Anda di halaman 1dari 22

Psychological Issues in Advancing and Terminal Illness

Bioethics and Health Law 5

Kompetensi
Mahasiswa dapat menyebutkan kembali implikasi kematian pada pasien dalam berbagai tingkatan usia Mahasiswa dapat menyebutkan dalam contoh aspek psikologis yang berpengaruh dalam pengelolaan pasien dengan penyakit terminal dan penggunaan alat bantuan hidup Mahasiswa dapat menjelaskan kembali dan menyebutkan dengan contoh dari survival grief

Daftar Pustaka
Ian Anderson Continuing Education Program in End-of-Life Care Health Psychology 5th ed. Ogden,Jane. Mc GrawHill. 2006 http://www.cancersupportivecare.com/qol. html

Understanding of psychological issue assosiated with death and dying


Masalah apa yang biasanya menjadi muncul pada kematian pada usia tertentu? Aspek psikologis dan sosial apa yang muncul dalam pasien penyakit terminal? Peran tenaga kesehatan dalam pengelolaan aspek psikologis pada pasien dengan penyakit terminal, termasuk pilihan penggunaan alat bantuan hidup. Aspek psikologis pada Hospice care, home care dan perawatan konvensional Hope for the terminally ill patient The survival grief

Death in Infancy
Kematian pada bayi dan anakanak Menimbulkan masalah psikologis bagi orang tua: Kebingungan, perasaan bersalah, kecurigaan orang lain bahwa kematian itu disengaja. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) SIDS vs Pembunuhan Sudah punya anak lainnya lebih baik Leukimia Prosedur terapi menyakitkan dan efek samping yang tidak enak

Death concept in children


(5 9 tahun) Kematian = hantu, setan Orang mati ada makhluk supranatural yang membawa pergi (9-10 tahun) Kematian proses kematian itu irreversibel Memahami makna prosesi penguburan.

(5 tahun) Kematian = tidur panjang Keingintahuan yang besar Pemahaman terhadap kematian adalah individu tersebut masih bisa makan, minum bernapas tapi didunia lain Putih salju atau putri tidur yang sedang menunggu pangeran.

Young Adult Death


Dianggap Tragis : a. Sia-sia b. Terampas kesempatannya untuk berkembang menjadi manusia yang matang Diagnosis terminal : Susah penanganannya: Kepribadian remaja vs gambaran akan menghadapi kematian melalui proses sekarat. Orang Tua Muncul masalah emosional yang sulit diatasi 1. Marah 2. Merasa tidak punya kesempatan untuk membesarkan anaknya

Death in adult and old age


Krisis paruh baya Memahami kematian melalui : a. Kehilangan anggota keluarga (orang tua) b. Kehilangan teman c. Muncul tanda penuaan Dying lebih mudah dihadapi pada usia lanjut. Pada beberapa orang proses dying lebih cepat penurunan fungsi tubuh

Psychological issues in advancing illness


Pengobatan terus menerus dan penyakit yang semakin parah Penyakit yang parah memerlukan pengobatan, dimungkinkan muncul efek samping yang tidak menyenangkan kelelahan, ketidaknyamanan dan depresi Con : kanker stadium lanjut memerlukan operasi untuk mengangkat organ tertentu, karena penyebarannya Diabetes stadium lanjut memerlukan HD karena penyakit itu berkomplikasi ke ginjalnya Kanker pengangkatan rahim perasaan ketidakmampuan Keputusan penolakan terapi : a. Disertai dengan kemarahan pendekatan psikologis, Caranya : melibatkan dalam pengambilan keputusan seharihari b. Disertai dengan alasan yang rasional (tidak memperbaiki kondisinya, hanya mengurangi sedikit rasa sakitnya) perlu dihargai.

Decision Making in terminally illness Patient


a. b. Refusing the treatment Kontrol thd diri hilang Menolak Depresi dan merasa tidak ada harapan USA Patient self determination act Euthanasia (good death) Kasus Nancy Cruzan Berkaitan dengan living will
Do Not Resusitate (DNR) preferensi tindakan medis yang bisa dilakukan pada waktu pasien terkena CPA Proses menuju kematian seharusnya menjadi persoalan personal. a. Derek Humprey b. Polling gallup (1975:41%) (1990:66%) c. 84% orang USA menyatakan withholding treatment life support system d. 2007 49% dokter yang melakukan AS itu benar secara moral 44% menyatakan salah

Changes In the patients self concept


Terjadi perubahan adalah diri (the self) Penyakit kronis/terminal menimbulkan perubahan drastis pada konsep diri dan harga diri. Konsep diri terdiri dari: Body Image Achievement Fungsi sosial Identitas diri a. Body Image Munculnya body image yang negatif (Schwab, 1968) Body image negatif berpengaruh pada rendahnya harga diri dan kecenderungan munculnya gangguan neurotis Body image yang negatif berpengaruh pada kepatuhan menjalani pengobatan/terapi.

a. b. c. d.

Isu Personal thd Penyakit kronis


Achieving self 1. Prestasi merupakan hal yang penting dalam konsep diri individu (Kahn, 1981). Bisa lewat pekerjaan dan hobi, aktivitas santai. 2. Penyakit kronis dapat mempengaruhi prestasi seorang individu konsep diri negatif menaikkan kemungkinan terkena gangguan psikologis Social Self 1. Berpengaruh lewat interaksi dengan keluarga dan teman. 2. Dukungan sosial memberikan kontribusi dalam informasi masalah kemungkinan dalam penyakitnya, pertolongan dan dukungan emosi.

Isu Personal thd Penyakit kronis


Private self 1. Banyak penderita penyakit kronis berubah dari pribadi yang mandiri menjadi pribadi yang dependen. 2. Ada perubahan identitas, misalnya ambisi, tujuan hidup dan rencana masa yang datang Harapan terhadap kondisi dirinya. 1. Muncul perasaan ditinggalkan ketika sadar waktu yang tersisa tidak banyak (fase terminal) 2. Harapan membantu pasien melakukan coping terhadap kondisinya 3. Refocusing hope on realistic goals

Maintaining Hope in Advance Ilness

Communication issues
Komunikasi Berhubungan dengan prognosis. Baik komunikasi baik Buruk komunikasi memburuk Keluarga Penolakan untuk mendengar kabar kemungkinan meninggalnya anggota keluarga yang lain. Menghadapi rasa bersalah 1.

2.
3. 4.

Kematian merupakan isu yang tabu untuk dibicarakan. Ada asumsi mengenai apa yang tidak ingin didengar oleh pasien (kematian) Alasan personal : tidak ingin membicarakan mengenai kematian Kemungkinan tenaga kesehatan takut untuk menghadapi kekecewaan, kemarahan keluarga dan pasien

Medical Staff and Terminally ill patient

Sebagian besar waktu dihabiskan di RS Pd bbrp kasus, pengobatan memperpanjang proses dying Aturan kunjungan RS Understaffed

Pentingnya tenaga kesehatan bagi TIP a. Tempat bergantung b. Lbh mengerti kondisi fisik pasien c. Ekspresi emosi pasien Peran dokter dalam TIP Sumber informasi

Hospice Care, Home Care & Conventional Care


Hospice Care 1. Pasien bebas mengatur tempatnya senyaman mungkin 2. Kunjungan keluarga tidak dibatasi Pasien lebih puas, karena keterlibatan dalam proses pengobatan dan managemen sakitnya Home care Pasien : Meningkatkan kepuasan Keluarga : Meningkatkan level stress (perawatan maupun ketika pasien tersebut meninggal)

Survivor Grief
Adult Survivor
Berduka (grief) Laki-laki : Menjadi duda prediktor depresi Perempuan : Alasan : keuangan Berduka sistem imun kesehatan individu

Children Survivor
Sulit, karena pemahaman akan kematian bertahap Cara efektif : Menjawab pertanyaan sejujur mungkin pada waktu yang tepat

Grievieng Reaction
Physical/Behavioral* Accident-prone Allergies/asthma Appetite changes Constipation/diarrhea Dizziness/dry mouth Heartache High blood pressure Hives/rashes/itching Indigestion Insomnia/over-sleeping Loss of appetite/overeating Low energy Low resistance to infection Migraine headaches Muscle tightness Pounding, rapid heartbeat Recurrent nausea Restlessness Sexual disinterest or difficulty Stomachache Tearfulness Weakness in legs

Grievieng Reaction
Emotional/Social Agitation Anger Angry outbursts Anxiousness Complacency Critical of self Difficulty in relationships Exaggerated positive behaviors Fear of groups or crowds Guilt feelings Indecisiveness Irritability

Jealousy Lack of initiative Loss of interest in living Loss of self-esteem Moodiness Nightmares Rumination Sadness Suspiciousness Thoughts of own death Withdrawal from relationships

Grievieng Reaction
Intellectual Confusion Difficulty concentrating Disbelief/denial Errors in use of language Forgetfulness Inattention Lack of attention to detail
Spiritual

Lack of awareness of external events Loss of creativity Loss of productivity Memory loss Over-achievement Past-oriented

Anger at God Feelings of abandonment Why" questions

"

Courage is resistance to fear, mastery of fear-not absence of fear.

Mark Twain

Anda mungkin juga menyukai