Bab - VIII Perencanaan Saluran PDF
Bab - VIII Perencanaan Saluran PDF
= =
d
R
n
k
s
(2.4)
Dengan R adalah jari-jari hidraulik, dan d35 adalah diameter (dalam
meter) yang berhubugan dengan 35% berat dari material dengan
diameter yang lebih besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut,
maka rumus kecepatan aliran menjadi:
2
1
3
2
S R k U
s
= (2.5)
Contoh Soal:
Saluran terbuka berbentuk segi empat terbuat dari pasangan batu
disemen (n=0,025) mempunyai lebar 10 m dan kedalaman air 3 m.
Apabila kemiringan dasar saluran adalah 0,00015, hitung debit aliran.
Penyelesaian
Luas tampang basah:
A = B x h
= 10 x 3 =30 m
Keliling basah:
P = B +2h
= 10 +2 x 3 =16 m
10 m
3 m
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
4
J ari-jari hidraulis:
m R
P
A
R
875 , 1
16
30
= =
=
Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus Manning:
det / 347 , 22 00015 , 0 875 , 1
025 , 0
1
. 30
1
.
.
3
2
1
3
2
2
1
3
2
m Q
S R
n
A Q
V A Q
= =
=
=
b. Debit Maksimum
Untuk menentukan debit maksimum dengan energi spesifik konstan
adalah menggunakan persaman energi spesifik:
2
2
2gA
Q
y E + =
Sehingga dapat diubah menjadi:
( )
2
1
2 y E A g Q
s
= (2.6)
Dengan menurunkan pesamaan tersebut, akan didapatkan suatu debit
maksimum untuk energi spesifik konstan yang terjadi pada kedalaman
kritik sebagai berikut:
s
c
c
E
D
y = +
2
(2.7)
c. Kemiringan Kritik Dasar Saluran
Kemiringan kritik S
c
adalah kemiringan dasar saluran yang diperlukan
untuk menghasilkan aliran seragam di dalam saluran pada kedalaman
kritik. Kemiringan kritik dasar saluran ini didapatkan dari
menggabungkan rumus Manning dari Persamaan (2.3):
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
5
2
1
3
2
1
S R
n
U =
Dengan kecepatan kritik:
c c
gD U = (2.8)
Pada kondisi tersebut R=R
c
dan S=S
c
, sehingga rumus Manning
menjadi:
3
4
2
c
c
c
R
n gD
S = (2.9)
Untuk saluran lebar R
c
=y
c
=D
c
, sehingga:
2
1
2
c
c
y
gn
S = (2.10)
Apabila aliran seragam terjadi pada saluran dengan kemiringan dasar
lebih besar dari kemiringan kritik (S
0
>S
c
), maka aliran adalah super
kritik, dan kemiringan dasar disebut curam. Tapi apabila kemiringan
dasar lebih kecil dari kemiringan kritik (S
0
<S
c
), maka aliran yang terjadi
adalah sub kritik, dan kemiringan disebut landai (mild).
Contoh Soal:
Saluran dengan lebar 5 m mengalirkan air dengan debit 15 m
3
/det.
Tentukan kedalaman air apabila energi spesifiknya minimum (kedalaman
kritis), dan kecepatan kritisnya.
Penyelesaian:
Debit tiap satuan lebar:
m d m
B
Q
q / / 3
5
15
3
= = =
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
6
Kedalaman air`kritis:
m
g
q
y
c
972 , 0
81 , 9
3
3
2
3
2
= = =
Kecepatan kritis:
det / 087 , 3
972 , 0
3
m
y
q
v
c
c
= = =
2. Tampang Ekonomis
Suatu tampang lintang saluran akan menghasilkan debit maksimum bila nilai
R = A/P maksimum atau keliling basah P minimum, sehingga untuk debit
tertentu, luas tampang lintang akan minimum (ekonomis) bila saluran
memiliki nilai R maksimum atau P minimum. Untuk luas tampang saluran
yang sama, penampang setengah lingkaran merupakan penampang yang
paling efisien.
Prinsip saluran tampang ekonomis hanya berlaku untuk desain saluran yang
tahan terhadap erosi, sedangkan untuk saluran yang mudah tererosi, dalam
mendesain saluran yang efisien harus mempertimbangkan gaya tarik yang
terjadi.
Beberapa tipe bentuk saluran ekonomis dan karakteristiknya diberikan pada
Tabel 2.2.
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
7
Tabel 2.2. Penampang saluran ekonomis
Penampang
melintang
Luas Keliling
basah
J ari-jari
hidraulik
Lebar
puncak
Kedalaman
hidraulik
Faktor
penampang
A P R T D Z
Trapesium,
setengah bagian
segi enam
Persegi panjang,
setengah bagian
bujur sangkar
Segitiga, setengah
bagian bujur
sangkar
Setengah
lingkaran
Parabola
Lengkung
hidrostatis
Sumber: Chow, 1992
Contoh soal:
Hitung dimensi saluran ekonomis berbentuk trapesium dengan kemiringan
tebing 1 (horisontal) : 2 (vertikal) untuk melewatkan debit 40 m
3
/d dengan
kecepatan rata-rata 0,8 m/d. Berapakah kemiringan dasar saluran apabila
koefisien Chezy C =50 m
1/2
/d.
Penyelesaian:
Luas tampang aliran:
2
3y A =
Luas tampang aliran dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas:
2
50
8 , 0
40
m
V
Q
A = = =
Sehingga didapatkan:
2
3y y 3 2
y
2
1
y 3
3
4
y
4
3
5 , 2
2
3
y
2
2y
y 4
y
2
1
y 2
y 5 , 2
2y
2
y y 2 2
y 2
4
1
y 2
y
2
1
5 , 2
2
2
y
2
2
y
y
y
2
1
y 2 y
4
5 , 2
4
y
2
2
3
4
y y
2
1
y 2 2
y
3
2
5 , 2
3
9
8
y
2
39586 , 1 y
y 9836 , 2
y 46784 , 0
y 917532 , 1 y 72795 , 0
5 , 2
19093 , 1 y
y 2
3
8
B
y
1
m=0,5
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
8
m
A
y 37 , 5
3
= =
Luas trapesium:
( )y my B A + =
Sehingga lebar dasar saluran:
m my
y
A
B 63 , 6 37 , 5 . 5 , 0
37 , 5
50
= = =
Menghitung kemiringan dasar saluran.
Untuk tampang ekonomis:
m
y
R 685 , 2
2
37 , 5
2
= = =
Kemiringan dasar saluran dihitung dengan menggunakan rumus Chezy:
5
10 . 534 , 9
. 685 , 2 50 8 , 0
=
=
=
S
S
RS C U
3. Penentuan Ukuran Penampang
Tata cara untuk menentukan ukuran suatu penampang saluran adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan segala informasi dan data yang tersedia, kemudian
menaksir nilai n berdasarkan kriteria material dinding saluran, sedangkan
nilai S ditentukan berdasarkan kriteria kegunaan saluran dan kecepatan
maksimum dan minimum sehingga tidak mengakibatkan erosi maupun
sedimentasi pada saluran.
b. Faktor penampang
3
2
AR dihitung dengan persamaan:
S
nQ
AR =
3
2
(2.11)
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
9
c. Bila terdapat ukuran-ukuran dari suatu penampang yang belum
diketahui, misalnya B, maka nilai-nilai tersebut ditaksir, sehingga dapat
diperoleh kombinasi ukuran penampang, sehingga nantinya ukuran
akhirnya akan ditetapkan berdasarkan efisiensi hidraulik dan segi
praktisnya.
d. Kecepatan minimum yang ditentukan diperiksa, terutama untuk air yang
mengandung lanau.
e. Tambahkan jagaan seperlunya terhadap kedalaman dari penampang
saluran.
4. Kecepatan Maksimum yang Diizinkan
Kecepatan maksimum yang diijinkan adalah kecepatan yang tidak akan
menimbulkan erosi pada tubuh saluran (nonerodible velocity). Besarnya
kecepatan ini sangat tidak menentu dan bervariasi. Namun secara umum,
saluran yang telah lama dan telah mengalami pergantian musim akan
mampu menerima kecepatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan
saluran yang baru, oleh karena dasar saluran yang lama telah lebih stabil.
Untuk kondisi yang sama, saluran yang lebih dalam akan mampu menahan
kecepatan rerata yang lebih besar tanpa menimbulkan erosi. Tabel 2.3
memberikan kecepatan maksimum yang diijinkan disaluran menurut
beberapa hasil penelitian.
Perencanaan Saluran
Modul Perencanaan Bangunan Air II -
10
Tabel 2.3. Kecepatan Maksimum yang diijinkan menurut Fortier dan Scobey
(Untuk Saluran lama, lurus, dengan kemiringan kecil)
Bahan n Air J ernih
Air mengandung
koloida lanau
v
(ft/sec)
v
(m/det)
v
(ft/sec)
v
(m/det)
Pasir halus, koloida 0.020 1.50 0.46 2.50 0.76
Lanau berpasir, bukan koloida 0.020 1.75 0.53 2.50 0.76
Lanau bukan koloida 0.020 2.00 0.61 3.00 0.91
Lanau aluvial, bukan koloida 0.020 2.00 0.61 3.50 1.07
Lanau kaku biasa 0.020 2.50 0.76 3.50 1.07
Debu vulkanis 0.020 2.50 0.76 3.50 1.07
Lempung teguh, koloida kuat 0.025 3.75 1.14 5.00 1.52
Lanau aluvial, koloida 0.025 3.75 1.14 5.00 1.52
Serpih dan diulangkan keras 0.025 6.00 1.83 6.00 1.83
Kerikil halus 0.020 2.50 0.76 5.00 1.52
Lanau bergradasi sampai kerakal, bukan koloida 0.030 3.75 1.14 5.00 1.52
Lanau bergradasi sampai kerakal, koloida 0.030 4.00 1.22 5.50 1.68
Kerikil kasar, bukan koloida 0.025 4.00 1.22 6.00 1.83
Kerakal dan batuan bulat 0.035 5.00 1.52 5.50 1.68
Prosedur perhitungan kecepatan yang diizinkan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai n berdasarkan jenis bahan dinding saluran, dan
menentukan kemiringan dinding saluran, dan kecepatan maksimum yang
diijinkan berdasarkan Tabel 2.3.
b. Menghitung jari-jari hidraulik R dengan menggunakan rumus Manning.
c. Menghitung luas basah dengan debit yang diketahui dan kecepatan yang
diijinkan menggunakan persamaan
V
Q
A = .
d. Menghitung keliling basah dengan menggunakan persamaan
R
A
P = .
e. Tambahkan jagaan seperlunya, dan mempertimbangkan kepraktisan
dalam pembuatan saluran.