Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih cenderung rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara maju di dunia. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menjelaskan bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran di kelas, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat, karena metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena lemahnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar, menyebabkan siswa lebih banyak pasif sehingga hasil belajarnya tidak optimal, Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar masih ditemukan berbagai kelemahan antara lain, yaitu kurangnya keaktifan dalam pembelajaran, kurangnya kemandirian dalam mengemukakan pendapat, kurang bekerjasama, kurangnya menghargai pendapat orang lain, kurang mengontrol diri, kurang sportif, dan kurangnya memotivasi teman belajar.1 Berbagai metode pembelajaran dari tahun ke tahun telah dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang dapat mengembangkan daya nalar, kreatifitas, dan keaktifan siswa. Berbagai upaya dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mendapatkan hasil belajar biologi yang lebih baik. Salah satu strategi yang digunakan oleh guru

Andi Makasau, Penerapan Model Kooperatif Teknik TGT dalam Pembelajaran Siswa. (Jurnal Pendidikan & Pembelajaran, 2008), vol. 15, no 1 h. 61

untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan keahlian yang berbeda, dan di dalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok2. Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok - kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima pendapat orang lain dan berkerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya, membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah, karena dengan adanya komunikasi antara anggota-anggota kelompok dalam menyampaikan pengetahuan serta

pengalamannya, sehingga dapat menambahkan pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar serta hubungan sosial setiap anggota kelompok. Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang diterimanya. Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, dua diantaranya adalah Student Achivement Division (STAD) dan Team Games Tournament (TGT). STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Ada lima tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses kegiatan pembelajaran, yakni tahap persiapan (termasuk di dalamnya penyajian materi), tahap kegiatan kelompok, tahap pelaksanaan tes individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok.3

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu tipe

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2006), h. 130 3 Popy Kamalia, Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif untuk Guru SMP . (Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Kependidikan dan Tenaga Kependidikan, 2009), h. 20

atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.4 Di dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa akan belajar bersama dalam kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima pendapat dari orang lain dan berkerjasama dengan teman yang berbeda latar belakangnya, membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah. Selain itu pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, mengembangkan sikap sosial siswa, meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, motivasi, hasil belajar dan menyimpan materi pelajaran yang lebih lama.5 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan memotivasi siswa untuk saling mendukung satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Sistem evaluasi dengan memberikan kuis secara periodik dalam STAD dapat melatih siswa agar terbiasa menghadapi soal-soal dalam tes dan membantu siswa untuk menguasai konsep-konsep dalam materi pelajaran sehingga dapat memberikan hasil belajar biologi siswa yang lebih baik. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa berkompetisi dalam meja-meja turnamen dengan siswa yang berkemampuan hampir sama untuk mewakili masing-masing kelompoknya. Dengan dilaksanakannya turnamen akademik ini siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Siswa akan berusaha membela kelompoknya agar dalam
Leonard, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia. (Jurnal Ilmiah Excata, 2009), vol. 2, No.1, h. 25 5 Heri Mediastutik, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Eksponen dan Logaritma Melalui Metode STAD Siswa SMAN 1 Krian Kabupaten Sidoarjo. (Jurnal Vidya, 2006), volume 14, Nomor 1, h. 37
4

turnamen dapat mengumpulkan skor setinggi-tingginya, dan kelompok terbaik akan diberikan hadiah pada akhir turnamen, sehingga setiap kelompok berusaha untuk melaksanakan turnamen dengan sebaik-baiknya. Turnamen pada TGT dilakukan melalui permainan-permainan menarik sehingga siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan. Siswa menjadi termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi pelajaran sehingga hasil belajar mencapai optimal. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, kemandirian dalam mengemukakan pendapat, bekerjasama, menghargai orang lain, mengontrol diri, sportif, dan memotivasi teman belajar.6 Kedua model pembelajaran ini mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan dari STAD dan TGT yaitu membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang heterogen. Masing-masing anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama yaitu dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, sehingga dapat menyumbangkan skor untuk kelompoknya. Selain itu, STAD dan TGT dapat memotivasi siswa untuk
aktif dalam proses belajar dengan saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan guru. Namun selain persamaan STAD

dan TGT juga terdapat perbedaan, yaitu dalam hal tanya jawab dan sistem penilaian pangkatan individu. dalam STAD penilaian menggunakan kuis untuk mengukur perkembangan belajar siswa sehingga tidak ada persaingan antar individu, sedangkan dalam TGT penilaian menggunakan turnamen akademik dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain.7 Aktivitas permainan dalam pembelajaran model kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar dari kompetisi nyata dalam bentuk turnamen, disamping itu terdapat persaingan antar individu maupun antar kelompok.

Andi Makkasau, op.cit., h. 62 La Iru dan La Ode Safiun , Analisis Pendekatan Metode, Strategi, dan Model-model pembelajaran. (Kendari: Multi Presindo, 2012), h. 63
7

Adanya pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD siswa dapat terlibat aktif dan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan STAD dan TGT terdapat kompetisi untuk memperebutkan predikat kelompok baik, sangat baik, dan super baik sesuai dengan hasil penilaian. Sehingga siswa dalam proses pembelajaran lebih termotivasi untuk memahami konsep dan diharapkan hasil belajar biologi pun dapat meningkat. Kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengkondisikan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan motivasi belajar setiap individu, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa secara signifikan. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk mengetahui perbandingan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TGT yang paling efektif dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD dan TGT merupakan metode yang cocok untuk diterapkan pada konsep sistem pernapasan pada manusia dan hewan, karena kedua metode ini cocok jika diterapkan pada semua konsep. Konsep ini siswa dituntut untuk menjelaskan organ/alat pernapasan manusia dan hewan, proses pernapasan, kapasitas paru-paru, dan gangguan pada sistem pernapasan dan akibat merokok. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih kreatif bagi guru agar siswa dapat terlibat aktif dan tertarik untuk memahami konsep-konsep tersebut secara baik. Model

pembelajaran yang baik digunakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang bersifat hafalan yaitu model pembelajaran yang menyenangkan, dan memudahkan siswa dalam memahami banyak konsep yang mereka anggap sulit. Jika metode yang digunakan oleh guru dalam materi tersebut hanya ceramah saja akan membuat siswa jenuh dan materi tidak akan dapat tersampaikan dan diingat secara maksimal. Oleh karena itu jika dilihat dari persamaan dan perbedaan antara STAD dan TGT, serta konsep yang akan diberikan, maka perlu dilakukan penelitian untuk membedakan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TGT. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Biologi

antara Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT pada Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia dan Hewan.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya mutu pendidikan berkaitan erat dengan rendahnya motivasi belajar siswa. 2. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran 3. Penggunaan metode yang kurang tepat untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, sehingga siswa mengalami kejenuhan 4. Pasifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan rendahnya hasil belajar

C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah model STAD (Student Team Achievement Division) dan TGT (Team Games Tournament). 2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yaitu C1, C2, C3, dan C4, 3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pernapasan pada manusia dan hewan. 4. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas XI MAN 1 Bekasi

D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TGT?

E. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TGT.

F. Manfaat Adapun manfaat hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi. Serta dapat meningkatkan profesionalisme guru. 2. Memberi masukan bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran biologi agar mudah diserap dan dipahami oleh siswa. 3. Untuk bahan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT pada mata pelajaran biologi.

Anda mungkin juga menyukai