Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi karena adanya sumbersumber bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya ini dapat berasal dari instalasiinstalasi, peralatan, gedung, proses, cara kerja, dan lingkungan kerja. Bahaya dari lingkungan kerja, dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja. Beberapa faktor yang mencakup dalam lingkungan kerja, antara lain faktor fisik, kimia, biologi, fisiologik, psikologik. Beberapa faktor yang mencakup dalam lingkungan kerja, antara lain: Dalam UU o !" #ahun $%%! tentang Kesehatan, &asal !" dinyatakan bah'a upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K") harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karya'an paling sedikit $* orang. +ika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bah'a rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di ,S, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung ,S. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola ,S menerapkan upaya-upaya K" di ,S. ,umah sakit mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan. -isalnya, petugas seringkali menggunakan dan menyerahkan instrument benda-benda tajam tanpa melihat atau membiarkan orang lain tahu apa yang sedang mereka lakukan. ,uang kerja yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area operasi bagi sejumlah anggota tim (pera'at instrument atau asisten) dapat menjadi buruk. .al ini dapat mempercepat dan menambah stress kecemasan, kelelahan, frustasi bahkan kemarahan. &ada akhirnya, paparan darah atau bahan-bahan lainnya seringkali terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut.

/ingkungan fisik merupakan unsur yang selalu ada di lingkungan kita yang terjadi karena proses-proses kerja bila keberadaannya tidak diperhatikan atau dikembalikan maka akan menjadi sumber bahaya yang dapat mengakibatkan ganggguan-gangguan berupa penyakit atau kecelakaan bagi pekerja. Beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi masalah kerja, antara lain kebisingan, penerangan, getaran, radiasi dan suhu. B. TUJUAN PENELITIAN B$ . Tujuan Umum Untuk memantau faktor fisik lingkungan kerja (.a0ard) di lingkungan ,SUD /abuang Baji -akassar. B! . Tujuan Khusus Untuk memantau kebisingan di ,SUD /abuang Baji -akassar. Untuk memantau pencahayaan di ,SUD /abuang Baji -akassar.. Untuk memantau getaran di ,SUD /abuang Baji -akassar.. Untuk memantau radiasi di ,SUD /abuang Baji -akassar. Untuk memantau suhu di ,SUD /abuang Baji -akassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA #elah diuraikan diatas sebelumnya bah'a lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karya'an atau tenaga kerja. Sebaliknya lingkungan yang higienis disamping tidak menjadi beban tambahan, juga meningkatkan gairah dan moti1asi kerja. /ingkungan kerja ini dibedakan menjadi !, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial dan kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. /ingkungan fisik mencakup pencahayaan, kebisingan dan kegaduhan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Diba'ah ini akan diuraikan beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi permasalahan kerja. 2. Kebisingan Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan seharihari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik 3 komputer, mesin cetak, dan sebagainya. amun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan. Kualitas bunyi ditentukan oleh ! hal yakni frekuensi dan intensitasnya. 4rekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik yang disebut hert0 (.0), yaitu jumlah gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel (dB). Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima 3 dikehendaki atau tidak dikehendaki 3 bising.

"

Skala in ensi as -enulikan Sangat hiruk Kuat Sedang #enang Sangat tenang

Desibel $*$-$!* dB 5$-$** dB 6$-5* dB 7$-6* dB

Ba as !enga" e" inggi .alilintar, meriam, mesin uap +alan hiruk pikuk, perusahaan gaduh, peluit Kantor gaduh, jalan pada umumnya, radio ,umah gaduh, percakapan kuat, kantor pada percakapan biasa, kantor

umumnya !$-7* dB ,umah tenang,

perorangan *-!* dB Bisik, suara daun jatuh, tetesan air

Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak didalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi terhadap orang lain. 8leh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras. Bisa jadi timbul salah persepsi di kalangan keluarga karena dipersepsikan sebagai sikap marah. /ebih jauh kebisingan yang terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produkti1itas kerja. Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. &enggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar !*-!9 dB. #etapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risi adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya. B. Pene"angan a au Pen#aha$aan

&enerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. 8leh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja. Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi. 2kibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karya'an atau pekerjanya. :ejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran benda. .al ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur. Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : &erbaikan kontras dimana 'arna objek yang dikerjakan kontras dengan latar belakang objek tersebut. -isalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus ber'arna kontras dengan 'arna objek yang dikerjakan. -eningkatkan penerangan, sebaiknya ! kali dari penerangan diluar tempat kerja. Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu-lampu tersendiri. &engaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. -isalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 9* tahun tidak diberikan tugas di malam hari. Disamping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan 3 pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga

menimbulkan masalah apabila pengaturannya kurang baik yakni silau. Silau juga menjadi beban tambahan bagi pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah. &encegahan kesilauan dalam ruang kerja dapat dilakukan antara lain : &emilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. /ampu neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa. -enempatkan sumber-sumber cahaya 3 penerangan sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap. #idak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari. &enggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap. -engusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan. &enerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut : Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja. Kelemahan mental. Kerusakan alat penglihatan (mata). Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. -eningkatnya kecelakaan kerja. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan, antara lain: +arak antara gedung dan bangunan lain tidak mengganggu masuknya cahaya. +endela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya $36 daripada luas bangunan.

2pabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup. &enerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi "! derajat celsius). Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar serta tidak berkedip-kedip.

%. Ge a"an :etaran atau 1ibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan getaran osilasi, misalnya mesin, peralatan atau perkakas kerja yang bergetar dan memajani pekerja melalui transmisi. 2dapun besar getaran yang memajani tubuh ditentukan oleh:

Sifat getaran, yaitu frekuensi, intensitas3amplitudo, dan durasi dari 1ibrasi. -ekanika input independen, yaitu tahanan yang diberikan oleh struktur tubuh terhadap getaran. &enyakit yang ditimbulkan akibat getaran dari ringan sampai berat antara lain:

Sistem peredaran darah, misalnya kesemutan pada jaringan tangan dan kadang-kadang ujung jari memucat yang disertai rasa nyeri. Sistem tulang, sendi, dan otot. :angguan oste1artikular terutama pada tulangtulang karpal (tulang lunair dan na1icula), sendi siku. Sistem syaraf, yaitu kelainan syaraf sensoris yang menimbulkan

paraestesia3kesemutan, menurunnya sensiti1itas, gangguan membedakan (deterionity), selanjutnya atrofi. D. Ra!iasi

,adiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel-partikel atau elementer dengan kinetic yang sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit. Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan radioaktif, harus memperoleh i0in dari Badan &enga'as #enaga (sesuai && omor 67 #ahun !*** tentang &eri0inan &emanfaatan #enaga uklir uklir,

pasal ! ayat $). Selain itu, sistim manajemen K" terhadap radiasi diperlukan agar proses pemantauan dapat berjalan. Sistem tersebut antara lain ada organisasi, peralatan proteksi, pemantauan dosis perorangan, pemeriksaan kesehatan, penyimpanan dokumen, jaminan kualitas, pendidikan dan pelatihan. Selain daripada itu, penanggulangan kecelakaan radiasi harus diupayakan juga. +ika terjadi, pengelola rumah sakit harus segera melaporkannya kepada Badan &enga'as dan instansi terkait lainnya. &enghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang 'ajib mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah dan menyimpan sementara limbah radioaktif sebelum diserahkan kepada Badan &elaksana. &engelolaan limbah radioaktif pada unit kedokteran nuklir dilakukan pemilahan menurut jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. /imbah radioaktif yang berasal dari luar negri tidak dii0inkan untuk disimpan di 'ilayah <ndonesia. =. Suhu &ersyaratan suhu untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut: ,uang-ruang tertentu seperti ruang operasi, pera'atan bangsal atau laboratorium perlu mendapat perhatian yang khusus, karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut. >entilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit (min. *,$* mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.

Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedimikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam tabel berikut:

o. ,uang atau Unit $ ! " 7 9 6 ; 5 % $* $$ $! $" $7 $9 8perasi &oliklinik ,ehabilitasi &embersihan luka &era'atan Bangsal 4isioterapi <@U &enginderaan medis /aboratorium ,adiologi Sterilisasi Dapur :a'at darurat 2dministrasi, pertemuan ,uang /uka bakar

Suhu

(derajat Kelembaban (?) 79-6* 79-6* 79-6* 79-6* "9-6* "9-6* "!-6* 79-6* 79-6* 79-6* "9-6* "9-6* 79-6* "9-6*

#ekanan &ositif &ositif Seimbang Seimbang Seimbang &ositif &ositif Seimbang egatif Seimbang egatif Seimbang &ositif Seimbang &ositif

selsius) $%-!7 !!-!6 !!-!7 !$-!7 !!-!6 !7-!6 !!-!" $%-!7 !!-!6 !!-!6 !!-"* !!-"* $%-!7 !$-!7 !7-!6

,uangan yang tidak menggunakan 2@, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku).

BAB III L&KASI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN L&KASI Kegiatan Aalk #hrough Sur1ey (Sur1ey +alan Sepintas) dilaksanakan di lima ruangan yaitu, instalasi gi0i, laboratorium, pera'atan Baji Dakka, Baji 2da, dan Baji 2reng ,SUD /abuang Baji, dengan alamat +l. Dr. ,atulangi o. 5$ #elp. *7$$ 5;!$;*, @ontact &erson =Bt. $!%. JAD'AL Aaktu pelaksanaan yaitu "$ -aret-7 2pril !**5 dengan agenda sebagai berikut:

$*

o. #anggal $. $! -aret !*$!

Kegiatan - -elapor ke bagian K" ,S <B U S< 2 - &engarahan kegiatan - &embuatan &roposal

!. ". 7. 9.

$" -aret !*$! $7 -aret !*$! $9 -aret !*$! $6 -aret !*$!

- Walk Thru Survey - Walk Thru Survey - &embuatan laporan Walk Thru Survey - &resentasi laporan Walk Thru Survey

Pelaksana (eke"jaan &elaksana pekerjaan Aalk #hrough Sur1ey (Sur1ey +alan Sepintas) dilaksanakan oleh mahasis'a kepaniteraan klinik bagian <lmu Kesehatan -asyarakat dan <lmu Kedokteran Komunitas 4akultas Kedokteran Uni1ersitas -uslim <ndonesia -akassar. &ekerjaan tersebut dilakukan dalam 'aktu ! hari yaitu pada tanggal $!-$9 -aret !*$! BIA)A S'adaya mahasis'a kepaniteraan klinik.

Daftar &ustaka

$.
!.

otoatmodjo, Soekidjo. &rinsip-&rinsip Dasar <lmu Kesehatan -asyarakat. . 21ailable from:'''.blogspot.com3factor fisik dan lingkungan kerja.htm, accessed at $* -aret !**5. /aksmiarti, -aryani. Bahaya yang Ditimbulkan 2kibat &emanfaatan Sarana dan &rasarana ,umah Sakit. 21ailable from : '''.tempointeraktif.com3medika3arsip3$$!**!3pus-$.htm, accessed at $* -aret !**5.

".

-entri Kesehatan ,epublik <ndonesia. Keputusan -entri Kesehatan ,epublik <ndonesia omor $*!73-= K=S3SK3C3!**7 tentang persyaratan Kesehatan /ingkungan ,umah sakit. !**7

$$

Anda mungkin juga menyukai