Anda di halaman 1dari 7

SUMBER : Kaplan H.I.& Sadock BJ : Textbook of Clinical Psychiatry.

2 edition, 2010
* DEFINISI Gangguan Depresi adalah juga dikenal sebagai depresi unipolar. Gangguan ini terjadi tanpa riwayat episode manik, campuran atau hipomanik. Episode depresi harus ada setidaknya 2 minggu dan seseorang yang di diagnosis memiliki episode depresi terutama juga harus memiliki setidaknya empat gejala dari daftar yang mencakup perubahan berat badan dan nafsu makan, perubahan tidur dan aktivitas, tidak ada energi, rasa bersalah, masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta pikiran berulang mengenai kematidan dan bunuh diri. * EPIDEMIOLOGI Insiden dan Prevalensi

Gangguan depresif adalah gangguan yang lazim ditemukan dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15%, pada perempuan mungkin 25%. Insiden gangguan depresi10% pada pasien yang berobat di fasilitas kesehatan primer dan 15% di tempat rawat inap. Jenis Kelamin

Dari suatu obseravasi yang hampir universal, tanpa melihat negara atau kebudayaan, prevalensi gangguan depresif dua kali lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Alasan perbedaan ini yang telah di hipotesiskan antara lain perbedaan hormonal, pengaruh kelahiran anak, stressor psikososial yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, serta model perilaku ketergantungan yang dipelajari Usia

Usia rata-rata gangguan depresif sekitar 40 tahun, dengan 50% pasien memiliki usia antara 20-50 tahun. Gangguan depresif dapat juga dimulai pada masa kanak-kanak atau usia tua. Data epidemiologis terkini mengesankan bahwa insiden gangguan depresif Mayor mungkin meningkat di antara orang berusia di bawah 20 tahun. Hal ini mungkin berkaitan dengan meningkatnya penggunaan alkohol serta penyalahgunaan obat pada kelompok usia ini. Status Pernikahan

Gangguan Depresif paling sering terjadi pada orang tanpa hubungan antar personal yang dekat atau pada orang yang mengalami perceraian atau perpisahan.

SUMBER : Catatan Ilmu Kedokteran jiwa. Willy F Maramis. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press,2009.
* DEFINISI Gangguan ini mungkin hanya episode tunggal atau terjadi berulang. Dibedakan selain keparahan gejalanya juga tingkat kesembuhan dan lama kesembuhan. Jarak antara 2 episode paling sedikit 2 bulan tanpa ada gejala depresi yang berarti. Dapat menjadi episode kronik bila memenuhi kriteria lengkap untuk minimum 2 tahun. Biasanya lebih sering relaps dan rekuren sehingga memerlukan terapi rumatan. * EPIDEMIOLOGI Banyak studi epidemiologi mendapatkan prevalensi depresi unipolar bervariasi antara 20-40%. Prevalensi sepanjang hidup dari kormobiditas depresi dan siklomatia berkisar antara 1,5-2,5% pada populasi umum dewasa. Umur onset untuk depresi berkisar antara 27,4 tahun (dari study Epidemiologic Catchment Area/ECA), 29,2 tahun (dari Netherlands Mental Healthy Survey and Incidence Study/NEMESIS) hingga pertengahan umur 30-an (dari Studi International Consortium of Psychiatric Epidemilogy). Prevalensi menurut jenis kelamin sangat konsisten pada berbagi studi yaitu wanita dua kali diabanding pria. Studi epidemiologi diantara orang yang menikah dan tidak menikah menunjukkan bahwa angka depresi lebih tinggi diantara mereka yang tidak pernah menikah atau sebelumnya pernah menikah dibandingkan dengan yang masih mempunyai pasangan nikah. Korelasi antara perpisahan atau perceraian dengan depresi lebih tinggi pada pria daripada wanita. Dikatakan bahwa yang tidak pernah menikah beresiko untuk mengalami depresi pada usia lanjut, sementara orang pernah menikah bersiko untuk mengalami depresi sepanjang hidup. Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan etnis dan depresi, dari beberapa data didapatkan bahwa golongan etnis minoritas mempunyai angka depresi lebih tinggi. Korelasi antara status sosial ekonomi dengan depresi didapatkan angka yang konsisten untuk peningkatan angka depresi pada status sosial ekonomi yang rendah. Studi korelasi antara penduduk rural dan urban dengan depresi mayor mendapatkan hasil bervariasi, namun data terbanyak menunjukkan bahwa abgka depresi lebih sedikit di daerah rural dibanding urban dengan alasan yang belum jelas, tetapi diduga karena angka kriminalitas dan stress kehidupan yang lebih banyak. Kormobiditas psikiatri didapatkan pada 3 dari 4 individu dewasa dengan depresi mayor dalam perjalanan hidup.

SUMBER: Robinson SP.Fitness to be Interviewed.Prinsiples of Forensic Medicine Hongkong and Oxford University Pers, GMM, 1996
* EPIDEMIOLOGI Rasio jenis kelamin tidak setara, episode depresif lebih sering menyerang perempuan. Insidensi episode depresif adalah antara 80-200 kasus baru per 100.000 populasi setiap tahun pada laki-laki, antara 250-7800 kasus baru per 100.000 populasi setiap tahun pada perempuan. Prevalensi titik di negara-negara barat adalah antara 1,8 dan 3,2% untuk laki-laki dan antar 2 dan 9,3% untuk perempuan. Prevalensi titik gejala-gejala depresi lebih tinggi, sampai 20%. Risiko seumur hidup pada populasi umum di negaranegara barat adalah 5-12% pada laki-laki dan 9-26% pada perempuan. Usia awitan rata-rata sekitar usia akhir 30 tahuanan, tetapi dapat mulai terjadi pada usia berapapun pada masa kanak-kanak dan seterusnya. Gangguan ini mempunyai insiden lebih tinggi pada mereka yang tidak menikah, termasuk mereka yang bercerai atau berpisah. Episode depresi juga lebih sering ditemukan pada perempuan kelas pekerja daripada perempuan dari golongan menengah. Gangguan ini juga sering terjadi pada perempuan yang : Mempunyai tiga atau lebiah anak berusia kurang dari 14 tahun yang perlu dijaga Tidak bekerja diluar rumah Tidak memiliki teman untuk membicarakan, misalnya kurang keintiman Kehilangan ibu sebelum usia 11 tahun, karena kematian atau berpisah

SUMBER:

Badan

Penerbit.Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia : Buku Ajar Psikiatri . Jakarta,2010


*PENDAHULUAN Gangguan depresi, dalam buku Synopsis of Psychiatry dibawah naungan gangguan mood. Sebelum membahas lebih lanjut tentang gangguan depresi, lebih dahulu dipahami apa yang dimaksud dengan emosi dan mood dan mengapa kedua tanda (sign) tersebut harus dipahami. Dalam pembahasan emosi tercakup antara lain afek, mood, emosi yang lain, dan gangguan psikologi yang berhubungan dengan mood. Oleh karena bagian ini membahas gangguan depresi, maka pembahasan dibatasi pada emosi dan mood. Emosi merupakan kompleksitas perasaan yang meliputi psikis, somatic dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood. Mungkin lebih tepat untuk menggunakan kata emosi untuk perasaan yang dihayati secara sadar, sedangkan kata afek ditunjukkan kepada dorongan-dorongan yang lebih mendalam yang mendasari kehidupan persaan yang sadar maupun nirsadar. Mood merupakan subjektivitas peresapan emosi yang dialami dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain, termasuk sebagai contoh adalah depresi, elasi dan marah. Kepustakaan lain, mengemukakan mood, merupakan perasaan atau nada perasaan hati seseorang, khususnya yang dihayati secara batiniah Pasien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energy dan minat, merasa bersalah, sulit berkosentrasi, hilangnya nafsu makan, berfikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan tidur. Gangguan ini hampir selalu menghasilkan hendaya interpersonal, social dan fungsi pekerjaan. Pasien yang hanya mengalami episode depresi berat dikatakan mengalami gangguan depresi berat atau depresi unipolar. Depresi memiliki beberapa penyebab, dan salah satu yang terkuat adalah stress. Sementara stress dapat terjadi pada semua usia, ada data yang menunjukkan bahwa dewasa awal adalah masa kerentanan khusus untuk mengalami kegelisahan dan depresi, mungkin karena tuntutan atau mengalami kesulitan dalam fungsi sosial, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Faktor penyebab dari depresi yaitu factor biologis, faktor genetika dan faktor psikososial. Karakteristik utama individu yang depresi adalah adanya distorsi negatif. Kondisi tersebut akan dapat membaik apabila mendapatkan terapi yang menggunakan teknik perilaku dan kognitif serta adanya teknik yang membangun dorongan positif dalam diri individu. Untuk mengatasinya diperlukan terapi yang dapat mengatasi tekanan yang dihadapi individu yang depresi

yang dapat menurunkan gejala depresi sekaligus dapat menumbuhkan hal-hal yang positif dalam kehidupannya

*DEFINISI Edward Bibring menyatakan bahwa Depresi adalah suatu fenomena yang terjadi ketika seseorang menyadari terdapat perbedaan antara ideal yang tinggi dengan ketidakmampuan untuk mewujudkan citacita tersebut

SUMBER: Yuke Wahyu. Perbedaan Derajat Kecemasan Dan Depresi Mahasiswa Kedokteran Preklinik Dan Ko-Asisten di FK UNS Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010. Available at : http://eprints.uns.ac.id/3185/.pdf
*DEFINISI Depresi adalah gangguan perasaan atau mood yang disertai komponen psikologi berupa sedih, susah, tidak ada harapan dan putus asa disertai komponen biologis atau somatik misalnya anoreksia, konstipasi dan keringat dingin. Depresi dikatakan normal apabila terjadi dalam situasi tertentu, bersifat ringan dan dalam waktu yang singkat. Bila depresi tersebut terjadi di luar kewajaran dan berlanjut maka depresi tersebut dianggap abnormal.

SUMBER: Swesty Nilasari. Positive psychotherapy untuk menurunkan tingkat depresi.


*DEFINISI Depresi adalah gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan tingkah laku serta kognisi bercirikan ketidakberdayaan yang berlebihan

Universitas

Muhammadiyah

Malang.

2013.

Available

at:

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/article/viewFile/1495/1598

Anda mungkin juga menyukai