Anda di halaman 1dari 1

Malu Kepada Tukang Becak yang Selalu Berbagi Sony Rirriadi SE, M.

Ak, mengenal Hidayatullah sejak masih duduk di bangku SMA via majalah Hidayatullah. Kian lama Sony kian tertarik dengan dakwah yang dilakukan Hidayatullah. Hingga akhirnya Sony mengenal Baitul Maal Hidayatullah dan telah menjadi donatur BMH sejak 2005 di Sidoarjo Jawa Timur. Ayah satu anak itu pun mengisahkan perihal kecintaannya untuk berbagi. Kesadaran itu muncul ketika pada suatu waktu tersentuh dengan kondisi seorang tukang becak, yang di usia senja masih setia menggowes becaknya. Yang mengejutkan adalah perkataan dari sang tukang becak itu. Walaupun pendapatanku paspasan begini, aku tetep berusaha membagi sebagian hasilnya kepada orang lain, ujarnya meniru ucapan sang tukang becak. Tukang becak itu selalu merasa cukup, cukup melihat Istri sehat, anak sehat dan yakin atas kuasa Allah yang akan selalu memberi kecukupan. Alumnus UPN Gunung Anyar Surabaya itu pun terkejut bukan main. Jika orang yang notabene tidak wajib zakat saja mau menginfakan hartanya, mengapa saya tidak bisa, gumamnya dalam hati kala itu. Sejak saat itulah, Sony langsung mengazamkan dalam hati untuk terus berbagi dengan sesama dari setiap rizki yang dimilikinya. Namun, profesional di kantor pajak Gresik Jawa Timur ini tidak mau sekedar berbagi. Ia ingin berbagi yang tepat dan memberdayakan. Nah, sejak terpikir akan hal tersebut, Sony pun mempercayakan kecintaannya berbagai melalui BMH. Memberi itu mudah, tetapi kepada siapa itu yang sulit, tegasnya. Hal itu dikarenakan Sony menilai bahwa seorang Muzakki belum tentu bisa menentukan secara akurat siapa yang layak dan prioritas, berapa besar alokasi bantuan, cara yang solutif jangka panjang dan trasnparan adalah lembaga amil zakat. Jadi ya saya percayakan semua kepada BMH, ucapnya. Untuk itu pria 34 tahun ini pun berharap agar kaum Muslimin bisa mendonasikan sebagian rizkinya untuk umat melalui Baitul Maal Hidayatullah.*/Eko

Anda mungkin juga menyukai