Anda di halaman 1dari 39

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kema uan !ang sangat pesat diantaran!a adalah dibidang radiodiagnostik !ang perkembangann!adia"ali dengan ditemukann!a sinar#$ oleh seorang ahli %isika berkebangsaan&erman !ang bernama Pro%. Dr. 'ilhelm (onrad )ontgen pada tanggal * No+ember 1*,-. Dengan ber alann!a "aktu. pemeriksaan radiologi traktus urinarius dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satun!a adalah %oto polos abdomen.dan intra+ena pielogra%i. !ang tu uann!a untuk mendapatkan gambaran radiogra%i dari letak anatomi dan %isiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari gin al. ureter dan blass. 1./ )umusan 0asalah Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan re%erat ini. penulis perlu membatasi masalah#masalah !ang akan dibahas sehingga akan ter%okus pada pokok pembahasan. Penulis men!a ikan rumusan masalah sebagai berikut 1 1. Bagaimana anatomi radiologi traktus urinarius 2 /. Bagaimana teknik pemeriksaan BN3#I4P 2 5. Bagaimana gambaran %isiologis dan patologis tractus urinarius pada pemeriksaan BN3#I4P 2

1.5 6u uan Penulisan 6u uan dari penulisan re%erat ini !aitu 1 1. Untuk mengetahui anatomi radiologi traktus urinarius /. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan BN3#I4P 5. Untuk mengetahui gambaran %isiologis dan patologis tractus urinarius pada pemeriksaan BN3#I4P 2

1.7 0an%aat Penulisan 0an%aat dari penulisan re%erat ini menambah "a"asan serta memperdalam

pengetahuan tentang teknik pemeriksaan BN3#I4P. baik untuk penulis maupun pembaca.

BAB II ANA630I 6)A86U9 U)INA)IU9

/.1 Anatomi tractus urinarius 6raktus urinarius atau !ang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari sepasang gin al. sepasang ureter. +esika urinaria dan uretra. a. :in al :in al merupakan sepasang organ retro peritoneum !ang terletak sepan ang batas musculus psoas diba"ah diag%ragma dan dekat dengan columna +ertebralis 1. )en de;tra letakn!a lebih rendah daripada ren sinister karena besarn!a lobus hepatis de;tra. 0asing#masing ren memiliki %acies anterior dan %acies posterior. margo medialis dan margo lateralis. e;tremitas superior dan e;tremitas posterior *. Bentukn!a men!erupai kacang dengan sisi cekungn!a menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus gin al !aitu tempat struktur#struktur pembuluh darah. sistem lim%atik. sistem sara%. dan ureter menu u dan meninggalkan gin al. /

:ambar 1. Anatomi :in al


3

:ambar /. Letak gin al tampak posterior Besar dan berat gin al sangat ber+ariasi < hal ini tergantung pada enis kelamin. umur. serta ada tidakn!a gin al pada sisi !ang lain. Pada autopsi klinis didapatkan bah"a ukuran gin al orang de"asa rata#rata adalah 11.- cm ; = cm ; 5.- cm. Beratn!a ber+ariasi antara 1/>#1?> gram atau kurang lebih >.7@ dari berat badan/. :in al dibungkus oleh aringan %ibrus tipis dan mengkilat !ang disebut kapsula %ibrosa Atrue kapsulB gin al dan diuar kapsul ini terdapat aringan lemak perirenal. Di sebelah kranial gin al terdapat kelen ar anak gin al atau glandula adrenal C suprarenal !ang ber"arna kuning. 8elen ar adrenal bersama#sama gin al dan aringan lemak perirenal dibungkus oleh %asia :erota. Dasia ini ber%ungsi sebagai barier !ang menghambat meluasn!a perdarahan dari parenkim gin al serta mencegah ekstra+asasi urine pada saat ter adi trauma gin al. 9elain itu %asia :erota dapat pula ber%ungsi sebagai barier dalam menghambat pen!ebaran in%eksi atau

menghambat metastasis tumor gin al ke organ sekitarn!a. Di luar %asia :erota terdapat arinagan lemak retroperitoneal atau disebut aringan lemak para renal. / Di sebelah posterior. :in al dilindungi oleh otot#otot punggung !ang tebal serta tulang rusuk ke $I dan $II sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ# organ intraperitoneal. :in al kanan dikelilingi oleh hepar. kolon. dan duodenum< sedangkan gin al kiri dikelilingi oleh lien. lambung. pankreas. e enum. dan kolon/. 9ecara anatomis gin al terbagi men adi dua bagian !aitu korteks dan medulla gin al. Di dalam korteks terdapat ber uta# uta ne%ron sedangkan di dalam medula ban!ak terdapat duktuli gin al. Ne%ron adalah unit %ungsional terkecil dari gin al !ang terdiri atas. tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distalis. dan duktus kolegentes. Darah !ang memba"a sisa#sisa hasil metabolisme tubuh di%iltrasi di dalam glomeruli kemudian di tubuli gin al. beberapa Eat !ang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan Eat#Eat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. 9etiap hari tidak kurang 1*> liter cairan tubuh di%iltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine 1#/ liter. Urine !ang terbentuk di dalam ne%ron disalurkan melalui piramida ke sistem pel+ikalikes gin al untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. 9istem pel+ikalikes gin al terdiri atas kaliks minor. in%undibulum. kaliks ma!or. dan pielumCpel+is renalis. 0ukosa sistem pel+ikalikes terdiri atas epitel transisional dan dindingn!a terdiri atas otot polos !ang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter/. :in al mendapatkan aliran darah dari arteri renalis !ang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis. sedangkan darah +ena dialirkan melalui +ena

sentralis !ang bermuara ke dalam +ena ka+a in%erior. 9istem arteri gin al adalah end arteri !aitu arteri !ang tidak mempun!ai anstomosis dengan cabang#cabang dari arteri lain. sehingga ika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini. berakibat timbuln!a iskemiaCnekrosis pada daerah !ang dila!anin!a.

:ambar 5. +askularisasi gin al b. Ureter Ureter merupakan saluran retroperitonium !ang menghubungkan gin al dengan +esika urinaira1. Ureter adalah organ !ang berbentuk tabung kecil !ang ber%ungsi mengalirkan urine dari pielum gin al ke dalam buli#buli. Pada orang de"asa pan angn!a kurang lebih /> cm. Dindingn!a terdiri atas mukosa !ang dilapisi oleh sel#sel transisional. otot#otot polos sirkuler dan longitudinal !ang dapat melakukan gerakan peristaltik guna mengeluarkan urine ke buli#buli./ 9epan ang per alanan ureter dari pielum menu u buli#buli. secara anatomis terdapat beberapa tempat !ang ukuran diametern!a relati% lebih sempit daripada

ditempat lain. sehingga batu atau benda#benda lain !ang berasal dari gin al seringkali tersangkut di tempat itu. 6empat#tempat pen!empitan itu antara lain adalah 1 pada perbatasan antara pel+is renalis dan ureter. tempat arteri men!ilang arteri iliaka di rongga pel+is. dan pada saat ureter masuk ke buli#buli AintramuralB. 8eadaan ini dapat mencegah ter adin!a aliran balik urine dari buli#buli ke ureter pada saat buli#buli berkontraksi. Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan. ureter dibagi dua bagian !aitu 1 ureter pars abdominalis. !aitu !ang berada dari pel+is renalis sampai men!ilang +asa iliaka. dan ureter pars pel+ika. !aitu mulai dari persilangan dengan +asa iliaka sampai masuk ke buli#buli. Di amping itu secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian. !aitu ureter 1C5 proksimal mulai dari pel+is renalis sampai batas atas sakrum. ureter 1C5 medial mulai dari batas atas sakrum smpai pada batas ba"ah sakrum. dan ureter 1C5 distal mulai batas ba"ah sakrum sampai masuk ke buli#buli./

:ambar 7. 9!stem cal!;. pel+is renali. dan ureter

:ambar -. ureter c. 4esika urinaria 4esika urinaria atau buli#buli merupakan organ otot !ang ber%ungsi sebagai reser+oir utama tractus urinarius dan mempun!ai kapasitas 5-> sampai 7-> ml. ureter memasuki bagian posteriorin%erior +esika urinaria pada trigonum.1 Buli#buli adalah organ berongga !ang terdiri atas tiga lapis otot detrusor !ang saling beran!aman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal. di tengah merupakan otot sirkuler. dan paling luar merupakan otot longitudinal. 0ukosa buli#buli terdiri atas sel#sel transisional !ang sama seperti pada mukosa#mukosa pada pel+is renalis. ureter. dan uretra posterior. Pada dasar buli#buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga !ang trigonum buli# buli./

9ecara anatomi bentuk buli#buli terdiri atas 5 permukaan. !aitu permukaan superior !ang berbatasan dengan rongga peritoneum. dua permukaan in%erolateral. dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakan likus minoris dinding buli#buli. Pada saat kososng. buli#buli terletak di belakang sim%isis pubis dan pada saat penuh berada di atas sim%isis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli# buli !ang terisi penuh memberikan rangsangan pada sara% a%eren dan men!ebabkan akti+asi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral 9/#7. Hal ini akan men!ebabkan kontraksi otot dtrusor. terbukan!a leher buli#buli. dan relaksasi s%ingter uretra sehingga ter adilah proses miksi. /

:ambar =. 4esika urinaria

d. Urethra

10

Urethra merupakan saluran bagi urin dan produk s!stem genitalia pria. Urethra pria terbentang sekitar /5 cm dari cer+iks +esika urinaria ke meatus dan dibagi men adi bagian anterior dan posterior.1 a. Urethra bagian anterior Uretra anterior memiliki pan ang 1*#/- cm A,#1> inchiB. 9aluran ini dimulai dari meatus uretra. pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini berupa tabung !ang lurus. terletak bebas diluar tubuh. sehingga kalau memerlukan operasi atau reparasi relati% mudah./ b. Urethra bagian posterior Uretra posterior memiliki pan ang 5#= cm A1#/ inchiB. Uretra !ang dikelilingi kelen ar prostat dinamakan uretra prostatika. Bagian selan utn!a adalah uretra membranasea. !ang memiliki pan ang terpendek dari semua bagian uretra. sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot !ang membentuk s%ingter. 9%ingter ini bersi%at +olunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti pada "aku berkemih. Uretra membranacea terdapat diba"ah dan dibelakang simpisis pubis. sehingga trauma pada simpisis pubis dapat mencederai uretra membranasea. /

11

gambar ?. Urethra

12

:ambar *. Anatomi tractus urinarius

13

BAB III PE0E)I89AAN BN3#I4P

3.1 Definisi IVP Intravenous Pyelography AI4PB atau dikenal dengan urogra%i adalah %oto !ang dapat menggambarkan keadaan s!stem urnaria melalui bahan kontras radio#opak. Pencitraan ini dapat menun ukan adan!a kelainan anatomi dan kelainan %ungsi gin al. 5

3.2 Fungsi IVP Untuk mendapatkan gambaran radiogra%i dari letak anatomi dan %isiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari gin al. ureter dan blass. 7

3.3 Indikasi IVP Indikasi pemeriksaan I4P antara lain nephrolithiasis Abatu gin alB. ureterolithiasis Abatu ureterB. +esicolithiasis Abatu +esica urinariB. hipertro%i prostat. 7

3.4 Bahan Kontras untuk Pemeriksaan IVP Bahan kontras atau media kontras adalah suatu Eat !ang memiliki nomor atom tinggi !ang berguna untuk membedakan aringan !ang tidak dapat dilihat oleh %oto rontgen biasa. Pada pemeriksaan I4P. bahan kontras !ang digunakan berbahan baku !odium AIB dan enis bahan kontrasn!a positi% A!ang tampak opaFue pada %oto rontgenB. 7
13

14

3.5 Syarat Bahan Kontras ntuk Pemeriksaan IVP 7 1. 0emiliki nomor atom !ang tinggi Aseperti 1 Iodium. nomor atomn!a -5B. sehingga Eat kontras akan tampak putih pada aringan. /. Non 6o;ic atau tidak beracun. dapat ditolerir oleh tubuh. 5. Bersi%at "ater soluble dan non ionik atau larut dalam air artin!a dapat dengan mudah diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.

3.! "fek Sam#ing Dari Penggunaan Bahan Kontras 1. E%ek samping ringan. seperti mual. gatal#gatal. kulit men adi merah dan bentol# bentol /. E%ek samping sedang. seperi edema dimukaCpangkal tenggorokan 5. E%ek samping berat. seperti shock. pingsan. gagal antung. E%ek samping ter adi pada pasien !ang alergi terhadap !odium Amakanan lautB dan kelainan pada antung. 7

15

3.$ Pen%egahan &'ergi Bahan Kontras Pada Pemeriksaan IVP 6indakan pencegahan 1. 0elakukan skin test. 9kin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras !ang disuntikkan sedikit dipermukaan kulit AsubkutanB. Bila ter adi reaksi merah atau bentol diarea itu. segera laporkan radiologCdokter !ang aga. /. 0elakukan Intra4ena test setelah skin test din!atakan aman. I4 test !aitu dengan men!untikan bahan kontras kurang lebih 5#-cc kedalam +ena. 5. 0emberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan kontras Acontohn!a 1 diphenh!dramineB. 7

3.( Persia#an Pemeriksaan IVP 1. 9ehari sebelum pemeriksaan dilakukan. pasien diminta untuk makan#makanan lunak !ang tanpa serat Aseperti buburB maksudn!a supa!a makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga %aeces tidak keras. /. 0akan terakhir pukul 1,.>> Amalam sebelum pemeriksaanB supa!a tidak ada lagi sisa makanan diusus. selan utn!a puasa sampai pemeriksaan berakhir. 5. 0alam hari pukul /1.>>. pasien diminta untuk minum laksati% Adulcola;B seban!ak 7 tablet. 7. * &am sebelum pemeriksaan dimulai. pasien tidak diperkenankan minum untuk men aga kadar cairan.

16

-. Pagi hari sekitar pukul >=.>> Ahari pemeriksaanB. pasien diminta untuk memasukkan dulcola; supossitoria melalui anus. supa!a usus benar#benar bersih dari sisa makanan C %aeces. =. 9elama men alani persiapan. pasien diminta untuk tidak ban!ak bicara dan tidak merokok supa!a tidak ada intestinal gas Agas disaluran pencernaanB ?. 6u uann!a untuk membersihkan usus dari udara dan %aeces !ang dapat mengganggu +isualisasi dari %oto I4P atau menutupi gambaran gin al dan saluran# salurann!a. Pemeriksaan !ang tidak baik terlihat dari ba!angan lucent di usus karna udara dan %aeces.

17

:ambar ,. Doto BN3 dengan persiapan pasien !ang baik Atidak tampak +isualisasi udara C %aeces di rongga abdomenB

:ambar 1>. Doto BN3 dengan persiapan pasien !ang kurang baik Atampak +isualisasi udara C %aeces di rongga abdomenB

3.) *u+uan Dari Pemeriksaan Pemeriksaaan IVP

reum Dan Kreatitin Se,e'um -e'akukan

18

Nilai kreatinin menun ukkan %ungsi pen!aringan gin al masih normal atau tidak. Nilai kreatinin !ang dianggap normal dan boleh melakukan pemeriksaan I4P biasan!a G /.>. Nilai kreatinin !ang tinggi saat pemeriksaan I4P men!ebabkan kontras tidak dapat disaring dalam gin al sehingga membaha!akan bagi pasien. 7 3.1. Pera'atan Dan Bahan Pada Pemeriksaan IVP 7 Peralatan 1 1. 9puit 1cc Auntuk skin testB /. 9puit 5 cc Auntuk persiapan obat emergenc!B 5. 9puit -> cc Auntuk bahan kontrasB 7. 'ing needle -. &arum no 1* =. 8apas alcohol ?. 9tu"ing Apembendung +enaB *. :unting ,. Plester

Bahan 1 1. 8ontras media Acontoh 1 iopamiro. ultra+istB /. 3bat#obatan emergenc! Acontoh 1 dh!penh!dramineB

19

3.11 Prosedur Pemeriksaan IVP 7 1. Pasien di"a"ancarai untuk mengetahui se arah klinis dan ri"a!at alergi. /. Pasien diminta untuk mengisi in%ormed consent Asurat persetu uan tindakan medis setelah pasien di elaskan semua prosedur pemeriksaanB. 5. Buat plain photo BN3 terlebih dahulu. 7. &ika hasil %oto BN3 baik. lan utkan dengan melakukan skin test dan I4 test sebelum dimasukkan bahan kontras melalui +ena %ossa cubiti -. 9ebelum melakukan pen!untikan. pasien ditensi terlebih dahulu. =. 0en!untikkan bahan kontras secara perlahan#lahan dan menginstruksikan pasien untuk tarik na%as dalam lalu keluarkan dari mulut guna meminimalkan rasa mual !ang mungkin dirasakan pasien ?. 0embuat %oto - menit post in eksi *. 0embuat %oto 1- menit post in eksi ,. 0embuat %oto 5> menit post in eksi 1>. Pasien diminta untuk turun dari me a pemeriksaan untuk buang air kecil Apengosongan blassB kemudian di%oto lagi post mi;i. 11. Doto I4P bisa sa a dibuat sampai inter+al "aktu ber am# am ika kontras belum turun.

3.12 *u+uan Dari Pem,uatan P'ain Photo B/0 7

20

1. Untuk menilai persiapan !ang dilakukan pasien /. Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususn!a tractus urinaria secara umum. 5. Untuk menentukan %aktor eksposi !ang tepat untuk pemotretan berikutn!a sehingga tidak ter adi pengulangan %oto karena kesalahan %aktor eksposi. 3. 13 *eknik Pemeriksaan IVP 7 6eknik pemeriksaan I4P dilakukan dengan inter+al "aktu tertentu !ang disesuaikan dengan laman!a aliran bahan kontras untuk mengisi gin al sampai bahan kontras itu masuk ke blass. 1. Plain %oto BN3 AP Asebelum in eksiB 0enggunakan kaset 5> ; 7> Adisesuaikan dengan tubuh pasienB !ang diletakkan meman ang. PP 1 Pasien supine diatas me a pemeriksaan dengan garis tengah tubuh se a ar dengan garis tengah me a pemeriksaan. kedua tungkai kaki diatur lurus. dan kedua tangan lurus disamping tubuh. P3 1 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak ter adi rotasi< /. Atur long a;is tubuh se a ar dengan long a;is %ilm< 5. Aturlah kaset dengan batas atas pada dia%ragma. dan batas ba"ah pada s!mpisis pubis. (P 1 Umbilikus () 1 4ertikal tegak lurus %ilm

21

22

/. Doto - menit post in eksi 0enggunakan kaset /7 ; 5> !ang diletakkan melintang. PP 1 Pasien supine diatas me a pemeriksaan dengan garis tengah tubuh se a ar dengan garis tengah me a pemeriksaan. kedua tungkai kaki diatur lurus. dan kedua tangan lurus disamping tubuh. P3 1 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak ter adi rotasi< /. Atur long a;is tubuh se a ar dengan long a;is %ilm< 5. Aturlah kaset dengan batas atas pada processus ;!poideus dan batas ba"ah pada crista iliacaC9IA9 (P 1 pertengahan %ilm () 1 4ertikal tegak lurus %ilm

23

:ambar 11. Dase ne%rogram 5. Doto 1- menit post in eksi 0enggunakan kaset 5> ; 7> Adisesuaikan dengan tubuh pasienB !ang diletakkan meman ang. PP 1 Pasien supine diatas me a pemeriksaan dengan garis tengah tubuh se a ar dengan garis tengah me a pemeriksaan. kedua tungkai kaki diatur lurus. dan kedua tangan lurus disamping tubuh. P3 1 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak ter adi rotasi< /. Atur long a;is tubuh se a ar dengan long a;is %ilm< 5. Aturlah kaset dengan batas atas pada dia%ragma. dan batas ba"ah pada s!mpisis pubis. (P 1 Umbilikus () 1 4ertikal tegak lurus %ilm

24

:ambar 1/. Dase ureter -

25

7. Doto 5> menit post in eksi 0enggunakan kaset 5> ; 7> Adisesuaikan dengan tubuh pasienB !ang diletakkan meman ang. PP 1 Pasien supine diatas me a pemeriksaan dengan garis tengah tubuh se a ar dengan garis tengah me a pemeriksaan. kedua tungkai kaki diatur lurus. dan kedua tangan lurus disamping tubuh. P3 1 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak ter adi rotasi< /. Atur long a;is tubuh se a ar dengan long a;is %ilm< 5. Aturlah kaset dengan batas atas pada dia%ragma. dan batas ba"ah pada s!mpisis pubis. (P 1 Umbilikus () 1 4ertikal tegak lurus %ilm

26

:ambar 15. Dase +esika urinaria -. Doto post mi;i 0enggunakan kaset 5> ; 7> Adisesuaikan dengan tubuh pasienB !ang diletakkan meman ang. 9emua %oto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. &ika dokter meminta %oto post mi;i. pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras. P3 1 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak ter adi rotasi< /. Atur long a;is tubuh se a ar dengan long a;is %ilm< 5. Aturlah kaset dengan batas atas pada dia%ragma. dan batas ba"ah pada s!mpisis pubis. (P 1 Umbilikus () 1 4ertikal tegak lurus %ilm

27

:ambar 17. gambaran post miksi

*u+uan Foto 51 151 3. 1. Doto - menit untuk melihat dan menilai neprogram C %ungsi gin al /. Doto 1- menit untuk melihat ureter 5. Doto 5> menit untuk melihat +esica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras atau belum 7. Doto Post 0i;i untuk melihat pengosongan blass

3.14 &'ur Per+a'anan Bahan Kontras Pada Pemeriksaan IVP Bahan kontras !ang disuntikkan melalui +ena %ossa cubiti akan mengalir ke +ena capilaris. +ena subcla+ia. kemudian ke +ena ca+a superior. Dari 4(9 bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari antung. kemudian ke +entrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. 8emudian mengalir ke +ena pulmo menu u atrium kiri kemudian +entrikel kiri dan mengalir ke aorta. serta terus mengalir menu u aorta desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks gin al. 7

:ambar 1-.

28

Alur per alanan bahan kontras pada pemeriksaan I4P

29

3.15 Ke'e,ihan Dan Kekurangan Pemeriksaan IVP 7 8elebihan 1 1. Bersi%at non in+asi% /. )elati% aman 5. 0emiliki nilai diagnosa !ang tinggi 8ekurangan 1 1. Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras /. Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.

3.1! 2a'32a' 4ang Per'u Di#erhatikan Da'am Pem,uatan IVP 7 1. &angan lupa memberi marker HBN3I. H-I. H1-I. H5>I. HP0I sesuai dengan inter+al "aktu. /. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai pen!erap radiasi hambur. ika tidak menggunakan buck! potter grid. gunakan l!solm grid. 5. Persiapan pasien !ang baik akan menghasilkan gambaran I4P !ang baik pula. 7. Proteksi radiasi bagi pasien uga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan pen!inaran. -. Peng#ekspos#an dilakukan saat pasien tahan na%as setelah ekspirasi penuh Aaba#aba pemeriksaan 1 Htarik na%asJ buang na%asJ.tahanKKKKI. hal ini bertu uan untuk menghindari kekaburan ob ek karena pergerakan saat berna%as.

30

31

3.1$ Pera5atan Pasien Sete'ah Pemeriksaan IVP 7 1. Pasien diminta untuk istirahat !ang cukup /. Pasien diminta untuk minum air putih !ang ban!ak untuk menghilangkan bahan kontras dari tubuh.

32

BAB I4 :A0BA)AN PA63L3:I9 PE0E)I89AAN BN3#I4P

4.1 /efro'itiasis Ne%rolitiasis atau batu gin al terbentuk pada tubuli gin al kemudian berada di kaliks. in%undibulum. pel+is gin al. dan bahkan bias mengisi pel+is serta seluruh kaliks gin al. Batu !ang mangisi pielum dan lebih dari dua kaliks gin al memberikan gambaran men!erupai tanduk rusa sehinga dsebut sebagai batu staghorn.9ecara radiologi. batu dapat radiopak atau radiolusen. 9i%at radiopak ini berbeda untuk berbagai enis batu sehingga dari si%at ini dapat diduga batu dari enis apa !ang ditemukan. )adiolusen umumn!a adalah enis batu asam urat murni.? Bila batu bersi%at radiopak pemeriksaan dengan %oto polos sudah cukup untuk menduga adan!a batu gin al bila diambil %oto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan ba!angan tulang. sehingga dapat luput dari penglihatan. 3leh karena itu %oto polos sering perlu ditambah %oto pielogra%i intra+ena API4CI4PB. Pada batu radiolusen. %oto dengan bantuan kontras akan men!ebabkan de%ek pengisian A%illing de%ectB di tempat batu berada. Lang men!ulitkan adalah bila gin al !ang mengandung batu tidak ber%ungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielogra%i retrograd. ?

28

33

:ambar 1=. Batu staghorn

:ambar 1?. Batu gin al

34

4.2 uretero'ithiasis Ureterolithiasis merupakan pen!umbatan saluran ureter oleh batu karena pengendapan garam urat. oksalat. atau kalsium. Batu tersebut dapat terbentuk pada gin al !ang kemudian batu !ang kecil di pielum dapat turun ke ureter. Bila batu tidak dapat lolos ke kandung kemih maka men!umbat ureter dan menimbulkan kolik?. Batu !ang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltic otot#otot ureter sehingga turun ke buli#buli. Batu !ang ukurann!a G-mm pada umun!a dapat keluar spontan sedangkan batu !ang ukurann!a lebih besar seringkali tetap berada diureter dan men!ebabkan reaksi peradangan AperiuretritisB serta menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter atau hidroner%rosis-. Diagnose uretrolithiasis dapat ditegak ditegakkan dengan BN3 apabila si%at batu radioopak sehingga pada gambaran BN3 terlihat gambaran batu opak pada ureter. sedangkan apabila si%at batu radiolusen akan terlihat pada pemeriksaan I4P berupa gambaran pen!empitan ureter. sumbatan ureter. gambaran ureter !ang melebar AhidroureterB. atau tidak ada gambar ureter akibat tidak adan!a %ungsi gin al.

:ambar 1*. Uretherolitiasis

35

:ambar 1,. H!droureter dan h!drone%rosis 4.3 Vesiko'ithiasis 4esikolithiasis atau batu buli#buli sering ter adi pada pasien !ang menderita gangguan miksi atau terdapat benda asing dibuli#buli. :angguan miksi ter adi pada pasien#pasien h!perplasia prostat. striktur uretra. di%ertikel buli#buli. atau buli#buli neurogenik. 8ateter !ang terpasang dibuli#buli pada "aktu !ang lama. adan!a benda asing lain !ang secara tidak senga a dimasukan kedalam buli#buli seringkali men adi inti untuk terbentukn!a batu buli#buli. 9elain itu batu buli#buli dapat berasal dari batu gin al atau batu ureter !ang turun ke buli#buli5.

36

:ambar />. 4esikolithiasis

4.3 Benigna Prostat 2i#er#'asia 6BP27 8elen ar prostat adalah salah satu organ genitalia pria !ang terletak disebelah in%erior buli#buli membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran. organ ini membuntu uretra pars prostatika dan men!ebabkan terhambatn!a aliran urine keluar dari buli#buli. Bentuk prostat seperti buah kenari dengan berat normal pada orang de"asa M/> gram. 0cNeal A1,?=B membagi kelen ar dalam beberapa Eona. antara lain Eona peri%er. Eona central. Eona transisional. Eona %ibromusculer anterior. dan Eona periuretra.

37

9ebagian besar h!perplasia prostat terdapat pada Eona transisional. sedangkan karsinoma prostat berasal dari Eona peri%er.

:ambar /1. H!perplasia prostat

38

BAB 4 8E9I0PULAN

Pemeriksaan BN3#I4P sangat berguna untuk mendiagnosa kelainan tractus urinarius seperti batu saluran kemih dengan gambaran pemeriksaan BN3 radioopak baik pada gin al. ureter. dan buli#buli. Akan tetapi apabila batu bersi%at radiolusen akan akan terlihat pada pemeriksaan I4P berupa gambaran pen!empitan ureter. sumbatan ureter. h!drone%rosis. hidroureter. atau tidak ada gambar ureter akibat tidak adan!a %ungsi gin al. Pemeriksaan BN3#I4P uga dapat memperlihatkan gambaran pendesakan +esika urinariadari in%erior !ang diakibatkan h!perplasia prostat.

34

39

DAD6A) PU96A8A

1. 9abiston. Da+id (. Buku Ajar Bedah. E:(. &akarta. 1,,7


2. bedah-mataram.org Adiakses 17 uli />1/B

5. Purnomo. Basuki B. />>*. Dasar N Dasar Urologi Edisi 8edua. &akarta 1 9agung 9eto.
4. firzandinata.wordpress.com Adiakses 17 uli />1/B

-. )asad. 9 ahriar. )adiologi Diagnostik edisi kedua. balai penerbit D8UI. &akarta. />>,. =. 9 amsuhidra at ). 1 '. Buku A ar Ilmu Bedah. Edisi ke#/. &akarta 1 Penerbit Buku 8edokteran N E:(. />>7. ?-=#?=5 ?. 3s"ari. E.A />>-B. Bedah dan pera"atann!a.Balai Penerbit Dakultas 8edokteran Uni+ersitas Indonesia. &akarta.
8. 0oore. kieth L. Anatomi

linik !asar. Hipokrates. &akarta. />>/.

Anda mungkin juga menyukai