebagai sekertaris mempunyai tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam bidang administrasi umu, kepegawaian, keuangan dan program. Sekretaris Dinas mneyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan koordinasi rencana program kerja sekertariat, bidang-bidang dan unit pelaksana teknis Dinas 2. Pengkajian dan koordinasi perancanaan dan program Dinas, perencanaan dan program kesekretariatan dan anggaran belanja. 3. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian, dan pelayanan umum sesuai ketentuan dan standard yang diberikan. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya. 5. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya. 6. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas, sesuai standard yang ditetapkan. 7. Penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundangundangan, pengelolaan perpustakaan, dan hubungan masyarakat.

20

8. Penyelenggaraan fasilitas dan pengaturan pengamanan kantor. 9. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat ineternal Dinas. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sekretaris dibantu oleh: a) Sub Bagian Umum b) Sub Bagian Keuangan c) Sub Bagian Program

3. Sub Bagian Umum Sub bagian umum mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengumpulan data/bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris. 2. Melaksankan penyusunan perencanaan/program kerja sekretaris dan sub bagian umum. 3. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data-data pegawai. 4. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiunan pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas/izin belajar, pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan/stuktural fungsional dan teknis. 5. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan kedisplinan pegawai. 6. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai. 7. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit dilingkungan Dinas.

21

8. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan serta pendokumentasian peaturan perundang-undangan 9. Melaksanakan administrasi/penatausahaan, penerimaan, pendistribusian suratsurat naskah dinas dan arsip. 10. Melaksankan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan aset lainya serta ketertiban, keindahan, keamanan dan layanan kantor.

4. Sub Bagian Keuangan Sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas: 1) Melaksanakan pengumpulan data/bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris. 2) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja sekretaris dan sub bagian keuangan. 3) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas. 4) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas. 5) Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan Daerah. 6) Melaksanakan pembinaan pembendaharaan keuangan. 7) Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis

administrasi keuangan. 8) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya. 9) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada dinas dan unit pelaksana teknis.

22

5. Kepala Sub Bagian Program Sub bagian program mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengumpulan data/bahan untuk kebutuhan pelaksaan tugas dinas dan fungsi sekretaris. 2. Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja sekretaris dan sub bagian program. 3. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan program kerja sekretaris dan sub bagian program yang meliputi Pertambangan dan energi. 4. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring. 5. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data Pertambangan dan Energi. 6. Melaksanakan pengeloalaan dan pembinaan system informasi Pertambangan dan Energi.

6. Kepala Bidang Pertambangan Umum Kepala bidang pertambangan umum mempunyai tugas membantu Kepala Dians dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang pelayanan perizinan, pembinaan usaha, pengawasan pertambangan umum dan panas bumi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kapala Sub bagian Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi: 1. Menyelenggarakan pembuatan peraturan perundang-undangan daerah provinsi di bidang mineral, batu bara dan gas bumi. 2. Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi usaha pertambangan mineral dan batu bara serta panas bumi lintas Kabupaten/Kota.

23

3. Menyelenggarakan pemberian izin usaha pertambangan mineral, batubara dan gas bumi dan wilayah lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil dilaut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau k earah perairan kepulauan. 4. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil dilaut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan. 5. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksaan izin usaha jasa pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas Kabupaten/Kota. 6. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan Pertambangan termasuk reklamasi dan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah Kabupaten/Kota atau yang berdampak regional. 7. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pengusahaaan KP lintas Kabupaten/Kota. 8. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, dan batu bara untuk operasi produksi, serta panas bumi yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota. 9. Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara dan panas bumi serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja Pertambangan di wilayah Provinsi.

24

10. Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi serta neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara di wilawayah Provinsi. 11. Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan Inspektur Tambang serta pembinaan jabatan Fungsional Provinsi. 12. Menyelenggarakan evaluasi rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan serta analisis mengenai dampak lingkungan. 13. Menyelenggarakan pengkoordinasian perizinan dan pengawasan penggunaan bahan peledak di wilayah tambang sesuai dengan kewenangannya. 14. Menyelenggarakan pemberian bimbingan, survise dan konsultasi terhadap pemegang IUP, IPR atau IPK lintas Kabupaten/Kota. 15. Menyelenggarakan proses pengesahan Kepala Teknik Tambang yang diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di lapangan. 16. Menyelenggarakan proses pemberian izin Kartu Izin Meledakkan (KIM). 17. Menyelenggarakan proses perizinan gudang bahan peledak untuk kegiatan usaha Pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi. Kepala Bidang Pertambangan Umum dibantu oleh: a. Seksi Perizinan Pertambangan Umum b. Seksi Pembinaan Usaha Pertambangan c. Seksi Pertambangan Umum

25

a. Seksi Perizinan Pertambangan Umum Kepala Seksi Perizinan Pertambangan Umum mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan penyusunan dalam rangka pembuatan peraturan perundang-undangan daerah Provinsi di bidang mineral, batu bara dan panas bumi. 2) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data informasi usaha pertambangan mineral dan batu bara serta panas bumi lintas Kabupaten/Kota. 3) Melaksanakan pengkajian, pemeriksaan berkas dan koordinasi dalam rangka pemberian izin usaha Pertambangan mineral, batu bara, panas bumi pada wilayah Kabupaten/Kota paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas. 4) Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, evaluasi standar operasional pengelolaan lingkungan, pengkorrdinasian, pemberian izin usaha Pertambangan mineral dan batu bara untuk operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota. 5) Melaksanakan pengkajian, pemeriksaan berkas, pengkoordinasian, pemberian izin badan usaha jasa pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka PMDN lintas Kabupaten/Kota. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya. 7) Melaksanakan dan memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya.

26

8) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum sesuai standar yang ditetapkan.

b. Seksi Pembinaan Usaha Pertambangan Umum Adapun tugas dan wewenang Seksi Pembinaan Usaha Pertambangan Umum yakni sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengkoordinasian, evaluasi teknis, pembinaan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota. 2) Melaksanakan pemantauan, pemeriksaan dan bimbingan dalam rangka pelaksanaan, pengelolaan dan pembinaan pelaksanaan izin usaha jasa pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas Kabupaten/Kota. 3) Melaksanakan koordinasi, bimbingan dan evaluasi teknis dalam rangka pembinaan pengusahaan KP lintas Kabupaten/Kota. 4) Melaksanakan pengumpulan data/bahan, penyusunan, pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan panas bumi serta pengusahaan sistem informasi Geografis wilayah kerja Pertambangan di wilayah provinsi. 5) Melaksanakan koordinasi, pengumpulan data/bahan dalam rangka penyusunan penetapan potensi panas bumi, neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara diwilayah provinsi. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya.

27

7) Melaksanakan dan memberikan masukan yang perlu kepada Kepala-kepala Bidang pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya. 8) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai standar yang ditetapkan.

c. Kepala Seksi Pengawasan Pertambangan Umum Kepala Seksi pengawasan pertambangan umum, mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi dalam pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan Kepulauan. 2) Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi dalam rangka pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas Kabupaten/Kota. 3) Melaksanakan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan Pertambangan termasuk reklamasi lahan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi, KP pada wilayah Kabupaten/Kota atau yang berdampak regional. 4) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral dan batu bara untuk operasi produksi sertas panas bumi yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota.

28

5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya. 6) Melaksanakan, memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya. 7) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai standar yang ditetapkan. 8) Melaksanakan proses pemberian izin Kartu Meledakkan (KIM), proses pengesahan Kepala Teknik Pertambangan yang diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap semua kegiatan dilapangan. 9) Melaksanakan proses penerbitan izin gudang bahan peledak untuk kegiatan usaha Pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi.

7. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan penyusunan rencana program kerja Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral. 2) Menyelenggarakan pengkajian dan pengkoordinasian perencanaan program kerja Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan bidang lain dan Sekretariat. 3) Menyelenggarakan pengkajian perencanaan pembuatan peraturan daerah dibidang air tabah. 4) Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi cekungan air.

29

5) Menyelenggarakan pengelolaan pemberian rekomendasi teknis untuk izin pengeboran, izin penggalian dan izin penyerapan mata air, pemakaian air tanah atau pengusahaan air tanah lintas Kabupaten/Kota. 6) Penyelenggaraan pengkajian penetapan wilayah konservasi air tanah lintas Kabupaten/Kota. 7) Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara panas bumi dan air tanah. 8) Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi dan air tanah, neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara diwilayah Provinsi. 9) Menyelenggarakan penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah lintas Kabupaten/Kota. 10) Menyelenggarakan pengkajian inventaris geologi dan sumber daya mineral, batubara panas bumi dan air tanah pada wilayah provinsi. 11) Menyelenggarakan pelaksanaan inventarisasi kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada wilayah provinsi. 12) Menyelenggarakan penetapan zona pemanfaatan kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada lintas Kabupaten/Kota. 13) Menyelenggarakan penetapan pengelolaan lingkungan Geologi, Geologi Teknik, kawasan rawan bencana dan lingkungan Geologi. 14) Menyelenggarakan inventaris lingkungan Geologi, Geologi Teknik, kawasan rawan bencana dan lingkungan Geologi pada wilayah Provinsi. 15) Menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan mitigas bencana Geologi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota.

30

16) Menyelenggarakan inventaris dan pengelolaan kawasan rawan bencana Geologi pada wilayah Provinsi. 17) Menyelenggarkan pelaksanaan koordinasi mitigas bencana Geologi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota. 18) Menyelenggarakan pengelolaan informasi bencana Geologi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota. Kepala bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral dibantu oleh: a. Kepala Seksi Sumber Daya Mineral b. Kepala Seksi Hidrogeologi c. Kepala Seksi Geologi Lingkungan a. Seksi Sumber Daya Mineral Kepala Seksi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan inventarisasi geologi dan sumber daya mineral dengan metode penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pemboran. 2) Melaksanakan inventarisasi batu bara dengan metode penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pemboran. 3) Melaksanakan inventarisasi panas bumi dengan metode penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pemboran. 4) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi sumber daya mineral. 5) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi batu bara. 6) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi panas bumi. 7) Melaksanakan penetapan neraca sumber daya dan cadangan mineral. 8) Melaksanakan penetapan neraca sumbe rdaya dan cadangan batu bara..

31

9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Geologi dan Sumber daya Mineral sesuai bidang tugasnya. 10) Melaksanakan dan memberikan masukan kepada Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral sesuai bidang tugasnya. 11) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral. b. Kepala Seksi Hidrogeologi Kepala Seksi Hidrogeologi mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi teknis untuk izin

pengurapan mata air pada cekungan air tanah sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 2) Melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi air tanah, pemetaan Hidrogeologi, penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3) Melaksanakan penyelidikan pencemaran air tanah, inventarisasi potensi air bawah tanah, pengawasan pemakaian dan pengusahaan air tanah,

pengendalian pemakaian dan pengusahaan air tanah. c. Kepala Seksi Geologi Lingkungan Kepala Seksi Geologi Lingkungan, mempunyai uraian tugas: 1) Melaksanakan dan menetapkan pengelolaan lingkungan geologi. 2) Melaksanakan penyelidikan geologi teknik, gerakan tanah longsor, daerah rawan gempa bumi dan pemantauan aktivitas gunung api. 3) Melaksanakan inventarisasi lingkungan geologi, geologi teknik dan kawasan rawan bencan geologi.

32

4) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi bencana geologi, sosialisasi mitigas bencan geologi dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral sesuai bidang tugasnya. 5) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral.

8. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan penyusunan peraturan daerah Provinsi di Bidang listrik dan Ketenagalistrikan, penyusunan rencana umu ketenagalistrikan (RUKD), regional, pemberian izin usaha penyediaan tenaga listrik maupun energy listriknya lintas Kabupaten/Kota. 2) Menyelenggarakan pengaturan harga jual tenaga listrik untuk pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) yang izin usahanya dikeluarkan oleh Provinsi dan pemberian Izin Operasi Penyediaan Tenaga Listrik (IOPTL) yang sarana instansinya mencakup lintas Kabupaten/Kota. 3) Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha

ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh Provinsi. 4) Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur Ketenagalistrikan serta pembinaan jabatan Fungsional Provinsi. 5) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal bidang dan juga tugas lain,sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi, dibantu oleh:

33

a. Kepala Seksi Perizinan Ketenagalistikan. b. Kepala Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru. c. Kepala Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan.

a. Seksi Perizinan Ketenagalistrikan Seksi Ketenagalistrikan mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan data/bahan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi. 2) Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data perizinan. 3) Menyelenggarakan pengaturan harga jual tenaga listrik untuk pemegang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang izinnya dikeluarkan Provinsi dan pemberian izin operasi penyediaan Tenaga Listrik yang sarana instalasinya mencakup lintas Kabupaten/Kota. 4) Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha

Ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh Provinsi. 5) Melaksanakan tugas alin, sesuai bidang tugasnya. b. Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan Dan Energi Baru mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan data/bahan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik Dan Pemanfaatan Energi. 2) Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru.

34

3) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data listrik dan energi baru terbarukan. 4) Melaksanakan penyusunan peraturan daerah provinsi di bidang

ketenagalistrikan. 5) Melaksanakan penyusunan Rancana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD). 6) Melaksanakan sosialisasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 7) Melaksanakan evaluasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan. 8) Melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan tenaga listrik dan energi baru terbarukan dengan menggalakkan pelaksanaan internsifikasi, diversifikasi dan konservasi energi. 9) Melaksanakan penyelidikan dan pengembangan ketenagalistrikan dan sumber energi lainnya. 10) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 11) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 12) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya. c. Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan Kepala Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan, mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi.

35

2) Melaksanakan penyusunan perencanaan kerja Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan. 3) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data pembangkit listrik. 4) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha

ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh provinsi. 5) Melaksanakan sosialisasi cara-cara berhemat energi dengan mengadakan pembinaan dan pengendalian pengawasan ketenagalisrikan dan energi lainnya, sesuai ketentuan yang ditetapkan. 6) Melaksanakan evaluasi hasil program pembinaan dan pengendalian

pengawasan ketenagalistrikan dan energi lainnya, sesuai ketentuan yang ditetapkan. 7) Melaksanakan pengawasan ketenagalistrikan di sektor pembangkitan, transmisi, distribusi mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, operasional sampai pasca operasional, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 8) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan. 9) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 10) Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Bidang Minyak dan Gas Bumi Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas bumi bersama pemerintah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

36

2. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak kerjasama untuk kegiatan lain diluar kegiatan migas pada lintas

Kabupaten/Kota jika kontrak wilayah kerja telah berakhir. 3. Menyelenggarakan pengawasan jumlah armada pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah provinsi yang meliputi jumlah armada dan kapasitas pengangkutan BBM. 4. Menyelenggarakan inventarisasi jumlah badan usaha kegiatan hilir yang beroperasi di daerah provinsi dengan melakukan pendataan. 5. Menyelenggarakan penetapan harga bahan bakar minyak, jenis minyak tanah pada tingkat konsumen rumah tangga dan usaha kecil melalui Surat Keputusan Gubernur Sumatera tentang Harga Eceran Tertinggi (HET). 6. Menyelenggarakan pengawasan pencantuman Nomor Pelumas Terdaftar (NPT). 7. Menyelenggarakan koordinasi pengawasan pengendalian pendistribusian dan tata niaga bahan bakar dari agen dan pangkalan dan sampai di wilayah Provinsi. 8. Menyelenggarakan pemantauan dan inventarisasi penyediaan, penyaluran dan kualitas harga BBM serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan dan penyediaan BBM lintas Kabupaten/Kota. 9. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah operasi paling jauh 12 mil laut di ukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.

37

10. Menyelenggarakan pengawasan terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa penunjang minyak dann gas bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di Daerah yang bersangkutan. 11. Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan Inspektur Migas serta pembinaan Jabatan Fungsional Provinsi. Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi dalam melakukan tugasnya dibantu oleh beberapa seksi antara lain: a. Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi b. Seksi Pengendalian Distribusi Minyak dan Gas Bumi c. Seksi Minyak dan Gas Bumi

a. Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kepala Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan rencana jangka panjang, menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi. 2) Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3) Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja, kontrak kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan minyak dan gas bumi pada lintas Kabupaten/Kota sesuai ketentuan standar yang berlaku.

38

4) Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha minyak dan gas bumi, sesuai dengan standar yang ditetapkan. 5) Melaksanakan pelayanan jasa penetapan wilayah kerja dan jasa

pengembangan lapangan minyak dan gas bumi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 6) Melaksanakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas bumi pada wilayah provinsi bersama pemerintah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi sesuai bidang tugasnya. 8) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai bidang tugasnya. 9) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang ditetapkan. b. Seksi Distribusi Minyak dan Gas Bumi Seksi Pengendalian Distribusi Minyak dan Gas Bumi, mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan /data untuk penyusunan rencana jangka menengan dan tahunan, pengembangan dan peningkatan usaha hulu Minyak dan Gas bumi. 2) Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

39

3) Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja, kontrak kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan minyak dan gas bumi pada lintas Kabupaten/Kota sesuai ketentuan standar yang berlaku. 4) Melaksanakan pelayanan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha minyak dan gas bumi dan pelayanan jasa penetapan wilayah kerja dan jasa pengembangan lapangan minyak dan gas bumi, sesuai dengan standar yang dtetapkan. 5) Melaksanakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas bumi pada wilayah provinsi bersama pemerintah, sesuai kententuan dan standar yang ditetapkan. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi sesuai bidang tugasnya. 7) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai bidang tugasnya. 8) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar diperlukan.

c. Seksi Pengawasan Minyak dan Gas Bumi Kepala Seksi Pengawasan Minyak dan Gas Bumi mempunyai uraian tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan pengawasan Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang ditetapkan.

40

2) Melaksanakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan dan pengembangan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan. 3) Melaksanakan pengawasan teknis dan lindungan lingkungan terhadap kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi, pengawasan mutu bahan bakar minyak pada depot dan stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk umum, pengawasan jumlah armada pengangkutan dan kapasitas pengangkutan bahan bakar minyak di daerah provinsi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 4) Melaksanakan pengawasan pencantuman Nomor Pelumas Terdafatar (NPT) pada pelumas yang beredar di pasaran, sesuai peraturan dan perundangundangan. 5) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa penunjang Minyak dan Gas Bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan komoditi dan jasa boga dan bidang usaha jasa penyediaan material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di daerah provinsi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi sesuai bidang tugasnya. 7) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai bidang tugasnya. 8) Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi, sesuai standar yang ditetapkan.

BAB III PEMBAHASAN

A. Motivasi Menurut Winardi (2007:1), istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak (to move). Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Pada dasarnya perusahaan bukan saja

mengharapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Sukses tidaknya suatu organisasi, sangat tergantung dari aktifitas dan kreatifitas sumber daya manusianya. Untuk itu, hal utama yang harus diperhatikan seorang manajer ialah membangkitkan gairah kerja karyawannya. Peranan manajer sangat besar dalam memotivasi karyawan agar bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Seorang manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya dengan mengetahui apa yang menjadi alasan karyawan mau bekerja dan kepuasankepuasan apa yang dinikmatinya. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Oleh karena itu, seorang manajer harus memperhatikan hal-hal seperti peran, perlakuan, dan penghargaan terhadap karyawannya. Pentingnya motivasi dikarenakan motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja keras, giat

41

42

dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.

Motivasi semakin penting

karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Beberapa defenisi tentang Motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 1. Menurut Hasibuan (2005:95), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan 2. Menurut Herzberg (dalam Siagian, 2005:290), motivasi adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi Ekstrinsik berarti bersumber dari luar diri

seseorang dalam kehidupan karyawan tersebut. 3. Menurut Winardi (2007:6), motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. 4. Menurut Schemerhorn Jr. c.s. (dalam Winardi, 2007:2), motivasi merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam bidang perilaku keorganisasian (Organizational Behavior = OB), guna menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seorang individu, yang menjadi

43

penyebab

timbulnya

tingkat,

arah,

dan

persistensi

upaya

yang

dilaksanakan dalam hal bekerja. .

a. Tujuan Motivasi Adapun tujuan motivasi menurut Hasibuan (2005:97) yaitu : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 3. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan 4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan 6. Mengefektifkan pengadaan karyawan 7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan 9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

b. Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi Menurut Hasibuan (2005:99), alat-alat motivasi terdiri atas : 1. Materiil Insentif, alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar; jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya: Kendaraan, rumah dan lain-lainnya.

44

2. Nonmateriil Insentif, barang/benda yang

alat motivasi yang diberikan itu berupa tidak ternilai; jadi hanya memberikan

kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: medali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya. 3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif, alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (medali dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/kebanggaan rohani.

Menurut Hasibuan (2005:99), Jenis-jenis motivasi yaitu : a. Motivasi Positif (Insentif Positive), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan

motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. b. Motivasi Negatif (Insentif Negative), manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannnya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negative ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Motivasi yang bersifat positif ini, mengemukakan adanya dorongan lebih memikul tanggung jawab dan mengarahkan prilaku pada perwujudan tujuan suatu perusahaan, yang dapat menimbulkan semangat kerja, dengan harapan akan mendapatkan reward atas hasil kerjanya, seperti :

45

1. Penghargaan Karyawan akan giat bekerja jika hasil kerjanya mendapatkan pengakuan, dihargai, mendapat penghargaan dari orang lain. 2. Informasi yang jelas Dalam memotivasi pekerja, atasan hanya berfikir bahwa karyawan mengharapkan imbalan, upah dan tidak membutuhkan yang lain, padahal karyawan juga membutuhkan informasi tentang latar belakang mengenai peranan dan tujuan organisasi, dan kebijakan apa yang akan dikeluarkan oleh organisasi, selain itu karyawan juga tahu bagaimana perkembangan yang menyangkut diri dan pekerjaan karyawan. 3. Pemberian perhatian yang tulus pada karyawan, ini merupakan dasar dalam memotivasi karyawan. 4. Persaingan Dengan adanya persaingan akan memberikan rangsangan akan persaingan yang sehat dalam menjalankan pekerjaan agar berniat memperbaiki diri, potensi yang dimilikinya untuk kemajuan kerjanya, sehingga menimbulkan perasaan berprestasi dan berhasil, perasaan maju dan adanya prestise sosial bertambah. 5. Partisipasi Karyawan dilibatkan dalam pembuatan keputusan dengan pemberian sumbangan pemikiran. 6. Kebanggaan Kebanggaan atas apa yang dihasilkan dari upaya kerja yang dilakukan, dapat memecahkan masalah yang dihadapi organisasi.

46

7. Uang Merupakan alat pemuas kebutuhan yang selalu diharapkan setiap pegawai dalam hasil kerjanya.

B . Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67)

Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)

Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

47

Menurut John Whitmore (1997 : 104)

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan.

Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)

Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :

merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.

Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

48

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang

49

tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system). Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: individual characteristics (karakteristik individual), organizational charasteristic

(karakteristik organisasi), dan work characteristics (karakteristik kerja). Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma dan nilai. Dalam kaitannya dengan konsep kinerja, terlihat bahwa karakteristik individu seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi sehingga hal tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien. Karakteristik individu selain dipengaruhi oleh lingkungan, juga dipengaruhi oleh: (1) karakteristik orgnisasi seperti reward system, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi

50

organisasi serta kepemimpinan; (2) karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan jadwal kerja.


b. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) A way of measuring the contribution of individuals to their organization . Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok. Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan.

51

c. Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.


d. Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai Menurut Hendri Simamora (2001: 415), penilaian kinerja adalah suatu proses denganya suatu organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan- keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka serta memungkinkan perusahaan mengetahui seberapa baik seorang karyawan bekerja

52

jika dibandingkan dengan standar-standar organisasi Terdapat beberapa indikator kinerja karyawan yaitu: 1. Loyalitas Setiap karyawan yang memiliki tingkat loyal yang tinggi pada perusahaan, mereka akan diberikan posisi yang baik, hal ini dapat dilihat melalui tingkat absensi ataupun kinerja yang mereka miliki. 2. Semangat kerja Perusahaan harus menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif hal ini akan meningkatkan semangat kerja karyawan dalam menjalankan tugas di suatu organisasi. 3. Kepemimpinan Pimpinan merupakan leader bagi setiap bawahannya, bertanggungjawab dan memegang peranan penting dalam mencapai suatu tujuan. Pimpinan harus mengikutsertakan karyawan dalam mengambil keputusan sehingga karyawan memiliki peluang untuk mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan demi keberhasilan perusahaan. 4. Kerjasama Pihak perusahaan perlu membina dan menanamkan hubungan kekeluargaan antar karyawan sehingga memungkinkan karyawan untuk bekerjasama dalam lingkungan perusahaan. 5. Prakarsa Prakarsa ini perlu dibina dan dimiliki baik itu dalam diri karyawan ataupun dalam lingkungan perusahaan.

53

6. Tanggung jawab Tanggung jawab ini harus dimiliki oleh setiap karyawan baik ia berada pada level jabatan yang tinggi atau pada level yang rendah. 7. Pencapaian target Dalam pencapaian target biasanya perusahaan mempunyai strategi-strategi

C . Analisis dan Evaluasi Setelah melakukan tinjauan langsung dan membuat daftar pertanyaan yang dinilai oleh 30 koresponden di Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatra Utara mengenai Peranan Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja pegawai Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatra Utara, maka pada bab ini penulis akan mencoba mengadakan analisa dan evaluasi dengan menggunakan model perhitungan persentase.

54

Dengan menggunakan perhitungan persentase pertanyaan dari jawaban responden 1. Variabel Motivasi a. Dimensi kebutuhan fisiologis Table 3.1 Kriteria

No

Motivasi Jumlah Persen (%) (orang)

Ruang kerja yang memadai membuat saya lebih semangat Dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Penyediaan sarana dan prasarana kerja yang lengkap dan Memadai mendukung saya dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Fasilitas yang disediakan perusahaan mendukung saya dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu

4 26

13% 87%

3 27

10% 90%

2 7 21

7% 23% 70%

55

No

b. Dimensi kebutuhan keamanan Table 3.2 Kriteria

Motivasi Jumlah Persen (%) (orang)

Terjaminnya keamanan dan keselamatan saya dalam bekerja membuat saya lebih tenang dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu Lingkungan pekerjaan yang kondusif membuat saya nyaman dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu Asuransi yang diberikan perusahaan membuat saya tenang dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu

2 28

7% 93%

2 28

7% 93%

7 3 20

23% 10% 67%

56

No

c. Dimensi kebutuhan penghargaan Table 3.3 Kriteria

Motivasi Jumlah Persen (%) (orang)

Bonus diberikan kepada karyawan pada waktu tertentu meningkatkan motivasi saya dalam menyelesaikan pekerjaan a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Penghargaan oleh atasan terhadap kinerja saya berpengaruh terhadap motivasi saya dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu Penghargaan atas prestasi pekerjaan yang saya lakukan oleh perusahaan mempengaruhi saya dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu

1 5 24

3% 17% 80%

4 26

13% 87%

4 26

13% 87%

57

No

d. Dimensi kebutuhan berkelompok Table 3.4 Kriteria

Motivasi Jumlah Persen (%) (orang)

Adanya kesempatan saya bersosialisasi dengan sesama rekan kerja di luar pekerjaan (saat istirahat, sepulang kerja, dll ) membuat saya lebih nyaman dalam bekerja a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Apabila rekan kerja memberikan saran dan dukungan saya akan lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaan a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Kerjasama yang baik antara sesama rekan kerja pada unit kerja berpengaruh terhadap pekerjaan saya a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu

1 25 4

3% 84% 13%

2 4 24

7% 13% 80%

1 29

3% 97%

58

2. Variabel Kinerja Table 3.5 No Kriteria Motivasi Jumlah Persen (%) (orang)

Karyawan yang hendak diberi reward seperti kenaikan pangkat, gaji, bonus, dll. Didasarkan pada loyalitas, tingkat absensi dan prestasi kerja yang dimiliki a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Lingkungan perusahaan yang aman dan kondusif menambah semangat karyawan dalam melaksanakan tugas maupun pekerjaan a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Pimpinan saya selalu meminta gagasan, ide, ataupun pendapat saya dalam pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Saya menjalin hubungan kerja dan bekerja sama dengan pegawai lain dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu

3 27

10% 90%

4 26

13% 87%

16 14

53% 47%

2 28

7% 93%

59

Perhatian dan tanggapan terhadap ide, usul, maupun saran yang saya ajukan memberikan dampak terhadap pekerjaan saya a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Saya selalu berusaha bertanggung jawab dan menepati waktu dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepada saya a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. selalu Perusahaan mempunyai strategi-strategi dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan oleh perusahaan a. Tidak pernah b. Pernah c. Kadang-kadang d. Sering e. Selalu

2 28

7% 93%

3 27

10% 90%

30

100%

Setelah penulis menghitung dan menyimpukan dari jawaban pertanyaan responden dengan model perhitungan persentase, maka dalam perumusan masalah penulis, apakah peranan motivasi terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan baik. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut , dimana peneliti telah melakukan perhitungan dengan persentase seperti yang tertera pada tabel diatas dengan 19 item pertanyaan . Hal ini berarti, Peranan Motivasi pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara dalam Meningkatkan Kinerja pegawai telah berjalan dengan baik, dengan persentase diatas rata-rata.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN Setelah mengadakan evaluasi mengenai bagaimana peranan motivasi terhadap peningkatan kinerja pegawai dinas pertmbangan dan energi provinsi Sumatera Utara, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : Pengaruh motivasi pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara sangatlah penting dalam pemberian semangat kerja dan peningkatan prestasi kerja karna Motivasi merupakan suatu pendorong dalam pelaksanaan kerja dan penigkatan prestasi pegawai. Pemberian Motivasi yang diberikan pimpinan kepada pegawai juga sudah terlaksana dengan baik dan seharusnya pada Dinas Pertambangan Dan Energi provinsi Sumatera Utara .Pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara juga menggunakan jenis motivasi yang positif dan negatif yang merupakan sebagai pendorong untuk meningkatkan kinerja pegawai. Namun Pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara uang bukanlah suatu bentuk motivasi karena sistem gaji sudah ditetapkan menurut tingkat jabatan atau golongan yang dijabatnya.

60

61

B. SARAN Setelah memberikan kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang kiranya akan menjadi bahan masukan bagi Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara, yakni : Dorongan yang paling efektif yang memacu semangat kerja pegawai adalah dorongan yang berasal dari pegawai itu sendiri, yang mempunyai keterbebanan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga harapan yang diinginkan dalam mewujudkan tujuan suatu Instansi tersebut tercapai. Atasan harus memberikan kesejahteraan kepada pegawainya berupa fasilitas-fasilitas yang dapat mendorong semangat kerja pegawai guna tercapainya produktifitas kerja yang tinggi. Adanya perhatian lebih terhadap kemampuan masing-masing karyawan, dan mendengarkan keluhan-keluhan setiap karyawan, serta melakukan pengawasan secara langsung mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai, sehingga penilaian prestasi yang akan dilakukan atasan sesuai dengan apa yang diberikan pegawai untuk kemajuan suatu instansi/yayasan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat, Fathoni, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta : Rineka Cipta. Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Motivasi, Cetakan Pertama, Jakarta : Grasindo. FE USU., 2007. Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi 2007-2008, Medan : USU Press. Hasibuan, Malayu S.P., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima, Jakarta : Bumi Aksara. Ruky, Achmad S., 2001. Sistem Manajemen Kinerja, Cetakan Pertama, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Siagian, Sondang P., 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesebilan, Jakarta : Bumi Aksara. Tangkilisan, Hesel Nogi S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Winardi, J., 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

62

63

Anda mungkin juga menyukai