Anda di halaman 1dari 24

I.

LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Semakin berkembangnya industri perbankan maka semakin baik pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian, bank menjadi wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat (Sigit Triyandaru dan Totok Budisantoso, 2009 dalam Tri Astuti dan Indah, 2013). Sumber penghimpunan dana bank berasal dari beberapa sumber. Salah satu sumber dana bank yang berperan bagi kelangsungan kegiatan operasional bank adalah dana dari pihak ketiga yaitu tabungan. Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga merupakan sumber dana yang cukup besar dan berpengaruh terhadap bank. Pertumbuhan dunia perbankan saat ini sangat pesat. Bank-bank baru saat ini semakin banyak bermunculan. Dengan semakin banyaknya bank-bank syariah yang bermunculan. Banyaknya bank syariah yang ada, menunut bank konvensional untuk lebih peka terhadap kebutuhan maupun perilaku nasabah sehingga nasabah tidak akan berpindah ke bank syariah maupun bank lain. Perilaku nasabah terhadap bank dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi nasabah terhadap karakteristik perbankan itu sendiri. Perusahanan harus melakukan lebih dari sekedar membuat produk yang baik, mereka harus memberitau konsumen tentang manfaat produk dan secara cermat memposisikan produk dalam pikiran konsumen (Kotler dan Armstrong, 2008:174). Dalam upaya menarik minat nasabah untuk menabung di bank dilakukan beberapa upaya. Salah satunya yaitu penetapan tingkat suku bunga bank. Tingkat suku bunga bank yang ditetapkan bank akan berdampak terhadap perilaku nasabah bank. Bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya di bank. Dalam perbankan syariah tidak menerapkan sistem bunga tetapi sistem bagi hasil. Hal inilah yang menjadi salah satu yang membedakan antara bank syariah dengan

bank konvensional. Dalam bank konvensional tingkat suku bunga bank yang ditetapkan diharapkan dapat menarik minat nasabah untuk menabung di bank. Namun, tingkat suku bunga yang fluktuatif menjadikan masalah tersendiri bagi bank konvensional. Ketidakstabilan suku bunga akan mempengaruhi minat nasabah untuk menabung karena nasabah sebagai pelaku dalam dunia perbankan akan lebih tertarik pada bank yang mampu memberikan balas jasa maupun nilai tambah yang lebih besar.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada dan sehubungan dengan nilai perusahaan dalam perusahaan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan pembuatan penulisan skripsi dengan judul PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG TINGKAT SUKU BUNGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MENABUNG NASABAH (Studi Kasus di BRI ....). II. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Persepsi Tentang Tingkat Suku Bunga terhadap Minat Menabung Nasabah ? 2. Bagaimana pengaruh Persepsi Tentang Promosi terhadap Minat Menabung Nasabah ? 3. Bagaimana pengaruh Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan terhadap Minat Menabung Nasabah ? III. TUJUAN PENELITIAN Dari permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh presepsi tentang tingkat suku bunga terhadap minat menabung nasabah pada ......... 2. Untuk menganalisis pengaruh presepsi tentang promosi terhadap minat menabung nasabah pada ..... 3. Untuk menganalisis pengaruh presepsi tentang kualitas pelayanan nasabah terhadap minat menabung nasabah pada ..... IV. MANFAAT PENELITIAN a. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat menambah pengetahuan dan memperkaya penelitian-penelitian

mengenai pengaruh kebijakan hutang, kebijakan deviden, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan investasi terkait informasi mengenai kebijak hutang, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi perusahaan dalam rangka mengoptimalkan niali perusahaan melalui kebijakan hutang, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan. V. TINJAUAN PUSTAKA Pebankan di Indonesia Lembaga keuangan merupakan lembaga yang mengerjakan salah satu dari dua hal, yaitu melancarkan pertukaran barang-barang dan jasa-jasa dengan penggunaan uang atau kredit dan lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang membantu menyalurkan tabungan sebagian masyarakat ke bagian masyarakat yang membutuhkan pembiayayaan dana untuk investasi. Dengan demikian maka lembaga keuangan adalah lembaga yang membantu melancarkan pertukaran barang-barang dan jasa-jasa dan menyalurkan tabungan imvestasi. Di Indonesia lembaga keuangan yang ada terdiri dari bank dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan dalam bentuk bank terdiri dari bank pemerintah (BNI 1946, BRI, BII, dan BTN) maupun bank-bank swasta nasional. Adapun lembaga keuangan non bank diantarannya adalah Perjan, pegadaian, perusahaan asuransi, leasing (sewa bunga usaha), pasar uang, dan modal serta LKBB. Adapun lembaga keuangan dan perkreditan kecil dan pedesaan serta informal diantarannya adalah : lembaga atau sumber kredit pedesaan informal dan

karakteristik utama, lumbung desa, badan kredit desa (BKD), Dan badan kredit kecamatan (BKK), koerasi kredit (simpan pinjam) dan sistem ijon. Fungsi Bank Bank sangat erat kaitannya dengan kegiatan peredaran uang dalam rangka melancarkan seluruh aktivitas keuangan masyarakat, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bank berfungsi sebagai (Wijaya, 2000:14) : 1. Pedagang Dana (money leader) Merupakan wahana yang dapat menghimoun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Bank menjadi tempat untuk penitipan dan penyimpanan uang yang dalam prakteknya sebagai tanda penitipan dan penyimpanan kepada setiap penitip dan penyimpan diberikan selembar kertas tanda bukti. Sedangkan dalam fungsinnya sebagai penyalur dana, maka bank memberikan kredit atau pembeliaan surat berharga. 2. Lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran uang Bank dalam hal ini bertindak sebagai penghubung antara nasabah yang satu dengan yang lain jika keduannya melakukan transaksi. Dalam hal ini kedua orang tersebut tidak secara langsung melakukan pembayaran tetapi cukup memerintahkan pada bank untuk menyelesaikannya. Bank dalam kedudukannya sebagai lembaga keungan dalam tugasnnya tdak bertindak sendiri tetapi diawasi oleh Bank Sentral. Dalam hal ini adalah Bank Indonesia, misalkan apabila bank kekurangan dana, maka dapat mengajukan pinjaman kepada Bank Indonesia berupa kredit likuiditas untuk pemberian kredit kepada nasabahnnya. Jenis-jenis bank di Indonesia Dalam udang-undang perbankan no.7 th.1992 jenis bank dikenal dengan macam yaitu : Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) Pengertian dari kedua jenis bank tersebut tercantum dalam pasal 1 ayat (1) dan (2) yaitu : Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan bank pengkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Pembagian diatas hanya mendasarkan pada segi fungsi bank, dan jasa untuk memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat diselenggarakannya. Apabila dilihat dari fungsi dan tujuan usahannya, maka terdapat empat jenis bank yaitu : a. Bank Sentral (sentral bank) Yaitu bank yang dapat bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan menggarahkan semua jenis bank yang ada b. Bank Umum (commercial bank) Yaitu bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam penggumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabunggan dan dalam usahannya terutama memberikan kredit jangka pendek. Disebut sebagai bank umum karena bank tersebut dalam memperoleh keuntungan adalah dari selisih bunga (spread) yang diterima dari peminjam dengan yang dibayarkan oleh bank kepada depositor. c. Bank Tabungan (saving bank) Yaitu bank milik negara, swasta maupib koperasi yang dalam penggumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan sedangkan usahannya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga. d. Bank Pembangunan (development bank) Yaitu bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam penggumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan menggeluarkan kertas berharga jangka menenggah dan panjang. Sedangkan usahannya terutama memberikan kredit jangka menenggah dan panjang dibidang pembangunan. Dlihat dari segi kepemilikan, jenis bank dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : 1. Bank milik negara 2. Bank milik pemerintah daerah 3. Bank milik swasta baik dalam negeri maupun asing 4. Bank koperasi

Sedangkan bila dilihat dari segi penciptaan uang giral terdapat dua jenis bank yaitu : 1. Bank Primer Yaitu dapat menciptakan uang melalui simpanan masyarakat yang ada dalam bentuk giro. Yang dapat bertindak sebagi bank primer ini adalah bank umum. 2. Bank Sekunder Yaitu bank yang tidak bisa menciptakan uang melalui simpanan masyarakat yang ada padanya, bank ini hanya bertugas sebagi perantara dalam masyarakat kredit. Umumnya bank yang bergerak pada bank sekunder adalah bank tabungan, bank pembangunan, bank hipotik dan pengkreditan rakyat, semua bank tersebut berhak menciptakan uang giral.

Minat Menabung Nasabah Minat merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. menurut Pandji (1995) dalam Tri Astuti dan Indah (2013) minat adalah rasa suka (senang) dan rasa tertarik pada suatu obyek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan biasannya ada kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi tersebut. Segi pelayanan sangat penting diperhatikan dalam menghadapi persaingan antar bank yang semakin ketat. Karena hal tersebut merupakan salah satu syarat bagi kesuksesan perusahaan. Menurut Parasuraman, dkk (1985) dalam Husnul (2011) mengungkapkan kualitas pelayanan sebagai suatu bentuk penilaian terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected sevice). Kualitas pelayanan bagi sebuah bank dapat memiliki pengaruh untuk mendatangkan nasabah baru dan mengurangi kemungkinan nasabah lama berpindah keperusahaan lain. Dalam dunia perbankan yang dimaksud dengan konsumen atau pelanggan adalah nasabah. Menurut undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1, Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank sedangkan nasabah

penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangutan. Pengertian tabungan menurut Undang-undang perbankan no 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tujuan menabung di bank adalah: Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis.

Sarana penarikan tabungan: dll) Persepsi Nasabah Dalam bertindak seseorang dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterprestasikan informasi untu membentuk suatu yang bearti mengenai dunia (Kotler dan Amstrong, 2008 : 214). Buku tabungan Slip penarikan ATM (anjungan tunai mandiri) Sarana lainnya (Formulir transfer, Internet banking, Mobile banking,

Persepsi Nasabah tentang Tingkat Suku Bunga Bunga merupakan salah satu instrumen moneter yang selalu digunakan dalam berbagai kebijakan moneter konvensional yang biasannya dinyatakan dalam persentase. Menurut Rahmat dan Maya (2011) dalam Tri Astuti dan Indah (2013), suku bunga merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Kasmir (2012:154) juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan perbankan konvensional ada dua macam bunga yang diberikan bank kepada nasabahnya yaitu : a. Bunga Simpanan Bunga simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga simpanan ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. b. Bunga Pinjaman Bunga pinjaman merupakan bunga yang dibebankan kepada peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Besar kecilnya suku bunga yang ditetapkan oleh suatu bank akan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menyimpan uangnya di bank. Jika tingkat suku bunga tinggi atau naik maka volume tabungan di bank akan naik sedangkan pada tingkat suku bunga rendah cenderung akan mengurangi volume tabungan di bank. Hal ini dikarenakan minat nasabah untuk menabung di bank cenderung lebih tinggi ketika tingkat suku bunga naik dengan harapan return yang akan diterima nasabah juga akan naik. Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam perekonomian, yaitu : a. Membantu mengalirkan tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian. b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi. c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara. d. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui penggaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi. Persepsi Nasabah terhadap Promosi

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2000:349) menyatakan bahwa promosi merupakan semua jenis kegiatan pemasaran yang ditunjukkan untuk mendorong permintaan. Untuk melakukan kegiatan promosi terdapat beberapa variabel yang terkandung didalamnya, dan variabel-variabel tersebut harus dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas prodak itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi, yang merupakan salah satu dari acuan atau bauran pemasaran (sofjan Assauri, 2010: 264). Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang snagat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa mereka. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan nasabah, melaikan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:120). Promosi merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini perusahaan memberitahukan dan mendorong masyarakat untuk membeli produknya melalui media masa atau dengan cara lainnya. Promosi tidak hanya bersifat memberitahukan, namun juga membujuk atau mempengaruhi konsumen terutama konsumen potensial dengan menyatakan suatu produk lebih baik dibandingkan produk lainnya. Promosi yang sifatnya membujuk secara berlebihan dapat menimbulkan kecaman dari orangorang tertentu, yang merasa memanfaatkan dan mempermainkan konsumen. Promosi semacam ini dapat menimbulkan akibat yang kurang baik dengan memberikan imbalan tersebut maka konsumen akan merasa lebih senang dalam melakukan pembelian. Tujuan promosi Menurut Basu Swastha dan Irawan (2000:353), tujuan promosi adalah :

a. Modifikasi tingkah laku Kegiatan promosi yang dilakukan sebagai usaha untuk merubah tingkah laku yang sudah ada. Promosi akan selalu berusaha memberikan kesan baik produk yang dijualnya Persepsi Nasabah terhadap Kualitas Pelayanan Pelayanan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, dapat juga dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Pelayanan merupakan suatu pemecahan permasalahan antara manusia sebagai konsumen dan perusahaan sebagai pemberi atau penyelenggara pelayanan. Menurut Kolter (2000:8) Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Definisi pelayan menurut Kolter jelas bahwa pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan mengguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk. Pelayanan tidak dapat mengakibatkan pralihan hak atau kepemilikan dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan penggunan jasa. Sikap konsumen yang ditawarkan dalam menerima produk salah satunnya adalah dengan bentuk pelayanan yang memuaskan. Sebuah produk yang sama akan terlihat berbeda apabila pelayanan yang diberikan lebih memuaskan konsumen, dimana konsumen yang semula hanya terkesan melihat-lihat produk yang ditawarkan berganti dengan perilaku pembelian. Menurut Tjiptono (2007) dalam Dedi dan Ngadino (2013), kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Tingakat kualitas pelayanan jasa tidak dapat diukur berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan. Kualitas pelayanan dapat diukur baik atau tidaknya berdasarkan sudut pandang nasabah bukan berdasarkan penyedia jasa. Meskipun demikian, bukan bearti kualitas pelayanan tidak dapat diukur. Persepsi terhadap kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa (Fandy Tjiptono, 2000 dalam Tri Astuti dan Indah). Menurut Philip Kotler (2008),

10

pelayanan merupakan penunjang produk dan sekaligus dapat dilihat sebagai pusat keseluruhan paket untuk masing-masing memunuhi selera konsumen. Dengan demikian, persepsi nasabah terhadap kualitas pelayanan merupakan proses nasabah untuk memilih, mengelola dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh tentang pelayanan yang diberikan bank kepada nasabah dan kemudian akan direspon melalui tindakan. Semakin banyak komplain yang diterima pihak bank menandakan kualitas pelayanan yang diberikan bank kurang memuaskan bagi nasabah.

5.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga mendasarkan teorinnya pada penelitian yang telah lebih dahulu dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu yang diajukan untuk

memperkuat landasan teori dalam penelitian ini adalah penelitian yang sama atau hampir sama dalam hal judul, jenis obyek, teknik analisa data, alat analisa data, metode penelitian dan tipe penelitian. Penelitian terdahulu dapat disajikan antara lain sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh................. Penelitian ini ingin menganalisi pengaruh tingkat suku bunga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap minat menabung nasabah. Adapun penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Indah Setiawati (2012) Sampel dan Variabel yang Periode Penelitian Digunakan dan Metode Analisis 15 perusahaan di Variabel bidang Property Dependen:Kinerja dan Real Estate Keuangan (EVA) yang terdaftar di Variabel Bursa Efek Independen: Indonesia periode -Kepemilikan 2009-2011. Manajerial -Ukuran Dewan Direksi -Proporsi Komisaris Independen -Jumlah Rapat Hasil Penelitian

Uji F: variabel kepemlikan manajerial, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan julah rapat komite audit tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap EVA Uji t:

11

Komite Audit Metode Analisis: -Statistik Deskriptif -Uji Asumsi Klasik -Uji Regresi Linier Berganda -Koefisien Determinasi -Uji Statistik F -Uji Statistik t Rudi Syamsudin Basri (2013) Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 Variabel Dependen: -ukuran dewan komisaris -ukuran dewan direksi -komite audit -ukuran perusahaan Variabel Independen: -kinerja keuangan perusahaan (ROE) Metode Analisis: -Statistik Deskriptif -Uji Asumsi Klasik -Uji Regresi Linier Berganda -Koefisien Determinasi -Uji Statistik F -Uji Statistik t Variabel Dependen:Kinerja Keuangan (ROA) Variabel Independen: -Ukuran Dewan Komisaris - Ukuran Dewan Direksi -Proporsi Komisaris Independen -Komite Audit -Kepemilikan Institusional -Kepemilikan

Iswahyudi (2013)

17 perusahaan di bidang Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20092011

Variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap EVA.Variabel dewan direksi berpengaruh terhadap EVA. Uji F :variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, keberadaan komiteaudit dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Uji t :variabel dewan komisaris, komite audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Uji F : variabel Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara bersama-sama terhadap ROA. Uji t :variabel

12

Manajerial -Ukuran Perusahaan Metode Analisis: -Statistik Deskriptif -Uji Asumsi Klasik -Uji Regresi Linier Berganda -Koefisien Determinasi -Uji Statistik F -Uji Statistik t

Ricky Boedi Suci Ningrum (2013)

50 perusahaan di bidang manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20082011

ukuran dewan direksi, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ROA. Variabel ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap ROA. Uji F :variabel Variabel komisaris Dependen: -komisaris independen, dewan independen direksi, kepemilikan -dewan direksi manajerial, komite -kepemilikan audit, dan ukuran manajerial perusahaan -komite audit berpengaruh secara -ukuran perusahaan bersama-sama terhadap kinerja Variabel Independen:kinerja perusahaan. keuangan (ROA) Uji t :variabel komisaris Metode Analisis: -Statistik Deskriptif independen, dewan -Uji Asumsi Klasik direksi, kepemilikan -Uji Regresi Linier manajerial dan Berganda komite audit ridak -Koefisien berpengaruh terhadap Determinasi kinerja perusahaan. -Uji Statistik F Variabel ukuran -Uji Statistik t perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel Dependen: GCG Variabel Independen: Kinerja Keuangan -ROI -ROE -NPM Uji t :variabel GCG tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROI, ROE, dan NPM.

Dita Paradita dan Nurzaimah (2010)

Peusahaan yang termasuk kelompok sepuluh besar menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010

13

Liana (2013)

17 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011

Variabel Dependen: -Kepemilikan manajerial -Kepemilikan Institusional -Proporsi Komisaris Independen -Ukuran Perusahaan -Leverage Variabel Independen: Kinerja Keuangan (ROA) Metode Analisis: -Statistik Deskriptif -Uji Asumsi Klasik -Uji Regresi Linier Berganda -Koefisien Determinasi -Uji Statistik F -Uji Statistik t

Uji F: Variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Leverageberpengaruh secara bersama-sama terhadap ROA. Uji t: Variabel kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ROA. Variabel kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan leverage tidak berpengaruh terhadap ROA.

5.2 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1) Pengaruh Persepsi Nasabah tentang Tingkat Suku Bunga terhadap Minat Menabung Nasabah Penetapan tingkat suku bunga bank sangat berperan penting terhadap kelancaran usaha bank. Suku bunga yang ditetapkan bank akan mempengaruhi sikap nasabah terhadap bank. Nasabah sebagai pihak yang memanfaatkan jasa bank akan bersikap lebih cermat digunakan untuk membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan menyimpan dana yang dimiliki. Salah satu dasar pertimbangan nasabah dalam investasinnya terkait dengan tingkat suku bunga yang diberlakukan bank. Bank dengan tingkat suku bunga tinggi akan lebih diminati oleh nasabah. Hal ini dikarenakan nasabah akan cenderung lebih memilih bank yang mampu memberikan balas jasa lebih besar atas dana yang diinvestasikan. Dengan harapan bahwa dengan balas jasa (suku bunga) yang

14

tinggi maka tingkat pengembalian yang akan diterima masyarakat juga akan menjadi besar. Dengan demikian dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H1: Tingkat suku bunga terhadap minat menabung nasabah. 2) Pengaruh Persepsi Nasabah tentang Promosi terhadap Minat Menabung Nasabah Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan termasuk bank dalam memasarkan produknya. Dengan kegiatan promosi tersebut diharapkan nasabah akan mengetahui lebih jauh mengenai produk yang ditawarkan bank kepada nasabah. Berbagai sarana digunakan untuk memasarkan produknya kepada nasabah dengan tujuan agar nasabah tertarik terhadap apa yang dipromosikan bank sehingga dengan ketertarikan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank dan hal ini akan berdampak pada minat nasabah untuk menggunakan produk bank semakin besar. Dengan demikian dapat disusun hipotesis sebagai berikut : H2 : Promosi berpengaruh terhadap minat menabung nasabah 3) Pengaruh Persepsi Nasabah tentang Kualitas Pelayanan terhadap Minat Menabung Nasabah Kualitas pelayanan yang dilakukan bank ikut berperan dalam memajukan usaha bank. Kualitas pelayanan yang baik akan meminimumkan keluhan nasabah terhadap bank. Kualitas pelayanan yang baik dari bank merupakan respon yang dilakukan bank terhadap keinginan maupun kebutuhan nasabah. Dengan merespon kinginan nasabah maka nasabah akan merasa lebih dihargai oleh bank sehingga minat nasabah untuk menabung di bank tersebut semakin besar. Minat menabung nasabah yang tinggi dapat menciptakan nasabah yang loyal sehingga peluang nasabah untuk pindah ke bank lain semakin kecil. Dengan demikian dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H3: Kualitas Pelayanan Berpengaruh terhadap Minat Menabung Nasabah. 5.3 Kerangka Pikir Penelitian ini menggunakan tingkat suku bunga, promosi dan kualitas pelayanan sebagai variabel dependen sedangkan variabel independen terdiri dari minat menabung.

15

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

Tingkat Suku Bunga H1 Promosi Minat Menabung

H2 H3

Kualitas Pelayanan

VI.

METODE PENELITIAN

6.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini digunakan variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas (Independen Variabel) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen atau terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah : Tingkat Suku Bunga (X1) Promosi (X2) Kualitas Pelayanan (X3)

16

b. Variabel terikat (Dependen Variabel) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Nilainya akan berubah jika variabel yang mempengaruhinnya berubah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Menabung Nasabah (Y) . 6.1.2 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan ditentukkan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel-variabel yang digunakan. Adapun skala penggukuran dalam penelitian ini adalah : 1). Jawaban sangat setuju (SS) mendapat nilai 5 2). Jawaban setuju (S) mendapat nilai 4 3). Jawab kurang setuju (KS) mendapat nilai 3 4). Jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 2 5). Jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat nilai 1 Adapun definisi masing-masing konsep adalah : 1. Tingkat suku bunga merupakan persepsi nasabah tentang tingkat suku bunga Bank BRI. Adapun indikator dari tingakat suku bunga adalah : 1). Tingkat suku bunga yang diberikan. 2. Promosi yaitu penilaian nasabah tentang promosi yang dilakukan oleh bank BRI. Adapun indikator dari promosi adalah : 1). Promosi yang dilakukan oleh bank BRI mudah dimengerti 2). Lokasi promosi mudah dilihat 3). Informasi yang ada pada periklanan mudah dibaca, singkat dan tepat 3. Kualitas Pelayanan yaitu penilaian nasabah terhadap sikap petugas bank dalam memberikan pelayanan ketika nasabah menggunakan jasa bank. Adapun indikator dari kualitas pelayanan adalah : 1). Staff bank melayani nasabah dengan ramah 2). Staff bank cepat menangani nasabah yang bertransaksi 3). Informasi mengenai produk dan jasa yang diberikan oleh staff sangat jelas

17

4. Minat Menabung adalah.................................................................................... indikator variabel minat menabung adalah sebagai berikut : 6.2 Obyek Penelitian Pemilihan lokasi penelitian yang dapat membantu dalam pencapain tujuan penelitian. Lokasi penelitian yang hendak dijadikan obyek untuk penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ungaran Unit Senden. 6.3 Populasi dan Sampel Populasi merupakan kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sampel merupakan sebagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah yang mempunyai simpanan di BRI Cabang Ungaran Unit Senden sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah nasabah BRI Cabang Ungaran Unit Senden yang dipilih secara acak (random) untuk dijadikan sebagai responden. 6.4 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah datayang diperoleh dari hasil observasi secara langsung, wawancara, penyebaran angket kepada pihak yang terkait. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggapan para nasabah yang diperoleh melalui kuisioner tentang tingkat bunga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap minat menabung nasabah pada BRI Cabang Ungaran Unit Senden. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. 6.5 Metode Pengumpulan Data Data yang akan diambil penelitian ini adalah berupa data primer sedangkan metode pengumpulannya data dengan kuesioner yang diberikan kepada respronden secara langsung. Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan cara : 3. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengajuan sejumlah pertanyaan terhadap responden. 4. Wawancara

18

adalah teknik mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung personalia, staf dan karyawan dan berkepentingan dengan jenis data yang dibutuhkan. 6.5.1 Metode Analisis 6.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid atau sahih jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) > r tabel. (Imam Ghozali, 2011:52). Suatu instrumen dikatakan valid apabila taraf probabilitas kesalahan (sig) 0,05 dan r hitung > r tabel, sebaliknya suatu instrumen dikatakan tidak valid apabila taraf probabilitas kesalahan (sig) 0,05 dan r hitung < r tabel (Ghozali, 2011:53). Perhitunga validitas ini penulis lakukan dengan menggunakan program statistik IBM SPSS 19. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakn indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika nilai Alpha () 0,6. (Ghozali, 2011:47). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha. Dalam melakukan uji reliabilitas ini digunakan alat bantu program statistik IBM SPSS 19. Berdasarkan pengujian reliabilitas akan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat besaran alpha dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,6, maka semua variabel pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. 6.5.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Suatu model regresi yang baik adalah dimana datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal dideteksi dengan menggunakan analisis grafik

19

histogram dan normal probability plot, dan analisis non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. 2. Uji Linearitas Uji Linearitas dugunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Uji Linearitas digunakan untuk menghasikan Fhitung dari hasil perhitungan nilai Fhitung kemudian dibandingan kan dengan Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa spesifikasi model dalam bentuk fungsi linear ditolak (Ghozali, 2011). 3. Uji Multikoliniearitas Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas. Dalam model regresi yangbaik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas, (Ghozali, 2011:105). Multikoliniearitas akan menyebabkan koefisien regresi bernilai kecil dan standart eror regresi bernilai besar sehingga pengujian variabel bebas individu akan menjadi tidak signifikan. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor). Apabila nilai VIF < 10 mengindikasikan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas, sedangkan untuk nilai tolerance > 0,1 (10%) menun jukkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas. 6.5.4 Analisis Regresi Berganda Analisa ini menggunakan persamaan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Model penelitian yang digunakan adalah : Y= + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + e Dimana : Y = = Minat Menabung Nasabah Konstanta

20

X1 X2 X3 b0

= = = =

Tingkat Suku Bunga Promosi Kualitas Pelayanan Konstanta Koefisien regresi Standar error

b1-b5 = e 6.5.5 =

Pengujian Hipotesis a. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel independen (X) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2011:98). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah : Ho : Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y). Ha : Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011:99) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu : Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varasi variabel terikat (Ghozali, 2011:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (X) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Y) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti

21

variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti mengnjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2 , nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

DAFTAR PUSTAKA Lupiyoadi Rambat dan A. Hamdani . 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta. Eny S.Prihantini, 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Terjadinya kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Periode 2008-2010 , Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang.

22

Iswahyudi. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012,Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Liana. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan yang Listing di BEI Periode 2009-2011,Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Paradita D, dan Nurzaimah, 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Peusahaan yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI). Suci R. Boedi, 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011,Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Setiawati, Indah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Stidi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI). Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta. Syamsudin B. Rudy, 2013. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011, Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Wira Adi Darmawan, 2013. Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009 - 2011, Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang.

23

Agus Sartono. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Hendra Kusuma, 2013.Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai Variabel Moderating, Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Galih Ayu, 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai

Perusahaan, Skripsi, Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang.

24

Anda mungkin juga menyukai