Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN STPP BOGOR 2011
KATA SAMBUTAN
Modul
ini
disusun
guna
memenuhi
kebutuhan
bahan
ajar
mahasiswa,
karenanya penghargaan saya sampaikan kepada Dr. Lukman Effendy, M.Si. sebagai penyusun sekaligus pengampu mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa pada Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Bogor.
ini
dapat
bermanfaat
bagi
mahasiswa
khususnya
dan
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI PENGERTIAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA Menurut Boyd Menurut Mead Menurut Lindeman Menurut Sheffield dan Houle Pandangan Allen Tough. Pandangan Apps. PERBEDAAN ANTARA PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI Pedagogi Andragogi FILSAFAT PENDIDIKAN Pengertian Ruang-Cakup Filsafat Paradigma Filsafat Pendidikan PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR ORANG DEWASA Prinsip Mengajar METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA Pendahuluan Penetapan Metode Belajar Ragam Metode dan Teknik Mengajar PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA Pendahuluan Kondisi Pembelajaran Orang Dewasa Pengaruh Penurunan Faktor Fisik Orang Dewasa dalam Belajar Langkah-langkah Pokok dalam Proses Pembelajaran Orang Dewasa Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor BAHAN UNTUK DIDISKUSIKAN
i iii
DAFTAR PUSTAK
Beragam konsep dan pengertian mengenai pendidikan orang dewasa (POD) banyak telah diketahui. Untuk mengetahui esensi mengenai konsep dan pengertian POD, terlebih dahulu kita perhatikan konsep dan pengertian atas POD sbb:
1). Menurut Boyd Boyd memandang pendidikan orang dewasa dalam konteks psikologi. Secara spesifik boleh
diungkapkan oleh beliau bahwa pandangan terhadap pendidikan orang dewasa tidak
dilepaskan dalam konteks terminology Orang dewasa. Sehingga sebagaimana dia ungkapkan menyitir pernyataan Balkely bahwa pendidikan orang dewasa berimlikasi pada proses
pendidikan sistematis yang bertujuan, dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman pembelajar. Lebih lanjut tujuan secara sistematis ini berusaha dicapai dengan cara mengedapankan integritas dari pembelajar. Dengan demikian konsep pembelajaran orang dewasa berbeda dengan pembelajaran dengan anak atau remaja disebabkan factor peniruan sangat sosio psikologis yang
faktor-faktor belum
kental
banyaknya
pengalaman. telah
Sedangkan memiliki
dewasa sudah
banyak
terdapat
pengalaman,
sehingga
kerangka
berpikir tersendiri dan tidak mudah untuk dipengaruhi. Bayak pertimbangan-pertimbangan relistis ketika seseorang telah menjadi dewasa. Dan hal ini tidak terjadi pada anak-anak atau orang dewasa. Dengan demikian maka individu dewasa pada dasarnya telah memiliki identitas dirinya, dan dengan identitas tersebut maka ia memandang atau mempersepsi segala
sesuatu yang berinter aksi dengan dengannya. Konsekuensinya dalam konteks belajar maka orang dewasa telah memiliki dan mengetahui standar seperti ap a yang ingin dicapainya dan harapan- harapan yang terkait dengan proses belajar yang akan ditempuhnya. Apabila proses belajar memenuhi apa yang diharapkannya maka dia akan merasa menyenangi dengan sendirinya. Hal ini juga berimplikasi, terdapat keinginan untuk bebas dari standar di
luar dirinya dan ketergantungan kepada orang lain. Secara skematis dapat digambarkan:
Orang dewasa memiliki standar sendiri dan harapan yang didasarkan pada identitas yang diakuinya sendiri
Dalam
konteks
seperti
ini
maka
tugas
guru
adalah
membantu
mengarahkan
dan
menemukan kesesuaian materi dengan yang dibutuhkan pelajar. Hubungan antara instruktur dan orang dewasa adalah terbuka dan bebas. Jadi pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan dimana para pembelajarnya adalah individu yang telah memiliki identitas dan mengetahui standar serta harapan-harapan dengan fasilitasi dan seorang berkeinginan untuk memenuhinya, yang dapat
dilaksanakan
2). Menurut Mead Pandangan Mead. Pakar ini melihat bahwa proses pembelajaran secara umum
harus dimaknai sebagai pengalihan baik yang bersifat vertical maupun lateral. Tetapi dalam konteks ini beliau kemudian memperjelad bahwa dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di sekeliling kita maka proses vertical menjadi kurang up todate. Konsekuensinya proses lateral menjadi penting. Transmisi lateral ini dimaksudkan
adalah instruktur atau guru tidak lagi berperan sebagai orang yang menumpahkan air ke dalam gelas otaK dari pembelajar, tetapi pengetahuan disebarkan dengan cara sharing atau dibagikan, didiskusikan dan dipikirkan secara kritis. Dalam konteks ini maka tidak ada pihak yang paling dominan dan paling menguasai dalam proses pembelajaran. Fokusnya adalah mempertajam dan memenuhi harapan pembelajar terhadap subyek yang ingin diketahuinya.
3). Menurut Lindeman
Pandangan Lindeman. Terdapat beberapa hal yang cukup prinsip yang dikemukan oleh pakar ini bahwa: pertama, konsep orang dewasa harus dimaknai secara
kontekstual dalam perkembangan dinamika pertumbuhan manusia. Kedua, pendidikan seharusnya tidak hanya mengajakan prinsip idealitas, akan tetapi juga bersifat
pragmatis. Ketiga, pendidikan orang dewasa harus berkorelasi dengan situasi dimana orang dewasa ter sebut ada dan membutuhkan apa. Keempat, pendidikan orang dewasa bagaimanapun tidak dapat dilepaskan dengan pengalaman orang dewasa. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka Lindeman menyatakan bahwa orang dewasa
sebagai entitas dan memiliki integritas harus dilihat secara personal dan yang memiliki kepribadian. Dalam proses pembelajaran orang dewasa sebagai individu tidak
semata-mata berharap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan tetapi berharap dengan apa yang diilikinya hidupnya akan lebih baik, lebih bermakna, dan memiliki arti dalam interaksi
social. Sehingga pada adasarnya orang dewasa berkeinginan untuk memperbaiki dirinya sendiri sebagai tujuan primer dirinya. Tetapi mereka ingin juga merubah tatanan social untuk menjadi lebih baik, tentu saja dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan harapannya. Dengan demikian inilah inti dari pendidikan orang dewasa. 4). Menurut Shef field dan Houle Pada dasarnya orang dewasa telah memiliki satu rentang hidup dalam fase
kehidupannya. Ketika tumbuh dia telah memiliki berbagai peranan yang jauh berbeda dengan apa yang telah dialaminya semasa ia masih anak-anak atau remaja. Peran-peran inti kemudian memiliki konsekuensi bagi dirinya serta tuntutan yang harus
dipenuhinya. Proses pemenuhan akan tuntuhan serta kebutuhan yang disadarinya terhadap dirinya melahirkan ini kebutuhan pembelajar dapat untuk belajar. Maka dengan proses
(orang
dewasa)
melaksanakan
demikian
disimpulkan
terdapat
orientasi-orientasi Orientasi
orang dewasa
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran.
belajar orang dewasa menurut pakar ini dapat dibedakan: Sociability orientation, Personal goal orientation, societal
pandangan diatas maka Tough menyatakan bahwa pada dasarnya kebutuhan yang amat beragam dalam mengahadpi segala
kehidupannya.
Ini juga terkait dengan peran-peran yang diaminkan lingkungan rumah dan
lain-lain. Untuk memenuhi itu maka orang dewasa berusaha memenuhinya dengan jalan melakukan proses pembelajaran. Hakekatnya proses pembelajaran dari diri sendiri lebih banyak dilakukan dengan difasilitasi dengan saran-saran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu yang hendak dicapai. atau Setiap target yang hendak dicapai tertentu adalah pada suatu untuk menguasai
keterampilan
kompetensi
episode-episode
belajar.
Episode belajar
melakukan suatu aktivitas tertentu yang merupakan bagian dari suatu rangkaian aktivitas (berupa yang sehingga kompetensi) apabila rangkaian-rangkaian ini dijalankan maka tujuan tersebut dapat dicapai. Bagian rangkaian yang merupakan episode belajar. Materi yang
dilakukan secara
keseluruhan disebut
dengan proyek
dipelajari akan sangat beragam tergantung kebutuhan yang dirasakan, dalam hal ini dapat berupa kompetensi teknis, kebutuhan intelektual, kebutuhan seni dan yang lainnya. Sedangkan alasannya proses belajar dilakukan adalah: motovasi keseluruhan untuk belajar, pencerahan jiwa, pengetahuan dan keterampilan untuk merubah sikap dan perilaku, dan alasan-alasan yang bersifat personal. Pada dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan akan mendatangkan kesenangan-kesenganan (pleasure) , harga atau martabat diri (self esteem), dan yang lainnya (other) . Selama bagian rangkaian berupa episode
dilaksanakan dan berhasil akan mendatangkan ketiga efek tersebut yakni pleasure, self esteem, dan others . Demikian juga ketika sebuah proyek belajar telah dilaksanakan. Lebih lanjut proyek belajar dapat dilaksanakan secara mandiri dengan perencanaan yang jelas. Dan secara terus-menerus dengan waktu yang direncanakan terus diperbaiki (improvement) .
6). Pandangan Apps. Dalam pendidikan orang dewasa maka harus dipandang secara holistic terkait dengan individu orang dewasa. Dalam hal ini orang dewasa ber asal dari latar belakang sosio budaya yang beragam, dengan identitas yang kuat, dan kepercayaan kuat pula.
Untuk dapat lebih lengkap mengakses modul-modul tersebut dapat menghubungi STPP Bogor, Jl. Cibalagung No 1 Bogor atau melalui email: stppbogor@deptan.go.id