Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Kasus 1 : CV Cahaya Logam

Pada tanggal 3 Mei 2013, Sebuah Industri kecil ilegal di RT 3/4, Kampung Bayur Ropak, Desa Lebak Wangin, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang terlibat dalam kasus Hukum Ketenaga Kejraan, kasus tentang penyiksaan tenaga kerja diantaranya adalah : penyekapan, penganiayaan dan tidak di beri upah selama berbulan-bulan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, perbudakan yang terjadi di pabrik panci atau kuali Tangerang terjadi karena sulitnya pengawasan industri skala kecil. Industri skala kecil dengan karyawan kurang dari 100 orang bersifat tertutup. Sementara, dia juga tidak membantah industri skala kecil itu kemungkinan ada beking aparat. Dengan ini kasus terus berjalan hingga penetapan hukuman atas terpidana (Yuki Irawan, Tedi Sukarno (35), Sudirman (34), Nurdin alias Umar (25), dan Jaya (30)) terkena pasal berlapis yaitu : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yakni Pasal 333 tentang Perampasan Kemerdekaan Prang, 2. Pasal 351 tentang Penganiayaan, 3. Pasal 24 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, 4. Pasal 88 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, 5. Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang. 6. Pasal 372 KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan.

Kesimpulan : Pertama, Dinas tenaga kerja perlu mengupayakan sistem dan metode pengawasan terpadu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kelurahan dan atau kecamatan untuk melakukan pengawasan secara langsung ke lapangan secara periodik. Pengawasan yang dilakukan seharusnya tidak terbatas pada pengusahanya tetapi juga bertemu langsung dengan tenaga kerjanya. Kedua, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan terstruktur tentang UU Ketenagakerjaan dan peraturan yang berkaitan kepada semua pelaku usaha baik dalam bentuk usaha berbadan hukum atau tidak, milik perorangan, milik persekutuan,

milik badan hukum, baik swasta maupun milik negara, skala kecil dan menengah.

Pembahasan Kasus 2 : 10 Oktober 2013 Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Pertambangan dan Energi, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE SBSI) melakukan aksi unjuk rasa di depan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) dan SKK Migas Sumbagut. Aksi unjuk rasa ini dikarenakan gaji dibawah standart UMR selama 10 bulan terakhir, dimana gaji pegawai yang diberikan sama dengan tahun lalu Rp.1.530.000 setelah Januari seharusnya ada kenaikan BBM sebsesar Rp.2.250.000. Dengan ini seharusna kasus PT.Chervon Pasifiv dikenakan pasal 89 dimana : Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 89 UU Ketenagakerjaan. Dalam hal pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum yang telah ditentukan tersebut, dapat dilakukan penangguhan yang tata cara penangguhannya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP.231/MEN/2003 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum. Sumber :
http://www.hukumtenagakerja.com/pengupahan-dalam-undang-undangketenagakerjaan/#sthash.J2IyJmUw.dpuf

Anda mungkin juga menyukai