Anda di halaman 1dari 3

Khotbah Jumat dan Ketentuannya

! - (45) Dan bacakanlah apa yang telah diwahyukan kepadamu, berupa Al-Kitab, dan dirikanlah shalat. Sesunguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S.Al-Ankabut:45). Kaum Muslimin sidang Jumat yang mulia! Sudah tidak diragukan lagi bahwa shalat adalah salah satu kewajiban kita sebagai muslim. Shalat termasuk ke dalam rukun Islam yang lima yang wajib kita tegakkan secara berulang-ulang, sesuai waktu yang sudah ditentukan. Seseorang muslim tidaklah sempurna keislamannya bila ia tidak menegakkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam salah satu riwayat, Nabi kita bersabda: Shalat itu adalah tiang agama, siapa yang menegakkannya berarti dia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkannya berarti dia telah meruntuh agama. Apabila ajaran islam kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, maka shalat adalah tiang penyangga, tempat melekatnya komponen-komponen bangunan yang lainnya, seperti dinding, atap dsb. Kita sulit membayangkan, bila ada sebuah rumah atau bangunan tanpa tiang, atau tiangnya sudah lapuk dan keropos maka seluruh komponen yang lainnya jadi akan runtuh dan jatuh satu-persatu. Akhirnya bangunan itupun jadi hancur berkeping-keping, tanpa meninggalkan bekas apa-apa. Demikianlah kedudukan shalat di tengah-tengah amalan lainnya. Shalat tidak hanya sekedar kewajiban melainkan di dalamnya banyak terkandung unsur-unsur pendidikan dan pengajaran bagi seorang muslim. Adapun hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dari shalat itu antara lain: 1. Shalat Melatih sikap disiplin. Shalat adalah ibadah yang dikerjakan dalam waktu yang sudah ditentukan. Maka dengan sendirinya, seorang muslim yang shalat akan terbiasa membagi waktu di dalam kehidupannya. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk keluarga dan masyarakat, ada pula waktu-waktu untuk menghadap Allah. Dari 24 jam waktu yang diberikan Allah kepada kita dalam sehari, rata-rata satu kali dalam lima jam kita bermunajat kepada Allah. Segala persoalan hidup dapat kita kadukan kepada Nya. Karena Dia satu-satu tempat kita menyembah dan Dia pula satu-satunya tempat kita memohon pertolongan. 2. Shalat mendidik hidup bersih. Seorang muslim yang rutin mengerjakan shalat lima waktu ia senantiasa berada dalam kebersihan dan kesucian. Karena untuk mengerjakan shalat, seseorang harus mensucikan badan, pakaian dan tempatnya dari hadas, najis atau kotoran. Sesorang yang hendak mengerjakan shalat terlebih dahulu ia mandi, sekurang-kurangnya berwudhu. Pada saat bangun di pagi hari, terlebih dahulu ia bersihkan seluruh anggota bandannya untuk shalat, kemudian baru memulai aktivitasnya di hari itu. Dia tidak akan memulai pekerjaannya, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain sebelum membersihkan badannya. Namun, bagi orang yang tidak mengerjakan shalat hal itu tidaklah terlalu penting baginya. Nabi, Saw membuat sebuah perumpamaan bagi mukmin yang shalat itu seperti seseorang yang memiliki sebuah rumah, di depan rumahnya mengalir sabatang sungai (kali) yang jernih airnya. Kemudian ia mandi di dalam sungai itu lima kali dalam sehari. Pastilah akan terpelihara kebersihan badannya. Selain kebersihan lahiriah atau kebersihan badan, shalat juga menciptakan kebersihan batiniah, kebersihan hati dan fikiran. Allah berfirman: ) ) ) 2) Sungguh beruntunglah orang-orang beriman, yang khusyuk dalam shalatnya, dan yang menjauhi perbuatan dan ucapan yang kotor (lagho) (Q.S.Al-Mukminun: 1-2).

3. Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selain untuk melatih kebersihan dan kedisiplinan, shalat juga dapat mencegah kita dari melakukan perbuatan keji (fahsya`) dan mungkar. Perbuatan fahsya` adalah segala perbuatan yang dibenci oleh fitrah manusia yang suci dan tidak diterima oleh akal sehat, seperti zina, ghibah dan fitnah. Sedangkan munkar adalah segala perbuatan yang menentang hukum dan larangan Allah, seperti membunuh, merampas hakhak orang lain dsb. Di dalam shalat sebenarnya kita selalu berikrar di hadapan Allah bahwa hidup dan mati kita akan kita persembahkan kepada Nya. Lebih tegasnya ikrar itu berbunyi: Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin (Sesungguhnya shalatku, amal ibadahku, hidup dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan Pengatur semesta alam). Dan di setiap rakaat, kita pun meminta agar diberi Nya petunjuk kepada jalan yang benar. Sebagaimana yang kita ucapkan dalam surat Al-Fatihah: Ihdinas shirathal mustaqim (Tunjukilah aku ini kepada jalan yang lurus atau benar). Apabila shalat kita kerjakan dengan khusyu pastilah ucapan itu akan mempengaruhi jiwa kita, dan mempengaruhi tingkah laku kita sehari-hari. Sehingga dengan sendirinya, kita akan merasa malu melakukan perbuatan-perbuatan yang dicela oleh ajaran agama kita. Kita merasa malu bukan hanya kepada orang lain tapi malu kepada diri sendiri. Orang lain bisa kita tipu dan kita bohongi tapi kita tidak akan mampu membohongi diri kita sendiri. Apalagi membohongi Allah Yang Maha mengetahui dan melihat segala gerak gerik makhluk Nya. Di samping itu, air wudhu yang kita siramkan ke seluruh anggota badan kita turut pula mengikis dan merontokkan dosa-dosa kita bersamaan dengan titik-titik air yang jatuh dari anggota wudhu itu. Dari sisi inilah kita dapat melihat bagaimana shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana ayat yang kita bacakan di awal khutbah ini. Namun, semuanya itu dapat kita capai apabila shalat kita kerjakan dengan khusyu. Kaum muslimin sidang Jumat yang mulia ! Yang dimaksud dengan khusyu adalah konsenterasi hati dan fikiran kepada Allah di dalam shalat. Mata harus ditujukan ke tempat sujud, dan badan menghadap ke arah kiblat. Di dalam shalat juga harus ditimbulkan rasa takut (khauf) kepada Allah, takut akan siksaan Nya yang amat pedih bila tidak mentaati perintah dan larangan Nya. Namun juga ditanamkan rasa harap akan limpahan nikmat dan kasih sayang Nya. Kekhusyuan shalat juga akan memancarkan sinar keperibadian yang luhur di dalam diri seorang mukmin. Yang ditandai antara lain: (1)Senantiasa memelihara lidah dari ucapan-ucapan omong kosong dan yang menimbulkan kerusakan; (2) taat membayar zakat; (3) memelihara kehormatan diri dengan jalan mengendalikan nafsu seksual; (4) senantiasa dapat dipercaya (amanah) dan menepati janji (5) dan memelihara shalat baik waktu maupun rukun-syaratnya. Untuk itu semua Allah telah menyediakan bagi kita balasan berupa kenikmatan surga Firdaus. (Q.S.Al-Mukminun: 1-11). Kaum muslimin, sidang Jumat yang mulia ! Dari seluruh uraian yang sudah kita kemukakan terdahulu dapatlah kita simpulkan: 1. Shalat adalah kewajiban pokok bagi seorang muslim dan merupakan pilar dari ajaran Islam. Belumlah sempurna keislaman kita bila kita mengabaikan shalat yang lima waktu. Apalagi meninggalkannya. Karena itu, Nabi kita menegaskan bahwa shalat itu menjadi pembeda antara Muslim dan kafir. 2. Shalat tidak hanya sekedar kewajiban tapi juga merupakan wahana pebentukan keperibadian yang kokoh dan budi pekerti yang mulia. Banyak hikmah dan manfaat yang dapat kita petik dari padanya, seperti memelihara kebersihan badan, kebesihan hati dan fikiran, melatih disiplin dan konsentrasi, serta menjauhi keji dan munkar. 3. Karena itu, melalui mimbar Jumat ini khatib menghimbau kita semua. Marilah kita tegakkan shalat itu secara teratur, baik waktu-waktunya, maupun rukun-syaratnya. Dari 24 jam kita diberi Allah waktu dalam sehari semalam hanya sebagian kecil saja kita diminta menyisihkannya untuk menghadap Nya. Hanya hati yang khusyulah yang mampu melakukannya. Sedangkan bagi hati yang sombong penuh keingkaran akan merasa berat baginya. Semoga dengan shalat, hidup kita senantiasa terpelihara dari dosa-dosa. Melalui shalat kita capai ketenangan hati dan fikiran kita. Melalui shalat kita kadukan semua persoalan kita kepada Nya. Dan dengan shalat pula surga Nya dapat kita raih. Amin. *

Khutbah Kedua - ! * SYARAT, RUKUN, DAN SUNAT KHUTBAH SYARAT KHUTBAH 1. Khutbah dimulai sesudah tergelincir matahari (setelah masuk waktu zuhur) 2. Khatib harus suci dari hadas dan najis 3. Khatib harus menutup aurat 4. Khatib hendaklah berdiri jika mampu 5. Khatib hendaklah menggunakan suara yang lantang kira-kira terdengar bagi seluruh jemaah 6. Khatib hendaklah duduk sejenak antara dua khutbah 7. Tertib, baik rukun-rukun maupun jarak waktu antara dua khutbah, dan harus beruntun antara khutbah dan shalat Jumat RUKUN KHUTBAH 1. Tahmid, yaitu mengucapkan Alhamdulillah 2. Syahadatain (membaca dua kalimat syahadat) 3. Shalawat, yaitu mengucpkan shalawat kepada Nabi, Saw 4. Wasiat kepada taqwa 5. Membaca ayat Al-Qur`an 6. Doa untuk kaum muslimin dan muslimat SUNAT KHUTBAH Adapun hal-hal yang disunatkan dalam khutbah sbb: 1. Khutbah itu dilakukan di atas mimbar atau di tempat yang agak tinggi 2. Diucapkan dengan kalimat yang fasih, terang, jelas dan mudah difahami 3. Khatib hendaklah tetap menghadap jemaah dan jangan berputar-putar 4. Khatib Membaca surat Al-Ikhlas sewaktu duduk antara dua khutbah 5. Menertibkan empat rukun pertama 6. Khatib hendaklah memberi salam 7. Khatib hendaklah duduk di mimbar setelah memberi salam (saat azan dikumandangkan) ISI KHUTBAH Khutbah hendaklah berisi pesan-pesan atau nasihat-nasihat kepada kaum muslimin supaya mentaati Allah dan Rasul Nya, melaksanakan perintah Nya dan menjauhi larangannya.

Anda mungkin juga menyukai