Anda di halaman 1dari 50

VII SEMEN

INDUSTRI SEMEN
DEFINISI

Semen merupakan bahan perekat bangunan (batu-batuan) yang bekerja dengan cara mengikat antar materialmaterial bangunan menjadi satu kesatuan padatan yang stabil

Semen merupakan bahan perekat hidrolis yaitu bahan perekat yang daya ikatnya terjadi akibat adanya penambahan air Semen adalah suatu produk yang diperoleh dari proses pembubukan dan penghancuran (penggilingan) klinker yang penyusun utamanya adalah senyawasenyawa silikat.

SEJARAH
Pada tahun 1824 seorang bangsa Inggris, Joseph Aspdin telah mematenkan hasil penelitiannya mengenai semen dengan cara kalsinasi Argillaceous Limestone (kapur kaya silika)

Dia memberikan nama Portland Cement karena beton yang dibuat dengan semen tersebut mempunyai kesamaan dengan batu untuk gedung yang diperoleh di pulau Portland dekat Inggris, inilah cikal bakal industri Portland Cement di dunia

Klinker adalah komponen yang keras hasil pembakaran campuran tanah liat dan batu kapur, dinamai Semen Portland untuk membedakan dengan semen yang berasal dari alam yaitu puzzolan Klinker adalah penamaan untuk gabungan komponen produk semen yang belum diberikan tambahan bahan lain untuk memperbaiki sifat semen

Komponen klinker adalah sebagai berikut :


Nama Senyawa di-kalsium silikat tri-kalsium silikat tri-kalsium alumina tetra-kalsium alumina ferrit Mg-oksida Rumus Kimia 2CaO.SiO2 3CaO.SiO2 3CaOAl2O3 4CaO.Al2O3.Fe2O3 MgO Singkatan C 2S C 3S C 3A C4AF M

Peranan masing-masing komponen klinker :

C2S : memberi efek penguatan seperlunya sampai 28 hari pengerasan semen, dan memberikan efek kekuatan pada saat-saat berikutnya C3S : memiliki peran penting terhadap penguatan pada saat-saat awal pengerasan semen dan memberikan efek penguatan yang kontinyu pada saat-saat selanjutnya.

C3A : memberikan efek penguatan yang besar pada 28 hari pertama pengerasan semen, namun setelah itu perannya boleh dikatakan tidak ada C4AF : memberikan efek penguatan yang kecil pada saat-saat awal pengerasan maupun pada saatsaat berikutnya

BAHAN BAKU SEMEN


Syarat utama bahan baku semen adalah bahan baku tersebut harus memiliki kandungan kalsium dan silika yang tinggi
1.

Limestone (CaCO3) - Syarat kandungan dalam limestone : CaCO3 (calsit) min. 93% MgCO3 (dolimit) min. 2% lainnya : Al2O3, Fe2O3, SiO2, K2O - Fasa : padat - Kenampakan : putih kekuningan

2.

Clay (Tanah Liat) - Min : Al2O3, 2SiO2,XH2O - Syarat kandungan : Al2O3 minimal 40% SiO2 minimal 28% Fe2O3 minimal 8% lainnya : MgO, alkaline (K2O, Na2O), CaO

- Kenampakan

: hitam keabuan

3.

Pasir Silika (SiO2) Kadar SiO2 minimal 80% sedikit kotoran. Pasir Silika dibutuhkan jika kandungan silika dalam clay masih kurang (belum) memenuhi syarat umpan tanur bakar / kiln

4.

Pasir Besi (Fe2O3 ) Syarat minimal 70% Fungsi : untuk membantu pelelehan bahan baku di dalam kiln, ditambahkan jika F2O3 dalam kapur dan clay kecil

BAHAN PENDUKUNG

Retarder Agent untuk mengendalikan lamanya waktu pengerasan semen (Setting Time) CaSO4 - Gypsum Water Entrainment Agent misalnya : Resin, Grease untuk mencegah terjadinya perubahan volum dari beton akibat pengikatan air oleh komponen-komponen didalam beton De-Icer Agent untuk mencegah terjadinya perubahan volum dalam beton akibat terbentuknya es dalam beton (CaCl2)

PRODUK INDUSTRI SEMEN (Portland Cement)


Terdapat 5 tipe Portland Cement, yaitu : I. Regular Portland Cement dipakai untuk bangunan umum
II.

Moderate Heat of Hardening and Sulfate Resisting merupakan semen yang menimbulkan panas pengerasan (panas hidrasi) yang moderat. Semen ini digunakan untuk bangunanbangunan yang tahan terhadap sulfat

III. High Early Strength (HES) Cement Adalah semen dengan rasio limestone terhadap silika lebih besar dari tipe I, dan juga ukuran partikel-partikel semen ini lebih halus dibanding dengan semen tipe I.

Semen ini mengandung C3S yang tinggi, dan karena memiliki ukuran partikel halus maka pengerasan semen lebih cepat dan juga evolusi panas yang lebih cepat. Biasanya dipakai untuk membuat jalan raya.

IV.

Low Heat Portland Cement Semen ini mengandung C3S dan C3AF yang rendah sehingga evolusi panas lambat. C3S rendah tingkat kekerasan rendah C3AF rendah setting time yang lama

V.

Sulphate Resisting Portland Cement Adalah semen untuk bangunan-bangunan yang serangan kerusakan oleh asam sulfat tinggi. kandungan C3A rendah C4AF tinggi

Kualitas semen yang bagus pada umumnya memiliki syarat sebagai berikut : 1. Setting time lama 2. Heat of Hydration rendah 3. Tahan terhadap asam sulfat dan alkali

PROSES PEMBUATAN SEMEN


Ada 2 proses pembuatan semen, yaitu : 1. Proses kering (Dry Process) 2. Proses basah (Wet Process)

Proses Kering (Dry Process)

Kondisi umpan untuk kiln (tanur) berupa padatan kering Bahan baku sebelum masuk kiln hanya mengalami perlakuan : pengecilan ukuran, pengeringan kadar air, dan pencampuran. Pencampuran dilakukan didalam suatu alat (Crusher and Grinder) dengan bantuan hembusan udara (Pneumatic Pump) sehingga bahan-bahan padat akan bercampur

Keuntungan pembuatan semen dengan proses kering : 1. Memerlukan panas lebih sedikit yaitu 800 1000 Kkal/kg klinker (lebih ekonomis dari segi energi) 2. Ukuran kiln (tanur) lebih pendek Kerugiannya, yaitu : 1. Jumlah debu yang terbentuk lebih banyak harus ada instalasi penangkap debu 2. Homogenitas campuran kurang

Proses Basah (Wet Process)

Kondisi umpan masuk kiln (tanur) berupa suspensi / slurry Bahan baku sebelum masuk kiln dicampur dahulu dengan air, sehingga diperoleh homogenitas yang tinggi

Keuntungan pembuatan semen dengan proses basah :


Homogenitas umpan tinggi Tingkat polusi debu lebih rendah Kebutuhan energi di kiln lebih besar (1500-1900 Kkal/kg klinker) Diperlukan unit-unit pencampur untuk membuat Slurry Ukuran kiln lebih panjang L/D = 33 dimana L = 90-180m

Kerugiannya, yaitu :

Langkah-langkah utama pada proses kering:


1.

2.
3. 4.

Penyiapan bahan baku : Pengurangan kadar air 6% - 0% Pengecilan ukuran bahan baku (Crusher & Grinder) Pencampuran raw material (bahan baku) di mixer (blender) Suspension preheater (Pemanasan awal) Pembentukan klinker di (tanur putar) rotary drier (kiln)

5. 6. 7.

Pendinginan klinker Penggilingan klinker dan penambahan gypsum Pengepakan

Langkah-langkah pada proses basah : 1. Penyiapan bahan baku (pengecilan ukuran) 2. Pembentukan Slurry 3. Pembentukan klinker 4. Pendinginan klinker 5. Penggilingan klinker dan penambahan gypsum 6. Pengepakan

Reaksi Pembentukan Klinker

CaCO3 + Al2O3.2SiO2.XH2O+ SiO2 +Fe2O3 batu kapur tanah liat

500 1200 0C

3CaO.SiO2 + 2CaO.SiO2 + 3CaO.Al2O3 + 4CaO.Al2O3+ Fe2O3 C 3S C 2S C 3A C4AF

Kandungan komponen klinker dalam tiap-tiap type


Type Semen I II Kadar (%) C 3S 55 51 C 2S 19 24 C 3A 10 6 C4AF 7 11

III
IV V

56
28 39

19
49 43

10
4 4

7
12 9

Peristiwa yang terjadi selama pembentukan klinker


Item Penguapan air bebas Pelepasan air terikat dari tanah liat Pengkristalan tanah liat bebas air Pelepasan CO2 dari CaCO3 Temperatur (oC) 100 500 900 900 Endo/Exo Endo Endo Exo Endo

Peristiwa yang terjadi selama pembentukan klinker (lanjutan)


Item Reaksi utama antara batu kapur dengan tanah liat Pelelehan dari bahan-bahan yang terbentuk (Awal pembentukan klinker cair) Temperatur (oC) 900-1200 Endo/Exo Exo

1250-1280

Endo

Pembentukan dan penyempurnaan dari komponenkomponen pembentukan semen

1280

Endo pada.

Pendinginan Klinker
Pendinginan dilakukan dengan tiba-tiba (quenching) dengan udara dingin. Tujuan dilakukan quenching adalah :
1. 2.

3.

Agar diperoleh klinker dengan struktur amorph ( rapuh) Agar diperoleh klinker dengan kandungan C3A yang rendah setting time lama Temperatur akhir pendinginan 150oC

BLOCK DIAGRAM PROSES BASAH


Lime Stone

PASIR SILIKA PASIR BESI

CRUSHER

COMPOSITION EQUIPMENT

BALL MILL
WATER ADDED VIBRATING SCREEN

WATER CLAY WASHER + MILL CLAY SLURRY STORAGE

CLAY

SLURRY STORAGE

CLINKER

ROTARY KILN

HOT GAS

Pengerasan Semen
Terdapat 2 teori, yaitu : 1. Crystalline Theory 2. Gel or Collodial Theory

Namun yang jelas, pengerasan semen terjadi karena hidrasi dan hidrolisa
C3S+XH2OC2S.(X-1)H2O(amorph)+Ca(OH)2
C2S+XH2OC2S.XH2O C3A+3CaSO4.2H2O+25H2OC3A.3CaSO4.31H2O C4AF+XH2OC3A.6H2O+CaO.Fe2O3(X-6)H2O MgO+H2OMg(OH)2

Penjelasan Tahap-Tahap Pembuatan Semen (Proses Kering)


1.

Penyiapan bahan baku i) Pengadaan bahan baku


dimulai dengan penambangan dan pembersihan bahan-bahan baku terutama batu kapur dan tanah liat

ii) Pengecilan ukuran bahan baku


bongkahan menjadi ukuran 30mm ukuran 30mm 70 mikron (raw mill)

Pengeringan kadar H2O 1%

2. Pencampuran Homogenasi agar bahan-bahan bercampur sempurna dengan pengadukan dengan udara 3. Pemanasan awal (Suspension Preheater) Tujuannya untuk menguapkan uap air yang terkandung dari masing-masing bahan baku mensuspensikan material didalam aliran udara panas

Peristiwa fisik/kimia yang terjadi pada saat pemanasan awal : a. pada temperatur 100 150oC : penguapan H2O bebas

b. Pada temperatur 400 600oC : penguapan kristal hidrat pada tanah liat Al2O3.SiO2.2H2OAl2O3.2SiO2+H2O

c. Pada temperatur 700 800oC : dekarbonisasi/kalsinasi sebagian garam-garam karbonat CaCO3 (s)CaO(s)+CO2(g) MgCO3(s)MgO(s)+CO2(g)
4.

Pembentukan Klinker Didalam rotary kiln (kemiringan 4 6o, kecepatan putar 1 4 rpm).

Terbagi dalam 3 zona, yaitu : a. Zona Kalsinasi (800 1200oC) Kalsinasi lanjutan garam-garam karbonat CaCO3CaO+CO2 MgCO3MgO+CO2 b. Zona Transisi (1200 1400oC) Pelelehan mula bahan baku dan reaksi antara kapur dan tanah liat

c. Zona Klinkerisasi (1400 1520oC) Semua bahan meleleh secara sempurna, reaksi-reaksi yang terjadi adalah: 2CaO+SiO22CaO.SiO 3CaO+SiO23CaO.SiO2 3CaO+Al2O33CaO.Al2O3 4CaO+Al2O3+Fe2O34CaO. Al2O3.Fe2O3

5.

Pendinginan Klinker 1520 100 : 200oC dengan udara dingin yang keluar dari fan ukuran klinker : 3 20mm

6.

Penggilingan Klinker Ditambah gypsum (4 5% dari berat klinker), temperatur dijaga pada 100 120oC (100<T<120oC70 mikron)

Perbedaan Antara Proses Kering dengan Proses Basah


No 1 2 ITEM PROSES KERING PROSES BASAH Basah

Kondisi umpan kering untuk kiln Perlakuan pendahuluan terhadap bahan baku Pencampuran
Pengecilan

ukuran Penambahan air Pengeringan kadar di tangki pencampuran air + 1% untuk membuat slurry Pencampuran bahan Pencampuran padat dengan udara slurry

Perbedaan Antara Proses Kering dengan Proses Basah (lanjutan)


No
4 5

ITEM
Homogenitas Campuran Keuntungan

PROSES KERING
kurang
Keperluan

PROSES BASAH Bagus (baik)


Homogenitas

panas di kiln lebih kecil yaitu 1000kkal/kg klinker Ukuran kiln lebih pendek (50 m)

campuran tinggi Tingkat polusi debu kecil

Perbedaan Antara Proses Kering dengan Proses Basah (lanjutan)


No ITEM 6 Kerugian PROSES KERING PROSES BASAH Jumlah debu Kebutuhan yang terbentuk energi di kiln banyak, harus tinggi, yaitu ada instalasi 1500900kkal/kg penangkap debu klinker Ukuran kiln lebih panjang, yaitu 90 180m L/D=33

MEKANISME PEREGANGAN DAN PENGERASAN SEMEN


Proses peregangan dan pengerasan semen dapat diterangkan dengan 2 teori, yaitu : Teori Kristalisasi terjadi pertumbuhan kristal-kristal Teori Gel/Kolodial semen dianggap sebagai larutan jenuh dari senyawa-senyawa yang terhidrasi yang kemudian menggumpal dan membentuk masa yang amorph

Kedua teori diatas mempunyai kesamaan yaitu bahwa mengerasnya semen disebabkan oleh adanya proses hidrasi dan hidrolisa dari komponen-komponen semen

Saat pembuatan adonan semen/beton


C3A+6H2OC3A.6H2O (hidrasi) (1) C4AF+nH2OCF(n 6)H2O+C3A.6H2O ... (hidrolisa) (2)

kemudian setelah beberapa jam terjadi reaksi :


C3S+H2OC2S+Ca(OH)2 (hidrolisa) (3)

Proses Pengerasan
C3A.6H2O+Ca(OH)2+6H2OC3A.13H2O . (4)
C2S+nH2OC2S.nH2O . (5)

(reaksi ini mencapai kesempurnaan setelah 1 tahun)

Catatan: Reaksi (4), yaitu C3A.6H2O+Ca(OH)2+6H2OC3A.13H2O berlangsung dengan cepat, dan jika tidak tersedia cukup Ca(OH)2 yang dihasilkan reaksi (3) (atau hidrasi CaO yang terdapat dalam klinker), maka akan terjadi reaksi : C3A.6H2O+2C2S+7H2OC4A.13H2O+C3S2 (6) C3A.6H2O+C3S2+7H2OC3A.13H2O+2CS .(7)

Terbentuknya C3S dan CS tidak dikehendaki, karena jika kedua senyawa tersebut terhidrasi maka akan terbentuk senyawa-senyawa yang mengakibatkan kekerasan semen rendah Kondisi tersebut dapat dihindari dengan penambahan gypsum didalam semen untuk menghasilkan reaksi berikut :
C3A.6H2O+3CaSO4.2H2O+19H2OC3A.3CaSO4.31H2O(8)

Dengan adanya reaksi (8), maka reaksi (6) dan (7) dapat dicegah dengan mengkonversi C3A.6H2O

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai