Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN Pandemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired

Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun. Infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia dengan lebih dari ! "uta #rang saat ini din$atakan p#sitif mengidap HIV. Suatu studi men$atakan bah%a sekitar &!!! kasus baru HIV per hari' dengan t#tal 2'5 "uta kasus baru per tahun' dan diperkirakan sekitar 2'( "uta kematian terkait HIV/AIDS per tahun. Hal tersebut men"adikan saat ini infeksi terkait HIV/AIDS merupakan pen$ebab kematian ke) di dunia.( Data *H+ men$ebutkan ,!kasus HIV berada di negara berkembang.2 Di Ind#nesia sekitar .(!.!!! (2!!.!!!) /!.!!!) de%asa dan anak)anak mengidap HIV pada tahun 2!!,' han$a 2!$ang telah mendapat peng#batan antiretr#0iral $ang semestin$a. .' Infeksi HIV melibatkan semua sistem tubuh manusia' termasuk sistem persarafan pada mata. Sistem saraf terlibat sekitar 5!- pada pengidap HIV' dapat mun1ul dalam berbagai 0ariasi dan p#la keterlibatan neur#l#gis akibat infeksi dan keganasan.5 Pada studi hist#pat#l#gik' menun"ukkkan &5),!- pengidap AIDS mengalami kerusakan pada sel)sel #tak' termasuk ner0us #ptik. 2emudian pada studi selan"utn$a dilap#rkan kelainan #kular $ang khas pada pasien HIV mun1ul pada &!)3!- pasien' baik pada fase a%al maupun akhir pen$akitn$a. / & 4an$ak 0ariasi keluhan utama #kular pada pengidap AIDS' dan merupakan salah satu manifestasi $ang bisa mun1ul di a%al pen$akit. +leh karena itu' se#rang spesialis mata harus memperhatikan dengan seksama ge"ala dan tanda $ang timbul. 2elainan neur#)#ftalm#l#gis dapat mun1ul akibat infeksi primer HIV atau se1ara sekunder dari infeksi #p#rtunistik dan keganasan. Hal ini dapat men$ebabkan gangguan pada mata' "aras 0isual aferen' dan sistem gerak mata. 2elainan neur#)#ftalm#l#gis telah diteliti lebih lan"ut' baik pada pengidap HIV p#sitif $ang asimt#matik maupun pada pasien AIDS full-blown. Pada pasien AIDS' insidens ter"adin$a kelainan neur#)#ftalm#l#gis sekitar .)(5-.&)((

Pada beberapa tahun terakhir' telah dilakukan studi $ang besar tentang manifestasi #kular pada AIDS' tapi han$a beberapa publikasi penelitian $ang menelaah se1ara mendalam hubungan antara manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien HIV/AIDS.(2 Pada praktikn$a' seringkali pasien dengan keluhan a%al berupa manifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang tidak didiagn#sis banding ke arah HIV/AIDS' sehingga pasien terlambat didiagn#sis dan ditatalaksana pada fase $ang lebih lan"ut. +leh karena itu' sari pustaka ini bertu"uan untuk meningkatkan pemahaman mengenai manifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang mun1ul pada pengidap AIDS. Bola Mata STRUKTUR & FUNGSI 5ata memiliki struktur sebagai berikut6

Sklera (bagian putih mata) 6 merupakan lapisan luar mata $ang ber%arna putih dan relatif kuat. 2#n"ungti0a 6 selaput tipis $ang melapisi bagian dalam kel#pak mata dan bagian luar sklera

2#rnea 6 struktur transparan $ang men$erupai kubah' merupakan pembungkus dari iris' pupil dan bilik anteri#r serta membantu memf#kuskan 1aha$a.

Pupil 6 daerah hitam di tengah)tengah iris. Iris 6 "aringan ber%arna $ang berbentuk 1in1in' menggantung di belakang k#rnea dan di depan lensa7 berfungsi mengatur "umlah 1aha$a $ang masuk ke mata dengan 1ara merubah ukuran pupil.

8ensa 6 struktur 1embung ganda $ang tergantung diantara hum#r a9ueus dan 0itreus7 berfungsi membantu memf#kuskan 1aha$a ke retina.

:etina 6 lapisan "aringan peka 1aha$a $ang terletak di bagian belakang

b#la mata7 berfungsi mengirimkan pesan 0isuil melalui saraf #ptikus ke #tak.

Saraf #ptikus 6 kumpulan "utaan serat saraf $ang memba%a pesan 0isuil dari retina ke #tak.

Hum#r a9ueus 6 1airan "ernih dan en1er $ang mengalir diantara lensa dan k#rnea (mengisi segmen anteri#r mata)' serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan k#rnea7 dihasilkan #leh pr#sesus siliaris.

Hum#r 0itreus 6 gel transparan $ang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen p#steri#r mata).

;aha$a $ang masuk ke k#rnea diteruskan ke pupil. Iris 6 mengatur "umlah 1aha$a $ang masuk dengan 1ara membuka dan menutup' seperti haln$a 1elah pada lensa kamera. <ika lingkungan di sekitar gelap' maka 1aha$a $ang masuk akan lebih ban$ak7 "ika lingkungan di sekitar terang' maka 1aha$a $ang masuk men"adi lebih sedikit. =kuran pupil dik#ntr#l #leh #t#t sfingter pupil' $ang membuka dan menutup iris. Lensa dibelakang iris. Dengan merubah bentukn$a' lensa memf#kuskan 1aha$a ke retina. <ika mata memf#kuskan pada #b"ek $ang dekat' maka #t#t silier akan berk#ntraksi' sehingga lensa men"adi lebih tebal dan lebih kuat. <ika mata memf#kuskan pada #b"ek $ang "auh' maka #t#t silier akan mengendur dan lensa men"adi lebih tipis dan lebih lemah. Se"alan dengan pertambahan usia' lensa men"adi kurang lentur' kemampuann$a untuk menebal men"adi berkurang sehingga kemampuann$a untuk memf#kuskan #b"ek $ang dekat "uga berkurang. 2eadaan ini disebut presbi#pia. Retina mengandung saraf)saraf 1aha$a dan pembuluh darah. 4agian retina $ang paling sensitif adalah makula' $ang memiliki ratusan u"ung saraf. 4an$akn$a u"ung saraf ini men$ebabkan gambaran 0isuil $ang ta"am. :etina mengubah gambaran tersebut men"adi gel#mbang listrik $ang #leh saraf #ptikus diba%a ke

#tak. Saraf optik s menghubungkan retina dengan 1ara membelah "alurn$a. Sebagian serat saraf men$ilang ke sisi $ang berla%anan pada kiasma #ptikus (suatu daerah $ang bera>da tepat di ba%ah #tak bagian depan). 2emudian sebelum sampai ke #tak bagian belakang' berkas saraf tersebut akan bergabung kembali. 4#la mata terbagi men"adi 2 bagian' masing)masing terisi #leh 1airan6

Segmen anteri#r 6 mulai dari k#rnea sampai lensa. Segmen p#steri#r 6 mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.

Segmen anteri#r berisi hum#r a9ueus $ang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamn$a. Segmen p#steri#r berisi hum#r 0itreus. ;airan tersebut membantu men"aga bentuk b#la mata. Segmen anteri#r sendiri terbagi men"adi 2 bagian6

4ilik anteri#r 6 mulai dari k#rnea sampai iris 4ilik p#steri#r 6 mulai dari iris sampai lensa.

Dalam keadaan n#rmal' hum#r a9ueus dihasilkan di bilik p#steri#r' lalu mele%ati pupil masuk ke bilik anteri#r kemudian keluar dari b#la mata melalui saluran $ang terletak u"ung iris.

!T!T" SARAF & PEMBULUH DARAH !tot Pen##erak Bola Mata +t#t ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan se%aktu aksi #t#t. +t#t penggerak b#la mata terdiri enam #t#t $aitu6 (. 5uskulus #blik inferi#r memiliki aksi primer eks#t#rsi dalam abduksi' dan memiliki aksi sekunder ele0asi dalam adduksi' abduksi dalam ele0asi. 2. 5uskulus #blik superi#r memiliki aksi primer int#rsi dalam aduksi' dan aksi sekunder berupa depresi dalam aduksi' dan abduksi dalam depresi. .. 5uskulus rektus inferi#r memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi' dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekst#rsi pada abduksi' dan aduksi dalam depresi. . 5uskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi. 5. 5uskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi /. 5uskulus rektus superi#r memiliki aksi primer $aitu ele0asi dalam abduksi dan aksi sekunder berupa int#rsi dalam aduksi serta aduksi dalam

ele0asi. 4eberapa #t#t beker"a sama menggerakkan mata. Setiap #t#t dirangsang #leh saraf kranial tertentu. ?ulang #rbita $ang melindungi mata "uga mengandung berbagai saraf lainn$a.

Saraf #ptikus memba%a gel#mbang saraf $ang dihasilkan di dalam retina ke #tak Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata #leh kelen"ar air mata Saraf lainn$a menghantarkan sensasi ke bagian mata $ang lain dan merangsang #t#t pada tulang #rbita.

Arteri #ftalmika dan arteri retinalis men$alurkan darah ke mata kiri dan mata kanan' sedangkan darah dari mata diba%a #leh 0ena #ftalmika dan 0ena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang. STRUKTUR PELINDUNG Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak se1ara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu' angin' bakteri' 0irus' "amur dan bahan)bahan berbaha$a lainn$a' tetapi "uga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga 1aha$a masih bisa masuk.

+rbita adalah r#ngga bertulang $ang mengandung b#la mata' #t#t)#t#t' saraf' pembuluh darah' lemak dan struktur $ang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

2el#pak mata merupakan lipatan kulit tipis $ang melindungi mata. 2el#pak mata se1ara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing' angin' debu dan 1aha$a $ang sangat terang.

2etika berkedip' kel#pak mata membantu men$ebarkan 1airan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup' kel#pak mata mempertahankan kelembaban

permukaan mata. ?anpa kelembaban tersebut' k#rnea bisa men"adi kering' terluka dan tidak tembus 1aha$a.4agian dalam kel#pak mata adalah selaput tipis (k#n"ungti0a) $ang "uga membungkus permukaan mata.

4ulu mata merupakan rambut pendek $ang tumbuh di u"ung kel#pak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

2elen"ar ke1il di u"ung kel#pak mata menghasilkan bahan bermin$ak $ang men1egah penguapan air mata.

2elen"ar lakrimalis terletak di pun1ak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata $ang en1er.

Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis7 setiap duktus memiliki lubang di u"ung kel#pak mata atas dan ba%ah' di dekat hidung. Air mata berfungsi men"aga kelembaban dan kesehatan mata' "uga men"erat dan membuang partikel)partikel ke1il $ang masuk ke mata. Selain itu' air mata ka$a akan antib#di $ang membantu men1egah ter"adin$a infeksi. 4#la mata mempun$ai . lapis dinding $ang mengelilingi r#ngga b#la mata. 2etiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut6

Sklera

Sklera merupakan "aringan ikat dengan serat $ang kuat7 ber%arna putih buram (tidak tembus 1aha$a)' ke1uali di bagian depan bersifat transparan' disebut kornea. 2#n"ungti0a adalah lapisan transparan $ang melapisi k#rnea dan kel#pak mata. 8apisan ini berfungsi melindungi b#la mata dari gangguan.

2#r#id

2#r#id ber%arna 1#klat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan $ang berisi ban$ak pembuluh darah $ang memberi nutrisi dan #ksigen terutama untuk retina. *arna gelap pada k#r#id berfungsi untuk men1egah refleksi (pemantulan sinar).

Di bagian depan' k#r#id membentuk badan siliaris $ang berlan"ut ke depan membentuk iris $ang ber%arna. Di bagian depan iris ber1elah membentuk pupil (anak mata). 5elalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma' $aitu peng#ntr#l ukuran pupil untuk mengatur sinar $ang masuk. 4adan siliaris membentuk ligamentum $ang berfungsi mengikat lensa mata. 2#ntraksi dan relaksasi dari #t#t badan siliaris akan mengatur 1embung pipihn$a lensa.

:etina

8apisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel)sel saraf $ang serabutn$a membentuk urat saraf #ptik $ang meman"ang sampai ke #tak. 4agian $ang dile%ati urat saraf #ptik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Adan$a lensa dan ligamentum pengikatn$a men$ebabkan r#ngga b#la mata terbagi dua' $aitu bagian depan terletak di depan lensa berisi 1arian $ang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. 2edua 1airan tersebut berfungsi men"aga lensa agar selalu dalam bentuk $ang benar. 2#tak mata pada tengk#rak berfungsi melindungi b#la mata dari kerusakan. Selaput transparan $ang melapisi k#rnea dan bagian dalam kel#pak mata disebut k#n"ungti0a. Selaput ini peka terhadap iritasi. 2#n"ungti0a penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. :adang k#n"ungti0a disebut konjungtivitis. =ntuk men1egah kekeringan' k#n"ungti0a dibasahi dengan 1airan $ang keluar dari kelen"ar air mata kelenjar lakrimal! $ang terdapat di ba%ah alis. Air mata mengandung lendir' garam' dan antiseptik dalam "umlah ke1il. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pen1egah masukn$a mikr##rganisme ke dalam mata. @#rmaln$a' sinar A sinar se"a"ar $ang masuk ke dalam b#la mata akan dibiaskan #leh sistem #ptis b#lamata dan terf#kus dalam satu titik $ang "atuh tepat pada retina. 2#ndisi ini disebut emmetro"ia.

Sa$ang' tidak semua #rang memiliki k#ndisi mata $ang ideal seperti itu. Pada beberapa #rang' titik f#kus dari sinar A sinar tersebut "ustru "atuh di depan retina' atau di belakang retina. 4ahkan' dapat ter"adi sistem #ptis b#lamata membiaskann$a tidak sa"a men"adi satu titik f#kus' tetapi malah dua atau bahkan lebih. 2#ndisi inilah $ang disebut ammetro"ia# dan men$ebabkan mata tidak dapat melihat dengan sempurna' bahkan kabur sama sekali. Ammetro"ia ini terdiri dari beberapa "enis' diantaran$a $aitu m$#pia.

AIDS AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindr#m $ang timbul karena terganggun$a sistem imun tubuh manusia akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)' $aitu 0irus $ang memperlemah kekebalan tubuh' sehingga rentan terhadap infeksi #p#rtunistik dan keganasan. Infeksi HIV dapat ter"adi melalui k#ntak langsung antar membran muk#sa atau darah' dengan 1airan tubuh $ang telah terinfeksi HIV' atau ter"adi melalui transfusi darah' antara ibu dengan ba$in$a (selama pr#ses kehamilan' melahirkan' dan men$usui)' dan hubungan seksual. Infeksi HIV terdiri dari fase' $aitu fase akut' fase a%al asimt#matik' fase

menengah simt#matik' dan fase akhir. Base a%al dimulai dengan ada$a tanda) tanda a%al 0iremia pada sindr#m a%al infeksi 0irus' seperti demam' letargi' mialgia' sakit kepala' faringitis' limfaden#pati' dan ruam' berlangsung sekitar (!) ( hari setelah ()/ minggu terinfeksi. Selan"utn$a fase asimt#matik dimana mulai ter"adi penurunan "umlah sel ;D C se1ara perlahan' tetapi masih diatas 5!! sel/mm.. Pada fase ini biasan$a bertahan )5 tahun' dengan pr#ses $ang ter"adi antara lain limfaden#pati. 2emudian fase selan"utn$a adalah fase menengah simt#matik' dimana ;D C menurun sekitar .!)/! sel/mm . per tahun sampai .5! sel/mm.' mulai terlihat se1ara klinis tanda)tanda imun#defisiensi dengan mun1uln$a a%al dari AIDS)defining illness' seperti gingi0itis' m#luskum

k#ntangi#sum' infeksi herpes D#ster' serta meningkatn$a risik# infeksi #p#rtunistik dan keganasan seperti tuberkul#sis' sark#ma 2ap#si' dan limf#ma n#n)H#dgkin. Pada suatu studi didapatkan bah%a fase dimana "umlah sel ;D C kurang dari 2 ! sel/mm. dapat timbul triad $ang disebut AIDS)related com"le$%$aitu penurunan berat badan' demam' dan diare..' (. ?ahap finaln$a ialah fase akhir $aitu saat pertahanan sistem imun sangat lemah' ditandai dengan meningkatn$a viral load HIV dan penurunan ;D C sampai diba%ah 2!! sel/mm.. Pada fase ini ditandai dengan se"umlah pen$akit $ang merupakan AIDS) defining illness. ?atalaksana $ang tidak adekuat akan berakibat fatal seperti infeksi $ang mengan1am n$a%a' keganasan $ang berkembang 1epat dan berat' perubahan status mental' dan k#mbinasi manifestasi tersebut.. MANIFESTASI !KULAR PADA HI$%AIDS 5anifestasi klinis pada AIDS dapat disebabkan dua mekanisme' $aitu akibat infeksi primer HIV pada "aringan atau #rgan tertentu (mata' SSP' dsb) atau se1ara sekunder (infeksi atau keganansan) akibat resp#n imun $ang abn#rmal. 5anifestasi #kular' #rbital' dan neur#)#ftalm#l#gi dapat ter"adi se1ara primer dari infeksi HIV dan se1ara tidak langsung akibat keganasan dan infeksi sekunder.(. ( 5anifestasi #kular telah dilap#rkan pada 5!)&5- kasus infeksi HIV'/' (!' (5'
(/

dengan manifestasi terban$ak ialah mikr#0askul#pati HIV' diikuti #leh retinitis

;5V' t#ks#plasm#sis #kuli' retinitis herpes n#n);5V' k#mplikasi terkait neur#) #ftalm#l#gi' herpes D#ster #ftalmikus' dan keganasan #kular. /' (!' (& Pada beberapa studi dikatakan bah%a nilai ;D C mempun$ai nilai predikt#r untuk k#mplikasi #kular pada pasien HIV (?abel (). (3 Penggunaan Highly Active Antiretroviral &hera"y (HAA:?) saat ini dapat menurunkan "umlah :@A HIV plasma dan meningkatkan "umlah limf#sit ;D C' sebagai akibatn$a sistem imun meningkat' angka harapan hidup lebih tinggi' $ang berakibat temuan manifestasi #kular meningkat. Studi $ang dilakukan Eharai dkk( menun"ukkan

bah%a manifestasi #kular berupa 0askul#pati dan mikr#angi#pati pada pasien AIDS dengan ;D F(!! sel/mm. berbeda bermakna dengan pasien dengan "umlah ;D C G (!! sel/mm.' tetapi tidak untuk manifestasi neur#)#ftalm#l#gi' retinitis ;5V' u0eitis' dan retinal nekr#sis. Ta&el '( ) *la+ ,D- . /an kaitann0a /en#an *anifestasi ok lar'1 ) *la+ ,D-. Pen0akit 2344 sel%**5 Sark#ma 2ap#si 8imf#ma ?uberkul#sis 2634 sel%**5 'neumocystis carini ?#ks#plasm#sis 5ikr#0askul#pati retina/ k#n"ungti0a

:etinitis ;5V 2'44 sel%**5 (eratoconjuctivitis sicca :etinitis VHV Infeksi )ycobacterium avium com"le$ *ry"tococcosis )icros"oridiosis Insefal#pati HIV 'rogressive multifocal leucoence"halo"athy

MANIFESTASI NEUR!7!FTALM!L!GI PADA HI$%AIDS 5enurut pr#ses ter"adin$a' manifestasi neur#)#ftalm#l#gi dapat ter"adi se1ara primer' seperti pada pasien AIDS dengan neur#pati #ptik retr#bulbar' tidak ditemukann$a tanda infeksi lain dan keganasan lain. +ptik neur#pati merupakan efek langsung HIV terhadap sel gangli#n' sel aks#n' atau keduan$a' dan beberapa mekanisme pat#genesis $ang saat ini masih dipela"ari lebih lan"ut. Hip#tesis $ang

dikemukakan antara lain7 pr#tein retr#0irus $ang t#ksik se1ara langsung berperan pada kerusakan neur#nal SSP' %alaupun mekanisme t#ksik ini atau pr#tein 0irus lainn$a belum diketahui dengan pasti terhadap sel gangli#n retina. Alternatif mekanisme lain pada neur#pati #ptik primer #leh HIV ialah demielinisasi dan kerusakan neur#nal #leh tumor necrosis factor-al"ha (?@B)J) $ang dipr#duksi mikr#glia' makr#fag' dan astr#sit.(2 Sebagian besar pasien dengan ke1urigaan neur#pati #ptik primer #leh HIV mengalami penurunan fungsi penglihatan pr#gresif $ang tidak beresp#n terhadap terapi' tetapi pada beberapa pasien didapatkan pemberian #bat anti0iral' k#rtik#ster#id' atau keduan$a' dapat memberikan resp#n p#sitif.(.' (, 5anifestasi neur#)#ftalm#l#gi $ang paling sering ialah papiledema' atr#fi #ptik' kelumpuhan saraf kranial (III' IV' dan VI)' gangguan gerak pada mata' dan defek lapang pandang.&' (3 Sebagian besar merupakan bentuk sekunder' %alaupun pada beberapa kelainan seperti kelainan gerak #kular dan neuritis #ptik HIV dapat terkait langsung pada infeksi HIV. 4aik primer maupun sekunder' manifestasi ini dapat men"adi pertanda a%al dari adan$a infeksi HIV/AIDS. I( NEUR!PATI !PTIK 5anifestasi klinis pada ner0us #ptik pada pasien AIDS antara lain6 papiledema' perineuritis' papilitis' neuritis retr#bulbar' dan atr#fi #ptik. Pada sebagian besar kasus' neur#pati #ptik mengindikasikan adan$a infeksi pada ner0us #ptik' meninges' atau #tak pada pasien AIDS. Papile/e*a Sekitar (&).(- manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien AIDS berupa papiledema.(2' 2! Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan 1iri ta"am penglihatan baik' pupil n#rmal' dan area bintik buta $ang meluas pada tes lapang pandang. Diskus #ptik tampak ele0asi dan hiperemis' kadang tampang pu1at' dengan batas $ang samar' pada kedua mata. 5erefleksikan adan$a peningkatan tekanan intrakranial akibat infeksi SSP atau tum#r' biasan$a disertai keluhan sefalgia.

Pen$ebab papiledema tersering adalah meningitis kript#k#kus' serta limf#ma dan sifilis.& =ntuk k#nfirmasi dapat dilakukan pemeriksaan 1airan serebr#spinal.(. Ne ritis optik

Perine ritis optik =mumn$a unilateral' atau pada kasus "arang bilateral' terdapat pembengkakan diskus #ptik dengan batas $ang difus' tanpa penurunan ta"am penglihatan atau gangguan penglihatan %arna' atau tanpa defek lapang pandang' han$a area bintik buta $ang lebih luas' atau gangguan lapang pandang perifer $ang minimal. 5ungkin didapatkan sel pada 0itreus' namun "arang. 2#ndisi ini men$erupai papiledema' tetapi tidak disebabkan #leh peningkatan tekanan intrakranial. Diagn#sis perineuritis #ptik ditegakkan saat terlihat pembengkakkan diskus #ptik tanpa diikuti disfungsi ner0us #ptik $ang dapat disertai sel pada 0itreus' tekanan intrakranial $ang n#rmal' serta adan$a tanda infeksi SSP. Perineuritis pada AIDS sering didapatkan pada infeksi sifilis. (!' 2(

Papilitis Papilitis dapat ter"adi akibat infeksi langsung pada diskus #ptik #leh berbagai ma1am agen infeksi' antara lain &re"onema "allidum# &o$o"lasma gondii# dan $ang paling sering adalah ;5V. Pada pasien dengan retinitis ;5V' neuritis #ptik ter"adi karena pen$ebaran retinitis peripapil ke arah ner0us #ptik atau dapat ter"adi karena pr#ses primer tanpa ter"adin$a retinitis. Papilitis dapat unilateral atau bilateral' dengan tampilan klinis edema papil' batas diskus $ang samar' tetapi pada papilitis "aringan diskus #ptik tidak ber%ana merah muda' melainkan seperti putih kapur. Pasien dengan papilitis mengalami gangguan penglihatan dan defek pupil aferen. Dapat "uga ditemukan area dengan retinis nekr#tik.(!' (. 4ila didiagn#sis pada a%al pen$akit' dapat segera diberikan antimikr#ba

$ang sesuai dan pada beberapa kasus fungsi penglihatan membaik. 4ila tidak ditatalaksana' penglihatan dapat memburuk dan buta.(!' 2!

Ne ritis optik retro& l&ar Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan 0ariasi pen$ebabn$a' antara lain meningitis kript#k#kus' meningitis tuberkul#sa' neur#sifilis' retinitis ;5V dan ensefalitis' t#ks#plasm#sis SSP' hist#plasm#sis' dan infeksi herpes0irus.(!'
(.

Pasien neuritis retr#bulbar biasan$a datang dengan

keluhan utama hilangn$a fungsi penglihatan se1ara mendadak dan saat pemeriksaan tampilan diskus #ptik n#rmal' pada beberapa kasus didapatkan n$eri saat mata bergerak. @euritis retr#bulbar pada pasien AIDS usia muda harus dipikirkan kemungkinan pen$ebab infeksi. Diagn#sis dan peng#batan dini dengan antimikr#ba $ang tepat dapat memperbaiki fungsi penglihatan. Idukasi mengenai tanda seperti floaters dan sk#t#ma serta k#ntr#l ulang untuk memantau timbuln$a infeksi pada retina penting pada pasien dengan neuritis #ptik herpetik. ?erapi "angka pan"ang dapat dilakukan untuk men1egah reakti0asi infeksi neuritis #ptik retr#bulbar.(!

Ne roretinits optik Didapatkan (5- manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien AIDS. (2 Ditandai dengan edema papil dan tampilan makula star figure karena timbunan lipid' dapat te"adi pada pasien dengan infeksi HIV. *alaupun k#ndisi ini "uga dapat mun1ul akibat t#ks#plasm#sis atau sifilis' tetapi terutama pada infeksi +artonella henselae atau $ang lebih "arang +artonella ,uintana.(.

Ga*&ar '( Ne roretinis optik /en#an ta*pilan *ak la star figure66 Atrofi !ptik Atr#fi #ptik ditandai #leh diskus #ptik $ang datar dan pu1at' pada AIDS sering diakibatkan perburukan dari retinis $ang nekr#tik. Pada pasien tanpa nekr#sis retina ekstensif' luas dan p#la kehilangan aks#n di ner0us #ptik dapat menun"ukkan bah%a pr#ses ini bukan han$a se1ara sekunder' tetapi "uga primer #leh HIV. Pr#duksi ?@B)J #leh makr#fag dan astr#sit akibat infeksi HIV "uga dapat men$ebabkan demielinisasi dan atr#fi #ptik.(! 5ikr#0askul#pati sebagai manifestasi #kular utama pada pasien HIV "uga dapat men$ebabkan neur#pati #ptik iskemik. Atr#fi #ptik sekunder terutama diakibatkan infeksi langsung kript#k#kus pada ner0us #ptik atau peningkatan tekanan intrakranial $ang berhubungan dengan meningitis kript#k#kal., Leber hereditary optic neuropathy 8LH!N9 5erupakan pen$akit neur#pati #ptik $ang "arang ter"adi (( per .!.!!!A 5!.!!!)' ditandai adan$a gangguan penglihatan sentral $ang berat' bersifat akut atau subakut pr#gresif dan sekuensial. 2elainan ini ter"adi biasan$a pada pria muda usia 2!).! tahun. P#la pe%arisann$a adalah n#nmendelian (pe%arisan maternal) dengan angka pemba%a %anita sebesar ,5)(!!- akibat mutasi D@A di

mit#k#ndria (mtD@A) $ang se1ara eksklusif berasal dari ibu. 2. 5a$#ritas pasien 8H+@ (5!)35-) tidak mengalami gangguan penglihatan' han$a bersifat sebagai pemba%a mutasi tanpa manifestasi klinis' tetapi pada kasus tertentu dapat dipi1u bila ada stres mit#k#ndria. Pada beberapa studi didapatkan 8H+@ selama per"alanan pen$akit AIDS $ang menun"ukkan adan$a gangguan penglihatan setelah mengk#nsumsi #bat antiretr#0iral dari g#l#ngan anal#g nukl#sida dalam "angka %aktu / bulan). tahun. +bat antiretr#0iral g#l#ngan tersebut mempengaruhi enDim gamma p#limerasi mit#k#ndria dalam berbagai tingkatan' Sta0udi dan Ha1itabine merupakan $ang paling p#ten' sementara aba1a0ir dan Hid#0udin kurang bersifat t#ksik terhadap mit#k#ndria' hal ini berhubungan dengan replikasi mtD@A dan men$ebabkan manifestasi fen#tipe pada 8H+@. 2
25

Se1ara klinis' di"umpai

lapisan serat saraf di sekitar diskus tampak keabu)abuan (pada fase akut) karena pseud#edema k#ngesti aks#n. Selan"utn$a kedua papil #ptik akan men"adi atr#fi.

Ga*&ar 6( E/e*a papil rin#an pa/a fase ak t 8kiri 9 /an atrofi papil 8kanan9 pa/a LH!N6-

II(

GANGGUAN GERAK MATA Eangguan gerak mata' fiksasi' dan kedudukan b#la mata dapat timbul pada

pasien AIDS. Seperti dikatakan sebelumn$a' tanda tersebut dapat ter"adi akibat infeksi primer HIV atau sekunder akibat infeksi atau keganasan $ang melibatkan "alur m#t#rik #kular. Pen$ebab disfungsi gangguan gerak $ang paling sering adalah HIV-associated dementia (HIVD)' dimana fiksasi terganggu #leh gerakan sakadik dan square-wave jerks $ang abn#rmal. ?anda ini dapat men"adi petun"uk a%al gangguan k#gnitif pada pasien HIV. Perekaman gerakan mata dengan res#lusi tinggi berguna untuk deteksi dini gangguan neur#l#gis terkait HIVD' dan "uga gangguan terkait neur#k#gnitif pada HIV.(&' 2/ 2elumpuhan saraf kranial III' IV' dan VI ter"adi sekitar - pada pasien AIDS'2& terutama se1ara sekunder. 4ila tidak ditemukann$a lesi berupa massa pada ;? scan atau 5:I' gangguan sistem saraf pusat se1ara langsung akibat HIV' ;5V' HSV' VHV' tuberkul#sis' sifilis' kript#k#kus merupakan infeksi $ang terutama dipikirkan' sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penun"ang lainn$a. (. Disfungsi gerak mata $ang ter"adi pada keadaan ini merupakan akibat kerusakan pada "alur supranuklear atau internuklear' nukleus m#t#r #kular' fasikel' saraf' atau bahkan pada #t#t ekstra#kular. Saat ditemukan kelumpuhan saraf gerak mata' kelumpuhan tersebut dapat tunggal atau multipel dan unilateral atau bilateral 2elumpuhan saraf abdusen merupakan kelumpuhan saraf tunggal $ang paling sering pada pasien AIDS dan dapat merupakan pertanda a%al infeksi HIV' tetapi k#mbinasi kelumpuhan tunggal' multipel' atau bilateral "uga dapat ter"adi' seperti kelumpuhan ner0us abdusen bilateral pada pasien AIDS dengan ;5V ensefalitis $ang dilap#rkan #leh 2arna dkk.2&' 23 Pada infeksi dan keganasan intrinsik pada batang #tak dan serebellum dapat menun"ukkan berbagai gangguan gerak mata' termasuk #ftalm#plegia internuklear' kelumpuhan ga-e h#riD#ntal dan 0ertikal' skew deviation# flutter #kular' nistagmus baik k#n"ugat maupun disk#n"ugat' dan gangguan lain dari fiksasi' kedudukan b#la mata# dan gerakan.

III( MANIFESTASI PADA PUPIL 2elainan pada ukuran' bentuk' dan reakti0itas pupil dapat ter"adi pada pasien AIDS. Dis#siasi light-near dan anis#k#ria dapat terlihat pada pasien dengan lesi mesensefal#n infiltratif sebagai bagian sindr#m mesensefalik d#rsal' dan "uga pada pasien dengan meningitis neur#sifilis dan tuberkul#sis. Sindr#m H#rner dapat mun1ul pada pasien AIDS dengan kelainan pada batang #tak' kerusakan pada sumsum tulang' atau pada akar saraf dari ser0ikal atau t#rasik. Selain itu' t#nik pupil "uga dapat ter"adi' seperti $ang dilap#rkan ;ern$ dkk' sindr#m Adie t#nik pupil sebagai manifestasi a%al neur#pati primer pada pasien HIV. =mumn$a sindr#m Adie t#nik pupil dapat disebabkan infeksi #rbita atau keganasan atau bagian neur#pati aut#n#m' dimana ter"adi kerusakan gangli#n siliaris.2,

I$( GANGGUAN PENGLIHATAN% KEBUTAAN Pen$akit pada parenkimal SSP $ang diakibatkan infeksi atau keganasan dapat men$ebabkan gangguan lapang pandang h#m#nim' kelumpuhan nuklear atau supranuklear batang #tak' $ang mengarah pada buta #ksipital pada pasien dengan AIDS. Pen$ebab utama defek ini adalah t#ks#plasm#sis SSP' limf#ma SSP primer' dan leuk#ensefal#pati multif#kal. (!' (. ETI!L!GI 5enurut studi $ang dilakukan #leh 5ans#ur dkk' 5%anDa dkk' berikut ini adalah pen$akit)pen$akit $ang berkaitan dengan neur#)#ftalm#l#gi $ang paling sering di"umpai pada pasien HIV/AIDS.(2' 2!

Toksoplas*osis ?#ks#plasm#sis #kular merupakan k#mplikasi $ang tidak umum pada AIDS' tetapi t#ks#plasm#sis SSP mempengaruhi (/. pasien dengan AIDS. 4erbeda pada pasien imun#k#mpeten' t#ks#plasm#sis #kular umumn$a bilateral' multif#kal' dan tidak berhubungan dengan scar k#ri#retinal' $ang pada sebagian besar kasus menun"ukkan infeksi primer daripada reakti0asi. 8esi pada retina umumn$a terlihat pembuluh darah $ang berdekatan/berbatasan. @euritis #ptik t#ks#plasmik merupakan kasus "arang' ditandai dengan gangguan penglihatan subakut dan pembengkakan ner0us #ptik' dapat disertai macular star (neur#retinitis). ?#ks#plasm#sis SSP umumn$a mun1ul saat ;D C F(!!sel/mm .' merupakan AIDS-defining illness a%al pada .) - pasien' menghasilkan lesi multif#kal' dengan predileksi pada ganglia basal dan l#bus fr#ntal' parietal' dan #ksipital. Pasien mengeluhkan sakit kepala' defisit neur#l#gis f#kal' ke"ang' perubahan status mental' dan demam. 5anifestasi neur#)#ftalm#l#gis antara lain hemian#psia h#m#nim dan kuadran#psia' kelumpuhan gerak kranial #kular' dan kelumpuhan ga-e. Antit#ks#plasma seumur hidup perlu diberikan untuk men1egah rekurensi.(. Pemeriksaan neur#l#gis lengkap dan pemeriksaan 5:I disarankan' tipikal t#ks#plasm#sis #kular menun"ukkan lesi multipel $ang is#intens pada ?( dan ?2.

Kriptokok s 5anifestasi #kular pada meningitis kript#k#kal adalah papiledema dan neuritis retr#bulbar dengan atau tanpa keterlibatan intra#kular' berhubungan langsung dengan infeksi sistem saraf pusat. 5eningitis kript#k#kal merupakan eti#l#gi utama manifestasi neur#)#ftalm#l#gis pada pasien AIDS.(! Pada sekitar 25- pasien AIDS dengan meningitis kript#k#kal dapat di"umpai manifestasi

neur#)#ftalm#l#gis seperti papiledema dan kelumpuhan saraf abdusen' disertai sefalgia. 5anifestasi infeksi kript#k#kus pada #kular lainn$a termasuk n#dul pada palpebra' massa pada k#n"ungti0a' iritis granul#mat#sa' massa iris' 0itritis' retinitis nekr#tikans' end#ftalmitis' dan neuritis #ptik. M0:o&a:teri * )ycobacterium tuberculosis dan ). avium-intracellulare dapat

menginfeksi mata dan #tak. 5anifestasi kelainan neur#)#ftalm#l#gis pada meningitis tuberkul#sa meliputi paresis ner0us tiga dan enam' papiledema' neuritis retr#bulbar' dan anis#k#ria. Infark serebri bisa akibat end-arteritis #bliteratif. Pada pemeriksaan 5:I dapat terlihat hidr#sefalus' pembentukan abses' granul#ma' men$angat pada meninges basal saat diberikan k#ntras. Li*fo*a Siste* Saraf P sat 8SSP9 8imf#ma n#n)H#dgkin sel 4 dera"at tinggi adalah keganasan kedua terban$ak pada AIDS' umumn$a dengan ;D C F 5!sel/mm .' dan keganasan $ang paling sering mengenai SSP. 8imf#ma SSP men"adi manifestasi a%al pada (pasien AIDS' ditandai dengan keluhan dipl#pia' karena keterlibatan ner0us III' IV' atau VI' serta neur#pati #ptik. Infiltrasi limf#mat#sa ke #rbita dan saraf #ptik dapat men$ebabkan diskus edema dan gangguan penglihatan. Diagn#sis ditegakkan dengan k#nfirmasi adan$a sel limf#mat#sa ne#plastik pada 1airan serebr#spinal atau dengan melakukan bi#psi stere#taktik #tak atau meninges. 2elainan pada 5:I biasan$a tipikal adan$a edema pada peri0entrikular dengan pen$ebaran subependimal. ?atalaksanan$a meliputi k#mbinasi radi#terapi dan kem#terapi.

$ir s Herpes Infeksi 0irus herpes simpleks dan herpes D#ster "arang menimbulkan manifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien dengan AIDS. @ekr#sis retina bagian luar $ang akut menghasilkan n$eri #kular' floaters# dan penurunan ta"am penglihatan. ?emuan #kular dapat berupa panu0eitis' 0itritis' artritis retina' edema diskus' dan retinis nekr#tikans pada segmen p#steri#r mata. Insefalitis SSP merupakan manifestasi dari infeksi herpes. :adikulitis dapat mun1ul' dan men$ebabkan sindr#m #ftalmikus herpes D#ster dan sindr#m :amsa$ Hunt. Cytomegalovirus 8,M$9 ;5V sering di1urigai pada pasien AIDS $ang dengan lesi pada retina. :etinitis ;5V merupakan manifestasi #kular AIDS $ang ban$ak di"umpai' umumn$a karena infeksi #p#rtunistik dan men"adi pen$ebab utama gangguan penglihatan..! Pada fase a%al lesi terlihat putih' kering' dan dengan #pasifikasi retinal granular $ang mirip cotton wool s"ot atau crumbled cheese' dengan predileksi di p#lus p#steri#r atau retina perifer. ?ampilan selan"utn$a meliputi eksudat retina' perselubungan 0askular (vascular sheating)' perdarahan retina' inflamasi k#r#id' dan ablasi# retina eksudatif. :etinitis ;5V $ang tidak ditatalaksana lebih lan"ut akan p#tensial men$ebabkan kebutaan. Pada SSP' infeksi ;5V biasan$a mun1ul pada pasien AIDS dengan ;D C F5! sel/mm..(. ;5V dapat men$ebabkan neuritis #ptik dan ensefalitis batang #tak. Infeksi ner0us #ptik dapat memi1u gangguan penglihatan akut dengan edema papil. 2#ndisi ini biasan$a di"umpai pada retinitis ;5V $ang berat. @euritis retr#bulbar' $ang "arang ditemui' ditandai dengan kehilangan penglihatan $ang pr#gresif tanpa edema papil. 2eterlibatan batang #tak dapat men$ebabkan pt#sis' #ftalm#plegia internuklear' kelumpuhan saraf kranial #kular' paresis ga-e h#riD#ntal dan 0ertikal' serta nistagmus. Diagn#sis infeksi ;5V berdasarkan klinis' dengan temuan karakteristik khas ;5V. ="i ser#l#gi dan kultur dapat tidak me$akinkan atau bias. 2elainan

SSP sering sulit untuk dik#nfirmasi' dan diagn#sis sering dibuat berdasarkan asumsi dengan ditemukann$a titer ;5V $ang meningkat pada pemeriksaan darah dan 1airan serebr#spinal. Sifilis Sifilis biasan$a berdampingan dengan infeksi HIV' mungkin karena fakt#r risik# $ang hampir serupa. ?ampilan klinisn$a meliputi papilitis' perdarahan retina' #klusi arteri retina' 0askulitis' k#ri#retinitis' 0askulitis nekr#tikans' neuritis #ptik' dan u0eitis. Sifilis mening#0askular dapat men$ebabkan defek lapang pandang dan kelumpuhan @.III' IV' dan VI pada beberapa pasien. Diagn#sis sifilis akan sulit pada pasien $ang imun#k#mpr#mis. Pada 1airan serebr#spinal dapat ditemukan satu atau lebih perubahan berikut6 ser#l#gi sifilis p#sitif' peningkatan pr#tein' ple#sit#sis. ?etapi' pada pemeriksaan ser#l#gi "uga dapat ditemukan p#sitif)semu dan negati0e)semu pada pasien HIV. VD:8 1airan serebr#)spinal sa"a tidak dapat digunakan untuk mengk#nfirmasi infeksi 1airan serebr#)spinal. Le koensefalopati M ltifokal Pro#resif 8LMP9 A%aln$a dinilai pada pasien dengan kelainan limf#pr#liferatif dan gangguan imunitas $ang dimediasi sel. 85P ter"adi pada ()&- dengan AIDS.(! Pen$akit ini disebabkan <; p#l$#ma0irus' merupakan g#l#ngan "olyomavirus $ang merusak #lig#dendr#sit pada substansia alba. <aras 0isual sentral dan serabut saraf gerak #kular dapat terkena. 5anifestasi neur#)#ftalm#l#gis meliputi hemian#psia h#m#nim' pandangan buram' buta serebral' pr#s#pagn#sia' hemiparesis' nistagmus' dan defisit f#kal..( Eambaran 5:I akan menun"ukkan demielinisasi' terutama di area pariet#) #ksipital. 85P se1ara khas menun"ukkan keterlibatan substansia alba subk#rtikal' dengan lesi f#kal atau k#nfluen $ang tidak men$angat. ?erapin$a bertu"uan untuk memperbaiki k#ndisi pen$ebab status imun $ang buruk' dan untuk pr#gn#sisn$a

buruk. Human immunodeficiency Virus 8HI$9 Infeksi HIV itu sendiri dapat men$ebabkan manifestasi akut dan kr#nik pada SSP. 5eningitis aseptik akut dan mening#ensefalitis ter"adi pada 5)(!pasien' setelah infeksi HIV. Sakit kepala' demam' dan tanda)tanda meningeal dapat men"adi petun"uk untuk sindr#m )ononucleosis. 2adang)kadang' status mental' ke"ang' neur#pati #ptik' dan keterlibatan neur#pati kranial' mengarah ke paresis ner0us tu"uh. Insefal#pati HIV' atau k#mpleks demensia AIDS' dia%ali dengan gangguan mem#ri dan k#nsentrasi' perubahan tingkah laku' dan kelambatan mental. Eerakan mata pursuit dan sakadik serta intrusi sakadik (square-wave jerk) dapat terlihat. 5anifestasi lan"ut berupa demensia berat' perubahan tingkah laku' psik#sis' gangguan psik#m#t#r' visual neglect' halusinasi 0isual' ke"ang dan trem#r. ?anda)tanda #kular pada infeksi HIV meliputi neuritis #ptik' cotton-wool s"ots' peri0askulitis' dan perdarahan retina. Pemeriksaan 5:I menun"ukkan atr#fi serebri dan area dengan gambaran hipersensiti0itas substansia alba pada ?2) weighted $ang menghubungkan area demielinisasi akibat 0irus..2' ..

KESIMPULAN 5anifestasi neur#)#ftalm#l#gi dapat men"adi keluhan a%al pada pasien HIV/AIDS' sehingga sangat penting anamnesis' pemeriksaan fisik' serta pemeriksaan penun"ang $ang seksama dan detail. 5anifestasi tersebut sangat ber0ariasi' terutama berupa neuritis #ptik dan papiledema. Hal ini dapat disebabkan #leh pr#ses primer HIV' atau se1ara sekunder #leh infeksi #p#rtunistik dan keganasan. ?#ks#plasm#sis dan infeksi kript#k#kus merupakan eti#l#gi terban$ak manifestasi neur#)#ftalm#l#gis pada pasien HIV/AIDS.

DAB?A: P=S?A2A (. 2. .. . 5. 4alter 5. AIDS n#% %#rldKs f#urth biggest killer. S1ien1e. (,,, 5a$ ( 723 (5 (&)6((!(. 8e%allen S' ;#urtright P. HIV and AIDS and the e$e in de0el#ping 1#untries6 a re0ie%. Ar1hi0es #f #phthalm#l#g$. (,,& +1t7((5((!)6(2,()5. (=@AIDS) <=@P#HA. =@AIDS :ep#rt #n the El#bal AIDS Ipidemi1 2!(!6 A0ailable fr#m6 %%%.unaids.#rg/El#bal:ep#rt/default.htm. =@AIDS' *H+. +0er0ie% #f the gl#bal AIDS epidemi12!!/. E#ng#ra):i0era B' Sant#s)Hambran# <' 5#ren#)Andrade ?' ;alDada)8#peD P' S#t#)HernandeD <8. ?he 1lini1al spe1trum #f neur#l#gi1al manifestati#ns in AIDS patients in 5e>i1#. Ar1h 5ed :es. 2!!! <ul)Aug7.(( )6.,.)3. /. &. 3. ,. <abs DA. +1ular manifestati#ns #f HIV infe1ti#n. ?rans Am +phthalm#l S#1. (,,57,.6/2.)3.. Sah## S. HIV) and AIDS)related +1ular 5anifestati#ns in ?anDanian Patients. 5ala$sian < 5ed S1i. 2!(!7(&(()65. 8estasi L' Sit#mpul :' Id%ar 8' Hubairi D. Pre0alensi manifestasi #kular HIV/AIDS di D2I <akarta. <akarta6 =ni0ersit$ #f Ind#nesia7 2!!,. Sadun AA' Pep#se <S' 5adigan 5;' 8a$1#1k 2A' ?enhula *@' Breeman *:. AIDS)related #pti1 neur#path$6 a hist#l#gi1al' 0ir#l#gi1al and ultrastru1tural stud$. <ul72..(&)6.3&),3. (!. ((. (2. Vrabe1 ?:. P#steri#r segment manifestati#ns #f HIV/AIDS. Sur0 +phthalm#l. 2!! 5ar)Apr7 ,(2)6(.()5&. 4hatia :. +phthalmi1 5anifetati#ns #f AIDS. <#urnal Indian A1adem$ #f ;lini1al 5edi1ine. 2!!27.(()6 . 5%anDa <;' @$amab# 82' ?$lleskar ?' Plant E?. @eur#)#phthalm#l#gi1al dis#rders in HIV infe1ted sub"e1ts %ith neur#l#gi1al manifestati#ns. 4r < +phthalm#l. 2!! @#0733((()6( 55),. (.. 5iller @:' @e%man @<' edit#rs. *alsh M H#$tKs ;lini1al @eur#) +phthalm#l#g$. /th ed6 8ippin1#tt *illiams M *ilkins7 2!!5. Eraefes Ar1h ;lin I>p +phthalm#l. (,,5

( .

Eharai S' Venkatesh P' Earg S' Sharma S2' V#hra :. +phthalmi1 manifestati#ns #f HIV infe1ti#ns in India in the era #f HAA:?6 anal$sis #f (!! 1#nse1uti0e patients e0aluated at a tertiar$ e$e 1are 1enter in India. +phthalmi1 Ipidemi#l. 2!!3 <ul)Aug7(5( )62/ )&(.

(5.

4is%as <' 5adha0an H@' Ee#rge AI' 2umarasam$ @' S#l#m#n S. +1ular lesi#ns ass#1iated %ith HIV infe1ti#n in India6 a series #f (!! 1#nse1uti0e patients e0aluated at a referral 1enter. Ameri1an "#urnal #f #phthalm#l#g$. 2!!! <an7(2,(()6,)(5.

(/. (&.

?a$)2earne$ 58' <abs DA. +phthalmi1 1#mpli1ati#ns #f HIV infe1ti#n. 5ed ;lin @#rth Am. (,,/ @#073!(/)6( &(),2. <abs DA' Ereen *:' B#> :' P#lk 4B' 4artlett <E. +1ular manifestati#ns #f a19uired immune defi1ien1$ s$ndr#me. +phthalm#l#g$. (,3, <ul7,/(&)6(!,2),.

(3.

;unningham I?' <r.' 5arg#lis ?P. +1ular manifestati#ns #f HIV infe1ti#n. @ Ingl < 5ed. N:esear1h Supp#rt' @#n)=.S. E#0Kt :e0ie%O. (,,3 <ul 2.7..,( )62./) .

(,.

8in PH' 2ashima L' 2han 5' Heller 24' Eu PH' Sadun AA. An immun#hist#1hemi1al stud$ #f ?@B)alpha in #pti1 ner0es fr#m AIDS patients. ;urrent e$e resear1h. (,,& +1t7(/((!)6(!/ )3.

2!.

5ans#ur A5. @eur#)#phthalmi1 findings in a19uired immun#defi1ien1$ s$ndr#me. <#urnal #f 1lini1al neur#)#phthalm#l#g$. (,,! Sep7(!(.)6(/&) & .

2(.

AA+ S. @eur#)#phthalmi1 manifestati#n #f infe1ti#us disease. @eur#) #phthalm#l#g$ 4asi1 and ;lini1al S1ien1e ;#urse Se1ti#n 5. San Bransis1#6 Ameri1an A1adem$ #f +phthalm#l#g$7 2!!,)2!(!. p. .53)/2.

22. 2.. 2 .

4r#dsk$ 5;. Pediatri1 @eur#)+phthalm#l#g$. Springer7 2!(!. @e%man @<' 4i#usse V. Hereditar$ #pti1 neur#pathies. I$e (8#nd). 2!! @#07(3((()6(( )/!. 5a1ke$ DA' Bingert <H' 8uDhansk$ <H' 51;luske$ P<' H#%ell @' Hall A<' et al. 8eberKs hereditar$ #pti1 neur#path$ triggered b$ antiretr#0iral therap$ f#r human immun#defi1ien1$ 0irus. I$e (8#nd). 2!!. Apr7(&(.)6.(2)&.

25.

*arner <I' :ies 25. +pti1 neur#path$ in a patient %ith AIDS. <#urnal #f neur#)#phthalm#l#g$ 6 the #ffi1ial "#urnal #f the @#rth Ameri1an @eur#) +phthalm#l#g$ S#1iet$. 2!!( <un72((2)6,2) .

2/.

;urrie <' 4ens#n I' :amsden 4' Perdi1es 5' ;##per D. I$e m#0ement abn#rmalities as a predi1t#r #f the a19uired immun#defi1ien1$ s$ndr#me dementia 1#mple>. Ar1h @eur#l. (,33 Sep7 5(,)6, ,)5..

2&.

2arna S' 4is%as <' 2umarasam$ @' Sharma P' S#l#m#n S. 5ultiple 1ranial ner0e pals$ in an HIV)p#siti0e patient. Indian "#urnal #f #phthalm#l#g$. 2!!( <un7 ,(2)6((3)2!.

23.

Sanders :' ;raig IA' Bran1e A<' =r9uhart EI. +phthalmi1 disease in patients %ith unre1#gniDed HIV infe1ti#n. A1ta +phthalm#l (;#penh). (,,. +1t7&((5)6//2)5.

2,.

;ern$ :' :#Ds$pal H' 2#Dner P' 5a1hala 8. 4ilateral H#lmes)Adie s$ndr#me as an earl$ manifestati#n #f the HIV neur#path$. @eur#l#gi1al s1ien1es 6 #ffi1ial "#urnal #f the Italian @eur#l#gi1al S#1iet$ and #f the Italian S#1iet$ #f ;lini1al @eur#ph$si#l#g$. 2!(! +1t7.((5)6//()..

.!.

2ariad$ 4. 5anifestasi neur#)#ftalm#l#gi pada pasien a19uired immun# defi1ien1$ s$ndr#me (AIDS) di p#liklinik mata rumah sakit ;ipt#mangunkusum#. <akarta6 =ni0ersit$ #f Ind#nesia7 2!!,.

.(. .2.

8ima 4. +phthalmi1 5anifestati#ns #f HIV Infe1ti#n. Digital <#urnal #f +phthalm#l#g$. N+riginal arti1leO. 2!! 7(!(.). *ad##d A;' Dhill#n 4' 51Il%aine E' 4rettle :P. Dela$ed diagn#sis #f HIV infe1ti#n in #phthalmi1 pra1ti1e. I$e (8#nd). 2!! 5ar7(3(.)62,.)3.

...

8in PH' 2ashima L' 2han 5' Heller 24' Eu PH' Sadun AA. An immun#hist#1hemi1al stud$ #f ?@B)alpha in #pti1 ner0es fr#m AIDS patients. ;urr I$e :es. (,,& +1t7(/((!)6(!/ )3.

Anda mungkin juga menyukai