Anda di halaman 1dari 23

TEXT BOOK READING

Oleh: Elza Prima Prayoga 209.121.0009

KEPANITERAAN KLINIK RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FK UNISMA

Peningkatan dunia.

angka

insidensi

dan

prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru

WHO dan IDF memprediksi kenaikan


jumlah penyandang DM di Indonesia pada

tahun 2030 mencapai 2-3 kali lipat.

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi kerena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduaduanya. (ADA, 2010)

Gejala Klasik DM: Poliuria Polidipsia Polifagia Penurunan Berat Badan

Gejala Lain DM:

Lemah Badan
Kesemutan

Gatal
Mata Kabur

Disfungsi ereksi pada pria


Pruritus Vulvae pada wanita

KRITERIA DIAGNOSIS DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L) Glukosa plasma sewaktu merupakan pemeriksaan sesaat pada suatu hari memperhatikan waktu makan terakhir. 2. Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L) Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. 3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. hasil tanpa

Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosis DM

Langkah Diagnostik DM

Penatalaksanaan
Tujuan
Jangka pendek Menghilangkan keluhan & tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. Jangka panjang

Mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati & neuropati

Pilar Penatalaksanaan DM
1.

Edukasi Terapi gizi medis

2.

3.

Latihan Jasmani Intervensi farmakologis

4.

1.

Edukasi

Mengikuti pola makan sehat. Meningkatkan kegiatan jasmani. Menggunakan obat diabetes & obat-obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) & memanfaatkan data yang ada. Melakukan perawatan kaki secara berkala. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat. Mempunyai ketrampilan mengatasi masalah yangg sederhana, mau bergabung dengan kelompok diabetesi serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan DM.

Terapi gizi medis


2.

A. Komposisi makanan yang dianjurkan:

KH 45-65% total asupan energi. Lemak 20-30% kebutuhan kalori. Protein 15-20% total asupan energi. Garam tdk > 3000 mg atau 6-7 g (1sendok teh) garam dapur. Serat 25 g/hari. Pemanis alternatif.

B.

Kebutuhan Kalori

RUMUS BROCCA

BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg Faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori
Wanita sebesar 25 kal/kg BB; pria sebesar 30 kal/ kg BB Usia 40-59 tahun kalori dikurangi 5%. Usia 60-69 dikurangi 10%. Usia >70 dikurangi 20%. Penambahan 10% untuk keadaan istirahat. Penambahan 20% untuk aktivitas ringan. Penambahan 30% untuk aktivitas sedang. Penambahan 50% untuk aktivitas sangat berat. Kegemukan dikurangi 20-30%. Kurus ditambah 20-30%. Makanan terbagi dalam 3 porsi besar: Makan pagi (20%), makan siang 30%, makan malam (25%). Serta 2-3 porsi ringan diantara makan besar (10-15 %).

3.

Latihan Jasmani

3-4

kali seminggu 30 menit. Kegiatan sehari hari tetap dilakukan.


Kurangi aktivitas Persering aktifitas Aktifitas harian Nonton TV, internet, game Jalan cepat, olah otot, bersepeda, sepakbola Gunakan tangga, jalan kaki kepasar

4.

Intervensi farmakologis
A. Mekanisme Kerja Obat Hipoglikemik

Oral

Obat Hipoglikemik Oral Obat Hipoglikemik


Golongan

Oral

Cara Kerja

Pemberian 15-30 menit sebelum makan Sesaat sebelum makan Tidak bergantung pada jadwal makan Sebelum/ pada saat/ sesudah makan Bersama makan suapan pertama Bersama makan dan atau sebelum makan

Sulfonilurea

Meningkatkan sekresi insulin

Glinid

Meningkatkan sekresi insulin Menambah sensitivitas terhadap insulin & meningkatkan ambilan glukosa di perifer Menekan produksi glukosa hati & memperbaiki ambilan glukosa di perifer Mengurangi absoprsi glukosa di usus halus Menghambat kerja DPP IV konsentrasi GLP-1 tinggi merangsang pelepasan insulin & menghambat pelepasan glukagon.

Tiazolidindion

Metformin

Acarbose DPP IV Inhibitor

B .

Suntikan

1. Insulin 2. Agonis GLP-1/incretin mimetic


Indikasi Insulin: Penurunan BB yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis Ketoasidosis Diabetik, Hiperglikemia Hiperosmolar Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kehamilan dengan DM/diabetes gestasional Gangguan fungsi hati & ginjal yang berat Kontraindikasi & atau alergi terhadap OHO

Penyulit DM
Penyulit Akut
Ketoasidosis Diabetik Status Hiperglikemia Hiperosmolar Hipoglikemia Penyulit Menahun Makroangiopati PD Jantung, PD Tepi, PD Otak Mikroangiopati Retinopati diabetik, Nefropati diabetik Neuropati

Anda mungkin juga menyukai