Anda di halaman 1dari 2

SERA MBI

PESANTREN

Edisi No. 165 Jum'at Wage/Maret 2014

bedug

MUHASABAH
Al usul : ABD. AZIS, S.Kom, S.Sos.I Ketua RMI-NU Kota Probolinggo
ANUSIA adalah gudangnya salah dan keliru. Tak ada manusia yang lepasa dari salah dan dosa. Karena itu, perlu melakukan muhasabah terhadap dosa-dosa kita. Sebab, kesalahan terkadang terjadi diluar kesengajaan. Sehingga muhasabah merupakan satu-satunya jalan bagi kita untuk mengetahui kesalahan-kesalahan kita untuk memperbaikinya untuk kehidupan selanjutnya. Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, artinya secara etimologis melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari, muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik bersifat vertikal, hubungan dengan Allah, maupun horisontal, hubungan dengan sesama manusia. Ia merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT. Urgensi muhasabah terlihat dalam empat hal berikut. Pertama, muhasabah merupakan perintah Allah, sebagaimana firman-Nya, Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr [59]: 18). Sedangkan, melanggar perintah Allah jelas akan membawa petaka. Menurut Imam Ibnu Katsir, makna ayat ini adalah Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Dan lihatlah amal-amal

gatakan, Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya. Keempat, muhasabah adalah kunci sukses kehidupan manusia unggul, seperti generasi terbaik umat ini, para sahabat. Sejarah mencatat, kehidupan mereka tidak pernah sepi dari muhasabah. Padahal, mereka orang yang ahli ibadah, jihad, aktif melakukan kebaikan dan perbaikan. Meskipun demikian, mereka tetap merasa takut. Janganjangan amal mereka tidak diterima oleh Allah SWT. Abu Bakar Ash Shiddiq misalnya, pernah memegang lidahnya sambil mengatakan, Lidah inilah yang menjerumuskan saya ke dalam banyak lobang (kesalahan). Beliau sering menangis dan pernah berkata, Demi Allah, sungguh saya berharap bisa menjadi pohon yang dimakan dan dilumat tanpa diminta pertanggungjawaban. Umar bin Khathab saking seringnya menangis, sampai terlihat di wajahnya dua goresan hitam bekas tangisan. Diriwayatkan pula, beliau memukul kedua kakinya dengan cemeti apabila malam telah larut seraya berkata, Apa yang telah kamu perbuat hari ini? Selain itu, Utsman bin Affan setiap kali berhenti di kuburan selalu menangis sampai air matanya membasahi jenggotnya. Beliau berkata, Seandainya aku ada di antara surga dan neraka, tidak tahu aku diperintahkan masuk ke mana, niscaya aku akan memilih untuk menjadi abu saja sebelum aku tahu ke mana aku ditempatkan! Begitu pula dengan Ali bin Abi Thalib, beliau dikenal banyak menangis dan takut serta rajin muhasabah. Di tengah kehidupan bangsa yang blepotan dengan dosa dan terlilit krisis multidimensional maka ajakan muhasabah kepada semua elemen bangsa merupakan solusi bagi kemakmuran dan kesejahteraan negeri ini. Insya Allah.

Edisi No. 165 Jum'at Wage/Maret 2014

saleh yang telah kalian tabung untuk diri kalian pada hari kembali kalian dan pertemuan kalian dengan Rabb kalian.. (Tafsir Ibnu Katsir V/69). Sebelumnya, Umar bin Khathab pernah berkata, Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang karena lebih mudah bagi kalian menghisab diri kalian hari ini daripada besok (hari kiamat). Dan bersiaplah untuk menghadapi pertemuan terbesar. Ketika itu, kalian diperlihatkan dan tidak ada sesuatu pun pada kalian yang tersembunyi.(Az Zuhd, Ahmad bin Hambal, h. 177). Kedua, muhasabah termasuk Qadhaaya Imaniyah, diskursus keimanan. Artinya, barometer keimanan seorang mukmin sangat ditentukan oleh sejauh mana ia menerapkan muhasabah dalam kehidupannya. Untuk itu, perintah muhasabah dalam ayat di atas diawali dengan seruan mesra pada orang-orang beriman,Ya ayyuhalladziina aamanuu. Maka, keimanan tanpa muhasabah adalah hampa, bahkan dapat berbuah nestapa. Ketiga, muhasabah adalah karakter orang bertakwa. Hal ini terlihat jelas ketika perintah muhasabah pada ayat tadi diapit oleh dua kali perintah takwa, Bertakwalah kepada Allah. Berarti, mustahil seseorang sampai pada derajat takwa ketika tidak pernah mengiringi kehidupannya dengan muhasabah. Padahal, surga disiapkan Allah SWT hanya bagi orang-orang yang bertakwa (QS Ali Imran [3]: 133). Seorang dari generasi tabiin, Maimun bin Mihran (wafat 117 H), men-

Politik Licik Pangkal Kesengsaraan Wong Cilik


MIMBAR
Oleh: Hj. Rukmini Buchori, SH
Walikota Probolinggo

Utamakan Rakyat, Tinggalkan Politik Kotor


ENCITRAAN politik, kini memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pentas politik di tanah air. Citra politik seseorang dapat diciptakan, dibangun dan diperkuat melalui proses kognitif dan afektif. Semua kegiatannya tentu saja tak berlepas dari media massa. Salah satu bentuk pencitraan yang dilakukan oleh para elit politik adalah Politik Santun. Pendekatan itu sangat besar pengaruhnya di tengah budaya Indonesia yang mengunggulkan cita rasa tinggi (high-context culture). Sebenarnya, politik santun telah lama menjadi bagian dinamika kehidupan perpolitikan di tanah air. Secara umum, berpolitik itu akrab

dengan permaian kotor sehingga tidak ada politisi yang benar-benar suci. Karena itu, tinggi rendahnya integritas moral seseorang dalam berpolitik menentukan integritas kepribadian dan kualitas politisi tersebut. Dengan masih adanya politisi kita yang bermoral, memungkinkan kita bisa berharap akan adanya perbaikan politik dan moral bangsa yang sedang bobrok jatuh di titik nadir. Sebab, apa artinya kita mendengar begitu banyaknya politisi terus-menerus mengkhotbahi masyarakat dengan kebaikan bila dari diri mereka sendiri tidak mencerminkan citra yang terpuji. Harapan kita semoga di negeri ini

masih ada politisi-politisi yang jujur, berintegritas, kredibel, dan santun, yang senantiasa memerhatikan etika dan moral dalam berpolitik. Sebab, moral merupakan pusat orientasi sikap dan perilaku manusia. Atau bisa dikatakan, bahwa inti dari seluruh dinamika politisi adalah moral. Dan mari kita ciptakan suasana politik yang kondusif, humanis, santun, penuh moralitas dan etika. Pada hakikatnya berpolitik, semata-mata untuk melakukan pengabdian dan semata-mata terpanggil untuk memperbaiki tata kehidupan rakyat. Karena itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam politik jangan sampai hilang akibat cara-cara politik kotor.

RUBRIK
Mimbar Utamakan Rakyat, Tinggalkan Politik Kotor Khutbah Pesantren Merajut Politik Santun dan Bermoral Serambi Pesantren Muhasabah

REDAKSI
Penerbit: Bedug Institute, Penanggung Jawab: RMI-NU Kota Probolinggo, Pemimpin Umum: Abd Azis, S.Kom,. S.Sos.I, Pemimpin Redaksi: Mushafi Miftah, M.H, Sekretaris Redaksi: Lukman Hakim Ai, Redaktur: M. Agus S,Pd.I., Hasanuddin M.H.I, Maulana Malik Ibrahim, Tata Letak: Badrut Tamam Khafi, Keuangan dan Sirkulasi: Ahmad Syafiie, Imam Mahmudi, Alamat Redaksi: Perumnas Jl. Mastrip blok C-22, No. Tlp: 081336800282, E-mail: beduginstitute@ymail.com. Iklan: Redaksi menerima pemasangan iklan. Harga langganan 50 eksemplar Rp. 25.000

Edisi No. 165 Jum'at Wage/Maret 2014

Khutbah Pesantren

3
Edisi No. 165 Jum'at Wage/Maret 2014

Merajut Politik Santun dan Bermoral


ENJELANG pemilihan umum calon anggota legislatif (Pileg) pada tanggal 9 April 2014 suhu politik mulai memanas. Dengan berbagai gerakan politik telah dilakukan oleh calon anggota legislatif (caleg) maupun partai politik. Dalam proses kampanye atau pencarian suara dimungkinkan terjadi benturan antara sesama politisi atau partai politik (Parpol). Sehingga dimungkinkan adanya konflik akibat gesekan politik. Karenanya, sebagai publik figur dan calon pemimpin bangsa, para politisi hendaknya menampilkan politik santun dan bermoral. Politik santun dan bermoral merupakan cara berpolitik yang didasarkan pada nilai-nilai sosial budaya atau politik yang tidak hanya didasarkan pada ambisi kekuasaan tapi didasarkan pada nilai-nilai kerakyatan dan kebangsaan. Jika kekuasaan yang dijadikan dasar politiknya, maka dimungkinkan melakukan dan menghalalkan segala cara dalam berpolitik untuk menggapai keinginannya. Secara filosofis, politik adalah kesantunan. Politik adalah martabat dan harga diri sehingga dalam berpolitik seseorang harus memiliki keutamaan moral. Prakteknya, politik adalah ilmu dan seni yang berorientasi pada upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, manakala kepentingan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat terabaikan maka sesungguhnya hal ini telah menodai politik itu sendiri. Makna Politik Politik adalah sebuah media strategi yang dilegalkan di negeri ini untuk menghimpun kesepahaman bersama membangun konstruksi kehidupan berbangsa dan bernegara sampai pada tataran paling kecil dan sederhana. Kita semua mahfum bahwa berpolitik adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah

tatanan yang telah disepakati oleh sebuah kelompok masyarakat baik secara sadar (tertulis) maupun tidak. Bahkan sampai pada sekelompok orang yang berdiam di suatu tempat, yang sama sekali belum menata interaksi sosial mereka kedalam satu tatanan baku sekalipun, secara tak sadar sudah mempraktekkan strategi berpolitik. Sehingga dengan demikian berpolitik sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Politik dalam keberadaannya ternyata mampu menyatukan sebuah komunitas masyarakat yang berbeda pemahaman, ideologi serta pandangan hidup kedalam satu kesepakatan sosial yang teratur tata cara pengelolaan komunitasnya itu sendiri. Sejarah dunia telah mencatat banyak keberhasilan-keberhasilan politik secara langsung maupun tidak, dimana keberadaannya telah mampu mengeliminasi perbedaan yang ada didalam suatu komunitas tertentu sehingga menjadi satu komunitas yang bersepakat dalam bahasa Politik untuk mengatur segala bentuk aktifitas berbangsa dan bermasyarakat. Politik dalam Islam KH. Syafrudin Syarif Katib PWNU Jawa Timur mengatakan, Islam mengajarkan garis-garis dalam berpolitik. Dalam sejarah Islam kita semua mengetahui, bagaimana Nabi Muhammad SAW lewat kehidupan berpolitiknya (siyasah) telah berhasil mempersatukan sebahagian besar ummat manusia diseluruh dunia kedalam satu pemahaman bersama yakni Islam walaupun saat ini dalam Islam itu sendiri ada banyak sekte atau aliran yang memiliki pemahaman dan cara pandang berbeda. Lebih lanjut Kiai Syafrudin mengatakan, politik yang kita kenal hari ini tidak lebih dari sebuah strategi yang semestinya

memiliki keinginan luhur seperti yang tertuang dalam akan tetapi ikut memberikan mem contoh dengan Ahlak yang baik, Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi (terutama yang Muslim) menjadi unyi yang dan kita sebagai politisi p berkeinginan luhur, agar supaya berkehidupan ehidupan satu kewajiban untuk mencontoh dan mempraktekan kebangsaan yang bebas adil dan makmur. ini,tambahnya. . politik model in Jika demikian keberadaannya, maka semesAllah SWT telah menyatakan Di dalam Al-Quran, A tinya pelaku-pelaku Politik disemua tingkatan bahwa sesungguhnya di dalam diri Rangkatan dengan jelas b hendaknya memiliki semangat yang sama itu adalah suri tauladan yang ma dalam sulullah (Muhammad) (Muh menjalankan praktek-praktek politiknya, a, karena baik. Dari segi se kuwalitas keampuhan serta kedigdaysesungguhnya jiwa dari politik yang dijalankan lankan itu aan dari politik polit (siyasah) yang dicontohkan oleh Rasendiri adalah mencita-citakan keluhuran benar-benar nampak dan teruji, n dan sulullah sudah s kemaslahatan ummat,jelasnya. katakanlah dalam mendirikan negara Madinah katakan Hari ini coba kita refleksi sejarah yang makmur, dan dalam lingkup yang palperpolitikan di Indonesia khususnya di luas sempat mempersatukan sebahagian ing l daerah kita Kota Probolinggo, apakah besar benua yang membentang dari Afrika bes dalam prakteknya telah dijiwai dan diEropa Asia yang dikendalikan dengan E landaskan pada UUD 1945, dan akar khilafah Islamiyyah. kh budaya serta moralitas atau belum Dengan alasan-alasan tersebut, maka sama sekali, jawaban serta penilaian hendaknya para politisi hari ini terpangh tentunya tergantung pada kita sendiri. gil kembali untuk mempraktekkan sebaSebagai otokritik, jika kita memberihagian atau bila perlu secara menyeluKH. Abd. Aziz Fadhal kan penilaian secara jujur dan terbuka ruh praktek-praktek berpolitik yang tentunya praktek perpolitikan kita santun, bermartabat dan bermoral. saat ini sangat carut-marut dan tidak Dalam konteks yang paling kecil dan beraturan serta masih sangat jauh dari nilai-nilai luhur baik sederhana untuk mencapai target-terget politik yang positif dan secara nasional maupun kedaerahan, ini disebabkan oleh se- baik hendaknya kita meninggalkan cara-cara haram dan tidak mangat luhur untuk menciptakan kehidupan kebangsaan dan bermoral seperti menggunakan politik uang (money politic), kemasyarakatan yang bebas, adil dan makmur belum menjadi kampanye yang saling menjatuhkan, gontok-gontokan (black landasan yang benar-benar terpatri dalam benak politisi-politisi campaign), serta praktek praktek pembodohan kepada rakyat kita saat ini. kita sendiri dengan memberikan janji-janji muluk yang sangat Sementara itu, dalam kesempatan berbeda KH. Azis Fadhal mustahil di realisasikan secara pribadi. Rois Suriyah PCNU Kota Probolinggo mengatakan, bila kita inHal itu merupakan bentuk sederhana praktek politik yang gin memperbaiki keadaan, maka yang terlebih dahulu terpatri sangat diyakini jika kita mempraktekkannya mulai saat ini didalam diri kita hari ini adalah memiliki keinginan untuk mem- harapkan kedepan akan dapat merubah wajah perpolitikan kita bangun/menciptakan suasana politik yang benar-benar ber- yang korengan dan bopeng. Inilah esensi dari politik santun dan muara pada kemaslahatan rakyat kita sendiri, hendaknya kita bermoral yang sementara ini kita gaung-gaungkan dengan hasemua terutama para politisi memperbaharui niat dan kembali rapan menciptakan kehidupan masyarakat dalam semua aspek pada niat awal yang menyemangati kita untuk mem- mencapai kemakmuran yang berkeadilan, serta adil dalam kemakmuran. peroleh kekuasaan/ kedudukan politis. makm Jika kita mengamati Akhirnya, dalam soal politik, kita perlu mengejewantahkan secara A dari Siyasah yang telah ajara ajaran politik NU. Dimana NU mengajarkan politik tingkat seksama makna oleh Nabi Muham- tingg tinggi yaitu, politik kebangsaan, kerakyatan dan etika berpolid i c o nt o h k a n kebangsaan berarti NU harus dan proaktif mempermad SAW, sebenarnya adalah ber- tik. Politik P santun dan bermoral tahan tahankan NKRI sebagai wujud final negara bagi bangsa Indopolitik secara nesia. Politik kerakyatan antara lain bermakna NU harus aktif dimana Rasulullah tidak hanya nesia memberikan penyadaran tentang hak-hak dan kewajiban rakybersiasat dalam memperjuang- mem melindungi dan membela mereka dari perlakuan sewenangkan kemaslahatan ummat Islam, at, m wenang dari pihak manapun. Hal ini agar berlangsung kehiduwena yang santun dan bermoral yang tidak menghalalkan pan politik p segala cara,tandasnya. segal

KH. Syafruddin Syarif

Anda mungkin juga menyukai