DEFINISI
Kejang merupakan manifestasi berupa pergerakan secara mendadak dan tidak terkontrol yang disebabkan oleh kejang involunter saraf otak. Epilepsi adalah suatu kelainan di otak yang ditandai adanya bangkitan epileptic yang berulang (lebih dari
satu episode).
Menurut ILAE dan IBE, epilepsi sebagai suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya Status epileptikus adalah bangkitan epilepsi yang berlangsung terus menerus selama lebih dari30 menit tanpa diselingi masa sadar
EPIDEMIOLOGI
Salah satu kelainan otak yang serius dan umum terjadi 10 juta orang diseluruh dunia mengalami kejang Lebih sering terjadi pada laki-laki Dan biasanya terjadi pada anak usia < 2 tahun Insiden:
100/100.000 kasus di negara berkembang 50/100.000 kasus di negara maju
ETIOLOGI
Dari penyebab, epilepsi dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: Epilepsi idiopatik
Epilepsi simptomatik
Intrakranial tumor otak, neoplasma Ekstrakranial gg. metabolik, gagal jantung
Epilepsi kriptogenik
KLASIFIKASI
Menurut International League Againts Epilepsy (ILAE)
Partial seizure Primary generalized seizured Unclassified seizures
Simple partial
Absence
Neonatal seizures
Complex partial
Tonic-clonic
Infantile seizures
Tonic
Atonic
Myoclonic
II. Umum
a. Idiopatik Kejang neonatus familia benigna Kejang neonatus benigna Kejang epilepsi mioklonik pada bayi Epilepsi lena pada anak Epilepsi lena pada remaja Epilepsi mioklonik pada remaja Epilepsi dengan bangkitan tonik klonik pada saat terjaga Epilepsi tonik klonik dengan bangkitan acak
b. Simptomatik Etiologi non spesifik (ensefalopati mioklonik neonatal, sindrim Ohtahara) Etiologi spesifik (malformasi serebral, gangguan metabolism) c. Kriptogenik Sindrom Wesr Epilepsi mioklonik astatic Sindrim Lennox-Gastaut d. Epilepsi lena mioklonik
III. Epilepsi dan sindrim yang tidak dapat ditentukan fokal atau umum
a. Bangkitan umum dan fokal bangkitan neonatal epilepsi mioklonik berat pada bayi Sindrom Taissinare Sindrom Landau-Kleffner b. Tanpa gambaran tegas fokal atau umum c. Epilepsi berkaitan dengan situasi Kejang demam Berkaitan dengan alkohol Berkaitan dengan obat-obatan d. Eklamsi e. Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
PATOFISIOLOGI
Dasar serangan epilepsi adalah gangguan fungsi neuronneuron otak dan transmisi pada sinaps Ada dua jenis neurotransmitter :
Eksitasi memudahkan depolarisasi atau lepas muatan listrik (glutamate, aspartate, norepinephrine dan asetilkolin) Inhibisi menimbulkan hiperpolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah melepaskan listrik (GABA dan glisin)
Dalam keadaan istirahat, membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan polarisasi
Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membrane neuron dan seluruh sel akan mepelas muatan listrik keadaan patologik dapat merubah atau menggaggu fungsi membrane neuron membrane mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruang ekstraseluler ke intraseluler Influx Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membrane dan lepas muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali Lepas muatan listrik oleh neuron secara sinkron dalam jumlah besar merupakan dasar suatu serangan epilepsi Keadaan lain yang dapat menyebabkan suatu serangan epilepsi terhenti adalah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat penting untuk fungsi otak.
GEJALA
Kejang Parsial Sederhana
Tidak terjadi perubahan kesadaran
Bangkitan dimulai dari tangan, kaki atau muka (unilateral/fokal) kemudian menyebar (Jacksonian march) Kepala mungkin berpaling kearah yang terkena kejang (serangan adversi)
Kejang Atonik
Hilangnya postur tonus otot secara tiba-tiba yang berlangsung sekitar 1-2 detik Kesadaran tidak terganggu, dan tidak binggung setelahnya
Kejang Mioklonik
Kontraksi otot yang tiba-tiba dan sesaat
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap Urin Pungsi lumbal EEG gula darah, elekrolit, torch diduga meningitis, SSPE
Brain Imaging
MRI MRA
FIRST AID
PENGOBATAN
Pada prinsipnya obat antiepilepsi bekerja untuk menghambat proses dan penyebaran kejang
peningkatan inhibisi (GABA-ergik) dan penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi kondisi ion (Na+, Ca2+, K+, dan Cl-) atau aktifitas neurotransmitter, meliputi:
Inhibisi kanal Na+ apada membrane sel akson Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron thalamus, yang berperan sebagai pace-maker untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks Peningkatan inhibisi GABA Penurunan eksitasi glutamate
Tujuan pokok terapi epilepsi adalah membebaskan pasien dari bangkitan epilepsi tanpa mengganggu fungsi normal SSP agar pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan.
Mendiagnosis secara pasti, menetukan etiologi, jenis serangan dan sindrom epilepsi Pengobatan awal harus dimulai dengan obat tunggal dosis kecil
Partial
Absence
Atypical
Absen
Valproic acid Lamotrigine Topiramate
1st Line
Tropiramate
Zonisamide Phenytoin
Lamotrigine Clonazepam
Clonazepam Felbamate
Alternatives
PENGHENTIAN OAE
Tergantung jenis epilepsi & resiko kekambuhan
Ringan Absens tipikal Mioklonik berat : 2 3 tahun : 18 bulan 2 tahun : > 5 tahun
EEG abnormal teruskan 1 tahun Penghentian OAE dilakukan dengan tappering off selama 1 tahun
KEGAGALAN TERAPI
Klasifikasi tidak tepat Gagal menemukan etiologi OAE tidak sesuai Tidak menghindari faktor pencetus Tidak teratur minum obat
PROGNOSIS
Penderita epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas serangan paling sedikit 2 tahun Bila lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak mengalami kejang lagI 30% penderita tidak akan mengalami remisi walaupun sudah minum obat teratur.
Faktor yang mempengaruhi remisi adalah lamanya kejang, etiologi, tipe kejang, umur awal terjadi kejanG
kejang tonik-klonik, kejang parsial kompleks akan mengalami remisi pada hampir lebih dari 50% pemderita Makin muda usia awal terjadinya kejang, remisi lebih sering terjadi. Umur onset yang relative lambat sesudah usia 2 atau 3 tahun, juga merupakan faktor yang menguntungkan Resiko kekambuhan setelah penghentian obat tergantung pada faktor yang sama dengan remisi kejang.
TERIMA KASIH