Anda di halaman 1dari 17

BAB II ANALISA BANGUNAN

A. Lantai Lantai marmer di ruang keluarga

Lantai marmer di ruang keluarga ini dibentuk dengan menggunakan pecahan-pecahan marmer yang kembali disusun ulang sehingga berpola acak. Pola pola acak dari pecahan marmer inilah yang membuat ruang keluarga ini lebih kelihatan unik dibandingkan ruang keluarga yang biasanya. Dianalisis dari : Aspek maintenance Dari aspek maintenancenya lantai marmer ini memerlukan pemolesan secara berkala agar tetap kelihatan mengkilap. Aspek lingkungan Menambah kesan alamiah dan pantulan cahaya pada marmer tersebut membuat ruangan menjadi lebih terang. Di sisi lain, lantai marmer ini bisa saja mengalami kerusakan karena kesalahan dari manusia, seperti pada saat mengepel, memindahkan perabotan, dan lain-lain. Aspek ekonomi Dari segi pemasangan marmer ini, akan dibutuhkan keahlian yang lebih agar potongan-potongan dari marmer tersebut dapat tersusun dengan indah dan rapi sehingga terjadi penambahan biaya pemasangan. Akan tetapi, biaya material yang perlu dikeluarkan akan lebih murah karena materialnya berupa pecahan-pecahan dari marmer dan bukan marmer utuh.

Lantai marmer di ruang tamu

Lantai marmer di ruang tamu dalam hal teknik konstruksinya dan materialnya sama, hanya saja warna marmer yang digunakan relatif lebih gelap dan guratannya lebih terlihat dibandingkan dengan lantai marmer di ruang keluarga. Lantai beton lantai 2

Lantai beton lantai 2 merupakan beton yang diekspos yang pada finishingnya dilakukan pointilis pada beton tersebut sehingga kelihatan kasar. Selain itu finishing yang dilakukan beton itu juga merupakan pengecatan pada beton sehingga berwarna coklat muda. Tekstur kasar dan warna coklat muda tersebut memberikan kesan arsitektural yang ramah dan hangat pada lantai 2. Dianalisis dari : Aspek lingkungan Dilihat dari sisi aspek lingkungan, material tersebut cukup kokoh dan awet karena walaupun dibebani berbagai gesekan, tingkat keawetaan dan kualitas material cukup sederhana dan kuat. Aspek maintenance Beton ekspose yang digunakan sebagai lantai itu tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya saja perlu diperhatikan apabila terjadi cacat fisik maka bisa saja terjadi retakan yang dapat membahayakan pengguna. Aspek ekonomi Beton ekspose ini dilihat dari segi ekonomi akan lebih murah karena tidak menggunakan bahan lain. Derajat efektivitas dari pemanfaatan material yang sekaligus berperan sebagai elemen arsitektural semakin meningkat.

B. Dinding Dinding dekat kusen pintu utama

Menggunakan batu koral sikat sebagai elemen estetika dan penguatan pada entrance. Dengan adanya elemen batu koral sikat pada sebidang dinding di dekat entrance, maka elemen tersebut menjadi aksen yang menjadi elemen arsitektural. Dianalisa dari : Aspek ekonomi Pada daerah dinding kusen entrance ini, penggunaan elemen arsitektural tersebut tidak terlalu efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan pemanfaatan elemen arsitektural tersebut terlalu terspesialisasi di berbagai titik bangunan. Hal ini mengakibatkan penggunaan bahan tertentu seperti koral sikat ini, hanya digunakan pada area bangunan ini saja. Selain itu, hal ini dapat memperlihatkan bahwa faktor efektifitas dan efisiensi desain bangunan tersebut tidaklah optimal dikarenakan desain tidak menggunakan elemen struktural yang berperan sekaligus sebagai elemen arsitektural. Aspek maintenance Dari aspek maintenance / perawatan bangunan, elemen arsitektural koral sikat ini tidak terlalu sulit tetapi makan biaya. Hal ini dikarenakan karena proses maintenance hanya memerlukan proses coating dengan plitur, tetapi harus dilakukan secara berkala karena elemen arsitektural ini berada pada sisi eksterior bangunan.

Aspek lingkungan Dengan adanya elemen arsitektural ini, bangunan ini menjadi kelihatan lebih bersatu dengan lingkungan dan lebih natural. Elemen arsitektural ini ditempatkan pada sisi eksterior bangunan sehingga akan lebih sering berinteraksi pada iklim sekitar. Contohnya akan berinteraksi pada panas matahari ataupun pada perubahan suhu yang ekstrim. Hal ini akan membuat elemen arsitektural ini perlu perawatan yang lebih agar nilai estetikanya tetap terjaga.

Dinding luar bangunan

Dinding eksterior bangunan ini menggunakan batu templek sebagai elemen arsitekturalnya. Batu templek ini berfungsi sebagai elemen arsitektural karena dia memberikan kesan alamiah pada bangunan ini. Selain itu batu templek ini tidak dipasang secara rapat pada bangunan, melainkan diberikan celah-celah untuk spesi semen sehingga terbentuk suatu pola tertentu antara gabungan spesi dan batu templek. Apabila dianalisis dari : Aspek lingkungan Letak dinding batu templek yang terletak di eksterior bangunan ini akan lebih sering berinteraksi dengan panas matahari dan percikan air hujan. Oleh karena itu, diperlukan treatment khusus untuk menjaga kesan natural dari elemen batu templek tersebut. Aspek ekonomi

Dari segi ekonomi, bangunan ini banyak menggunakan batu templek yang secara otomatis mengurangi pembiayaan pada cat eksterior bangunan. Selain itu, batu templek ini dapat dikategorikan efektif dalam penggunaan karena penggunaannya yang dominan pada sisi ekterior bangunan sehingga dalam pembelian dapat lebih efektif dan efisien, dan juga tidak banyak limbah sisa yang terbuang. Aspek maintenance Elemen arsitektural batu templek pada bangunan ini tidak memerlukan proses maintenance secara berkala karena keinginan pemilik. Hal ini dimaksudkan karena pemilik ingin menampilkan kesan alamiah bangunan.

Dinding di ruang tamu bangunan

Dinding ruang tamu bangunan ini menggunakan beton ekspose dengan finishing grafir sehingga dinding ruangan ini menjadi terlihat bertekstur. Beton ekspose ini dapat dikategorikan sebagai elemen arsitektural karena ukiran-ukiran pada dinding tersebut memperlihatkan bahwa si pemilik ingin menyambut tamu-tamunya dengan elemen arsitektural yang indah pada dinding tersebut. Dianalisa dari : Aspek ekonomi Ditinjau dari aspek ekonomi, dinding bangunan ini tidak menghabiskan biaya yang besar. Hal ini dikarenakan dinding ini hanya dilakukan finishing dengan alat ukir sehingga timbullah ukiran tersebut tanpa biaya ekstra lainnya. Aspek lingkungan Dengan adanya elemen arsitektural di ruang tamu ini, dapat menimbulkan nilai keharmonisan dan keindahan dalam ruangan ini.

Di sisi lain, elemen arsitektural ini dapat berkurang nilai estetisnya karena bisa saja terjadi cacat fisik yang dikarenakan tindakan vandalisme manusia. Aspek maintenance Pada daerah beton ekspos ini, tidak dilakukan proses perawatan yang khusus dan ekstra. Dinding beton ini hanya dirawat dengan cara diberikan cat dasar saja.

Dinding di ruang keluarga

Dinding di ruang keluarga ini menggunakan bata ekspos pada salah satu segmen dinding ruangan. Hal ini memberikan aksen bahwa ruangan tersebut merupakan hierarki tertinggi pada bangunan tersebut. Bata ekspose ini dapat dikategorikan sebagai elemen arsitektural karena warna dari bata tersebut memberikan kehangatan pada ruang keluarga dan memberikan kesan natural. Dianalisis dari : Aspek lingkungan Material bata ekspose ini meningkatkan konsep nilai alamiah dan sustainable material bangunan. Dan juga warna terakota dari bata ekspose ini memberikan hasrat untuk berkumpul bagi keluarga. Di samping itu, elemen arsitektural ini dapat berkurang nilai keindahannya karena bisa saja terjadi cacat fisik yang dikarenakan tindakan vandalisme manusia. Selain itu, seiring dengan pemakaian bangunan, warna terakota bisa makin pudar karena pengaruh kotoran, debu dan sebagainya.

Aspek maintenance Dalam penggunaan bata ekspos ini, tidak ada maintenance yang khusus. Hanya saja perlu pembersihan debu dan kotoran yang menempel pada bata tersebut secara berkala. Aspek ekonomi Pembiayaan dalam pembuatan bata ekspose ini lebih mahal karena pemasangan bata ekspose ini memerlukan keahlian khusus agar dinding tersebut rata. Selain itu bata yang digunakan juga bukan bata pada umumnya, melainkan bata press yang ukurannya juga dipesan khusus.

Teralis besi pada ruang keluarga

Teralis besi pada sekat ruangan ini merupakan salah satu elemen arsitektural ruangan interior bangunan. Elemen arsitektural ini menambah kesan dan nilai estetika daripada ruang interior yang bersangkutan. Warna pada teralis besi tersebut menambah nilai estetika secara kesuluruhan. Bentuk bentuk dan ragam liku yang unik dari teralis besi

tersebut menambah kesan arsitektural bangunan dan ruangan pada khususnya. Berbagai hal berikut dianalisis dari segi: Aspek ekonomis Dilihat dari segi ekonimis, dikatakan kurang dapat memaksimalkan nilai efektivitas dan efisiensi material karena pembentukan liku teralis besi yang unik tersebut membutuhkan keterampilan khusus dan biaya cat yang juga perlu dilakukan secara berkala. Warna cat dua warna tersebut menambah nilai ekonomis dari elemen teralis besi tersebut. Aspek maintenance Di sisi lain, dilihat secara aspek maintenance, elemen arsitektural ini memerlukan suatu treatment khusus secara jangka panjang dan berkala berkaitan dengan sifat besi yang dapat berkarat. Salah satu proses pemeliharaan elemen ini yakni dengan proses pengecatan secara berkala untuk mempertahankan nilai estetika dan warna dari elemen teralis besi tersebut. Aspek lingkungan Berkaitan dengan aspek lingkungan tersebut, dikatakan bahwa adanya elemen teralis besi tersebut menambahkan kesan harmonis ruang interior bangunan tersebut. Bentuk yang unik menimbulkan suatu kesan aksen tersendiri pada ruang di sekitarnya. Aspek estetika Dilihat dari sisi estetika, bentuk ulir yang unik pada teralis besi tersebut menambah nilai estetika dari berbagai elemen interior bangunan dan teralis sekat itu tersendiri. Bentuk dan warna yang unik dapat mempercantik kesan dekoratif interior bangunan.

Sekat antara ruang keluarga dan ruang makan

Elemen sekat digabungkan dengan lis kayu pada sekat ruangan merupakan salah satu elemen arsitektural. Elemen yang terdiri dari material kayu secara keseluruhan menjadikan kesan arsitektural dan nilai datum serta akesen bangunan. Berbagai faktor ini dianalisis dari : Aspek ekonomis Dilihat dari aspek ekonomis, elemen arsitektural ini menambah nilai ekonomis dan estetika tetapi menurunkan nilai efisiensi material. Material kayu yang dibentuk khusus menjadi lis profil kayu memerlukan biaya ekstra serta proses coating yang dilakukan juga meningkatkan nilai ekonomis sekat tersebut. Aspek maintenance Di lain pihak, penggunaan elemen sekat ruang seperti bentuk unik tersebut memerlukan suatu proses coating pada umumnya, yakni proses pelitur dengan warna tertentu secara berkala. Aspek estetika Elemen arsitektur pada sekat ruang tersebut memiliki nilai estetika yang tinggi. Bentuk kontemporer tersebut mengandung nilai estetika yang unik dan professional. Warna dengan kesan alamiah tersebut juga memeperkuat konsep natural bangunan tersebut. Aspek lingkungan Dilihan dari sisi lingkungan, material kayu yang digunakan pada elemen sekat ruang ini rentan terhadap kontak dengan rayap dan vandalism. Oleh karena ini diperlukan suatu treatment ekstra berupa proses pengerjaan coating untuk mencegah berbagai hal tersebut. Kesan alamiah dari pemanfaatan material kayu dengan bentuk khusus dan ekstra tersebut meningkatkan konsep alamiah bangunan dan bersatu dengan lingkungan

alam sekitar. Selain itu, material elemen tersebut menambah kesan hangat dan nyaman pada ruangan interior bangunan.

C. Plafon Plafon dalam bangunan

Plafon lantai 1

Plafon Lantai 2

Plafon bangunan ini secara keseluruhan diekspos. Bahan yang digunakan dari plafon bangunan ini adalah kayu kelapa. Plafon ini dapat dikategorikan sebagai elemen arsitektural karena plafon ini mengekspos serat-serat kayu kelapa yang kokoh dan terlihat jelas.

Dianalisis dari : Aspek maintenance Dalam perawatan kayu kelapa di plafon ini, diperlukan perawatan seperti plitur. Oleh karena itu, kayu kelapa ini sudah terlindungi dari hama, jamur, kondisi lembab, dan lain-lain. Aspek lingkungan Serat kayu kelapa pada plafon yang diekspos ini memberikan corak tertentu yang menambah kesan arsitektural pada bangunan. Aspek ekonomis Dari segi ekonomis, elemen arsitektural ini cukup efektif karena selain sebagai elemen arsitektural dia juga berfungsi sebagai elemen struktural

D. Outdoor

Lantai teras batu kali Pemanfaatan lantai teras dengan batu kali menghasilkan efek visual arsitektural pada bangunan tersebut. Kesan tiga dimensi dari permukaan lantai yang hanya digunakan pada teras entrance bangunan tersebut menguatkan kesan entrance dan arsitektural bangunan. Berbagai faktor tersebut dianalisis dari berbagai aspek: Aspek ekonomis Dilihat dari sisi ekonomis bangunan tersebut, nilai efektivitas dan efisiensi pemanfaatan material cukup baik karena peran material tersebut sebagai elemen struktural dan berperan sekaligus sebagai elemen arsitektural bangunan. Aspek maintenance Di sisi lain, apabila dari aspek maintenance material tersebut memiliki nilai efisiensi pemeliharaan yang cukup baik karena tidak adanya treatment khusus dan tersendiri pada segmen lantai yang bersangkutan untuk dilakukan proses perawatan secara berkala. Proses pengolahan material tersebut secara langsung diekspos tanpa menggunakan pelapis permukaan secara ekstra. Aspek lingkungan Dilihat dari sisi ekologi material, material tersebut memberikan kesan natural yang menguatkan konsep bangunan serta efek ramah lingkungan terhadap lingkungan alam sekitar. Di sisi lain, akibat adanaya kontak antara material dengan iklim sekitar dan tindakan vandalisme yang terjadi sebaiknya dilakukan proses pembersihan secara berkala.

Genteng tanah liat Elemen penutup atap berupa genteng tanah liat juga merupakan salah satu elemen yang menguatkan kesan arsitektural bangunan tersebut. Penggunaan berbagai jenis bentuk dan permukaan genteng tanah liat yang beragam menambah kesan unik bangunan. Berbagai hal tersebut dianalisis dari : Aspek maintenance Dilihat dari sisi maintenance bahwa genteng tanah liat ini tidak memanfaatkan teknik perawatan yang khusus. Tidak adanya treatment khusus menjadikan tampak permukaan genteng setelah jangka panjang menjadi sedikit kurang baik. Sebaiknya dalam kasus seperti ini, dilakukan suatu treatment dasar berupa coating agar kondisi lingkungan tidak mengganggu tampilan material tersebut. Aspek ekonomis Dilihat dari sisi ekonomis pemanfaatan material, tidak ada kebutuhan keterampilan khusus pada material genteng tersebut. Nilai ekonomis dari pemanfaatan dan pengolahan genteng tanah liat tersebut cukup baik karena tingkat keawetannya yang cukup tinggi. Aspek estetika Dilihat dari sisi estetika, kesan arsitektural dan keindahan material tersebut cukup baik. Akan tetapi, untuk jangka panjang dengan adanya kontak dengan lingkungan sekitar akan memungkinkan mengganggu efek visual permukaan material tersebut.

Batu koral pada lantai entrance bangunan

Elemen tangga pada teras yang sekaligus sebagai pintu masuk utama bangunan merupakan salah satu elemen arsitektural bangunan. Material yang cukup unik ini diletakkan pada eksterior bangunan dan turut menguatkan kesan estetika dan entrance bangunan. Hal hal tersebut dilihat dari sisi:

Aspek lingkungan Dilihat dari aspek lingkungan, penggunaan material tersebut sangat ramah lingkungan dan memiliki kemampuan adaptasi besar terhadap lingkungan sekitar sehingga menambah kesan green material yang baik. Berkaitan dengan kontak pada lingkungan sekitar, adanya tindakan vandalisme serta pengaruh dari iklim lingkungan sekitar turut memperlemah kualitas material elemen tersebut. Aspek estetika Dilihat dari sisi aspek estetika, penggunaan material tersebut cukup menyumbang kesan keindahan material karena bentuk yang unik dan beragam (alamiah). Penggunaan batu koral sikat yang menambah kesan hierarki

tertinggi bangunan turut berperan sebagai datum dan aksen dari bentuk kontur bangunan di sampingnya. Aspek maintenance Berdasarkan sisi aspek maintenance material elemen yang bersangkutan pada khususnya bangunan tersebut, tidak dilakukan suatu treatment tersendiri dan khusus untuk aktivitas pemeliharaan material yang digunakan yakni batu koral sikat. Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kualitas permukaan dan tampak secara keseluruhan dari material elemen tersebut akibat kontak dengan lingkungan dan pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai