Anda di halaman 1dari 3

Senang dan Susah Dalam hidup kita sehari-hari, dua hal berbeda yang silih berganti adalah adalah

kesenangan dan kesusahan. Bahkan menurut beberapa orang, kalau hidup itu indah karena perbedaan tersebut. Bayangkan kalau orang senang terus atau susah terus, tentu bukan sesuatu yang baik. Ketika kita senang, maka kita diharapkan ingat ketika dulu pernah susah. Dan ketika kita susah ingatlah bahwa suatu saat akan ada kesenangan. Hal ini seperti firman Allah SW !

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan "#S Alam $asyrah %-&' Hal penting yang perlu diperhatikan bagaimana sifat dasar seorang manusia dalam menghadapi kedua hal tersebut. Allah SW berfirman

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. "#S. Al (sraa) *+' Dalam ayat ini, Allah SW menyebutkan sifat manusia terhadap kesenangan terlebih dahulu karena u,ian terhadap kesenangan adalah lebih berat. Dari -Amr bin -Auf r.a. berkata! .asulullah mengutus Abu -/baidah bin al-0arrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pa,ak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu -/baidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama .asulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap .asulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka kemudian bersabda, Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah yang memba a harta banyak! 0awab mereka, "enar, ya #asulullah. 1alu $abi saw bersabda, $ambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua cita%citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku kha atirkan atas kamu, tetapi aku kha atir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana telah terhampar untuk orang%orang yang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba%lomba sebagaimana mereka berlomba% lomba, sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka. "H.. Bukhari dan 2uslim'. 3ada saat inipun bisa kita lihat. Seorang miskin apabila dia tidak sabar maka yang di4uri adalah hape atau sepeda motor. Sedang orang yang men,adi tersangka K3K telah didakwa dengan korupsi sampai miliard rupiah. Hal ini menun,ukkan orang tidak tahan dengan kesenangan dan kemewahan. Atau hal ini tersebut dalam Al #uran tentang orang yang mendapat musibah di lautan akan berdoa kepada Allah, tetapi lupa ketika sudah sampai darat.

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih "#S. Al (sraa &5' Se4ara psikologis, seorang muslim apabila ditimpa musibah maka dia akan mendekat kepada Allah SW dan bersabar, sedang orang yang berhasil biasanya memiliki ego bahwa keberhasilan itu adalah karena hasil ,erih payahnya. Kembali kepada sifat manusia ,ika mendapat kebahagian seperti yang tertera pada #S. Al (sraa *+. 0ika mendapatkan kesenangan maka dia memiliki dua ke4enderungan yaitu berpaling dari Allah SW dan sombong terhadap manusia. 0ika kesuksesan ter,adi pada orang yang tidak beriman maka akan memperkuat keyakinannya bahwa tidak perlu per4aya kepada Allah SW untuk meraih kesuksesan. 2ereka akan men4ibirkan kaum 2uslim yang ra,in sholat tapi kehidupannya masih miskin. Sedang bila keberhasilan pada orang munafik, maka mereka berkata "uat apa sholat! &oh saya masih bisa mendapatkan ri'ki dari Allah. 2emang Allah SW melimpahkan ri67i pada setiap manusia di dunia ini tanpa pandang bulu apakah mereka beriman atau mengingkari. Bagi seorang muslim, keberhasilan masih membuat dia melaksanakan sholat dan ibadah lain. api ada hal lain yang mungkin tidak kalah bahayanya, yaitu adanya perasaan sombong terhadap apa yang didapatkannya. Apa sombong itu8 .asulullah SAW pernah bersabda

Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia "H.. 2uslim' Hal ini yang sering sulit untuk dihindari. 9rang yang sukses terkadang sulit untuk menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain, apalagi dari orang yang lebih muda, lebih miskin atau lebih rendah dera,atnya. 3enolakan kebenaran tersebut biasa dibarengi dengan merendahkan orang lain, karena dia menganggap dialah yang lebih tinggi, lebih berhasil dan lebih berkuasa. Demikianlah, kita semoga kita selalu bisa men,aga hati dalam setiap keadaan.

Alangkah menak(ubkannya kehidupan seorang mukmin. $ungguh seluruh kehidupannya baik. )al itu tidak dimiliki melainkan oleh mukmin. *ika dikaruniai kebaikan; maka ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan (ika ditimpa keburukan; maka ia bersabar, dan itu baik untuknya "H.. 2uslim'

Dan memang kita harus siap dalam setiap kondisi, seperti yang disampaikan oleh sahabat -/mar bin al-Khaththab! Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta, maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai "-/ddatus Shobirin wa D6akhiratus Syakirin hal.:;;'. Wallahu a)lam.

Anda mungkin juga menyukai