Anda di halaman 1dari 3

ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT VARIASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH Nama Mahasiswa : Andika Zain N Yerry Kahaditu

F NRP : 3107 100 536 3107 100 538 Pembimbing : Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M.Eng Ir. Moesdarjono Soetojo, M.Sc Trihanyndio Rendy S, ST .MT ABSTRAK Masalah stabilitas lereng mendapat perhatian meningkat akhir-akhir ini. Curah hujan yang tinggi merupakan penyebab terjadinya kelongsoran di beberapa Negara seperti Indonesia. Keruntuhan yang terjadi pada lereng alam dan lereng buatan biasanya disebabkan oleh air hujan selama musim hujan. Mekanisme keruntuhan lereng diawali dengan terjadinya peningkatan derajat kejenuhan atau kadar air tanah, akibatnya tegangan air pori negatif tanah menjadi turun, sehingga tegangan efektif tanah akan berkurang. Hal ini menyebabkan kuat geser tanah berkurang hingga kondisi keseimbangan lereng tidak dapat lagi dipertahankan. Selama ini pengaruh derajat kejenuhan yang berhubungan dengan tegangan air pori negatif dan kuat geser tanah kurang diperhatikan dalam analisa stabilitas. Namun, untuk menganalisa permasalahan lereng yang lebih baik, sebaliknya menggunakan atau menerapkan prinsip mekanika tanah tak jenuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pembasahan terhadap parameter kuat geser. Terutama, pengaruh perbedaan derajat kejenuhan dan kadar air terhadap kohesi (c ) dan sudut geser dalam ( ) pada tanah lanau berpasir daerah lereng desa kemuning, Jember-Jawa Timur yang mempunyai kadar air initial rata-rata 52,92 % dan derajat kejenuhan rata-rata 80,61 %. Proses pembasahan dilakukan

dengan menambahkan kadar air benda uji dari kondisi inisial sampai kondisi jenuh. Untuk mengukur tegangan air pori negatif, digunakan kertas filter Waltman. Untuk menentukan parameter kuat geser, dilakukan percobaan geser langsung. Hasil percobaan menunjukan bahwa, proses pembasahan mempengaruhi perubahan volume, tegangan air pori nagatif dan parameter kuat geser. Proses pembasahan mengakibatkan meningkatnya kadar air dan derajat kejenuhan dan menurunkan tegangan air pori negatif dan parameter kuat geser tanah. Mekanisme keruntuhan lereng menunjukan bahwa peningkatan derajat kejenuhan menyebabkan penurunan tegangan air pori negatif tanah, sehingga tegangan efektif dan parameter kuat geser menjadi turun sampai pada suatu titik dimana terjadi keruntuhan. Untuk mengetahui keruntuhan ini, maka dibuat simulasi pembasahan pada lereng. Stabilitas lereng dihitung dengan bantuan program GEO-SLOPE dengan kemiringan sudut 300,450,600,900 dan variasi muka air tanah yang berbeda-beda tiap kedalaman. Hasil analisa perhitungan menunjukan bahwa derajat kejenuhan dan sudut kemiringan lereng mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas lereng. Kata kunci :, Proses pembasahan, Kadar air, Derajat kejenuhan, Tegangan air pori negatif tanah, Kohesi, Sudut geser dalam, GEO-SLOPE, Stabilitas lereng.

Anda mungkin juga menyukai